Laman

Selasa, 01 Mei 2018

Ulangkaji Perihal PUASA 4 Jenis ORANG


PUASA itu untuk mengingatkan kita pada 4 jenis ORANG dalam 4 hal keadaan hidup di dunia, iaitu:
1. ORANG TULI
Bayangkan betapa susahnya ORANG TULI nak mendengar dan memahami apa yang kita ucapkan. Mereka itu PUASA siang malam sepanjang hayat dari mendengar segala kata-kata yang kotor, berita-berita bohong, bunyi-bunyi yang melalaikan dan suara-suara yang TIDAK bermanfaat yang DIHARAMKAN oleh syarak, yakni PUASA PENDENGARAN (TELINGA).
2. ORANG BISU
Bayangkan betapa susahnya ORANG BISU nak bercakap dengan kita. Mereka itu PUASA siang malam sepanjang hayat dari mengeluarkan segala kata-kata yang TIDAK berfaedah dan kata-kata yang DIHARAMKAN oleh syarak seperti berbual-bual kosong, mengumpat, berdusta, memfitnah, berbantah-bantah kerana perkelahian, bersumpah bohong, keji mengeji, maki hamun, mencarut, mengarut dan yang seumpamanya, yakni PUASA KATA-KATA (LIDAH).
3. ORANG BUTA
Bayangkan betapa susahnya ORANG BUTA nak melihat sebagaimana yang kita nampak, hidup dalam kegelapan, payah menggambarkan bentuk apa yang kita ucapkan, sukar hendak pergi menuntut ilmu dan susah untuk bekerja mencari rezeki. Mereka itu PUASA siang malam sepanjang hayat dari melihat segala sesuatu yang bukan haknya yang DIHARAMKAN oleh syarak dan perkara yang boleh melalaikan hati daripada mengingati Allah, yakni PUASA PENGLIHATAN (MATA).
4. ORANG CACAT
Bayangkan betapa susahnya ORANG CACAT nak melakukan sesuatu perbuatan sebagaimana yang diperbuat oleh kita ORANG sempurna, hidup dalam ketidak-sempurnaan, payah untuk menyuap memegang sesuatu bagi ORANG CACAT yang tiada anggota tangan, sukar untuk bergerak berdiri bagi ORANG CACAT yang tiada anggota kaki dan susah untuk duduk bangun bagi ORANG CACAT yang lumpuh anggota badan. Mereka itu PUASA siang malam sepanjang hayat dari melakukan segala perbuatan yang TIDAK berfaedah dan yang DIHARAMKAN oleh syarak, yakni PUASA PERBUATAN (ANGGOTA BADAN).
Maka:
Bagaimana pula halnya PUASA kita hai ORANG yang boleh MENDENGAR, BERKATA-KATA, CELIK dan SEMPURNA?
Juga:
Mampukah kita PUASA sepanjang hayat sesempurna ORANG TULI, ORANG BISU, ORANG BUTA dan ORANG CACAT itu BERPUASA?
Andai:
Jika TIDAK mampu, hakikatnya kita ORANG yang TIDAK sempurna bukannya mereka kerana Allah telah memberi contoh sebenar-benar PUASA yang dikehendakiNya adalah PUASA sebagaimana 4 jenis ORANG di atas.
Dengan kata lain:
