PERTAMA
La ta’yin = Belum ada ketentuan
Ahadiyah = Maha Tunggal
Dzatul Buhti = Dzat yang kekal
Penjelasan :
Disini Allah di umpamakan laut yang tiada bergelombang..
Dia-lah Tuhan yang maha suci dan maha tinggi, tiada martabat diatasNya lagi.
Bahwa manusia sudah ada sejak dahulu dan tiada terpisah dengan Tuhannya,
Bahwa kita sudah berada dalam rahasia Allah SWT, namun karena Allah belum ada nampak maka kita belum juga di tampakkanNya, jadi sejak La ta’yin manusia sudah tetap dalam rahasia Allah tetapi belum ada pengakuan apa-apa karena belum nampak dan belum ditampakkan.
KEDUA
Ta’yin awal = Ketentuan yang pertama
Wahdah = Tunggal
Hakekatul Muhammadiyah = Asal mula segala yang ada
Penjelasan :
Disini Tuhan telah menampakkan diriNya, maka ditampakkan-Nyalah manusia itu dahulu (titik) didalam dirinya sendiri seraya melihat dan berkata :
ALASTU BIRABBIKUM?
Maka di jawab dengan :
BALA SYAHIDNA
Setelah pengakuan ini terjadi maka Tuhan berkata :
“Saat ini Aku akan mengambil empat anasar dari tubuhmu Ku jadikan alam agar engkau menetap kelak”, maka kita menjawab dengan kalimat :
‘LA HAULA WALA KUATA ILLABILLAH’
Setelah itu diambillah :
– Dari Rahasia dijadikan Api
– Dari Ruh dijadikan Angin
– Dari Hati dijadikan Air
– Dari Tubuh dijadikan Tanah
Maka jadilah Alam semesta dengan segala isinya,
Selanjutnya “titik” itu mengembang menjadi banyak, tumbuh dan besar menjadi ALIF.
KETIGA
Ta’yin tsani = Ketentuan kedua
Wahdiyah = Mentauhidkan
Hakekatul Adam = Asal mula manusia
Penjelasan :
Bahwa Alif pada Dzat menyelubungi semua rahasia yang ada,
Disini Allah seumpama laut dengan gelombangnya, sesungguhnya Allah SWT Tuhan yang maha suci lagi maha tinggi diumpamakan laut, sedangkan semua yang ada diumpamakan gelombang, adapun gelombang itu tiada terpisah dari laut adanya.
Bahwa :
Ketiga martabat diatas semuanya adalah Qadim.
Yang terdahulu atau terbelakang hanya lah sebutan saja, bukan karena waktu.
Ketika kita mengatakan Ahdah (maha tunggal), Wahdah (tunggal), Wahdiyah (menunggalkan
Atau..
Ketika kita mengatakan La Ta’yin (belum tentu), Ta’yin awal (sudah tentu), Ta’yin tsani (ketentuan berikutnya)
Maka..
Ketiga martabat itu semua adalah Qadim.
Sedangkan yang awal dan yang akhir hanya perkataan saja, bukan karena waktu namun karena sesungguhnya laut yang tiada bergelombang, disitu juga terdapat satu gelombang (titik), maka dari titik itu berkembang menjadi banyak, itulah yang dinamakn ALIF, pada hakekatnya satu saja namun tiga dalam sebutan.
Mengertilah akan hal ini betul-betul..
Jadikan dasar pegangan dalam hati sanubari,
Bahwa tiada terpisah kita dengan Allah SWT,
Dari awal yang tiada berawal hingga akhir yang tiada berakhir.
Inilah satu pemahaman Makrifat yang sempurna.
_____________________________________________
Kosong (0) itulah yang disebut LAISA yang bernama Wajibul ujud,
Tajjali sendiri menjadi Nur Muhammad bernama titik zarrah,
Dari titik menjadi Alif yaitu terjadinya alam semesta.
Kosong (0) nafas turun menahan itulah kesempurnaan syahadat, adanya denyut kita.
Titik adalah rahasia Nabi kita ‘Nur Salasia’ yang ter-rahasia yaitu ‘…’
Dua nama satu wujud, yaitu rahasia titik dan kosong itulah adanya.
