- Mengenal Nafas
- Mengenal Asal usul nya Nafas
- Mengenal Datang nya Nafas
- Mengenal Reservoir Nafas
- Mengenal Puncak Kedatangnya Nafas
- Menghargai Nafas dengan Haqqul Yakin
- Melihat kedatangan Nafas dari Pandangan Ainul Yakin
- Tarbiyyah diri dengan Muttu Qablaan
tammutu [ hadits]
★ Latih MEMATIKAN DIRI
- Latih pergerakan ALLAH (memulangkan Zat, Sifat, Asma, Af’al ALLAH) Dengan Muraqabah dan Musyahadah
- Latih Ilmu ALLAH dengan KALIMAH SYAHADAH dan SYUHUD
(Qudrat ”Kuasa”, Iradat” berkehendak”, Ilmu ”ilmu”, Hayat ”hidup”)
Bagi kaum Aribillah,
NAFAS adalah Imej cermin dari ROH ,
NAFAS adalah kembaran bagi RUH.
RUH adalah Hakikat
NAFAS adalah Syariatnya di alam ini.
RUH ibarat kapal,
NAFAS bagaikan ombak
Jika tenang ombak, tenanglah perjalanan kapal.
Begitu juga RUH,
Jika NAFAS seorang hamba tenang, maka ia memberi kesan pada RUHnya.
Kaum Aribillah dan ahli Rohani amat mementingkan latihan PERNAFASAN.
Bila PERNAFASAN baik, maka akan baiklah perjalanan RUH dengan ROBBnya.
EMOSI amat mempengaruhi PERNAFASAN, baik ia dalam keadaan marah, “stress” atau tenang.
Jika seseorang itu berhasil mengawal EMOSInya maka tenanglah ia.
Mereka yang tidak mementingkan rohani
adalah seperti jasad yang tidak ada Roh,
mereka itu amat dibodohi oleh syaitan..
apa gunanya sebatang JASAD walaupun
ia seorang raja, seorang yang cantik dan kaya jika tidak ada ROH dan
NYAWA, maka akan di kebumikan dengan secepat mungkin (mayat namanya).
ROH dan KEROHANIAN amat penting dalam memahami pengertian hidup dan perjalanan hidup ini .
NAFAS berasal dari ROBBUL ALAMIN.
Bagiamana mengenal turunnya dan naiknya NAFAS ini dari sebatang tubuh
yang tidak ada Hawl dan Quwwah..??
Bagaimana ratusan ribu bahkan jutaan
makhluk menerima NAFAS Turun, NAFAS Naik dengan secara sistematik dan
secara teratur tanpa ada gangguan,
dan tidak kehilangan satu NAFASpun yang terkendala dalam jutaan tahun kecuali
jika sudah sampai ajal maut seseorang
itu dengan Taqdir Nafas dan Usia Hayyatnya.
NAFAS adalah sumber kehidupan,
tanpa NAFAS hancurlah kehidupan.
NAFAS adalah Al-Hayat yang datang dari Tuhan, NAFAS adalah RAHASIA ILAHI.
Para ulama sufi mengamalkan Zikir NAFAS untuk PEMBERSIHAN ROHANI
manakala
para ahli “tenaga dalam” mengamalkan PERNAFASAN untuk mengaktifkan
tenaga ghaibnya sehingga dapat melakukan perkara dg kekuatan JASAD.
Kaum Sufi menamakannya sebagai NASMA yaitu gabungan antara RUH, JASMANI dan JASAD.
Zikir NAFAS adalah lentera pengerak semua sistem ROHANI dan JASMANI.
*Zikir NAFAS adalah merupakan IBU dari
segala Zikir yang mempunyai banyak keistimewaan yaitu mampu membersihkan segala kotoran dalam dan ROHANI.*
Zikir NAFAS ini ada pecahan dan rangkaiannya tersendiri.
Pecahan
zikir ini ialah zikir NUFUS, zikir TANAFAS dan zikir ANFAS. ~>
Keempat-empatnya saling berkaitan diantara satu sama lain.
Bermula dari NAFAS itu karena ANFAS, Hidup ANFAS itu karena NUFUS,
Hidup NUFUS itu dengan RAHASIA
dan RAHASIA itulah merupakan DIRI RAHASIA ALLAH.
NUFUS,
ANFAS dan TANAFAS itu adalah satu perkara yang ghaib ~> yang wujud
tanpa dapat dirasakan dan tak bisa dilihat seperti juga NAFAS.
Kurang
etis jika membicarakan sesuatu yang tidak boleh dibuktikan dengan ILMU
YAKIN, ataupun AINUL YAKIN. Karena ini akan menimbulkan fitnah besar
kepada pembicaranya kelak.
Sudah menjadi ghalibnya manusia akan
menolak sesuatu yang tidak tercapai oleh AKAL dan ILMUnya, meskipun
jalan paling baik adalah jika ia mendiamkan diri (tawakuf) disamping
belajar untuk memahaminya.
Kedudukan Sistem Bathin dan Spiritual
ini bergerak dengan Kuasa Qudrat yang
mutlak dan hanya dapat dilihat dengan MATA HATI/ BASHIRAH oleh mereka
yang telah HIDUP HATI mereka secara zahir dan bathin.
Tanpa ILMU MATA HATI memang HATI tidak akan terbuka dan hidup, dan
tidak akan dapat memperhatikan
KEAJAIBAN HATI ini.
Kedudukan ANFAS ialah di HIDUNG.
Kedudukan TANAFAS di TELINGA.
Kedudukan NUFUS di JANTUNG,
Kedudukan NAFAS ialah di MULUT.
ANFAS
, NAFAS , TANAFAS dan NUFUS ini merupakan satu “kuasa” ataupun keadaan
yang keluar masuk (bergerak) dalam tubuh seseorang manusia.