PUASA bagi kita ORANG yang boleh MENDENGAR, BERKATA-KATA, CELIK dan SEMPURNA mestilah jadi seperti PUASA ORANG TULI, ORANG BISU, ORANG BUTA dan ORANG CACAT.
Di mana:
1. TULIKAN telinga kita dari mendengar segala kata-kata yang kotor, berita-berita bohong, bunyi-bunyi yang melalaikan dan suara-suara yang TIDAK bermanfaat yang DIHARAMKAN oleh syarak, yakni PUASA PENDENGARAN.
2. BISUKAN lidah kita dari mengeluarkan segala kata-kata yang TIDAK berfaedah dan kata-kata yang DIHARAMKAN oleh syarak seperti berbual-bual kosong, mengumpat, berdusta, memfitnah, berbantah-bantah kerana perkelahian, bersumpah bohong, keji mengeji, maki hamun, mencarut, mengarut dan yang seumpamanya, yakni PUASA KATA-KATA.
3. BUTAKAN mata kita dari melihat segala sesuatu yang bukan haknya yang DIHARAMKAN oleh syarak dan perkara yang boleh melalaikan hati daripada mengingati Allah, yakni PUASA PENGLIHATAN.
4. CACATKAN anggota badan kita dari melakukan segala perbuatan yang TIDAK berfaedah dan yang DIHARAMKAN oleh syarak seperti tangan dicegah dari mencuri, kaki dicegah dari bergerak ke tempat maksiat, perut dicegah dari makan minum sebelum tiba waktu berbuka dan yang seumpamanya, yakni PUASA PERBUATAN.
Kesimpulannya:
Gabungan PUASA PENDENGARAN, PUASA KATA-KATA, PUASA PENGLIHATAN dan PUASA PERBUATAN itulah PUASA kita ORANG ISLAM yang mampu mencegah nafsu dari dipengaruhi oleh sifat jahat kita sendiri.
Dan bila nafsu sudah dicegah dari dipengaruhi oleh sifat jahat, maka jadilah TELINGA, LIDAH, MATA dan ANGGOTA BADAN kita ibarat kata PUASA sepanjang hayat sebagaimana ORANG TULI, ORANG BISU, ORANG BUTA dan ORANG CACAT itu BERPUASA.
Adapun:
Bagi mencuci dosa-dosa yang telah dilakukan oleh TELINGA, LIDAH, MATA dan ANGGOTA BADAN kita, setiap ORANG ISLAM DIWAJIBKAN PUASA RAMADHAN sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam yang maksudnya: "Sembahyang lima waktu, dan sembahyang Jumaat ke sembahyang Jumaat berikutnya, dan bulan RAMADHAN ke bulan RAMADHAN berikutnya adalah menjadi PENEBUS DOSA yang terjadi di antara waktu-waktu tadi, selama ORANG itu menjauhi dosa-dosa besar" (HR.Muslim).
Justeru:
Sebagai ORANG SEMPURNA yang CELIK yang BERKATA-KATA yang MENDENGAR, ambillah iktibar dari 4 hal keadaan PUASA di atas. Sungguh setiap ibadat WAJIB dalam agama Islam itu ada pengajaran yang jelas buat ORANG yang mahu berfikir. Mudah-mudahan PUASA kali ini mencapai maksud dan tujuannya, insyaAllah.
Mampukah kalian..mudah-mudahan kalian mampu sepertiku, kihkihkih!

