Apapun yang kita lakukan kalau konsentrasi kita hanya kepada Allah, itulah ikhlas...
Allah berfirman,
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian.(Al-Baqarah[2]: ayat 264)
Orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amalnya diterima oleh Allah. Seorang Da’i yang tulus ikhlas tidak perlu merekayasa kata-kata agar penuh pesona, penuh rasa humor, tapi setiap kata yang ia ucapkan benar-benar menjadi kata yang disukai oleh Allah.Dan dalam menyampaikan kebenaran itu hendaknya dilakukan semata-mata hanya karena mengharap ridha Allah saja dan bukan karena amplopnya. Bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, selebihnya terserah Allah. Kalau ikhlas walaupun sederhana kata-kata yang ia ucapkan, Allah-lah yang akan memberi petunjuk kepada siapa yang Allah kehendaki. Oleh karena itu, jangan terjebak oleh rekayasa-rekayasa manisnya ucapan. Allah sama sekali tidak membutuhkan rekayasa apapun dari manusia. Allah Maha Tahu segala isi hati manusia, Maha Tahu segalanya.
Seorang hamba yang ikhlas akan merasakan ketentraman dan kebersihan jiwa, ketenangan lahir dan batin. Betapa tidak? Karena ia tidak diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan pujian, penghargaan, dan imbalan. Kita tahu bahwa penantian adalah suatu hal yang tidak menyenangkan. Begitu pula menunggu diberi pujian, juga menjadi sesuatu yang tidak nyaman. Lebih getir lagi kalau yang kita lakukan ternyata tidak dipuji, pasti kita akan kecewa. Tapi bagi seorang hamba yang ikhlas, ia tidak akan pernah mengharapkan apapun dari siapapun...
Orang yang tidak ikhlas akan sering tersinggung dan kecewa karena ia memang terlalu banyak berharap. Karenanya biasakanlah saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, kalau sudah berbuat sesuatu, kita lupakan perbuatan itu. Kita titipkan saja disisi Allah yang pasti aman. Jangan pula disebut-sebut, diingat-ingat, nanti malah berkurang atau bahkan hilang sama sekali nilai pahalanya.
Semoga Allah mengaruniakan kepada kita semua dengan hati yang selalu ikhlas. Betapapun kita melakukan sesuatu amalan hingga menghabiskan jutaan rupiah, bersimpuh keringat, habis tenaga dan pikiran, kalau tidak ikhlas melakukannya, tidak akan ada nilainya di hadapan Allah SWT. Seseorang yang menginfaqkan hampir seluruh harta yang dimilikinya, kalau hanya ingin disebut sebagai dermawan, ia pun tidak akan memiliki nilai apapun. Mengumandangkan adzan setiap waktu shalat, tapi selama adzan bukan Allah yang dituju, hanya sekedar ingin memamerkan keindahan suaranya supaya dikagumi para jamaah, maka itu hanya teriakan-teriakan yang tidak bernilai di hadapan Allah SWT.
Ikhlas, terletak pada niat dihati. Luar biasa sekali pentingnya niat ini, karena niat adalah pengikat amal. Orang-orang yang tidak pernah memperhatikan niat yang ada di dalam hatinya, siap-siaplah untuk membuang waktu, tenaga, pikiran dan harta. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi amat penting dan akan membuat hidup ini sangat mudah, indah, nyaman dan bermakna.
Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan kepentingan pribadi atau imbalan duniawi dari apa yang ia lakukan. Konsentrasi orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT.
Sebagai contoh disaat kita sedang memasukkan uang ke dalam kotak infaq, maka fokus pikiran kita tidak ke kiri dan ke kanan, tapi pikiran kita terfokus bagaimana agar uang yang kita infaqkan itu diterima di sisi Allah SWT, kalau perlu tidak usah kita lihat berapa rupiah yang kita ambil dari dompet dan kemudian kita masukkan kedalam kotak amal...
Semoga kita semua dalam beramal shalih, baik yang secara terang-terangan ataupun yang tersembunyi benar-benar kita lakukan ikhlas hanya karena Allah SWT,dengan hanya mengharap ridha-Nya,dan tidak mengharapkan pujian dari siapapun...
