Ketika Nabi berada didalam gua hiro
waktu itu usia Nabi sudah menginjak 40 tahun,disanalah Nabi mendapat
wahyu pertama dari jibril IQRO BISMI ROBBIKAL LADZI KHOLAQ...Artinya:
("Bacalah Ya Muhammad,dengan menyebut Nama Tuhanmu yang menciptakan...")
ternyata disanalah pertama kali Nabi Makrifat atau mengenal Alloh
melalui perantara malaikat Jibril,jadi hakikat BACA disana bukan baca
dengan mulut karena beliau Nabi yang Ummi (tidak bisa baca tulis)
makanya
nabi berkata AKU TIDAK BISA MEMBACA tapi maksudnya jibril disana bukan
disuruh baca dengan bibir tapi BACALAH DENGAN MATA HATIMU,lihatlah
Tuhanmu dengan Hatimu"
lalu Nabi pun membaca dengan hatinya
(makrifat/mengenal Alloh) rasa sampai kepada Alloh,disanalah Alloh pun
mengutus Nabi menjadi Rosul di usia 40 tahun,setelah Nabi melihat dan
merasakan Kejadian tersebut di gua hiro,nabi pun bergegas pulang ke
rumah menemui Istrinya "Siti Khodijah" dan menceritakan kejadian
tersebut pada khodijah,dan tanpa berpikir panjang Khodijah pun percaya
pada ucapan Nabi karena selama ini Nabi adalah orang yang selalu jujur
tidak pernah berbohong atau bergelar Al-Amin dan Khodijah pun langsung
memeluk islam waktu itu,dia-lah wanita pertama dizaman Nabi yang memeluk
islam.
.
Lalu Apa hakikat Nabi diangkat Rosul oleh Tuhan diusia
40 tahun? disana ada angka 4 dan 0,empat itu menceritakan ilmu yang 4
yang diajarkan Jibril kepada Nabi yaitu SYARIAT TAREKAT HAKIKAT MAKRIFAT
sedangkan 0 artinya kosongnya Hati atau kosongkan isi hati maka
disanalah didalam hati yang kosong dan tenang Engkau akan menyaksikan
Laa Maujud illAlloh..
.
#Semoga faham ya saudaraku dan bermanfaat,akhir kata dari saya #Wassalam...
Hidup pastikan aman tenteram dunia wal akhirat kalau saja kita selalu bertafakur untuk mengingat Allah dan mengingat kehidupat akhirat, minimal 5 menit dalam sehari semalam
Minggu, 16 September 2018
" Penghuni Syurga yang Sedang Berjalan diatas Muka Bumi ini., Thalhah Bin Ubaidillah R.A "
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Bismillahirrah Manirrahim..
Thalhah bin Ubaidillah Bin Utsman Bin Amru Bin Ka'ab Bin Sa'ad Bin Taim Bin Murrah Bin Ka'ab Bin Lu'ai., Ibunya Bernama Ash-Sha'bah Binti Al Hadrami, saudara perempuan Al Ala'. Wanita ini telah menyatakan dirinya sebagai seorang muslimah. Ia seorang pemuda Quraisy yang memilih profesi sebagai saudagar. Meski masih muda, Thalhah r.a. punya kelebihan dalam strategi berdagang, ia cerdik dan pintar, hingga dapat mengalahkan pedagang-pedagang lain yang lebih tua.
Pada suatu ketika Thalhah Bin Ubaidillah r.a. dan rombongan pergi ke Syam. Di Bushra, Thalhah Bin Ubaidillah r.a. mengalami peristiwa menarik yang mengubah garis hidupnya. Tiba-tiba seorang pendeta berteriak-teriak, "Wahai para pedagang, apakah di antara tuan-tuan yang berasal dari kota Makkah?", "Ya, aku penduduk Makkah", Jawab Thalhah.
"Sudah munculkah orang di antara kalian orang bernama Ahmad?" tanyanya. "Ahmad yang mana?", "Ahmad Bin Abdullah Bin Abdul Muthalib". Bulan ini pasti muncul sebagai Nabi penutup para Nabi. Kelak. ia akan hijrah dari negerimu ke negeri Berbatu-batu hitam yang banyak pohon kurmanya. Ia akan pindah ke negeri yang subur makmur, memancarkan air dan garam. Sebaiknya engkau segera menemuinya wahai anak muda" kata pendeta itu.
Ucapan pendeta itu begitu membekas di hati Thalhah Bin Ubaidillah r.a., sampai tanpa menghiraukan kafilah dagang di pasar ia langsung pulang ke Makkah. Setibanya di Mekkah, ia langsung Bertanya kepada keluarganya, "Ada peristiwa apa sepeninggalku?", "Ada Muhammad bin Abdullah mengatakan dirinya Nabi dan Abu Bakar Bin Ash'Shiddiq r.a telah mempercayai dan mengikuti apa yang dikatakannya", jawab mereka.
"Aku kenal Abu Bakar r.a. Dia seorang yang lapang dada, penyayang dan lemah lembut. Dia pedagang yang berbudi tinggi dan teguh. Kami berteman baik, banyak orang menyukai majelisnya, karena dia ahli sejarah Quraisy," gumam Thalhah bin Ubaidillah r.a. lirih.