Renungan: GURU


Bismillahirrahmanirrahim.
Melihat GURU..
Mencari GURU..
Menilai GURU..


Tidak Semestinya Dinilai Dari PENAMPILAN TUA ataupun MUDA.
Tidak Semestinya Dilihat Dari MANA ASALNYA, SIAPAKAH DIA, Orang Mana Dia, Bisa Apa Dia, ORANG KAYAkah Atau Tidak, Miskinkah Ataupun Tidak, Terkenalkah Apa Tidak..
Jika Benar-Benar Ingin SEMPURNA ILMUMU,
jalanmu, Pengetahuanmu..
Maka TETAPKANLAH HATI UNTUK MENGIKUTI ARAHANNYA, NASEHATNYA, BIMBINGANNYA, DAN AJARANNYA.
Jangan Mengeluh,
Janhan Bosan,
Jangan Bimbang,
Janganlah RAGU...

ALLAH ADA BERSAMAMU yang Siap Menuntun Nuranimu, Untuk Sampai Kepadanya.
Sampai Kepada Allah Sampainya Ilmu Pengetahuan Kita,
Kesadaran Kita,
Keinginan Kita,
Kehendak Kita,
Cita-Cita Dan Angan-Angan Kita.
Dia Gurumu Beda Dari Guru-Guru Yang Lain..
Dia Gurumu Sangat Peduli Kepadamu,
Sangat Cinta Kepadamu,
Sangat Sayang Kepadamu,
Sangat Menginginkan Yang Terbaik Atasmu.
Dialah Satu-Satunya Mahluk, Yang Awal Lahirnya Beda Sambutannya,
Beda Cara Besarnya,
Beda Cara Hidupnya,
Beda Cara Pola PIKIRANNYA.

DIA GURUMU Sangat CERDAS DAN JENIUS, Dia Sangat BIJAK DAN MUDAH MEMECAHKAN TEKA TEKI DAN MISTERI KEHIDUPAN INI.
Dari Mana Asal Ilmu Pengetahuannya Ilmu Itu Berasal Dari AL 'ALIMUN...
Dari Manakah SUMBER BUKU DAN KITABNYA, Asalnya Dari NUR ILLAHI, Yang Dipancarkan Kedalam QALBUNYA.
Maka Dari Itu Siapapun Iya Dan Apapun Bentuk Dia, Hormatilah Dia Jika Engkau Bisa Mengetahui ILMU YANG SEBELUMNYA BELUM KALIAN KETAHUI.
Satu Ilmu Yang Kalian Ketahui Darinya, Itu Sudah Cukup Menghapus 1000 Kebodohanmu..
Maka BERPRASANGKA BAIKLAH ATASNYA JIKA INGIN ENGKAU MENIKMATI INDAHNYA RAHMAT ALLAH ATASMU.
Adapun:
GURU = Qaf Wau Ra Wau
Qaf = Qalam
Wau = Amanah
Ra = Rahsia
Wau = Amanah
Jadi:
Qalam Guru itu Amanah
Rahsia Guru itu Amanah
Maka:
Qalam Guru itu seharusnya dipatuhi jangan diingkari
Rahsia Guru itu wajib dijaga jangan dibuka..
Ingatlah Ingatlah Ingatlah!

Renungan: 3 Rahsia KEMATIANMU


1. Rahsia WAKTU
Kamu tidak akan pernah tahu bila WAKTU KEMATIAN yang akan menjemput kamu..sekejap lagi, jam berikutnya, esok, lusa, tulat, minggu depan, bulan depan, tahun depan dan sebagainya.
2. Rahsia TEMPAT
Kamu tidak akan pernah tahu dimana TEMPAT KEMATIAN yang akan menjemput kamu..rumah, pejabat, masjid, pasar, restoren, dalam perjalanan dan sebagainya.
3. Rahsia CARA
Kamu tidak akan pernah tahu dengan CARA apa KEMATIAN yang akan menjemput kamu..sakit, uzur, perang, eksiden, dibunuh, husnul khotimah dan sebagainya.
Kerana Apa Tidak Tahu:
ALLAH merahsiakannya agar kamu selalu siap sedia setiap saat, KEMATIAN adalah sesuatu yang pasti akan terjadi.
Maka:
*** jangan menunda amal ibadahmu..
*** jangan menunda taubatmu..
*** jangan menunda perbaikan dirimu..
*** jangan main-main dengan maksiatmu..
*** jangan sia-siakan mereka orang yang kamu cintai..
Jadi Bermohonlah Selalu:
YA ALLAH aku bermohon kepadaMU semoga KEMATIANKU dalam keadaan HUSNUL
KHOTIMAH..
Amin.
Mulalah Bersedia Untuk MATI!