Apakah INSAN mudah memahami
pergerakan sistem Spiritual dan Rohani ini tanpa mengenal ROBBnya
dan ILLAH nya..??
sekali-kali INSAN tidak akan mengenal ROBB nya tanpa ILMU KALIMAH LA ILAHA ILLALLAH.
Semua sistem pengerakan NAFAS, ANFAS, TANAFAS adalah satu sistem
Unggul dan ajaib yang penuh dengan mukjizat.
TANAFAS bergerak di TELINGA,
NUFUS bergerak di JANTUNG,
ANFAS bergerak di HIDUNG,
NAFAS pula di MULUT.
Diantara
keempat unsur ini, NAFASlah yang bisa dirasa dan disentuh serta mudah
untuk diyakini (kalau kita membicarakannya) karena setiap orang bisa
merasakan dengan perasaan zahir.
Justru itu dalam bab ini kita membicarakan Zikir NAFAS saja.
NAFAS adalah sumber utama dalam
menghidupkan HATI dan JASAD, memahaminya dan menguasainya akan membawa INSAN itu pada kebahagiaan.
NAFAS adalah saluran penting bagi kita
untuk meneruskan HIDUP di atas bumi ini, kalau ada JASAD tanpa NAFAS, tidak berguna JASAD ini.
Ada ROH tapi tidak ada NAFAS, tidak akan bermanfaat ROH itu pada JASAD itu.
NAFAS yaitu angin yang keluar masuk dari lubang hidung dan mulut (dari luar tubuh ke dalam tubuh).
Kalau menurut pengertian sains,
udara
yang "keluar" dari mulut atau hidung itu ialah Karbondioksida (CO²)
sementara yang disebut udara yang masuk itu ialah Oksigen (O²).
Fungsi Oksigen (O²) ini ialah untuk memutarkan DARAH dalam JANTUNG, menyebabkan NYAWA bergerak.
Oksigen (O²) itu dihirup dari luar yang diproses oleh tumbuh-tumbuhan dan alam seluruhnya.
Pikirlah dan renungkanlah...
*betapa pentingnya penguasan NAFAS
dalam hidup dan tanpa penguasan ini anda tidak akan bahagia secara zahir dan bathin.*
Ahli sains mengakui hakikat ini,
bahwa semua puncak
masalah hidup yang membawa pada keadaan tidak bahagia
adalah karena ketidak harmonisan antara JASAD dan QALBU, ketidak
stabilan EMOSI atau masalah PSIKOLOGI.
EMOSI dan JASAD sangat berkaitan,
jika tidak dikendalikan akan membawa mudarat pada tubuh badan dan juga
anggota badan yang menjalankan tugas
penting dalam sistem PEREDARAN DARAH dan sistem OXYGENASI.
Justru
perawatan yang paling baik ialah membina motivasi seseorang pada
kekuatan dalam tubuh dg mendekatkan manusia itu dengan ROBBnya.
Zikir
yang digabungkan dengan teknik pernafasan yang betul, atau disebut oleh
ahli Tasawuf sebagai ZIKIR NAFAS, akan memberi kesan yang hebat.
Imam
Ghazali mengatakan ZIKIR yang dilakukan dengan cara menahan NAFAS akan
mempercepat proses PENSUCIAN HATI (membakar MAZMUMAH).
Pernafasan yang betul akan memaksimumkan penyerapan OKSIGEN (O²) yang amat penting dalam kehidupan dan kesehatan manusia.
Kekurangan Oksigen (O²) menyebabkan seseorang mengalami berbagai penyakit seperti kanker, gangguan saraf, leukemia dll.
Teknik Terapi Zikir PERNAFASAN:
> Kita Hendaklah Bersuci Terlebih dahulu.
Duduk rileks dengan punggung tegak,
lalu amati NAFAS yang keluar masuk, kemudian ikuti gerak NAFAS ,
Jangan mengatur NAFAS,
biarkan NAFAS keluar masuk dengan bebas.
> Posisi badan tegak, kepala lurus dg tulang punggung,
Sebaiknya bagi Pemula Mata Dipejamkan, mulut tertutup rapat dan lidah sedikit ditekuk diatas ( langit-lagit).
Tarik
NAFAS perlahan-lahan dan dalam-dalam, dada digembungkan, perut
dikempeskan se-kempes mungkin dan dikeraskan, agar energi yang
dibangkitkan besar, dengan penuh perasaan,
Rasakan seolah – olah
energi ILAHI masuk melalui pusat ( umbilicus ) naik keatas menembus
ubun-ubun sampai ke titik omega (titik tak berhingga).
Tahan selama beberapa detik agar diproses oleh paru-paru,
Tahan napas di bawah pusar,
kemudian Energi ILAHI yang terang benderang diturunkan kembali ke kepala sampai ke tengah dada
dan Keluarkan nafas perlahan – lahan dari lubang hidung.
Berarti 1 x putaran NAFAS sudah kita selesaikan.
> Penarikan Nafas harus dengan tertib dan juga *secara natural tanpa dipaksa
atau pun didesak,* sebab hal ini akan gagal menghasilkan satu proses yang mukammil.
> Kemudian tarik NAFAS kembali dalam-dalam,
Tahan
selama beberapa detik, dan selanjutnya [ sebaiknya 5-1-5 atau
10-1-10 atau pun 3-1-3] , tarik 3 saat -tahan 1 saat dan lepas
3 saat ] atau ikut kekuatan daya tarikan dan hembusan.
> Lanjutkan terapi pernapasan dengan dada tetap digembungkan, dan perut tetap dikempeskan dan dikeraskan.