Setelah itu Thalhah bin Ubaidillah r.a langsung menemui Abu Bakar r.a dan Bertanya: "Benarkah Muhammad Bin Abdullah telah menjadi Nabi dan engkau mengikutinya?" Abu Bakar r.a menjawab: "Betul". Kemudian Abu Bakar r.a menceritakan kisah Muhammad SAW sejak peristiwa di gua Hira' sampai turunnya ayat pertama. Abu Bakar r.a mengajak Thalhah bin Ubaidillah r.a. untuk masuk Islam.
Usai Abu Bakar r.a bercerita Thalhah Bin Ubaidillah r.a , ganti bercerita tentang pertemuannya dengan pendeta Bushra. Abu Bakar r.a tercengang. Lalu Abu Bakar r.a mengajak Thalhah bin Ubaidillah r.a. untuk menemui Muhammad SAW dan menceritakan peristiwa yang dialaminya dengan pendeta Bushra.
Di hadapan Rasulullah saw, Thalhah bin Ubaidillah r.a. langsung mengucapkan dua kalimat syahadat.
Keluarganya dan orang-orang satu sukunya berusaha mengeluarkannya dari agama Islam. Mulanya dengan bujuk rayu, namun karena pendirian Thalhah bin Ubaidillah r.a sangat kokoh, mereka akhirnya bertindak kasar.
Siksaan demi siksaan mulai mendera tubuh anak muda yang santun itu. Sekelompok pemuda menggiringnya dengan tangan terbelenggu di lehernya, orang-orang berlari sambil mendorong, memacu dan memukuli kepalanya dan ada seorang wanita tua yang terus berteriak mencaci maki Thalhah bin Ubaidillah, yaitu ibunya, Ash-Sha'bah. Tak hanya itu, pernah seorang lelaki Quraisy, Naufal bin Khuwailid yang menyeret Abu Bakar r.a dan Thalhah bin Ubaidillah r.a. mengikat keduanya menjadi satu dan menyiksakan sampai darah mengalir dari tubuh sahabat yang mulia ini.
Peristiwa ini mengakibatkan Abu Bakar r.a dan Thalhah bin Ubaidillah r.a. digelari Al-Qarinain atau sepasang sahabat yang mulia. Tidak hanya sampai disini saja cobaan dan ujian yang dihadapi Thalhah bin Ubaidillah r.a., semua itu tidak membuatnya surut, melainkan makin besar bakti dan perjuangannya dalam menegakkan Islam, hingga banyak gelar dan sebutan yang didapatnya antara lain "Assyahidul Hayy", atau syahid yang hidup.
Julukan ini diperolehnya dalam perang Uhud. Saat itu barisan kaum muslimin terpecah belah dan kocar-kacir dari samping Rasulullah. Yang tersisa di dekat beliau hanya 11 orang Anshar dan Thalhah bin Ubaidillah r.a. dari Muhajirin. Rasulullah SAW dan orang-orang yang mengontrol beliau naik ke bukit tadi dihadang oleh kaum musyrikin.
"Siapa berani melawan mereka, dia akan menjadi temanku kelak di surga", seru Rasulullah SAW ."Aku Wahai Rasulullah SAW", kata Thalhah bin Ubaidillah r.a . "Tidak, jangan engkau, kau harus berada di tempatmu."Aku ya Rasulullah SAW", kata seorang prajurit Anshar. "Ya, majulah", kata Rasulullah SAW. Lalu prajurit Anshar itu maju melawan prajurit-prajurit kafir. Pertempuran yang tak seimbang mengantarkannya menemui kesyahidan.
Rasulullah SAW kembali meminta para sahabat untuk melawan orang-orang kafir dan selalu saja Thalhah bin Ubaidillah r.a. mengajukan diri pertama kali. Tapi, senantiasa ditahan oleh Rasulullah SAW dan diperintahkan untuk tetap ditempat sampai 11 prajurit Anshar gugur menemui syahid dan tinggal Thalhah bin Ubaidillah r.a. sendirian Bersama Rasulullah SAW.,
Saat itu Rasulullah SAW berkata kepada Thalhah bin Ubaidillah r.a., "Sekarang engkau, wahai Thalhah". Dan majulah Thalhah bin Ubaidillah r.a dengan semangat jihad yang berkobar-kobar menerjang ke arah musuh dan mengusir agar jangan mendekati Rasulullah SAW. Lalu Thalhah r.a berusaha menaikkan Rasulullah SAW sendiri ke bukit, kemudian kembali menyerang hingga tak sedikit orang kafir yang tewas.
Saat itu Abu Bakar Bin Ash'Shiddiq r.a dan Abu Ubaidah Bin Jarrah r.a. yang berada agak jauh dari Rasulullah SAW., telah sampai di dekat RasulullahSAW. "Tinggalkan aku, bantulah Thalhah r.a, kawan kalian", seru Rasulullah SAW. Keduanya bergegas mencari Thalhah bin Ubaidillah r.a., ketika ditemukan, badannya berlumuran darah segar. Tak kurang 79 luka bekas tebasan pedang, tusukan tombak dan lemparan panah memenuhi tubuhnya dan pergelangan tangannya putus sebelah.