SEBENAR-BENAR PANTANG


Dalam kitab Al-Ghunyah Lithalibi Thariq Al-Haqq, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengungkap 10 PANTANG yang harus dihindari bagi sufi yang sedang melakukan mujahadah dan muhasabah, yakni:
1. Pertama, PANTANG bersumpah demi Allah, terlepas dari apakah yang dikatakan itu benar atau bohong, baik sengaja atau tidak sengaja. Ketika seseorang telah mengokohkan prinsip tersebut dalam dirinya dan membiasakan pada lisannya, niscaya Allah akan membukakan satu pintu dari cahaya-cahayaNya, meninggikan derajatnya dan dikuatkan tekad dan pandangannya.
2. Kedua, PANTANG berbohong baik serius ataupun bercanda. Jika mampu melakukannya, maka Allah akan melapangkan dadanya dan menjernihkan pengetahuannya, hingga ia tak lagi mengenal dusta.
3. Ketiga, PANTANG menjanjikan sesuatu kepada siapa pun, lalu urung memenuhinya, meski mampu mewujudkannya, kecuali memang ada alasan yang jelas. Lebih baik dia menghilangkan kebiasaan janji-janji. Jika mampu melakukannya, Allah akan membukakan pintu kemudahan dan derajat malu, dan memberi kasih sayang di tengah-tengah orang-orang jujur, serta menaikkan derajatnya di sisi Allah.
4. Keempat, PANTANG mencaci-maki makhluk lain, meski makhluk itu seukuran biji sawi atau lebih kecil lagi. Ini adalah akhlak kaum shaleh dan shiddiqin yang menghasilkan sesuatu yang baik, berupa perlindungan Allah di dunia dan derajat tinggi di sisi-Nya di akhirat.
5. Kelima, PANTANG mencaci-maki atau mendoakan hal-hal buruk kepada seseorang, meskipun orang itu dzalim. Ia harus memaafkan orang itu karena Allah, dan tidak membalas balik dengan ucapan ataupun perbuatan. Jika mampu melakukan itu, Allah akan memberi kedudukan terhormat di dunia dan akhirat, meraih cinta kasih segenap makhluk, baik jauh atau dekat, serta akan dikabulkan doanya.
6. Keenam, PANTANG menyebut musyrik, kafir, dan munafik kepada Ahli Kiblah (Muslim). Laku ini akan menjauhkan dari murka Allah dan mendekatkan kepada ridha dan kasih sayang Allah. Menjadi pintu mulia menuju Allah yang membuat si hamba dikasihi oleh segenap makhluk.
7. Ketujuh, PANTANG berpikir dan berangan-angan melakukan kemaksiatan, lahir dan batin, serta mencegah anggota tubuhnya dari hal itu. Ini adalah amalan yang paling cepat mendapat pahala bagi kalbu maupun fisik di dunia, disamping pahala di akhirat.
8. Kedelapan, PANTANG menggantungkan biaya hidupnya kepada siapa pun, baik dalam jumlah sedikit atau banyak, pada saat memerlukan ataupun tidak. Sikap semacam ini akan melengkapi kemuliaan ibadah dan kehormatan ahli takwa, dan ini adalah pintu terdekat pada keikhlasan.
9. Kesembilan, PANTANG bersikap tamak terhadap apa yang dimiliki manusia. Ini adalah kemuliaan terbesar, kekayaan sesungguhnya, kekuasaan agung, kebesaran yang luhur, keyakinan yang benar, dan kepasrahan yang tepat. Ia merupakan satu pintu keyakinan kepada Allah dan pintu zuhud yang mengantarkannya pada warak.
10. Kesepuluh, PANTANG bersikap takabur dan harus selalu tawaduk. Sikap rendah hati ini akan menguatkan posisi hamba, meningkatkan derajatnya, menyempurnakan kemuliaannya di sisi Allah dan makhlukNya. Laku ini adalah dasar dan penyempurnaan seluruh ketaatan. Dan, menjadi tujuan mulia kaum zuhud ahli ibadah.
---Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Al-Ghunyah Lithalibi Thariq Al-Haqq
Maka:
Masihkah kita dalam keadaan PANTANG setiap hari?
Jika masih belum, belajarlah untuk mula BERPANTANG.
Semoga buku amalan baru kita malam ini dihiasi dengan PANTANG!