Menarik
NAFAS dengan membayangkan menghirup udara yang bersih dan sehat,
lepaskan napas dengan membayangkan membuang penyakit, racun dan udara
kotor.
NAFAS ditahan agar proses biologis didalam paru-paru
berlangsung sempurna, yaitu : oksigen (O²) yang di udara diserap oleh
paru-paru ( secara maximal ) dan udara kotor beracun ( CO2 ) dilepaskan
ke-udara untuk kemudian di buang keluar saat melepaskan napas.
( Dengan bernapas biasa maka proses berlangsung tidak sempurna, karena belum sempat terjadi pertukaran secara lengkap, udara sudah dikeluarkan lagi dari paru-paru ).
Ketika anda berNAFAS tepat pada tarikan Oksigen (O²), maka yang harus anda fokuskan ialah lafadz "HU (Dia)".
baru setelah hembusan NAFAS maka fokuskan pada lafadz "ALLAH". begitu terus berulang- ulang.
Perlu diingat,
bahwa pada lafadz "HU" harus benar-benar anda rasakan,
"HU" mengalir di pembuluh-pembuluh nadi dan menyebar ke segenap penjuru organ tubuh.
Pada lafadz "ALLAH" ketika dihembuskan, rasakan bahwa yang diluar tubuh anda tidak lepas dari "Tangan-NYA".
Jika
anda ikhlas karena ALLAH semata , maka anda akan bertatapan dengan-
NYA, tentunya bukan dengan panca indera, tapi lebih dari itu.
Jika
anda ingin tahu metode Zikir NAFAS Wali Songo yang lain (kecuali Raden
Syarif Hidayatullah/Sunan Gunung Jati) tinggal membalik "HU" pada
Hembusan NAFAS, dan "ALLAH" pada Tarikan NAFAS .
Waktu ingin
melakukan zikir NAFAS kita wajib memulangkan Zat, Sifat, Af’al kita
kepada Zat, Sifat, Af’al ALLAH ~> yang berarti memulangkan segala
wujud kita yang zahir kepada wujud kita yang batin yaitu RUH
dan pulangkan wujud RUH pada hakikatnya Wujud Yang Qadim Zat ALLAH juga.
La maujud illaLlah
tiada yang ada di alam ini pada
hakikatnya melainkan ALLAH juga.
Hakikat NAFI pada diri kita ialah
La wujud (tiada yg wujud) ,
La qadir (tiada yg Maha kuasa),
La hayun,
La muridun,
La alimun (tiada yg Maha mengetahui),
La samiiun (tiada yg mendengar) ,
La basirun (tiada yg Maha melihat),
La mutakalimun fil haqiqah illaLah.
Berkata para Arifbillah,
”matikan diri kamu sebelum kamu dimatikan”.[ Hadits Sohih].
MATI disini dibagi empat (4) :
1) Mati Hissii
yaitu
seolah-olah sudah bercerai RUH dari JASAD, tidak ada daya upaya walau
sedikitpun juga, pada hakikatnya hanya ALLAH yang berkuasa, kemudian
dimusyahadahkan di dalam HATI dengan menyaksikan kebesaran sifat JALAL
dan JAMAL-NYA serta KESUCIAN-NYA.
2) Apa hakikat Asolatu Miraju lil Mukminiin.
MIRAJ yaitu lepas sempurna mematikan diri kita,
Hendaklah melakukan MIRAJ artinya menaikkan NAFAS kita melalui alam “Qaba qawsain au adna” yaitu
antara kening merasa penuh limpah dalam alam Qudus yaitu dalam benak kepala kita hingga hilang segala ingatan yang lainnya.
Ini dinamakan mati ma’nawi yaitu hilang segala sesuatu didalam HATImu melainkan hanya berhadapan pada ALLAH juga.
3) Mati dalam Hidup dan Hidup dalam kematian, inilah hakikat matilah kamu sebelum kamu di matikan.
Mati
segala usaha ikhtiar segala daya upaya diri kita, kita hanya
mendirikan sembahyang dengan melihat pada mata hati, dari ALLAH, dengan
ALLAH dan untuk ALLAH.
Dari ALLAH yg mengerakkan RUHANIAH,
Dari RUHANIAH yg mengerakan AL-HAYAT,
Dari AL-HAYAT yg menggerakkan NAFAS
Dari NAFAS yg menggerakkan JASAD dan pada hakikatnya, semua itu ALLAH juga yang menggerakkan semuanya..
sebagaimana firmaNYA:
“Dan
tiadalah yang melontar oleh engkau ya MUHAMMAD Sala Allahu Alaihi
Wasalam - ketika engkau melontar tetapi ALLAH yang melontarnya…”.
Pada pandangan dzahirnya perbuatan hamba, tetapi pada pandangan matahati perbuatan ALLAH juga.
4) Mati dalam tidur
Ini adalah satu Rahasia Marifat dalam
hidup yang hanya diketahui oleh para
Arif Billah dan Alimbillah, bukan oleh
alimbil kitaab.
Zikir NAFAS adalah Ummul Zikir yang mampu memberi kekuatan Rohani
adalah Zikir Khafi, ini di jelaskan dalam beberapa hadits sohih.
Zikir NAFAS adalah sebagai NUR
CAHAYA yang memancar keseluruh JIWA seorang pengamal Zikir NAFAS ,
besar faedahnya untuk memecahkan kekentalan darah hitam yang berada
dihati yang dianggap sebagai istana Iblis itu.
Selagi istana
Iblis tidak terpecah dan hancur musnah, NUR QALBI sebagai penyuluh lampu
Ma’rifat yang diharapkan itu tidak mungkin diperoleh.