Dikiranya Thalhah r.a sudah gugur, ternyata masih hidup. Karena itulah gelar syahid yang hidup diberikan Rasulullah SAW. "Siapa yang ingin melihat orang Berjalan di muka bumi setelah mengalami kematiannya, maka lihatlah Thalhah r.a.", sabda Rasulullah SAW.,
Sejak saat itu bila orang membicarakan perang Uhud dihadapan Abu Bakar ra., maka beliau selalu menyahut, "Perang hari itu adalah peperangan Thalhah r.a. seluruhnya sampai akhir hayatnya".
Kemurahan dan kedermawanan Thalhah bin Ubaidillah r.a. patut kita contoh dan kita teladani. Dalam hidupnya ia memiliki tujuan utama yaitu bermurah dalam pengorbanan jiwa. Thalhah bin Ubaidillah r.a merupakan salah seorang dari sepuluh orang yang pertama masuk Islam, dimana pada saat itu satu orang bernilai seribu orang.
Sejak awal keislamannya sampai akhir hidupnya dia tidak pernah mengingkari janji. Janjinya selalu tepat. Ia juga dikenal sebagai orang jujur, tidak pernah menipu apalagi berkhianat. Thalhah bin Ubaidillah r.a. bagaikan sungai yang airnya mengalir terus menerus mengairi dataran dan lembah. Ia adalah seorang dari kaum muslimin yang kaya raya, tapi pemurah dan dermawan. Istrinya bernama Su'da binti Auf.
Pada suatu hari istrinya melihat Thalhah bin Ubaidillah r.a. sedang murung dan duduk termenung sedih. Melihat kondisi suaminya, sang istri segera menanyakan penyebab kesedihannya dan Thalhah ra. mejawab, "Uang yang ada di tanganku sekarang ini begitu banyak sehingga memusingkanku. Apa yang harus kulakukan?" Maka istrinya berkata, "Uang yang ada ditanganmu itu bagi-Bagikanlah kepada fakir-miskin". Maka dibagi-bagikannyalah seluruh uang yang ada ditangan Thalhah tanpa meninggalkan sedinar pun.
As-Saib bin Zaid r.a Berkata tentang Thalhah bin Ubaidillah r.a., katanya, "Aku berkawan dengan Thalhah r.a baik dalam perjalanan maupun sewaktu bermukim. Aku melihat tidak ada seorangpun yang lebih dermawan dari dia terhadap kaum muslimin. Ia mendermakan uang, sandang dan pangannya".
Jabir bin Abdullah r.a berbicara, "Aku tidak pernah melihat orang yang lebih dermawan dari Thalhah r.a walaupun tanpa diminta". Oleh karena itu patutlah jika dia dijuluki "Thalhah si dermawan", "Thalhah si kaya harta","Thalhah kebaikan dan kebajikan".
Sewaktu terjadi pertempuran "Al-jamal", Thalhah r.a. (di pihak lain) bertemu dengan Ali bin Abi Thalib r.a. dan memperingatkan agar ia mundur ke barisan paling belakang. Sebuah panah beracun mengenai betisnya, maka dia segera dipindahkan ke Basrah dan tak berapa lama kemudian karena lukanya ia wafat. Thalhah bin Ubaidillah r.a. wafat pada usia 60 tahun dan dimakamkan di suatu tempat dekat padang rumput di Basrah.
Sesungguhnya Thalhah bin Ubaidillah r.a. berharap bisa gugur ketika berjuang bersama Rasulullah SAW. saat menghadapi musuh Islam. Namun, ketentuan Ilahi menghendaki dia Berjuang Bersama Orang-orang Islam., Rasulullah SAW pernah berkata kepada para sahabat, "Orang ini termasuk yang gugur, dan Barang siapa senang melihat seorang syahid Berjalan diatas bumi maka lihatlah Thalhah bin Ubaidillah r.a ". Hal itu juga dikatakan Allah dalam firmanNya:
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَىٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلً
Mina l-muʾminīna rijālun ṣadaqū mā ʿāhadū llāha ʿalayhi fa-minhum man qaḍā naḥbahū wa-minhum man yantaẓiru wa-mā baddalū tabdīlan.
Artinya : "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka diantara mereka ada yang gugur. Dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya. " (Al-Ahzaab 33:23).
.. Hijrah Musafir
Bismillahirrah Manirrahim..
Thalhah bin Ubaidillah Bin Utsman Bin Amru Bin Ka'ab Bin Sa'ad Bin Taim Bin Murrah Bin Ka'ab Bin Lu'ai., Ibunya Bernama Ash-Sha'bah Binti Al Hadrami, saudara perempuan Al Ala'. Wanita ini telah menyatakan dirinya sebagai seorang muslimah. Ia seorang pemuda Quraisy yang memilih profesi sebagai saudagar. Meski masih muda, Thalhah r.a. punya kelebihan dalam strategi berdagang, ia cerdik dan pintar, hingga dapat mengalahkan pedagang-pedagang lain yang lebih tua.
Pada suatu ketika Thalhah Bin Ubaidillah r.a. dan rombongan pergi ke Syam. Di Bushra, Thalhah Bin Ubaidillah r.a. mengalami peristiwa menarik yang mengubah garis hidupnya. Tiba-tiba seorang pendeta berteriak-teriak, "Wahai para pedagang, apakah di antara tuan-tuan yang berasal dari kota Makkah?", "Ya, aku penduduk Makkah", Jawab Thalhah.
