IBLIS bernama Azazil dan selanjutnya hidup di kalangan malaikat, Ia berbakti kepada Allah ribuan tahun lamanya hingga derajat kerohaniannya mencapai derajat malaikat agung, dalam khazanah Sufi, sesungguhnya malaikat merupakan makhluk yang memiliki kesadaran rohani yang tinggi dan berwujud cahaya,
Ketika Allah memerintahkan para malaikat bersungkur sujud di hadapan Adam mereka semua bersujud, kecuali Azazil..
Maka terjadi dialog antara Allah dengan Azazil seperti diterangkan dalam kitab at-Tawasin karya besar Mansur al-Hallaj:
Allah bertanya pada Azazil, ” Mengapa kau enggan bersujud pada Adam ? ”,
Azazil menjawab, ” Tiada yang patut kuagungkan selain Diri-Mu ”.
Allah bertanya balik, ” Meskipun kau akan menerima kutukan-Ku ? ”.
Azazil menjawab, ” Tidak mengapa, karena hasrat hatiku tak sudi condong pada yang lain selain Diri-Mu …
Kemudian Azazil bersyair: “ Kendati Kau membakarku dengan Api Suci-Mu yang menyala-nyala untuk selamanya , aku tak akan pernah sudi tunduk pada kesadaran ego (manusiawi) pernyataanku berasal dari hati yang tulus dalam Cinta aku memiliki kemenangan, bagaimana tidak ?”
Azazil melanjutkan syairnya: “Sesungguhnya tiada jarak yang memisahkan Dikau denganku ketika tujuan tercapai kedekatan dan jarak adalah satu, kendati aku ditinggal derita keadaan itu akan menjadi karibku
jika Kasih itu satu, bagaimana kita bisa berpisah?
dalam kemurnian yang mutlak,
Diri-Mu kuagungkan bagi seorang hamba dengan hati yang benar bagaimana dia menyembah sesuatu selain Dikau YA ILAHI ROBBI ?”
Ribuan kali, Yang Maha Mengetahui memerintahkan Azazil bersujud, tetapi dia tetap enggan,..
lalu ia bersyair: “Ya Allah, segala sesuatu termasuk diriku ini adalah milik-Mu
Kau telah memberikan ku pilihan, namun Kau telah menentukan pilihan-Mu bagiku, jika Engkau melarangku dari bersujud,
Kau adalah Pelarang, Jika aku salah paham, jangan Kau tinggalkan daku, jika Kau menginginkanku bersujud dihadapannya, hamba patuh namun tak seorangpun lebih mengetahui tentang Maksud-Mu selain Nuraniku ini”..
Atas penolakannya, Yang Maha Pengasih menganugerahkan “Kafir” pada Azazil berupa kutukan dan penderitaan.. dengan pasrah, tanpa bertanya lagi, tanpa mengeluh,
ia IBLIS menerima Anugerah-Nya yang tertinggi, sekaligus terberat.
WALAU HARUS DI LAKNAT IBLIS HANYA MAU SUJUD KEPADA ALLAH SWT
Dan menolak sujud pada ADAM alaihissalam
Allah bertanya pada Azazil, ” Mengapa kau enggan bersujud pada Adam ? ”,
Azazil menjawab, ” Tiada yang patut kuagungkan selain Diri-Mu ”.
Allah bertanya balik, ” Meskipun kau akan menerima kutukan-Ku ? ”.
Azazil menjawab, ” Tidak mengapa, karena hasrat hatiku tak sudi condong pada yang lain selain Diri-Mu …
Kemudian Azazil bersyair: “ Kendati Kau membakarku dengan Api Suci-Mu yang menyala-nyala untuk selamanya , aku tak akan pernah sudi tunduk pada kesadaran ego (manusiawi) pernyataanku berasal dari hati yang tulus dalam Cinta aku memiliki kemenangan, bagaimana tidak ?”
Azazil melanjutkan syairnya: “Sesungguhnya tiada jarak yang memisahkan Dikau denganku ketika tujuan tercapai kedekatan dan jarak adalah satu, kendati aku ditinggal derita keadaan itu akan menjadi karibku
jika Kasih itu satu, bagaimana kita bisa berpisah?
dalam kemurnian yang mutlak,
Diri-Mu kuagungkan bagi seorang hamba dengan hati yang benar bagaimana dia menyembah sesuatu selain Dikau YA ILAHI ROBBI ?”
Ribuan kali, Yang Maha Mengetahui memerintahkan Azazil bersujud, tetapi dia tetap enggan,..
lalu ia bersyair: “Ya Allah, segala sesuatu termasuk diriku ini adalah milik-Mu
Kau telah memberikan ku pilihan, namun Kau telah menentukan pilihan-Mu bagiku, jika Engkau melarangku dari bersujud,
Kau adalah Pelarang, Jika aku salah paham, jangan Kau tinggalkan daku, jika Kau menginginkanku bersujud dihadapannya, hamba patuh namun tak seorangpun lebih mengetahui tentang Maksud-Mu selain Nuraniku ini”..
Atas penolakannya, Yang Maha Pengasih menganugerahkan “Kafir” pada Azazil berupa kutukan dan penderitaan.. dengan pasrah, tanpa bertanya lagi, tanpa mengeluh,
ia IBLIS menerima Anugerah-Nya yang tertinggi, sekaligus terberat.
WALAU HARUS DI LAKNAT IBLIS HANYA MAU SUJUD KEPADA ALLAH SWT
Dan menolak sujud pada ADAM alaihissalam