Ilmu Allah Swt sangatlah Luas sekali bahkan tak terbatas. Di dalam Ke Maha Luasan Ilmu-Nya itu meliputi segala
macam sifat2, apakah itu yang baik2 maupun yang buruk2, juga meliputiyang “Alami” dan “Ilmiah”. Tinggal bagaimana manusianya mengambil pelajaran dan hikmah dari apa2 yang telah di sediakan Allah Swt dari pada
Ilmu-Nya yang Maha Luas tadi. Jika kita semuanya mau menyadari…,
bahwa sesuatu yang Alami dan sesuatu
yang Ilmiah itu adalah bagaikan dua
kekuatan yang saling berhubungan satu
dengan yang lain. Ibarat dua tangan,
yaitu Tangan Kiri dan Tangan Kanan yang kedua2nya punya peranan
masing2 dan memiliki kedudukan
masing2. Akan tetapi walau kedua2nya
berbeda dari segi peranan dan
kedudukan tentunya jika ia bekerjasama dalam hal Kebaikan maka akan terjalinlah suatu keharmonisan
dalam hidup. Tetapi jika masing2 diri hanya melihat peranan dan kedudukan di dirinya
semata tanpa melihat saudaranya yang
lain, begitu pula sebaliknya. Maka tak
ubahnya ia itu ibarat Manusia yang
hanya memiliki Satu tangan. Ada yang memiliki hanya tangan kanan saja dan
ada pula yang hanya memiliki tangan
kiri saja.
Apakah itu yang dikatakan SEMPURNA?
Kesempurnaan itu bukanlah terletak
pada kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu. Karena kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu itu membawa perselisihan, perdebatan,
pertengkaran, permusuhan, sumpah
serapah, kutuk mengutuk, hujat menghujat, caci mencaci, cela mencela,
prasangka buruk, merasa diri yang
paling benar, yang paling sampai dll….dll…dll… dan pada akhirnya akan
timbul Fitnah memfitnah.
Apakah seperti itu para Arifbillah…..???
Apakah seperti itu para Pencinta Allah…..???
Apakah seperti itu para Kekasih Allah…..???
“Kebenaran yang Hakiki”(Allah Swt)
itu adalah Maha segala Maha, walaupun “DIA” pantas untuk sombong karena Maha segala Maha tetapi pada
kenyataanya “DIA” tidaklah sombong
bahkan Maha Rahman dan Maha Rahim. Buktinya…. Insan yang lemah tiada daya
dan tiada upaya yang fitrahnya di dalam
ke Dho’if an senantiasa selalu di perhatikan. Dari pagi sampai pagi lagi,
dari buka mata sampai tutup mata… 24
jam sehari semalam selalu mengalir Berkat, Rahmat dan Nikmat-Nya kepada
Insan walau insan itu menyadarinya
ataupun tidak.
Lalu bagaimanakah mereka2 yang telah
merasa kenal dengan Allah…???
Banyak di antara mereka yang lupa akan fitrah dirinya, sehingga
“KESADARAN” telah di kendalikan
oleh “PERASAAN”, Ya….
“PERASAAN”. Perasaan telah
menguasai Kesadaran dirinya sehingga membuat dirinya
merasa paling sempurna, merasa paling berilmu,
merasa paling tinggi, merasa paling
hebat, merasa paling kenal, merasa
paling sampai, paling…. paling…paling.
1000 kali paling… …..Waaaaaaaahhh!!!!!.
Saudaraku….. semuanya. Sungguh!, Letak kesempurnaan itu
hanya ada pada Allah Swt yang di sebut
pula dengan “KEBENARAN HAKIKI”.
Jika seseorang berjalan menuju kepada-Nya dengan menyadari ke Fitrahan
dirinya dengan menyadari Sesadar- sadarnya bahwa dirinya itu “Laa Haw
Laa Wa Laa Quwwata Illaa Billah”(Tiada
daya dan tiada upaya melainkan Qudrat
Iradat Allah semata dari buka mata
sampai tutup mata kembali, 24 jam
sehari semalam di dalam gerak dan diamnya, maka merekalah yang akan masuk dalam Pemeliharaan Allah Swt.
Dan akan di tuntun oleh Allah kepada
jalan2 kebaikan yang membawa
Rahmat Kasih dan Sayang.
Tetapi apabila Kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu yang mengendalikan
dirinya dari buka mata sampai tutup
mata kembali, 24 jam sehari semalam di
dalam gerak dan diamnya, maka
merekalah yang akan masuk di dalam perangkap “Iblis/Syaitan yang
membuat perasaan was2, sangka2,
perasaan gelisah, perasaan bingung,
perasaan gundah, perasaan resah,
perasaan takut dll. Dan akan dituntunlah
ia oleh Perasaan itu kepada jalan2 keburukan yang membawa Laknat,
Benci, dan Tak mau tersaingi.
Tetapi bagaimana dengan mereka yang
telah mengenal akan Allah tetapi masih
saja kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu
yang mengendalikan dirinya, yang
berbuahkan…… Laknat, Benci, dan Tak
Mau Tersaingi…?
Berarti mereka itu mengenal akan Allah
hanya masih di tataran TEORI belaka, belum lagi masuk kepada
“KESADARAN”, walau mengakunya
telah sampai, walau mengakunya telah
sempurna ilmu, walau mengakunya telah dituruni Laduni, Walau
mengakunya telah MANUNGGALING
KAWLA GUSTI. Jika masih kedirian/ke
EGO an/Hawa Nafsu yang
mengendalikan dirinya, maka apa2 yang di aku2i nya hanyalah TEORI!…. ya… TEORI!
Saudara2ku semuanya……
Marilah kita kembali kepada KESADARAN yang ada pada diri kita
masing2. Tanyakan pada diri kita….dan
Renungilah.
