Melaksanakan Rukun 13 spti berdiri, rukuk, sujud dan duduk dan termasuk rukun-rukun qalbi dan qauli, itu baru dikatakan perbuatan sholat, tetapi manakah sholat itu dan siapakah pemilik sebenar sholat itu?
Bagi pendapat di kalangan ahli sufi, selagi seseorang itu tdk merasakan Lamaujuda illallah di dlm melaksanakan kewajiban sholat,
belumlah lagi dikatakan ia telah menunaikan kewajiban sholat. Justeru
itulah, mengapa ahli sufi tdk mengharapkan khusyuk atau perlu memahami
bacaan-bacaan sholat.
Apa yg penting ialah seseorang itu sampai kepada tingkatan rasa Lamaujuda ilallah bahwa tidak ada dirinya di dalam sholat itu kecuali Allah saja yang ada dan melaksanakan segala perbuatan sholat itu.
Seseorang yg masih merasakan ada wujudnya sendiri dan mengaku ia yang melakukan sholat, itulah tanda belum sampai kepada tauhid dan hanya menyembah dirinya sendiri.
Seseorang yg sampai kepada tingkatan tauhid, tidak ada perasaan baginya sebagai memiliki sholat itu. Di dalam Lamaujuda ilallah itulah dia memperolehi rasa ketenangan yang luarbiasa, tanpa gangguan-gangguan yang menghalang sholatnya, dan pada ketika itulah dikatakan sesungguhnya sholat itu adalah mikraj bagi setiap mukmin.
Tujuan sholat bagi ahli sufi bukanlah krn mendambakan ganjaran pahala, tetapi untuk menghilangkan perasaan wujudnya dan menyatakan Allah saja.
Sholat itu adalah milik Allah dan telah ada sejak di Azali lagi sebelum jasad manusia itu lahir utk mengerjakan perintah sholat. Maka sebelum manusia melaksanakan sholat, sholat itu telah pun terlebih dahulu ada di Lauh Mahfudz,
siapakah yg mengerjakannya? Fikirkanlah.... mengapakah Nabi Muhammad s.a.w. diundang naik ke Sidrahtul Muntaha untuk menerima anugerah sholat?
Memang benar Allah tdk dapat dilihat dengan mata kepala di dunia ini. Tetapi untuk menyatakan adanya Allah, dirikanlah sholat sebagaimana sabda Nabi s.a.w. “Sholatlah kalian seolah-olah kalian melihat Allah. Dan jika kalian tidak melihatNYA, sesungguhnya Allah melihat kalian!”
Jadikan “Barulah kita akan memahami bahwa sebenarnya melihat Allah itu hanyalah dg cmata hati dan bukan dengan mata kepala. Melihat Allah itulah hakikat sholat, manakala rukun 13nya adalah perbuatan sholat.
.............. Wallahualam .................
Apa yg penting ialah seseorang itu sampai kepada tingkatan rasa Lamaujuda ilallah bahwa tidak ada dirinya di dalam sholat itu kecuali Allah saja yang ada dan melaksanakan segala perbuatan sholat itu.
Seseorang yg masih merasakan ada wujudnya sendiri dan mengaku ia yang melakukan sholat, itulah tanda belum sampai kepada tauhid dan hanya menyembah dirinya sendiri.
Seseorang yg sampai kepada tingkatan tauhid, tidak ada perasaan baginya sebagai memiliki sholat itu. Di dalam Lamaujuda ilallah itulah dia memperolehi rasa ketenangan yang luarbiasa, tanpa gangguan-gangguan yang menghalang sholatnya, dan pada ketika itulah dikatakan sesungguhnya sholat itu adalah mikraj bagi setiap mukmin.
Tujuan sholat bagi ahli sufi bukanlah krn mendambakan ganjaran pahala, tetapi untuk menghilangkan perasaan wujudnya dan menyatakan Allah saja.
Sholat itu adalah milik Allah dan telah ada sejak di Azali lagi sebelum jasad manusia itu lahir utk mengerjakan perintah sholat. Maka sebelum manusia melaksanakan sholat, sholat itu telah pun terlebih dahulu ada di Lauh Mahfudz,
siapakah yg mengerjakannya? Fikirkanlah.... mengapakah Nabi Muhammad s.a.w. diundang naik ke Sidrahtul Muntaha untuk menerima anugerah sholat?
Memang benar Allah tdk dapat dilihat dengan mata kepala di dunia ini. Tetapi untuk menyatakan adanya Allah, dirikanlah sholat sebagaimana sabda Nabi s.a.w. “Sholatlah kalian seolah-olah kalian melihat Allah. Dan jika kalian tidak melihatNYA, sesungguhnya Allah melihat kalian!”
Jadikan “Barulah kita akan memahami bahwa sebenarnya melihat Allah itu hanyalah dg cmata hati dan bukan dengan mata kepala. Melihat Allah itulah hakikat sholat, manakala rukun 13nya adalah perbuatan sholat.
.............. Wallahualam .................