NUR itu tidak akan bersinar menyuluh kegelapan dalam diri. Kalau pun ia menyala tetapi cahayanya tidak terang
Sabda Rasulullah saw:
MAN ARAFA NAFSA FAQAD ARAFA RAB’BAH WAMAN ARAFA RAB’BAH FASADA JASAD.
“Siapa yang mengenal dirinya, tentu dia mengenal ROBBnya dan siapa yang mengenal ROBBnya, maka binasalah dirinya.”
Firman ALLAH swt:
“Dari ALLAH kau datang kepada ALLAH kau dikembalikan” (QS. al-Baqarah:156)
Apabila RUH diturunkan ke bumi, RUH berhajat pada Sifat IFTIQAR ALLAH untuk berfungsi di atas muka bumi ini..
Jika
tidak ada Sifat IFTIQAR, RUH tidak berfungsi. Ini disebabkan karena RUH
memiliki sifat yang suci dan tinggi yang tidak ada pengetahuan dan
kehendak terhadap alam yang rendah (dunia).
Oleh karena itu diperlukan Sifat IFTIQAR untuk melaksanakan tugas sebagai KHALIFAH, di kehidupannya dan dunia.
4 Sifat IFTIQAR yaitu :
Sifat Qudrat,
Hayat,
Iradat,
Ilmu.
Sebelum
RUH dimasukkan ke dalam JASAD, ALLAH melapisi RUH AL-QUDSI dengan
lapisan-lapisan sampai ke Alam “MULKIAH” yang disebut “QISWAH UNSURIAH”
yaitu
Alam JABARUT,
Alam MALAKUT
Alam MULKI
karena
kekuatan RUH AL-QUDSI dapat menghancurkan JASAD, sebagaimana cahaya
matahari yang dihalangi cahayanya dengan berbagai lapisan Ozone agar
tidak terbakar bumi ini karena kepanasannya.
Firman ALLAH swt:
“Lalu kutiupkan Roh-KU dalam tubuh manusia.” (Al-Hijr:29)
1. QUDRAT (Kuasa)
yaitu dinyatakan pada (RUH JASMANI) dan diletakkan dalam JASAD.
RUH memerlukan JASAD untuk bergerak di atas muka bumi. (NASMA “fizikal”: kuasa batin yang hebat).
TANAH: tubuh badan - istana hakikat.
2. ILMU (ilmu)
dinyatakan pada (RUH SULTANI) dan menjadi AKAL apabila digabungkan dgn unsur AIR dan diletakkan pd OTAK.
RUH
tidak akan dapat berfikir untuk kehidupan di dunia tanpa ILMU bangsa
dunia. (AIR: akal - ilham, laduni pandangan tajam hikmah).
AIR: otak - istana syariat.
3. HAYAT (hidup)
ia dinyatakan pada (RUH AL HAYAT) dan menjadi NAFAS apabila bergabung dgn UDARA.
Ruh memerlukan NAFAS untuk berhubung dgn NAFAS.
(NAFAS: menstabilkan EMOSI, AKAL, KESEHATAN dan perjalanan RUH).
ANGIN/udara: sistem pernafasan - istana tarikat.
4. IRADAT (berkehendak)
ia dinyatakan pada (RUH SAIRANI RAWANI) dan menjadi NAFAS apabila digabungkan dgn unsur API dan diletakkan di JANTUNG/ QALBU.
RUH memerlukan NAFSU bangsa dunia untuk memakmurkan dunia.
(NAFSU: ketenangan, kasyaf, asyik, cinta, rindu, syuhud, makrifat)
API: jantung - istana makrifat.
Syaik Abdul Qadir Jailani, Di dalam Kitab SIRRUL ASRAR mengatakan:
RUH adalah hakikat DIRI manusia yang sebenarnya.
RUH
adalah NUR CAHAYA yang tinggi yang dibalut dengan beberapa lapisan
pakaian sebelum di turunkan ke alam dunia ini agar JASAD tidak terbakar.
“Manusia itu rahasiaKU dan AKU adalah rahasia manusia.” (Hadits Qudsi)
Setiap RUH mempunyai tempat/ daerah ketika RUH berada dalam JASAD
Setiap INSAN wajib mengetahui bagaimana mengolah setiap lapisan tersebut agar tersingkap baginya Rahasia.
Kenali dirimu dengan merenungkan kedalam dirimu, niscaya engkau akan mengenali Tuhanmu tanpa huruf, tanpa suara, tanpa dalil dan tanpa perantara.
Galillah Rahasia alam dirimu sendiri sehingga berjumpa dengan air dari alam Malakut, alam Jabarut dan akhirnya Lahut, niscaya kamu akan dapat menyaksikan kembali bagaimana dirimu berhimpun dan bertasbih di alam Lahut serta menyaksikan bagaimana dirimu bersaksi akan diri KeTuhanan
sebagaimana firmannya:
”Adakah AKU Tuhan Kamu, (Ruh menjawab) Bahkan! Kami menyaksikan.” (QS. al-Araf:172)
Siapa yang sampai ke alam ini, ia mengambil ilmunya dari ALLAH tanpa perantara yaitu ilmu LADUNI.
Di
alam ini, ia beribadah dari ALLAH, dengan ALLAH dan untuk ALLAH.
Pandangannya senantiasa melihat pada 2 alam, melihat diriNya di alam
zahir yaitu Af’al, Sifat dan Asma, bermusyahadah dengan ZatNYA di alam
lahut.
Adakala mereka itu FANA (lebur) penglihatan di alam ini
ketika mentajallikan rahasiaNYA sehingga tidak ada yang dilihat
melainkan ALLAH swt.
Bagaimana hendak Mengenal Diri ?
Apa yang harus di kenali dengan Diri ini ?
Adakah Mengenal JASAD yang di kenali oleh semua orang kafir dan mushrik agar dengan itu mereka bisa mengenal ROBB mereka?