Alif waktu keluar nafas kita, kodrat dan iradatnya, bernama Allah Ta’ala, semata-mata asma dan af’al.
Kembali dari asalku (dzahir dan batin)
Asal Alif dari pada bapak (Hak Allah),
Jadi tubuh kita HAKULLAH (sudah diterima oleh ibu)
Kenyataannya, nama dan yang punya nama memuji nama,
Jadi yang berkata dan yang bersuara ‘Nur Salasia’
Itulah nama Allah yang ter-rahasia.
Itulah yang menggenapkan 99 nama Allah menjadi 100 = 1 yaitu ‘…’
______________________________________________
‘Nur Salasiah’ itulah yang benar-benar LAISA, Nur yang awal-awal muncul karena kedzahiran Nabi Muhammad SAW yang luar biasa, semata-mata hanya ikhtibar bagi kita umat Rasulullah SAW.
“Aku adalah seperti kamu jua..” ini perkataan ikhtibar saja.
Rasulullah SAW itu ‘U’ Ahad.
Ke dzahiran kita manusia Muhammad namanya.
Laki-laki dan perempuan, Adam dan Hawa, tiada lain adalah dari satu titik noktah.
Itulah yang dikatakan satu kesatuan,
Itulah ujud hakiki Rasulullah SAW
Sudah Nampak..? jangan di pahami lagi..!
____________________________________________
Barang siapa sholat, maka hendak-lah tahu hal ini :
– Yang berbuat hanya Allah fana pada Sifat
– Yang hidup hanya Allah fana kepada Dzat
– Dzahir sifat Allah dan yang sebenar-benar sifat kita yaitu Allah
– Dzahir dzat Allah yaitu dzat kita yang batin
Bahwa, Tiada yang maujud hanya Allah.
Syahadat itu saksi, yang disaksi ILLAHA itu Tuhan, dan ILLALLAH itu Esa.
Saksi itu ikral dengan lidah,
yang dipersaksi tilik dalam hati,
mengaku saksi badan
tempat bersaksi Tuhan HAQ Subhana watala.
Karena..
ASYHADU itu tubuh kita
ALLA itu darah kita
ILAAHA itu Nyawa kita
ILLALLAH itu rupa kita sendiri dengan dirinya.
“ASYHADU ALLA ILLAHA ILLALLAH = U = MUHAMMADAR RASULULLAH”
“U” itulah kesempurnaan syahadat,
Naik nafas.. turun nafas.. mesrakan.
Menilik…
Yang diumpamakan cermin itu badan kita, dan yang diumpamakan menilik cermin itu kembalilah pandang yang cermin itu kepada yang menilik.
Berdiri sholat ingat hati akan Allah taala
AKU rahasia yang memerintah ruh
Ruh memerintah hati
Hati memerintah tubuh
Berdiri sembahyang itu Allah jua yang ada yang esa sendirinya
Tiada dua..
Allah memuji dirinya sendiri
Itulah fana kita
Tiada kita lagi bertubuh batin dan dzahir
Hanya Allah taala bertubuh Muhammad batin dan dzahir
Muhammad itulah rahasia atau sirr
Di dalam sirr itu AKU (Allah)
Itulah hakekat Takbir ratul ihram
Tatkala mengatakan ALLAHUAKBAR maka :
Yang mengatakan Allahu Akbar itu Muhammad dan yang empunya kata itu Dzat Allah Subhanahuwatala
Tatkala mengatakan AlLLAHU AKBAR maka :
Allah itu Dzatnya dan Muhammad itu sifatNya.
ALLAH (Dzat Allah bagi diri, Sifat Allah bagi Rupa, Asma Allah bagi nama, Af’al Allah bagi kelakuan)
AKBAR (Hayat itu hidup, Ilmu itu tahu, Kodrat itu kuasa, Iradat itu berkehendak)
Nyawa sholat = Takbir ratul Ihram
Nafas sholat = Niat
Kepala sholat = Fatihah
Tubuh sholat = Tuma’ninah
Tangan sholat = sujud
Telinga sholat = setengah qiyam ruku
Kaki sholat = salam
_____________________________________________
MUHAMMAD ….
