“Dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allâh mengambil kesaksian terhadap "jiwa mereka”
(anfusihim) (seraya berfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka
menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan
yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan,
“Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (ke-Esa-an Tuhan)”. (QS. Al A’râf [7]:172).
Kemudian
Dia menyempurnakan dan meniupkan (nafakha) ke dalam (tubuh) nya
(manusia) ruh (ciptaan)-Nya, dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan fu’ad/hati (af’idah); (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur. (QS. As-Sajdah [32]:9).
Rasulullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Dari ubay bin Ka’ab ra, ia mengatakan, “Mereka (jiwa dan ruh tersebut)
dikumpulkan, lalu dijadikan berpasang-pasangan, baru kemudian mereka
dibentuk. Setelah itu mereka pun diajak berbicara, lalu diambil dari
mereka janji dan kesaksian, “Bukankah Aku Tuhan mu?”, mereka menjawab
“Benar”. Sesungguhnya Aku akan mempersaksikan langit tujuh tingkat dan
bumi tujuh tingkat untuk menjadi saksi terhadap kalian, serta menjadikan
nenek moyang kalian Adam sebagai saksi, agar kalian tidak mengatakan
pada hari kiamat kelak, “Kami tidak pernah berjanji mengenai hal itu”.
Dengan demikian mereka telah mengakui hal
tersebut. Kemudian Adam diangkat dihadapan mereka dan ia (Adam) pun
melihat kepada mereka, lalu ia melihat orang yang kaya dan orang yang
miskin, ada yang bagus dan ada juga yang sebaliknya. Lalu Adam berkata,
“Ya Tuhanku, seandainya Engkau menyamakan di antara hamba-hamba-Mu itu”.
Allâh menjawab, “Sesungguhnya Aku sangat suka untuk Aku disyukuri”. Dan
Adam melihat para nabi di antara mereka seperti pelita yang memancarkan
cahaya pada mereka”. (HR. Ahmad)
yaa Salam @msa
Hidup pastikan aman tenteram dunia wal akhirat kalau saja kita selalu bertafakur untuk mengingat Allah dan mengingat kehidupat akhirat, minimal 5 menit dalam sehari semalam
Minggu, 06 Oktober 2013
Ujian Hidup
Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, manusia selalu berhadapan
dengan dua keadaan silih berganti. Suatu saat merasakan suka, saat lain
merasakan duka. Pada saat bahagia, terkadang manusia menjadi lupa. Sebaliknya,
saat duka mendera, seringkali manusia berkeluh kesah.
Bagi hamba Allah SWT yang beriman, hidup adalah ujian. Selama hidup,
selama itulah kita diuji Allah SWT. ''Yang menciptakan mati dan hidup, untuk
menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa, Maha Pengampun.'' (QS Al-Mulk [67]: 2).
Minimal ada tujuh ujian hidup yang wajib kita ketahui. Insya Allah,
Allah SWT luruskan dari ujian-ujian-Nya, sehingga meraih gelar shobirin dan
mujahidin. ''Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami
mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu,
dan akan Kami uji perihal kamu.'' (QS Muhammad [47]: 31).
Pertama, ujian berupa perintah Allah, seperti Nabi
Ibrahim diperintahkan Allah SWT menyembelih putra tercintanya bernama Ismail.
Kedua, ujian larangan Allah SWT, seperti larangan
berzina, korupsi, membunuh, merampok, mencuri, sogok-menyogok, dan segala
kemaksiatan serta kezaliman.
Ketiga, ujian berupa musibah. ''Dan Kami pasti akan
menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan.'' (QS Al-Baqarah [2]: 155).
Keempat, ujian nikmat, sebagaimana Allah SWT jelaskan
dalam surat Al-Kahfi ayat 7. ''Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada
di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami uji mereka, siapakah di antaranya
yang terbaik perbuatannya.''
Kelima, ujian dari orang zalim buat kita, baik kafirun
(orang yang tidak beragama Islam), musyrikun (menyekutukan Allah SWT),
munafiqun, jahilun (bodoh), fasiqun (menentang syariat Allah), maupun hasidun (dengki,
iri hati).
Keenam, ujian keluarga, suami, istri, dan anak.
Keluarga yang kita cintai bisa menjadi musuh kita karena kedurhakaanya kepada
Allah SWT.
Ketujuh, ujian lingkungan, tetangga, pergaulan, tempat
dan suasana kerja, termasuk sistem pemerintahan/negara.
Subhanallah, Allah SWT amat sayang kepada kita. Allah SWT tunjukkan
cara menjawab ujian itu semua. ''Dan minta pertolonganlah kamu dengan kesabaran
dan dengan sholat, dan sesungguhnya sholat sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusuk tunduk jiwanya.'' (QS Al-Baqarah [2]: 48). Semoga kita
dijadikan Allah SWT, hamba-Nya yang lulus dari ujian. Amin ya mujibas sailin.
Yaa Salam @msa
Langganan:
Postingan (Atom)