Habib Ahmad bin Abdurrahman as-Seggaf ayah dari al-Qutb al-Habib
Abdul Qadir bin Ahmad as-Seggaf, suatu ketika menunaikan shalat subuh.
Di waktu tasyahhud beliau mengalami fana (suatu keadaan yang membuat
beliau lupa keadaan sekitarnya). Beliau tetap dalam keadaan duduk
tasyahud menikmati ma'iyyatulloh (kebersamaan dengan Allah) selama
kurang lebih sebulan lamanya. Ketika akhirnya mengakhiri sholatnya
dengan mengucap salam, beliau berkata; "Duhai alangkah lamanya aku
sholat. Apakah kini telah masuk waktu Dhuha?" Anak-anak beliau menjawab;
"Wahai Abah!! Engkau telah Istighraq billah selama satu bulan." Beliau
spontan berseru; "Astaghfirulaah" dan segera mengqodlo semua sholatnya.
inilah Shalatnya para Arifbillah Awliya Allah.Tak inginkah kita seperti ini?
Bila kita shalat tapi hati kita masih di bumi bukan terbang kelangit
membawa shalat tersebut kepada Allah maka bukanlah dinamakan Shalat yg
sesungguhnya,karna jiwa orang yg shalat dengan makrifat itu itu lebih
besar dari shalat itu sendiri.Bahkan ada para Awliya Allah bila sedang
melakukan Shalat sewaktu mengangkat Takbir maka tubuh mereka hilang dan
tidak nampak oleh kasat mata seperti yg di alami Syekh Datuk Kenali
kelantan Malaysia, karna tubuhnya itu ikut bersama rohnya mi'raj
menghadap Allah ,assalatu mi' ratul mukminin,,shalat itu adalah
mi'rajnya orang mukmin..setelah selesai mengucapkan salam maka baru
tubuh itu kembali ke tempat sajadahnya.dan beberapa peristiwa atau
kejadian rohanipun kerap dialami oleh orang yang uzlah/suluk/khalwat
daranjaman,mereka fana dalam berdzikir,fana dalam muraqabah,fana dalam
musyahadah, fana dalam hitungan waktu yang tak ditentukan, ada kalanya
mereka mengalami fana dalam hitungan hari,minggu,bahkan bulan tergantung
karunia dan limpahan Allah kepada mereka.
ketika seorang hamba
lebur atau larut kedalam Af'al Allah, Asma Allah,Sifat Allah, Dzat
Allah.,maka hamba tadi akan fana kepada Allah sehingga hamba tadi
merasakan kenikmatan yg luar biasa ketika bersama Allah.,pengetahuan ini
jarang sekali diketahui bagi mereka yg belajar tasawufnya yg masih
baru,tapi bagi mereka sudah mengenal tasawuf lebih dalam maka ini hanya
hal biasa dan mereka tidak akan bingung atau terkejut bila
mengetahuinya.Ada kalanya seseorang tahu banyak teori tapi belum pernah
merasakan buah dari teori yang diamalkan. adakalanya seseorang tidak
banyak teori tapi sudah merasakan buah dari teori yang
diamalkannya,menurut pengalaman saya yang dhaif ini adalah "rasa"/
"Dzuq" akan tiba dahulu lalu menyusul teori yang datang kemudian sebagai
suatu petunjuk untuk menerangkan hal rohani yang dialami.
Man Dzaqa ‘Araf, wa Man Lam Yadzuq Lam Ya’rif”.
Siapa yang mengalami dia akan mengerti, dan siapa yang tak mengalami tidak akan mengerti.
Ini adalah kata-kata bijak para sufi dan para Arifbillah, seperti Imam
al-Ghazali, Ibn Arabi, Jalal al-Din al-Rumi, Ibnu Athaillah al-Sakandari
dan lain-lain.
Mengalami adalah pengetahuan paling otentik. Semoga
kita selalu dalam petunjuk dan hidayah serta rahmat dari Allah Azza wa
Jalla ,
Ilahi Robbana Zidna Ilman...
Ilahi Robbana Zidna Fi Katahayyuran...
Tambah-tambah juo Alemu akan kami didalam keadaan yang hairan.Salam Ya Aliim...
#HanyaOpiniSayaPribadi
NB: "Hairan" yang dimaksud disini adalah merasakan fana Fillah, seperti yang diterangkan oleh Syech Mudo Abdul Qadim Belubus