"Sudah munculkah orang di antara kalian orang bernama Ahmad?" tanyanya. "Ahmad yang mana?", "Ahmad Bin Abdullah Bin Abdul Muthalib". Bulan ini pasti muncul sebagai Nabi penutup para Nabi. Kelak. ia akan hijrah dari negerimu ke negeri Berbatu-batu hitam yang banyak pohon kurmanya. Ia akan pindah ke negeri yang subur makmur, memancarkan air dan garam. Sebaiknya engkau segera menemuinya wahai anak muda" kata pendeta itu.
Ucapan pendeta itu begitu membekas di hati Thalhah Bin Ubaidillah r.a., sampai tanpa menghiraukan kafilah dagang di pasar ia langsung pulang ke Makkah. Setibanya di Mekkah, ia langsung Bertanya kepada keluarganya, "Ada peristiwa apa sepeninggalku?", "Ada Muhammad bin Abdullah mengatakan dirinya Nabi dan Abu Bakar Bin Ash'Shiddiq r.a telah mempercayai dan mengikuti apa yang dikatakannya", jawab mereka.
"Aku kenal Abu Bakar r.a. Dia seorang yang lapang dada, penyayang dan lemah lembut. Dia pedagang yang berbudi tinggi dan teguh. Kami berteman baik, banyak orang menyukai majelisnya, karena dia ahli sejarah Quraisy," gumam Thalhah bin Ubaidillah r.a. lirih.
Setelah itu Thalhah bin Ubaidillah r.a langsung menemui Abu Bakar r.a dan Bertanya: "Benarkah Muhammad Bin Abdullah telah menjadi Nabi dan engkau mengikutinya?" Abu Bakar r.a menjawab: "Betul". Kemudian Abu Bakar r.a menceritakan kisah Muhammad SAW sejak peristiwa di gua Hira' sampai turunnya ayat pertama. Abu Bakar r.a mengajak Thalhah bin Ubaidillah r.a. untuk masuk Islam.
Usai Abu Bakar r.a bercerita Thalhah Bin Ubaidillah r.a , ganti bercerita tentang pertemuannya dengan pendeta Bushra. Abu Bakar r.a tercengang. Lalu Abu Bakar r.a mengajak Thalhah bin Ubaidillah r.a. untuk menemui Muhammad SAW dan menceritakan peristiwa yang dialaminya dengan pendeta Bushra.
Di hadapan Rasulullah saw, Thalhah bin Ubaidillah r.a. langsung mengucapkan dua kalimat syahadat.
Keluarganya dan orang-orang satu sukunya berusaha mengeluarkannya dari agama Islam. Mulanya dengan bujuk rayu, namun karena pendirian Thalhah bin Ubaidillah r.a sangat kokoh, mereka akhirnya bertindak kasar.
Siksaan demi siksaan mulai mendera tubuh anak muda yang santun itu. Sekelompok pemuda menggiringnya dengan tangan terbelenggu di lehernya, orang-orang berlari sambil mendorong, memacu dan memukuli kepalanya dan ada seorang wanita tua yang terus berteriak mencaci maki Thalhah bin Ubaidillah, yaitu ibunya, Ash-Sha'bah. Tak hanya itu, pernah seorang lelaki Quraisy, Naufal bin Khuwailid yang menyeret Abu Bakar r.a dan Thalhah bin Ubaidillah r.a. mengikat keduanya menjadi satu dan menyiksakan sampai darah mengalir dari tubuh sahabat yang mulia ini.
Peristiwa ini mengakibatkan Abu Bakar r.a dan Thalhah bin Ubaidillah r.a. digelari Al-Qarinain atau sepasang sahabat yang mulia. Tidak hanya sampai disini saja cobaan dan ujian yang dihadapi Thalhah bin Ubaidillah r.a., semua itu tidak membuatnya surut, melainkan makin besar bakti dan perjuangannya dalam menegakkan Islam, hingga banyak gelar dan sebutan yang didapatnya antara lain "Assyahidul Hayy", atau syahid yang hidup.
Julukan ini diperolehnya dalam perang Uhud. Saat itu barisan kaum muslimin terpecah belah dan kocar-kacir dari samping Rasulullah. Yang tersisa di dekat beliau hanya 11 orang Anshar dan Thalhah bin Ubaidillah r.a. dari Muhajirin. Rasulullah SAW dan orang-orang yang mengontrol beliau naik ke bukit tadi dihadang oleh kaum musyrikin.
"Siapa berani melawan mereka, dia akan menjadi temanku kelak di surga", seru Rasulullah SAW ."Aku Wahai Rasulullah SAW", kata Thalhah bin Ubaidillah r.a . "Tidak, jangan engkau, kau harus berada di tempatmu."Aku ya Rasulullah SAW", kata seorang prajurit Anshar. "Ya, majulah", kata Rasulullah SAW. Lalu prajurit Anshar itu maju melawan prajurit-prajurit kafir. Pertempuran yang tak seimbang mengantarkannya menemui kesyahidan.