Adakah mengenal BATHIN saja tanpa mengetahui soal ROHANI ?
Mengenal Diri tanpa mengenal Jalan
Mengenal Diri, anda tidak akan sampai pada kehendak.
Mengenal Jalan tanpa mengenal Musuh akan tewas di separuh jalan.
Mengenal Musuh tanpa bersenjata akan dikalahkan.
Mempunyai senjata lengkap namun tidak mengenal maqam Musuh akan menempuh kekalahan.
Mengenal senjata dan musuh tetapi
tidak ada tarbiyah dari orang yg mengenal perjalanan dan
kaidah juga akan binasa dalam kesesatan.
Siapa yang benar
Mengenal Dirinya, akan binasalah dirinya, tenggelamlah ia dalam lautan
kefakiran, tenggelam ia dalam lautan ketiadaan ke-Aku-an.
Didalam Kitab Kasaful Asrar dinyatakan bahwa wujud INSAN adalah bayang-bayang kepada wujud Tuhan.
Tidak
akan wujud bayang-bayang ini jika tidak ada yang empunya bayang-bayang,
tidak bergerak bayan-bayang melainkan bergeraknya tuan empunya
bayang-bayang.
Apabila kamu memandang diri kamu, memandang kewujudan dirimu, maka kamu wajib memahami bahwa kamu ada pemiliknya.
Wujud kamu menyatakan wujud diri-NYA. DIA ghaib dan kamu nyata,
DIA hakikat dan kamu syariat,
DIA adalah wujud dan kamu adalah bayang bagi wujud-NYA.
Lihatlah diri kamu lagi..,
pandanglah
segala sifat yang ada pada diri kamu, lihatlah matamu, lihatlah
telingmu, lihatlah mulutmu,lihatlah akalmu, lihatlah gerak diammu, lihat
rasa hatimu. Semuanya tidak lain melainkan kenyataan sifat-sifat-NYA.
Semoga
HATI kita tidak dibutakan sama sekali, sehingga tidak mengenal
Diri-NYA, yang meskipun Al-Ghaib tetapi sangat dekat sekali, bahkan
lebih dekat DIA bila dibandingkan dengan urat nadi yang ada di lehernya
sendiri.
Itu Berarti lebih dekat DIA meskipun dibandingkan dengan keluar masuknya NAFAS dalam dada.
Maka firman-NYA yang memutuskan:
“Barang
siapa yang hidupnya sekarang ini (di dunia) buta (mata hatinya tidak
mengetahui keberadaan Diri Tuhannya yang dekat sekali dan Wajib
Wujud-Nya), maka kelak di akhirat juga akan lebih buta dan lebih sesat
jalannya.” (Al-Isra:72)
Tauhidul Af'al (Ke-Esa'an Perbuatan)
Hendaklah
anda ketahui bahwa segala apapun juga yang terjadi di alam ini pada
hakekatnya adalah Af'al (perbuatan) ALLAH s.w.t. yang terjadi di alam
ini dapat digolongkan pada 2 golongan.
1) Baik pada bentuk (rupa) dan isi (hakekatnya) seperti iman dan taat.
2) Buruk pada bentuk (rupa) namun baik pada pengertian isi (hakekat) seperti kufur dan maksiat.
Dikatakan ini buruk pada bentuk karena adanya ketentuan hukum/syarak yang mengatakan demikian.
Dikatakan baik pada pengertian isi (hakikat) karena hal itu adalah sutu ketentuan dan perbuatan dari pada Allah Yang Maha Baik.
Maka "kaifiat" cara untuk melakukan pandangan (syuhud/musyahadah) sebagaimana dimaksudkan diatas ialah:
"Setiap
apapun yang disaksikan oleh mata hendaklah ditanggapi oleh hati bahwa
semua itu adalah Af'al (perbuatan) dari ALLAH s.w.t."
Bila ada
sementara anggapan tentang ikut sertakan "yang lain dari pada ALLAH" di
dalam proses kejadian sesuatu, maka hal tersebut tidak lain hanya dalam
pengertian majazi (bayangan) bukan menurut pengertian hakiki.
Misalnya
si
A bekerja untuk mencari makan atau memberi makan anak-anaknya maka si A
tergolong dalam pengertian "yang lain dari pada ALLAH" dan juga dapat
dianggap "ikut serta dalam proses memberi makan anaknya.
Fungsi
si A dalam keterlibatan ini hanya majaz (bayangan) saja, bukan dalam
arti hakiki. Karena menurut pengerti hakiki yang memberi makan dan minum
pada hakikatnya ialah ALLAH,
sebagaimana tersebut dalam AL-QUR'AN Surah:
“Dialah (ALLAH) yang memberi makan dan minum kepada saya.” (As-Syu'ara ayat 79.)
Segala
macam perbuatan (sikap laku) apakah perbuatan diri sendiri ataupun
perbuatan yang terjadi di luar dirinya, adalah termasuk dalam 2 macam
pengertian.
Pengertian pertama dinamakan MUBASYARAH
Pengertian kedua dinamakan TAWALLUD.
Kedua macam pengertian ini tidak terpisah satu sama lain.
Contohnya adalah sebagai berikut:
1) Gerak pena ditangan seorang penulis,
ini
dinamakan MUBASYARAH (terpadu) karena adanya "perpaduan" dua kemampuan
Qudrat yaitu kemampuan kodrat gerak tangan kemampuan kodrat gerak pena.
Bagaimana
kita dapat memahami gerak Qudrat ALLAH dan bagaimana kita
dapat bersyuhud dengan Qudrat ALLAH dalam setiap keadaan.
2) Gerak batu yang lepas dari tangan pelempar.
