Sebagai umat muslim mendengar atau mengucapkan Istighfar sebagian orang mungkin sudah biasa atau menjadi “lalaban” (sehari-hari), tetapi sebaliknya mungkin masih ada di antara kita yang enggan membasahi bibir dengan memperbanyak istighfar, ...
boleh jadi tidak sedikit orang yang lidahnya masih kelu untuk berulang-ulang mohon ampun kepada Allah. Padahal tanpa disadari dengan kita mengucapkan Istighfar ( Astaghfirullah) maknanya sungguh dahsyat dan luar biasa efeknya.
Dan banyak perkara dalam
hidup ini yang tidak dapat dilalui tanpa istighfar. Istighfar adalah
sarana turunnya kasih sayang, rahmat dan cinta Allah. Cinta dan kasih
sayang Allah tsb tercermin jelas dalam hadits Rasulullah SAW yang
diriwayatkan Anas bin Malik ra.
“Sesungguhnya Allah lebih suka menerima taubat seorang hambaNya melebihi kesenangan seorang yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di tengah hutan.” (HR Bukhari Muslim)
Renungkanlah……
Sedemikian senangnya Allah menerima taubatnya seseorang, namun manusia sendiri malah enggan istighfar & kembali pada jalan yang lurus yang mendapat rahmat Allah.
Rasulullah saja yang telah maksum dari dosa setiap hari tidak kurang 70 kali beliau beristighfar, apalagi kita manusia yang setiap detiknya selalu berkarya membuat tumpukan dosa,seharusnya lebih banyak beristighfar baik secara lisan,dalam hati maupun pikiran kita. Kesalahan dan dosa yang terus bertambah akan mengotori hati akan berdampak pada kondisi labil dan tidak seimbangnya kehidupan yang dijalani seseorang.
Banyak dosa yang tidak mampu kita rasakan dan kita raba, banyak kekeliruan yang tidak mampu kita rasakan sebagai kekeliruan, banyak kemaksiatan yang tidak kita sadari sebagai kemaksiatan. Jika kita termasuk yang rajin shalat apakah kita bisa bebas dari dosa yang tidak bisa kita rasakan?
“Sesungguhnya Allah lebih suka menerima taubat seorang hambaNya melebihi kesenangan seorang yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di tengah hutan.” (HR Bukhari Muslim)
Renungkanlah……
Sedemikian senangnya Allah menerima taubatnya seseorang, namun manusia sendiri malah enggan istighfar & kembali pada jalan yang lurus yang mendapat rahmat Allah.
Rasulullah saja yang telah maksum dari dosa setiap hari tidak kurang 70 kali beliau beristighfar, apalagi kita manusia yang setiap detiknya selalu berkarya membuat tumpukan dosa,seharusnya lebih banyak beristighfar baik secara lisan,dalam hati maupun pikiran kita. Kesalahan dan dosa yang terus bertambah akan mengotori hati akan berdampak pada kondisi labil dan tidak seimbangnya kehidupan yang dijalani seseorang.
Banyak dosa yang tidak mampu kita rasakan dan kita raba, banyak kekeliruan yang tidak mampu kita rasakan sebagai kekeliruan, banyak kemaksiatan yang tidak kita sadari sebagai kemaksiatan. Jika kita termasuk yang rajin shalat apakah kita bisa bebas dari dosa yang tidak bisa kita rasakan?