Rasulullah SAW kembali meminta para sahabat untuk melawan orang-orang kafir dan selalu saja Thalhah bin Ubaidillah r.a. mengajukan diri pertama kali. Tapi, senantiasa ditahan oleh Rasulullah SAW dan diperintahkan untuk tetap ditempat sampai 11 prajurit Anshar gugur menemui syahid dan tinggal Thalhah bin Ubaidillah r.a. sendirian Bersama Rasulullah SAW.,
Saat itu Rasulullah SAW berkata kepada Thalhah bin Ubaidillah r.a., "Sekarang engkau, wahai Thalhah". Dan majulah Thalhah bin Ubaidillah r.a dengan semangat jihad yang berkobar-kobar menerjang ke arah musuh dan mengusir agar jangan mendekati Rasulullah SAW. Lalu Thalhah r.a berusaha menaikkan Rasulullah SAW sendiri ke bukit, kemudian kembali menyerang hingga tak sedikit orang kafir yang tewas.
Saat itu Abu Bakar Bin Ash'Shiddiq r.a dan Abu Ubaidah Bin Jarrah r.a. yang berada agak jauh dari Rasulullah SAW., telah sampai di dekat RasulullahSAW. "Tinggalkan aku, bantulah Thalhah r.a, kawan kalian", seru Rasulullah SAW. Keduanya bergegas mencari Thalhah bin Ubaidillah r.a., ketika ditemukan, badannya berlumuran darah segar. Tak kurang 79 luka bekas tebasan pedang, tusukan tombak dan lemparan panah memenuhi tubuhnya dan pergelangan tangannya putus sebelah.
Dikiranya Thalhah r.a sudah gugur, ternyata masih hidup. Karena itulah gelar syahid yang hidup diberikan Rasulullah SAW. "Siapa yang ingin melihat orang Berjalan di muka bumi setelah mengalami kematiannya, maka lihatlah Thalhah r.a.", sabda Rasulullah SAW.,
Sejak saat itu bila orang membicarakan perang Uhud dihadapan Abu Bakar ra., maka beliau selalu menyahut, "Perang hari itu adalah peperangan Thalhah r.a. seluruhnya sampai akhir hayatnya".
Kemurahan dan kedermawanan Thalhah bin Ubaidillah r.a. patut kita contoh dan kita teladani. Dalam hidupnya ia memiliki tujuan utama yaitu bermurah dalam pengorbanan jiwa. Thalhah bin Ubaidillah r.a merupakan salah seorang dari sepuluh orang yang pertama masuk Islam, dimana pada saat itu satu orang bernilai seribu orang.
Sejak awal keislamannya sampai akhir hidupnya dia tidak pernah mengingkari janji. Janjinya selalu tepat. Ia juga dikenal sebagai orang jujur, tidak pernah menipu apalagi berkhianat. Thalhah bin Ubaidillah r.a. bagaikan sungai yang airnya mengalir terus menerus mengairi dataran dan lembah. Ia adalah seorang dari kaum muslimin yang kaya raya, tapi pemurah dan dermawan. Istrinya bernama Su'da binti Auf.
Pada suatu hari istrinya melihat Thalhah bin Ubaidillah r.a. sedang murung dan duduk termenung sedih. Melihat kondisi suaminya, sang istri segera menanyakan penyebab kesedihannya dan Thalhah ra. mejawab, "Uang yang ada di tanganku sekarang ini begitu banyak sehingga memusingkanku. Apa yang harus kulakukan?" Maka istrinya berkata, "Uang yang ada ditanganmu itu bagi-Bagikanlah kepada fakir-miskin". Maka dibagi-bagikannyalah seluruh uang yang ada ditangan Thalhah tanpa meninggalkan sedinar pun.
As-Saib bin Zaid r.a Berkata tentang Thalhah bin Ubaidillah r.a., katanya, "Aku berkawan dengan Thalhah r.a baik dalam perjalanan maupun sewaktu bermukim. Aku melihat tidak ada seorangpun yang lebih dermawan dari dia terhadap kaum muslimin. Ia mendermakan uang, sandang dan pangannya".
Jabir bin Abdullah r.a berbicara, "Aku tidak pernah melihat orang yang lebih dermawan dari Thalhah r.a walaupun tanpa diminta". Oleh karena itu patutlah jika dia dijuluki "Thalhah si dermawan", "Thalhah si kaya harta","Thalhah kebaikan dan kebajikan".
Sewaktu terjadi pertempuran "Al-jamal", Thalhah r.a. (di pihak lain) bertemu dengan Ali bin Abi Thalib r.a. dan memperingatkan agar ia mundur ke barisan paling belakang. Sebuah panah beracun mengenai betisnya, maka dia segera dipindahkan ke Basrah dan tak berapa lama kemudian karena lukanya ia wafat. Thalhah bin Ubaidillah r.a. wafat pada usia 60 tahun dan dimakamkan di suatu tempat dekat padang rumput di Basrah.
Sesungguhnya Thalhah bin Ubaidillah r.a. berharap bisa gugur ketika berjuang bersama Rasulullah SAW. saat menghadapi musuh Islam. Namun, ketentuan Ilahi menghendaki dia Berjuang Bersama Orang-orang Islam., Rasulullah SAW pernah berkata kepada para sahabat, "Orang ini termasuk yang gugur, dan Barang siapa senang melihat seorang syahid Berjalan diatas bumi maka lihatlah Thalhah bin Ubaidillah r.a ". Hal itu juga dikatakan Allah dalam firmanNya:
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَىٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلً
Mina l-muʾminīna rijālun ṣadaqū mā ʿāhadū llāha ʿalayhi fa-minhum man qaḍā naḥbahū wa-minhum man yantaẓiru wa-mā baddalū tabdīlan.