Hal ini dinamakan TAWALLUD (terlahir) karena lahirnya gerakan batu yang dilemparkan itu adalah kemampuan kodrat gerakan tangan.
Namun
pada hakekatnya, kedua macam pengertian itu (Mubasyarah dan Tawallud)
adalah Af'al ALLAH s.w.t., didasarkan kepada dalil nas AL-QUR'AN:
WALLAHU KHOLAQAKUM WA MA TA'MALUN
ALLAH yang mencipta kamu dan apa yang kamu lakukan.
Apa-apa
juga yang dilakukan oleh hamba, perkataan, tingkah laku, gerak dan
diam, namun semua itu sudah lebih dahulu pada Ilmu, Qoda dan
Qadar/Takdir ALLAH s.w.t.
Firman ALLAH di dalam AL-QUR'AN:
WA MA RAMAITA IDAZ RAMAITA WALAKINNALLAHURAMA
Tidaklah anda yang melempar (Hai MUHAMMAD) tetapi ALLAH -lah yang melepar ketika anda melempar.
LA HAULA WA LA QUWWATA ILLA BILLAHIL ALIYYIL AZHIEM
Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan (daya dan kekuatan) ALLAH Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.
Hadits Rasullah s.a.w.
LA TATAHARRAKU DZARRATUN ILLA BI IDZNILLAHI
Tidak bergerak satu zarrah juapun melainkan atas izin ALLAH .
Atas dasar pandangan (musyahadah) inilah, maka Nabi s.a.w. tidak mendoakan kehancuran bagi kaumnya yang telah menyakiti beliau.
Apabila
anda selalu atas pandang (musyahadah) Tauhidul-Af'al dengan penuh yakin
(tahkik) maka terlepaslah anda dari pada penyakit dan bahaya
syirik-khofi sebagaimana tersebut di atas.
Sehingga akhirnya anda
akan dapat menyaksikan dengan jelas bahwa segala yang berupa UJUD
MAJAZI (ujud bayangan) ini, lenyap dan hilang sirna, dengan NYATANYA NUR
UJUDULLAH yang hakiki.
Apabila secara terus menerus anda latih
dengan pandangan musyahadah demikian, sedikit demi sedikit dengan tidak
tercampur baur antara pandangan lahir dan pandangan batin, maka
sampailah anda pada suatu makom (tingkatan) yang di namakan MAQOM
WIHDATUL AF'AL.
Pada tingkatan ini berarti FANA (lenyap) segala
perbuatan makhluk, perbuatan anda sendiri atau perbuatan yang lain dari
anda karena "nyatanya" perbuatan ALLAH Yang Maha Hebat.Tauhidul Asma
(Ke-Esa'an Nama ALLAH s.w.t.)
Kafiat (cara-cara) memusyahadahkan tentang keEsaan nama-nama ALLAH s.w.t. adalah sebagai berikut:
"Pandang
dengan mata kepala kita lalu syuhud (pandang) dengan mata hati, bahwa
segala nama apapun juga pada hakikatnya kembali kepada sumbernya ialah
nama ALLAH s.w.t."
Alasanya ialah, bahwa nama apapun juga yang ada di dalam alam ini tentu ada yang memberi nama (ujud musamma).
Dalam arti hakiki sudah jelas bahwa "tidak ada yang maujud/diadakan kecuali ALLAH ."
Firman ALLAH swt:
“Tiap
sesuatu itu “halikun” (maujudnya) bukan di atas wujud yang sebenar
benarnya) kecuali (setiap sesuatu itu) wajah ALLAH semata-mata.”
(28:20:88)
Segala yang maujud (yang diadakan) pada hakikatnya
hanyalah khayalan (kosong) atau waham (sangkaan) saja, bila dinisbahkan
(dibandingkan) dengan UJUD ALLAH.
Contoh
sekeping kaca yang
tembus warnanya, lalu diwarnakan dengan bermacam-macam warna. Kemudian
diletakkan di bawah cahaya matahari, tentu akan terlihat beraneka warna
pada bumi sebagaimana warna yang tercantum pada kaca tadi.
Disitu
dapat terlihat jelas bahwa cahaya matahari tidak terpisah cerai dengan
zat matahari sendiri dan tidak pula berpindah cahaya matahari itu tadi.
Adanya bermacam warna pada bumi menunjukkan keEsa'an matahari.
Maha
suci ALLAH dari contoh dan misal, maka pahamilah dengan kata-kata yang
baik dan sempurna, semoga anda dapat memahaminya dengan kasih sayang
ALLAH s.w.t. dan dapat sesuai dengan maksud yang sebenarnya.
Andai
kata telah berhasil pada maqom (tingkatan) ini lalu kemudian TAJALLI
HAK TA'ALA (nampak nyata kebenaran ALLAH Ta'ala) bagi kita dari
celah-celah dinding mazhar (kenyataan) ini dengan 2 macam nama (isim)
maka semua yang berupa mashar tersebut lenyap sirna didalam keEsa'an
(ahadiyat) ALLAH s.w.t.
Apabila TAJALLI ALLAH TA'ALA (nampak
nyata) dengan asmaNYA/ nama-namaNYA ZHOHIRUN terhadap hambaNYA, niscaya
si hamba itu akan dapat melihat bahwa segala akwan (kejadian) semua ini
adalah KEBENARAN ALLAH, sepanjang pengertian bahwa zohir akwan itu
adalah dengan ZOHIRNYA ALLAH.
Berdirinya akwan itu dengan nyatanya qoyyumiyahNYA (sifat qiyamuhu ta'ala binafsi)
Berdiri
ALLAH dengan sendirinya dan KEKALNYA ALLAH s.w.t. karena tidak akan
mungkin bagi akwan ini ada dengan sendirinya. Dan tidak akan mampu si
hamba membedakan satu persatu segala akwan ini.