Apakah saya masih di kendalikan oleh
kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu ataukah tidak…???
Tanyakanlah…. Tanyakanlah….
Tanyakanlah….
Pesan ini lebih utama untuk diri saya
pribadi, dan juga untuk kita semuanya yang berada di jalan Ma’rifatullah.
Agar benar2 kita berada pada jalan Ma’rifatullah yang sesuai dengan yang dijalani para Anbiya wal Mursalin, Wali2 Allah dan para Arifbillah yang Ikhsan.
Salam Cinta Damai Kasih dan Sayang didalam Rahmat dan Ridho Allah swt.
Pengembara Jiwa yang masih di dalam perjalanan dan masih di dalam belajar
Kesempurnaan itu bukanlah terletak
pada kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu. Karena kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu itu membawa perselisihan, perdebatan,
pertengkaran, permusuhan, sumpah
serapah, kutuk mengutuk, hujat menghujat, caci mencaci, cela mencela,
prasangka buruk, merasa diri yang
paling benar, yang paling sampai dll….dll…dll… dan pada akhirnya akan
timbul Fitnah memfitnah.
Apakah seperti itu para Arifbillah…..???
Apakah seperti itu para Pencinta Allah…..???
Apakah seperti itu para Kekasih Allah…..???
“Kebenaran yang Hakiki”(Allah Swt)
itu adalah Maha segala Maha, walaupun “DIA” pantas untuk sombong karena Maha segala Maha tetapi pada
kenyataanya “DIA” tidaklah sombong
bahkan Maha Rahman dan Maha Rahim. Buktinya…. Insan yang lemah tiada daya
dan tiada upaya yang fitrahnya di dalam
ke Dho’if an senantiasa selalu di perhatikan. Dari pagi sampai pagi lagi,
dari buka mata sampai tutup mata… 24
jam sehari semalam selalu mengalir Berkat, Rahmat dan Nikmat-Nya kepada
Insan walau insan itu menyadarinya
ataupun tidak.
Lalu bagaimanakah mereka2 yang telah
merasa kenal dengan Allah…???
Banyak di antara mereka yang lupa akan fitrah dirinya, sehingga
“KESADARAN” telah di kendalikan
oleh “PERASAAN”, Ya….
“PERASAAN”. Perasaan telah
menguasai Kesadaran dirinya sehingga membuat dirinya
merasa paling sempurna, merasa paling berilmu,
merasa paling tinggi, merasa paling
hebat, merasa paling kenal, merasa
paling sampai, paling…. paling…paling.
1000 kali paling… …..Waaaaaaaahhh!!!!!.
Saudaraku….. semuanya. Sungguh!, Letak kesempurnaan itu
hanya ada pada Allah Swt yang di sebut
pula dengan “KEBENARAN HAKIKI”.
Jika seseorang berjalan menuju kepada-Nya dengan menyadari ke Fitrahan
dirinya dengan menyadari Sesadar- sadarnya bahwa dirinya itu “Laa Haw
Laa Wa Laa Quwwata Illaa Billah”(Tiada
daya dan tiada upaya melainkan Qudrat
Iradat Allah semata dari buka mata
sampai tutup mata kembali, 24 jam
sehari semalam di dalam gerak dan diamnya, maka merekalah yang akan masuk dalam Pemeliharaan Allah Swt.
Dan akan di tuntun oleh Allah kepada
jalan2 kebaikan yang membawa
Rahmat Kasih dan Sayang.
Tetapi apabila Kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu yang mengendalikan
dirinya dari buka mata sampai tutup
mata kembali, 24 jam sehari semalam di
dalam gerak dan diamnya, maka
merekalah yang akan masuk di dalam perangkap “Iblis/Syaitan yang
membuat perasaan was2, sangka2,
perasaan gelisah, perasaan bingung,
perasaan gundah, perasaan resah,
perasaan takut dll. Dan akan dituntunlah
ia oleh Perasaan itu kepada jalan2 keburukan yang membawa Laknat,
Benci, dan Tak mau tersaingi.
Tetapi bagaimana dengan mereka yang
telah mengenal akan Allah tetapi masih
saja kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu
yang mengendalikan dirinya, yang
berbuahkan…… Laknat, Benci, dan Tak
Mau Tersaingi…?
Berarti mereka itu mengenal akan Allah
hanya masih di tataran TEORI belaka, belum lagi masuk kepada
“KESADARAN”, walau mengakunya
telah sampai, walau mengakunya telah
sempurna ilmu, walau mengakunya telah dituruni Laduni, Walau
mengakunya telah MANUNGGALING
KAWLA GUSTI. Jika masih kedirian/ke
EGO an/Hawa Nafsu yang
mengendalikan dirinya, maka apa2 yang di aku2i nya hanyalah TEORI!…. ya… TEORI!
Saudara2ku semuanya……
Marilah kita kembali kepada KESADARAN yang ada pada diri kita
masing2. Tanyakan pada diri kita….dan
Renungilah.
Apakah saya masih di kendalikan oleh
kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu ataukah tidak…???
Tanyakanlah…. Tanyakanlah….
Tanyakanlah….
Pesan ini lebih utama untuk diri saya
pribadi, dan juga untuk kita semuanya yang berada di jalan Ma’rifatullah.
Agar benar2 kita berada pada jalan Ma’rifatullah yang sesuai dengan yang dijalani para Anbiya wal Mursalin, Wali2 Allah dan para Arifbillah yang Ikhsan.
Salam Cinta Damai Kasih dan Sayang didalam Rahmat dan Ridho Allah swt.
Pengembara Jiwa yang masih di dalam perjalanan dan masih di dalam belajar