Artinya : "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka diantara mereka ada yang gugur. Dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya. " (Al-Ahzaab 33:23).
.. Hijrah Musafir
SIFAT KEMALAIKATAN.
Malaikat katanya berbulu? iya didirimu itu juga ada banyak bulu,bulu rambut bulu kumis dan bulu2 lainnya.
.
Malaikat katanya suka mengepakkan sayapnya? iya dirimu juga bisa,ambil sana palu sama paku lalu pukulkan palu itu pada pakunya,itu lihatlah tanganmu naik turun seolah-seolah seperti sedang mengepakkan sayapnya.
.
Malaikat itu katanya gak pernah tidur? iya betul,itu juga nafasmu tidak pernah tidur,setiap hari keluar masuk terus menerus tiada henti,walaupun jasadmu tidur tp nafasmu tidak pernah tidur.
.
Malaikat katanya suka menuliskan catatan amal? iya benar,itu kamu kemarin nyolong pohon mangga tetangga,berarti tanganmu sendiri seolah-olah sedang menulis amal burukmu.
.
Malaikat juga katanya suka membagikan rezeki pagi2 sekali? iya betul,begitu juga dirimu suka berangkat kerja subuh2 mencari rezeki,seolah-olah engkau sedang membagikan rezeki untukmu sendiri.
.
Malaikat juga katanya,jibril bila mengepakan sayapnya,maka panjangnya akan mencapai timur dan barat? iya didirimu juga bisa,banyak kan manusia yang berpergian kebarat dan kearah timur (keluar negeri).
.
Malaikat juga katanya bukan wanita bukan pria? iya didirimu juga ada,yaitu Ruhanimu dia dari Nur Tuhan dia bukan laki2 bukan perempuan.
.
Malaikat katanya suka mengepakkan sayapnya? iya dirimu juga bisa,ambil sana palu sama paku lalu pukulkan palu itu pada pakunya,itu lihatlah tanganmu naik turun seolah-seolah seperti sedang mengepakkan sayapnya.
.
Malaikat itu katanya gak pernah tidur? iya betul,itu juga nafasmu tidak pernah tidur,setiap hari keluar masuk terus menerus tiada henti,walaupun jasadmu tidur tp nafasmu tidak pernah tidur.
.
Malaikat katanya suka menuliskan catatan amal? iya benar,itu kamu kemarin nyolong pohon mangga tetangga,berarti tanganmu sendiri seolah-olah sedang menulis amal burukmu.
.
Malaikat juga katanya suka membagikan rezeki pagi2 sekali? iya betul,begitu juga dirimu suka berangkat kerja subuh2 mencari rezeki,seolah-olah engkau sedang membagikan rezeki untukmu sendiri.
.
Malaikat juga katanya,jibril bila mengepakan sayapnya,maka panjangnya akan mencapai timur dan barat? iya didirimu juga bisa,banyak kan manusia yang berpergian kebarat dan kearah timur (keluar negeri).
.
Malaikat juga katanya bukan wanita bukan pria? iya didirimu juga ada,yaitu Ruhanimu dia dari Nur Tuhan dia bukan laki2 bukan perempuan.
INGAT MATI UNTUK KEMATIAN DIRI
Al-Jurairi menuturkan, “Aku hadir pada saat Imam Al-Junaid tengah menghadapi sakaratul-maut. Waktu itu hari Jum’at dan bertepatan dengan hari Nairuz (Tahun Baru kalender Persia). Dia sedang membaca Al-Qur’an dan ketika dia selesai membacanya, aku bertanya kepadanya: ‘Wahai Abu Qasim! Akankah engkau mati dalam keadaan begini?’ Lalu dia menjawab, ‘Akankah diriku lebih berhak memutuskan, padahal Dia-lah yang Maha Berkuasa menutup catatan amalku.”
Hatim Al-Asham berkata, “Barang siapa melewati perkuburan dan tidak berpikir tentang dirinya sendiri atau berdoa untuk para penghuninya, berarti dia telah menghianati mereka dan juga dirinya sendiri.”
Bakr al-‘Abid pernah berkata, “Wahai ibuku! Alangkah baiknya seandainya
engkau mandul dan tidak pernah melahirkan aku, sebab anakmu ini akan
terpenjara sangat lama di dalam kubur dan setelah itu, masih ada lagi
perjalanan panjang.”
Yahya bin Muadz Ar-Razi berkata, “Wahai anak Adam! Tuhanmu telah memanggilmu ke negeri kedamaian, maka lihatlah, dari tempat mana engkau menjawab panggilan itu. Jika engkau menjawab panggilan itu sejak dari masa hidupmu di dunia dan menyibukkan diri demi perjalanan menuju negeri kedamaian itu, maka tentu engkau akan berhasil mencapainya. Namun, jika engkau menjawabnya dari alam kubur, maka engkau akan terhalang darinya.”
--Dikutip dari kitab Dzikrul-Maut, Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali.