Jelasnya hanya
pada suatu pengertian bahwa makhluk ini hanya sekedar mazhar/sandaran
semata-mata. Si hamba dapat memandang (musyahadah) bahwa ALLAH adalah
hakikat segala sesuatu sebagaimana yang difirmankan oleh ALLAH didalam
AL-QUR'AN:
"FA AINAMA TUWALLU FASTAMMA WAJHULLAHI"
Kemanapun kamu mengadap, disanalah Ujud ALLAH .
Maksudnya,
kemanapun dan dimanapun AKAL, HATI dan ROH ini berhadapan maka di sanalah adanya ALLAH s.w.t.
Makom
Tauhidul Asma ini merupakan makom yang kedua dari makom orang-orang
Arifin yang dianugerahkan ALLAH Ta'ala kepada orang yang salik atau
kepada orang lain seperti orang yang majzub.
Makam inilah
merupakan Natijah yaitu faedah yang diperoleh dan juga merupakan
lanjutan makom yang pertama, makom bagi orang yang senantiasa memandang
wahdatul Af'al. Makom Tauhidul Asma inilah yang menyampaikan anda kepada
makom yang seterusnya yaitu "Tauhidul Sifat" makom yang ketiga dari
orang-orang A'rif.
Tauhidus Sifat (Ke-Esa’an Sifat ALLAH swt)
Tauhid Fil Siffat.
Bagaimana dapat memahami Tauhid dalam Maqam ini?.
ILMU Kalimah yang menyampaikan ke Maqam ini harus di praktekkan dengan Ammali Tauhid Fi Siffat.
Bab yang ketiga ini menerangkan tauhidus sifat yang bermaksud meng-esakan ALLAH Taala pada sifat yang berdiri pada zat-NYA:
yaitu memfanakan segala sifat makhluk sama ada sifat dirinya atau yang lain, di dalam sifat-sifat ALLAH .
Kaifiatnya
ialah anda memandang dan musyahadah dengan mata hati dan beriktikad
bahwa segala sifat yang berdiri pada zat-NYA seperti semuanya itu
sifat-sifat ALLAH Taala.
Karena tidak ada zat yang bersifat dengan sifat-sifat tersebut pada hakikatnya melainkan Zat ALLAH Taala juga.
Di
adakan sifat-sifat ini pada makhluk, sekadar pinjaman (majaz) dan bukan
pada hakikatnya. Cuma sifat-sifat tersebut adalah sifat-sifat ALLAH
Taala juga.
Apabila sudah Tahkik pandanganmu dengan keadaan demikian, niscaya segala sifat makhluk FANA dalam sifat-sifat ALLAH Taala,
Hamba itu tidak mendengar melainkan dengan pendengaran ALLAH Taala,
Hamba itu tidak melihat melainkan dengan penglihatan ALLAH Taala,
Hamba itu tidak tahu melainkan dengan pengetahuan ALLAH Taala,
Hamba itu tidak hidup melainkan dengan hayat Allah Taala,
Hamba itu tidak berkata-kata melainkan dengan perkataan Allah Taala,
dan begitulah seterusnya dengan sifat-sifat-NYA yang lain.
Dalil
yang menunjukkan bahwa hamba tidak mempunyai sifat-sifat tersebut dan
yang ada pada hamba itu muzhar sifat-sifat ALLAH Taala ialah sebagaimana
firman Allah Taala, dalam hadis Qudsi:
”Tidak menghampiri
orang-orang yang menghampiri diri-KU umpama mengerjakan apa yang AKU
fardukan ke atas mereka dan senantiasalah hamba-KU berdamping diri
kepada-KU dengan mengerjakan ibadat sunat hingga AKU kasihan dia. Maka
apabila AKU kasihan dia, niscaya adalah AKU pendengarannya yang ia
mendengar dengan DIA, pertuturan lidahnya yang ia bertutur dengan DIA,
penampar tangan yang ia menampar dengan DIA, berjalan kakinya yang ia
berjalan dengan DIA, dan fikiran hatinya yang ia berfikir dengan DIA.”
Kaifiat
mentajalli sifat ALLAH Taala ialah memandang hak Taala, bahwa hamba
yang mendengar itu dengan ALLAH Taala, maka segala keadaan yang didengar
oleh hamba fana bersama diri-NYA.
Apabila telah tetap mentajalli
sifat mendengar itu dalam HATI, maka akan melihat sifat yang lain pula
sehingga habis satu persatu seperti sifat Basar, Kalam, Ilmu dan Iradat.
Anda juga akan melihat hamba itu tidak melihat dirinya bersifat
demikian yang hanya menerima daripada sifat-sifat ALLAH Taala jua.
Apabila
semua sifat yang lain terhapus, maka tajalli pula sifat-sifat ALLAH
Taala ke atas kita dan kita akan melihat, hamba itu yang bersifat Haiyun
(hidup).
Apabila sifat Hayat itu Fana dari diri, ternyatalah bahwa tidak ada yang hidup melainkan ALLAH Taala.
Apabila
anda telah berhasil memperoleh makam fana, ketika itu jadilah kita baqa
bisifatillah (kekal dengan sifat-sifat ALLAH ). Ketika itu juga, kita
memperoleh kemenangan kerana dapat mengenal-NYA dengan pengenalan yang
layak dan sempurna.
Oleh karena itu jadilah kita ketika itu fana fisifatillah (terhapus dalam sifat-sifat ALLAH ) dan baqa bisifatillah.
Ketika itu juga, ALLAH Ta’ala akan memberitahu kepada kita segala rahasia sifat-NYA yang mulia.