Mim =Wal Mim ul awwalu yadullu nara siha
Ha =Wal Ha ul yadullu ala dzohiri
Mim =Wal Mim us tsani yadullu ala surati
Dal =Wad Dallu yadullu ala qoda mihi
HU ……
Awal nabi kita Muhammad SAW atau yang LAISA mengucap nama “ALLAH”
ALIF = ibarat Dzat kepada nabi kita, itulah Rahasia yang tersirat bernama Muhammad Aminullah
LAM AWAL = ibarat Sifat kepada nabi kita, itulah Nyawa yang bernama Muhammad Rasulullah
LAM AKHIR = ibarat Asma kepada nabi kita, itulah Hati yang bernama Muhammad Nurani
HA = ibarat Af’al kepada nabi kita, itulah Rupa yang bernama Muhammad Jasmani
Pandanglah ke dalam..
Kembalikan..
Tidak lain satu kesatuan adanya..
Apa jua pun…
Karena,
Dzat Allah gaib pada alam Ruh
Sifat Allah gaib pada alam Misal
Asma Allah gaib pada alam Ajsam
Af’al Allah gaib pada alam Insan
Dan,
Dzat Allah pada alam Ruh bernama Nur
Sifat Allah pada alam Misal bernama Ke-dzahiran
Asma Allah pada alam Ajsam bernama Mu-dzahir
Af’al Allah pada alam Insan bernama Manusia
Ingatlah.!!
Kesemuanya tiada bercerai dari pada asal…
Maujud-lah Dzat-Sifat-Asma-Af’al, itulah MUHAMMAD.
Kuasa sendirnya,
Wujudnya Makrifat,
Lakunya Suci,
Jalannya SEMPURNA,
Tempatnya halus,
Sifatnya Syukur,
Hendaklah jangan perkataan ini diasa-asakan lagi.
Jangan pula tanyakan pada sembarang orang!
Belajarlah pada ahlinya agar bertambah IMAN di dada dan SEMPURNA ilmunya.
Wallahu'allam bissawab.
Disini Allah di umpamakan laut yang tiada bergelombang..
Dia-lah Tuhan yang maha suci dan maha tinggi, tiada martabat diatasNya lagi.
Bahwa manusia sudah ada sejak dahulu dan tiada terpisah dengan Tuhannya,
Bahwa kita sudah berada dalam rahasia Allah SWT, namun karena Allah belum ada nampak maka kita belum juga di tampakkanNya, jadi sejak La ta’yin manusia sudah tetap dalam rahasia Allah tetapi belum ada pengakuan apa-apa karena belum nampak dan belum ditampakkan.
KEDUA
Ta’yin awal = Ketentuan yang pertama
Wahdah = Tunggal
Hakekatul Muhammadiyah = Asal mula segala yang ada
Penjelasan :
Disini Tuhan telah menampakkan diriNya, maka ditampakkan-Nyalah manusia itu dahulu (titik) didalam dirinya sendiri seraya melihat dan berkata :
ALASTU BIRABBIKUM?
Maka di jawab dengan :
BALA SYAHIDNA
Setelah pengakuan ini terjadi maka Tuhan berkata :
“Saat ini Aku akan mengambil empat anasar dari tubuhmu Ku jadikan alam agar engkau menetap kelak”, maka kita menjawab dengan kalimat :
‘LA HAULA WALA KUATA ILLABILLAH’
Setelah itu diambillah :
– Dari Rahasia dijadikan Api
– Dari Ruh dijadikan Angin
– Dari Hati dijadikan Air
– Dari Tubuh dijadikan Tanah
Maka jadilah Alam semesta dengan segala isinya,
Selanjutnya “titik” itu mengembang menjadi banyak, tumbuh dan besar menjadi ALIF.