Yahya bin Muadz Ar-Razi berkata, “Wahai anak Adam! Tuhanmu telah memanggilmu ke negeri kedamaian, maka lihatlah, dari tempat mana engkau menjawab panggilan itu. Jika engkau menjawab panggilan itu sejak dari masa hidupmu di dunia dan menyibukkan diri demi perjalanan menuju negeri kedamaian itu, maka tentu engkau akan berhasil mencapainya. Namun, jika engkau menjawabnya dari alam kubur, maka engkau akan terhalang darinya.”
--Dikutip dari kitab Dzikrul-Maut, Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali.
MANUSIA HARUS BERUSAHA AGAR BISA KEMBALI KEPADA ASALNYA.
Kita manusia didunia ini seperti air hujan yang berasal dari laut ingin kembali kelaut agar kembali tenang sunyi disisinya..
.
Ketika awan menarik butiran air laut menjadi uap kecil lalu berkumpullah air laut tadi diatas awan hitam hingga menjadi berubah jadi tidak asin lagi rasanya (jadi Tawar) ,lalu diturunkanlah sang air kebumi namanya berubah menjadi air hujan,disana air hujan kebingungan harus berjalan kearah mana? lalu ditemuilah sebuah selokkan kecil lagi kotor,dia mencoba mengalir disana berlumur dosa,bau,berminyak,penuh noda,lalu setelah melalui perjalanan panjang dari selokan kecil dan kotor,air hujan kini sampai di sungai yang sangat besar tapi perjalanan disana juga tidak mudah,banyak batu-batu besar dan sampah yang siap menghadangnya,air hujan berjibaku berjuang keras melawan derasnya arus air bertahun-tahun.
.
Dengan penuh kesabaran menempuh perjalanan disungai begitu lamanya dengan penuh perjuangan dan kesabaran akhirnya sang air hujan pun telah berhasil sampai ditujuan akhir (laut) tidak lagi kotor tidak lagi berdosa suci bersih kembali keasal-muasalnya,dengan perasaan tenang bahagia sunyi dalam damai menyatu kembali dengan air laut.
Wassalam
.
Ketika awan menarik butiran air laut menjadi uap kecil lalu berkumpullah air laut tadi diatas awan hitam hingga menjadi berubah jadi tidak asin lagi rasanya (jadi Tawar) ,lalu diturunkanlah sang air kebumi namanya berubah menjadi air hujan,disana air hujan kebingungan harus berjalan kearah mana? lalu ditemuilah sebuah selokkan kecil lagi kotor,dia mencoba mengalir disana berlumur dosa,bau,berminyak,penuh noda,lalu setelah melalui perjalanan panjang dari selokan kecil dan kotor,air hujan kini sampai di sungai yang sangat besar tapi perjalanan disana juga tidak mudah,banyak batu-batu besar dan sampah yang siap menghadangnya,air hujan berjibaku berjuang keras melawan derasnya arus air bertahun-tahun.
.
Dengan penuh kesabaran menempuh perjalanan disungai begitu lamanya dengan penuh perjuangan dan kesabaran akhirnya sang air hujan pun telah berhasil sampai ditujuan akhir (laut) tidak lagi kotor tidak lagi berdosa suci bersih kembali keasal-muasalnya,dengan perasaan tenang bahagia sunyi dalam damai menyatu kembali dengan air laut.
Wassalam
MENGAPA LIDAH KELU DISAAT AJAL AKAN MENJEMPUT??....
Coba kita amati..
Mengapa kebanyakan orang yg hampir ajal tidak dapat berkata apa- apa..
Lidahnya kelu..keras dan hanya mimik mukanya yang menahan kesakitan 'sakaratul maut'..
Diriwayatkan sebuah hadist..
"Hendaklah kamu mendiamkan diri ketika adzan..
jika tidak Allah akan kelukan lidahnya ketika maut menghampirinya."..
Ini jelas menunjukkan kita disarankan agar mendiamkan diri..jangan berkata sewaktu adzan berkumandang,kecuali kita menjawab suara adzan tersebut..
Sebagai orang beragama Islam kita wajib menghormati adzan...
JIKA LAGU KEBANGSAAN NEGARA BERKUMANDANG,,KITA DIAJARKAN AGAR BERDIRI TEGAK DAN DIAMKAN DIRI..
Lantas Mengapa ketika adzan kita tidak bisa mendiamkan diri..?
''Barang siapa yang berkata-kata ketika adzan..Allah akan kelukan lidahnya ketika sakaratul maut...''
Na'udzubillahimindzalik...
Kita takut dengan kelunya lidah kita saat ajal hampir tiba.. kita takut tidak dapat mengucap kalimat "Lailahaillallah.."..
Yang mana siapapun yang dapat mengucapkan kalimat ini ketika nyawanya akan dicabut..Allah dengan izin-Nya menjanjikan syurga untuk mereka...
Karena itu..mari kita sama-sama menghormati adzan..dan mohon kepada Allah supaya lidah ini tidak kelu sewaktu nyawa kita hendak dicabut...
"Ya Allah..
Anugerahkanlah kematian kami dengan kematian yang baik lagi mulia..
Lancarkan lidah kami mengucapkan kalimah "Lailahaillallah.." sewaktu sakaratul maut menghampiri kami...
Aamiin.. Aamiin.. Aamiin Ya rabbal 'aalamiiin.