Kesimpulannya,
makam tauhidus sifat inilah makam yang tetap dan teguh.
Apabila
sudah habis mentajallikan semua sifat itu di dalam HATI, maka
dianugerahkan oleh ALLAH Ta’ala kepadanya pada saat itu kekuatan yang
dapat menanggung Tajalli Zat jika dikehendakiNYA.
Makam inilah
yang akan menyampaikan orang yang Arif itu kepada makam yang di atasnya
yaitu makam Tauhiduz Zat, makam yang keempat dari semua makam
orang-orang Arif.
Tauhiduz Zat (Mengesakan Zat)
Kafiat
mengesakan ALLAH Taala pada zat itu ialah melihat dengan mata kepala
dan mata hati, sesungguhnya tidak ada yang maujud dalam wujud ini hanya
ALLAH Taala saja.
Cara ini dilakukan dengan menfana’kan kesemua
zat kita dan zat yang lain dari zat kita (segala makhluk) di bawah Zat
ALLAH Taala.
Atau dengan kata lain, tidak ada yang maujud melainkan ALLAH Taala sendiri yang wujud dan wujud yang lain selain ALLAH Taala.
Oleh karena itu,
wujud
yang lain itu bukanlah maujud dengan sendirinya, hanya ia maujud dengan
ALLAH Taala itu qiam (berdiri) dengan wujud ALLAH Taala dan ia tidak
qiam dengan sendiri.
Oleh karena itu wujud yang lain dari ALLAH Taala itu adalah khayalan berlaka.
Ini
berarti ia ditempatkan pada yang sudah maklum yaitu pada tempat yang
diadakan dan waham (sangkaan dan batal) yang dinisbahkan kepada wujud
ALLAH Taala.
Tujuh Tingkatan NAFS
Firman Allah swt:
“Maka
bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu .Hal
itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu, maka
ALLAH akan menerima taubatmu”. (Al-Baqarah:54)
Maksudnya,
yang
dibunuh adalah WATAK Aku-nya NAFSU, supaya si nafsu menjadi patuh dan
tunduk mengikut HATI NURANI, RUH dan RASA dekat kepada-NYA.
Melahirkan
manusia yang hanya (mempunyai) ILMU semata-mata tanpa disertakan
kebersihan rohani akan membawa kepada ke-egoan dan perdebatan yang tidak
ada habis²nya.
7 NAFSU beserta tentaranya adalah sebagai berikut:
1) Nafsu AMARAH.
Letaknya di dada agak sebelah kiri.
Tentaranya
: senang berlebihan, dengki, dendam, iri hati, sombong, riya, takabbur,
suka marah, dan akhirnya tidak mengenal Tuhannya.
(Yusuf:53)
”Sesungguhnya Nafs (manusia) menyuruh berbuat kejahatan rendah.”
2) Nafsu LAWAMAH
Di Manakah Maqamnya dalam Jasad Insan?
Nafsu LAWAMAH, letaknya di dalam HATI SANUBARI, di bawah susu yang kiri kira-kira 2 jari.
Tentaranya: Ujub, senang di puji, memuji diri, menunjuk, khianat, menganiaya, bohong.
ALLAH menyebut JIWA ini dalam AL-QUR’AN surah Qiyamah ayat 2,
”Dan Aku bersumpah demi jiwa yang mencela.”
3) Nafsu MULHIMAH.
Tempatnya kira-kira 2 jari ke arah susu yang kanan dari tengah dada.
Tentaranya
: suka memberi, sederhana, menerima apa adanya, belas kasih, lemah
lembut, merendah diri, taubat, sabar dan tahan menghadapi kesulitan
serta siap menanggung betapa beratnya melaksanakan kewajiban.
ALLAH menyebut JIWA ini di dalam AL-QUR’AN surah Al-Syam ayat 7-8,
”Demi
diri (manusia) dan yang menyempurnakannya (Allah).Lalu diilhamkan
(Allah) kepadanya mana yang buruk dan mana yang baiknya.”
4) Nafsu MUTHMAINNAH.
Tempatnya dalam RASA kira-kira 2 jari ke arah susu kiri dari tengah dada.
Tentaranya:
Senang sedekah, tawakkal, senag ibadah, senang bersukur kepada Tuhan,
ridha kepada hukum dan ketentuan ALLAH dan takut pada ALLAH.
ALLAH menyebut JIWA ini di alam AL-QUR’AN surah Al-Fajr ayat 27,
”Hai jiwa yang tenang.”
5) Nafsu RADHIYAH.
Tempatnya dalam RASA, dalam HATI NURANI dan seluruh JASAD.
Tentaranya: pribadi yang mulia, zuhud, ikhlas, wara, ridha, menepati janji.
ALLAH menyebut JIWA ini di dalam AL-QUR’AN surah Al-Fajr ayat 28,
”Kembalikanlah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha.”
6)Nafsu MARDHIYAH.
Tempatnya di alam yang samar, mengarah kira-kira 2 jari ke tengah dada.
Tentaranya:
Baik budi pekerti, bersih dari segala dosa makhluk, rela membantu
kesusahan makhluk, senang mengajak dan memberi pandangan kepada RUHnya
makhluk.
ALLAH menyebut JIWA ini di dalam AL-QUR’AN surah Al-Fajr ayat 28,
“Dan di RidhaiNYA.”
7) Nafsu KAMILAH.
Letaknya mengarah ke dalam dada yang paling dalam.
Tentaranya: ILMU YAKIN dan HAQQUL YAKIN.
ALLAH menyebut JIWA ini di dalam AL-QUR’AN surah Al-Fajr ayat 29-30,
”Masuklah dalam golongan hamba-hambaKU dan masuklah kedalam syurgaKU.”
Wa Allahu a'lam bishowab