KETIGA
Ta’yin tsani = Ketentuan kedua
Wahdiyah = Mentauhidkan
Hakekatul Adam = Asal mula manusia
Penjelasan :
Bahwa Alif pada Dzat menyelubungi semua rahasia yang ada,
Disini Allah seumpama laut dengan gelombangnya, sesungguhnya Allah SWT Tuhan yang maha suci lagi maha tinggi diumpamakan laut, sedangkan semua yang ada diumpamakan gelombang, adapun gelombang itu tiada terpisah dari laut adanya.
Bahwa :
Ketiga martabat diatas semuanya adalah Qadim.
Yang terdahulu atau terbelakang hanya lah sebutan saja, bukan karena waktu.
Ketika kita mengatakan Ahdah (maha tunggal), Wahdah (tunggal), Wahdiyah (menunggalkan
Atau..
Ketika kita mengatakan La Ta’yin (belum tentu), Ta’yin awal (sudah tentu), Ta’yin tsani (ketentuan berikutnya)
Maka..
Ketiga martabat itu semua adalah Qadim.
Sedangkan yang awal dan yang akhir hanya perkataan saja, bukan karena waktu namun karena sesungguhnya laut yang tiada bergelombang, disitu juga terdapat satu gelombang (titik), maka dari titik itu berkembang menjadi banyak, itulah yang dinamakn ALIF, pada hakekatnya satu saja namun tiga dalam sebutan.
Mengertilah akan hal ini betul-betul..
Jadikan dasar pegangan dalam hati sanubari,
Bahwa tiada terpisah kita dengan Allah SWT,
Dari awal yang tiada berawal hingga akhir yang tiada berakhir.
Inilah satu pemahaman Makrifat yang sempurna.
_____________________________________________
Kosong (0) itulah yang disebut LAISA yang bernama Wajibul ujud,
Tajjali sendiri menjadi Nur Muhammad bernama titik zarrah,
Dari titik menjadi Alif yaitu terjadinya alam semesta.
Kosong (0) nafas turun menahan itulah kesempurnaan syahadat, adanya denyut kita.
Titik adalah rahasia Nabi kita ‘Nur Salasia’ yang ter-rahasia yaitu ‘…’
Dua nama satu wujud, yaitu rahasia titik dan kosong itulah adanya.
Alif waktu keluar nafas kita, kodrat dan iradatnya, bernama Allah Ta’ala, semata-mata asma dan af’al.
Kembali dari asalku (dzahir dan batin)
Asal Alif dari pada bapak (Hak Allah),
Jadi tubuh kita HAKULLAH (sudah diterima oleh ibu)
Kenyataannya, nama dan yang punya nama memuji nama,
Jadi yang berkata dan yang bersuara ‘Nur Salasia’
Itulah nama Allah yang ter-rahasia.
Itulah yang menggenapkan 99 nama Allah menjadi 100 = 1 yaitu ‘…’
______________________________________________
‘Nur Salasiah’ itulah yang benar-benar LAISA, Nur yang awal-awal muncul karena kedzahiran Nabi Muhammad SAW yang luar biasa, semata-mata hanya ikhtibar bagi kita umat Rasulullah SAW.
“Aku adalah seperti kamu jua..” ini perkataan ikhtibar saja.
Rasulullah SAW itu ‘U’ Ahad.
Ke dzahiran kita manusia Muhammad namanya.
Laki-laki dan perempuan, Adam dan Hawa, tiada lain adalah dari satu titik noktah.
Itulah yang dikatakan satu kesatuan,
Itulah ujud hakiki Rasulullah SAW
Sudah Nampak..? jangan di pahami lagi..!
____________________________________________
Barang siapa sholat, maka hendak-lah tahu hal ini :
– Yang berbuat hanya Allah fana pada Sifat
– Yang hidup hanya Allah fana kepada Dzat
– Dzahir sifat Allah dan yang sebenar-benar sifat kita yaitu Allah
– Dzahir dzat Allah yaitu dzat kita yang batin
Bahwa, Tiada yang maujud hanya Allah.
Syahadat itu saksi, yang disaksi ILLAHA itu Tuhan, dan ILLALLAH itu Esa.
Saksi itu ikral dengan lidah,
yang dipersaksi tilik dalam hati,
mengaku saksi badan
tempat bersaksi Tuhan HAQ Subhana watala.