Salam..........
Allah berfirman,
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian.(Al-Baqarah[2]: ayat 264)
Orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amalnya diterima oleh Allah. Seorang Da’i yang tulus ikhlas tidak perlu merekayasa kata-kata agar penuh pesona, penuh rasa humor, tapi setiap kata yang ia ucapkan benar-benar menjadi kata yang disukai oleh Allah.Dan dalam menyampaikan kebenaran itu hendaknya dilakukan semata-mata hanya karena mengharap ridha Allah saja dan bukan karena amplopnya. Bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, selebihnya terserah Allah. Kalau ikhlas walaupun sederhana kata-kata yang ia ucapkan, Allah-lah yang akan memberi petunjuk kepada siapa yang Allah kehendaki. Oleh karena itu, jangan terjebak oleh rekayasa-rekayasa manisnya ucapan. Allah sama sekali tidak membutuhkan rekayasa apapun dari manusia. Allah Maha Tahu segala isi hati manusia, Maha Tahu segalanya.
Seorang hamba yang ikhlas akan merasakan ketentraman dan kebersihan jiwa, ketenangan lahir dan batin. Betapa tidak? Karena ia tidak diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan pujian, penghargaan, dan imbalan. Kita tahu bahwa penantian adalah suatu hal yang tidak menyenangkan. Begitu pula menunggu diberi pujian, juga menjadi sesuatu yang tidak nyaman. Lebih getir lagi kalau yang kita lakukan ternyata tidak dipuji, pasti kita akan kecewa. Tapi bagi seorang hamba yang ikhlas, ia tidak akan pernah mengharapkan apapun dari siapapun...
Orang yang tidak ikhlas akan sering tersinggung dan kecewa karena ia memang terlalu banyak berharap. Karenanya biasakanlah saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, kalau sudah berbuat sesuatu, kita lupakan perbuatan itu. Kita titipkan saja disisi Allah yang pasti aman. Jangan pula disebut-sebut, diingat-ingat, nanti malah berkurang atau bahkan hilang sama sekali nilai pahalanya.
Semoga Allah mengaruniakan kepada kita semua dengan hati yang selalu ikhlas. Betapapun kita melakukan sesuatu amalan hingga menghabiskan jutaan rupiah, bersimpuh keringat, habis tenaga dan pikiran, kalau tidak ikhlas melakukannya, tidak akan ada nilainya di hadapan Allah SWT. Seseorang yang menginfaqkan hampir seluruh harta yang dimilikinya, kalau hanya ingin disebut sebagai dermawan, ia pun tidak akan memiliki nilai apapun. Mengumandangkan adzan setiap waktu shalat, tapi selama adzan bukan Allah yang dituju, hanya sekedar ingin memamerkan keindahan suaranya supaya dikagumi para jamaah, maka itu hanya teriakan-teriakan yang tidak bernilai di hadapan Allah SWT.
Ikhlas, terletak pada niat dihati. Luar biasa sekali pentingnya niat ini, karena niat adalah pengikat amal. Orang-orang yang tidak pernah memperhatikan niat yang ada di dalam hatinya, siap-siaplah untuk membuang waktu, tenaga, pikiran dan harta. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi amat penting dan akan membuat hidup ini sangat mudah, indah, nyaman dan bermakna.
Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan kepentingan pribadi atau imbalan duniawi dari apa yang ia lakukan. Konsentrasi orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT.
Sebagai contoh disaat kita sedang memasukkan uang ke dalam kotak infaq, maka fokus pikiran kita tidak ke kiri dan ke kanan, tapi pikiran kita terfokus bagaimana agar uang yang kita infaqkan itu diterima di sisi Allah SWT, kalau perlu tidak usah kita lihat berapa rupiah yang kita ambil dari dompet dan kemudian kita masukkan kedalam kotak amal...
Semoga kita semua dalam beramal shalih, baik yang secara terang-terangan ataupun yang tersembunyi benar-benar kita lakukan ikhlas hanya karena Allah SWT,dengan hanya mengharap ridha-Nya,dan tidak mengharapkan pujian dari siapapun...
Salam..........