Imam al Ghazali Berkata: “Kehidupan seorang muslim tidak dapat dicapai
dengan sempurna, kecuali mengikuti jalan Allah SWT yang dilalui secara
bertahap. Tahapan-tahapan itu antara lain : tobat, sabar, faqir, zuhud,
tawakal, cinta, makrifat dan ridha. Karena itu seseorang yang
mempelajari tasawuf wajib mendidik jiwa dan akhlaknya. Sementara itu,
hati adalah cermin yang sanggup menangkap makrifat. Dan kesanggupan itu terletak pada hati yang suci dan jernih.”
Imam Al Ghazali menekankan pentingnya hati yang bersih agar bisa
menangkap cahaya Ilahi, tanpa itu maka kegelapan akan menyelimuti hidup
manusia dari dunia dan akhirat.
Nabi berkata bahwa segala
sesuatu ada pembersihnya dan pembersih hati adalah dzikir. Dzikir juga
berbagai macam dan dzikir terbaik adalah dibawah bimbingan Guru Mursyid
yang menerima ijazah langsung dari Rasulullah SAW melalui Guru Guru
sebelumnya sambung menyambung tanpa terputus.
Hati yang bersih
ibarat danau yang tenang dan damai, selembar daun jatuh akan langsung
terasa. Karena itulah kenapa para wali bisa merasakan getaran sehalus
apapun yang terjadi diluar dirinya karena hatinya sangat tenang.
Proses pembersihan hati itulah yang menyebabkan hamba bisa melewati
maqam demi maqam (tobat, sabar, faqir, zuhud, tawakal, cinta, makrifat)
seperti yang digambarkan oleh Imam Al Ghazali sehingga seorang hamba
mencapai maqam Ridha (di Ridhai Allah).
Keliru kalau orang
mengharapkan ridha Allah tanpa makrifat kepada Allah terlebih dulu, sama
dengan mengharapkan kasih sayang raja tapi tidak mengenal raja sama
sekali.