Karena..
ASYHADU itu tubuh kita
ALLA itu darah kita
ILAAHA itu Nyawa kita
ILLALLAH itu rupa kita sendiri dengan dirinya.
“ASYHADU ALLA ILLAHA ILLALLAH = U = MUHAMMADAR RASULULLAH”
“U” itulah kesempurnaan syahadat,
Naik nafas.. turun nafas.. mesrakan.
Menilik…
Yang diumpamakan cermin itu badan kita, dan yang diumpamakan menilik cermin itu kembalilah pandang yang cermin itu kepada yang menilik.
Berdiri sholat ingat hati akan Allah taala
AKU rahasia yang memerintah ruh
Ruh memerintah hati
Hati memerintah tubuh
Berdiri sembahyang itu Allah jua yang ada yang esa sendirinya
Tiada dua..
Allah memuji dirinya sendiri
Itulah fana kita
Tiada kita lagi bertubuh batin dan dzahir
Hanya Allah taala bertubuh Muhammad batin dan dzahir
Muhammad itulah rahasia atau sirr
Di dalam sirr itu AKU (Allah)
Itulah hakekat Takbir ratul ihram
Tatkala mengatakan ALLAHUAKBAR maka :
Yang mengatakan Allahu Akbar itu Muhammad dan yang empunya kata itu Dzat Allah Subhanahuwatala
Tatkala mengatakan AlLLAHU AKBAR maka :
Allah itu Dzatnya dan Muhammad itu sifatNya.
ALLAH (Dzat Allah bagi diri, Sifat Allah bagi Rupa, Asma Allah bagi nama, Af’al Allah bagi kelakuan)
AKBAR (Hayat itu hidup, Ilmu itu tahu, Kodrat itu kuasa, Iradat itu berkehendak)
Nyawa sholat = Takbir ratul Ihram
Nafas sholat = Niat
Kepala sholat = Fatihah
Tubuh sholat = Tuma’ninah
Tangan sholat = sujud
Telinga sholat = setengah qiyam ruku
Kaki sholat = salam
_____________________________________________
MUHAMMAD ….
Mim =Wal Mim ul awwalu yadullu nara siha
Ha =Wal Ha ul yadullu ala dzohiri
Mim =Wal Mim us tsani yadullu ala surati
Dal =Wad Dallu yadullu ala qoda mihi
HU ……
Awal nabi kita Muhammad SAW atau yang LAISA mengucap nama “ALLAH”
ALIF = ibarat Dzat kepada nabi kita, itulah Rahasia yang tersirat bernama Muhammad Aminullah
LAM AWAL = ibarat Sifat kepada nabi kita, itulah Nyawa yang bernama Muhammad Rasulullah
LAM AKHIR = ibarat Asma kepada nabi kita, itulah Hati yang bernama Muhammad Nurani
HA = ibarat Af’al kepada nabi kita, itulah Rupa yang bernama Muhammad Jasmani
Pandanglah ke dalam..
Kembalikan..
Tidak lain satu kesatuan adanya..
Apa jua pun…
Karena,
Dzat Allah gaib pada alam Ruh
Sifat Allah gaib pada alam Misal
Asma Allah gaib pada alam Ajsam
Af’al Allah gaib pada alam Insan
Dan,
Dzat Allah pada alam Ruh bernama Nur
Sifat Allah pada alam Misal bernama Ke-dzahiran
Asma Allah pada alam Ajsam bernama Mu-dzahir
Af’al Allah pada alam Insan bernama Manusia
Ingatlah.!!
Kesemuanya tiada bercerai dari pada asal…
Maujud-lah Dzat-Sifat-Asma-Af’al, itulah MUHAMMAD.
Kuasa sendirnya,
Wujudnya Makrifat,
Lakunya Suci,
Jalannya SEMPURNA,
Tempatnya halus,
Sifatnya Syukur,
Hendaklah jangan perkataan ini diasa-asakan lagi.
Jangan pula tanyakan pada sembarang orang!
Belajarlah pada ahlinya agar bertambah IMAN di dada dan SEMPURNA ilmunya.
Wallahu'allam bissawab.