EMPAT HUJJAH ALLAH
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM
Rasulullah saw. bersabda,
"Pada Hari Kiamat kelak, ALLAH akan menjadikan empat orang sebagai alasan (ber-hujjah) untuk menghakimi empat golongan manusia yaitu sebagai berikut:
1. ALLAH akan ber-hujjah kepada orang-orang kaya dengan Nabi Sulaiman bin Daud.
1. ALLAH akan ber-hujjah kepada para hamba sahaya dengan Nabi Yusuf.
3. ALLAH akan ber-hujjah kepada orang-orang sakit dengan Nabi Ayyub.
4. ALLAH akan ber-hujjah kepada orang-orang fakir dengan Nabi Isa.
Maksud hadis di atas adalah, ALLAH SWT. pada hari Kiamat akan bertanya kepada orang-orang kaya, "Menhgapa kalian meninggalkan ibadah?" Jika mereka menjawab, "Kami sibuk dengan harta benda yang kami miliki, ALLAH SWT akan ber-hujjah kepada mereka, "Adakah kerajaan yang lebih besar dari kerajaan Nabi Sulaiman?" Adakah orang yang
lebih kaya dari Nabi Sulaiman? Namun demikian, dia tidak meninggalkan ibadah kepada-KU."
Kepada hamba sahaya, ALLAH SWT akan bertanya "Mengapa kalian meninggalkan ibadah kepada-KU?" Jika mereka menjawab, "Kami sibuk melayani majikan kami," ALLAH SWT akan ber-hujjah, "Hamba-KU Nabi Yusuf adalah seorang budak di bawah penguasaan Raja Mesir dan permaisurinya. Namun demikian, dia tetap beribadah kepada-KU."
Kepada orang-orang yang sakit, ALLAH SWT. akan bertanya, "Mengapa kalian meninggalkan ibadah?" Jika mereka menjawab, "Kami sakit," ALLAH SWT. akan ber-hujjah, "Hamba-KU Nabi Ayyub juga pernah sakit parah. Namun demikian, dia tidak meninggalkan ibadah kepada-KU."
Kepada orang-orang fakir, ALLAH SWT. akan bertanya, "Mengapa kalian meninggalkan ibadah?" Jika mereka menjawab, "Kami telah disibukkan dengan susahnya kefakiran hidup," ALLAH SWT. akan ber-hujjah, "Hamba-KU Nabi Isa adalah orang paling fakir di muka bumi ini. Dia tidak memiliki sesuatu pun dari dunia ini. Dia tidak memiliki tempat tinggal, harta, dan istri. Namun demikian, dia tidak meninggalkan ibadah kepada-KU."
Dipetik dari Kitab Nashaihul 'Ibad
Syekh Nawawi al-Bantani
Rasulullah saw. bersabda,
"Pada Hari Kiamat kelak, ALLAH akan menjadikan empat orang sebagai alasan (ber-hujjah) untuk menghakimi empat golongan manusia yaitu sebagai berikut:
1. ALLAH akan ber-hujjah kepada orang-orang kaya dengan Nabi Sulaiman bin Daud.
1. ALLAH akan ber-hujjah kepada para hamba sahaya dengan Nabi Yusuf.
3. ALLAH akan ber-hujjah kepada orang-orang sakit dengan Nabi Ayyub.
4. ALLAH akan ber-hujjah kepada orang-orang fakir dengan Nabi Isa.
Maksud hadis di atas adalah, ALLAH SWT. pada hari Kiamat akan bertanya kepada orang-orang kaya, "Menhgapa kalian meninggalkan ibadah?" Jika mereka menjawab, "Kami sibuk dengan harta benda yang kami miliki, ALLAH SWT akan ber-hujjah kepada mereka, "Adakah kerajaan yang lebih besar dari kerajaan Nabi Sulaiman?" Adakah orang yang
lebih kaya dari Nabi Sulaiman? Namun demikian, dia tidak meninggalkan ibadah kepada-KU."
Kepada hamba sahaya, ALLAH SWT akan bertanya "Mengapa kalian meninggalkan ibadah kepada-KU?" Jika mereka menjawab, "Kami sibuk melayani majikan kami," ALLAH SWT akan ber-hujjah, "Hamba-KU Nabi Yusuf adalah seorang budak di bawah penguasaan Raja Mesir dan permaisurinya. Namun demikian, dia tetap beribadah kepada-KU."
Kepada orang-orang yang sakit, ALLAH SWT. akan bertanya, "Mengapa kalian meninggalkan ibadah?" Jika mereka menjawab, "Kami sakit," ALLAH SWT. akan ber-hujjah, "Hamba-KU Nabi Ayyub juga pernah sakit parah. Namun demikian, dia tidak meninggalkan ibadah kepada-KU."
Kepada orang-orang fakir, ALLAH SWT. akan bertanya, "Mengapa kalian meninggalkan ibadah?" Jika mereka menjawab, "Kami telah disibukkan dengan susahnya kefakiran hidup," ALLAH SWT. akan ber-hujjah, "Hamba-KU Nabi Isa adalah orang paling fakir di muka bumi ini. Dia tidak memiliki sesuatu pun dari dunia ini. Dia tidak memiliki tempat tinggal, harta, dan istri. Namun demikian, dia tidak meninggalkan ibadah kepada-KU."
Dipetik dari Kitab Nashaihul 'Ibad
Syekh Nawawi al-Bantani
Langganan:
Postingan (Atom)