< (Menata Akhlaq) >
____________________________________________________
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
Saudara-saudariku hamba الله yang saya hormati sekalian ....................
Mungkin kita sudah memahaminya tentang makna arti Iman yaitu kepercayaan (Amantu), maka menanamkan kepercayaan, dan melahirkan keyakinan.
Dan Iman merupakan salah satu rukun dalam Ajaran Islam, baik dibidang syari'at, maupun dibidang ilmu Tauhid Tashawuf.
Yang terutama sekali ialah dalam memahami keimanan kepada الله yang terutama, barulah peringkat dibawahnya...
Mungkin Anda sudah tahu semuanya tentang rukun iman ada enam perkara. Akan tetapi.....
Yang saya bahas adalah :
Maqamnya iman itu yaitu terdiri daripada enam level keyakinan kita dalam bertauhid...
Iman kepada الله merupakan kunci utama yang paling atas yakni Kepercayaan penuh keyakinan bahwa :
Keberadaan Dzat الله Ta'ala sebagai Tuhan semesta alam, membuktikan Dia Ilahi bersifat " ADA "
Wujudnya Tuhan itu Ada...
Baik Zahir maupun batin.
Zahirnya Allah adalah Kenyataan kita ini beserta Alam.
Batinnya Allah itu ialah
Hakikat kita yang hidup yang menghidupkan jasmaniah kita yang disebut sifat Muhammad.
""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
Ketahulah Anda semua bahwa :
Peringkat seorang hamba Allah itu dikarenakan Iman kepada-Nya.
Yang batinmya seorang hamba Allah ini menjadi terang hatinya, lapang dan cemerlang.
Dan batinnya seorang hamba yang beriman, bagaikan Samudera yang tidak bertepi, yang tiada batasnya.
.
Jadi saudara-saudariku sekalan.....
Tingkatan ilmu keimanan seorang hamba itu adalah :
مراتب الأيمان خمسة
" Derajat keimanan itu ada lima tingkat yaitu :
Pertama :
Iman Taklid yakni, keimanan yang didasari oleh ucapannya itu biasa-biasa saja tanpa dalil yang diterangkannya.
Maka :
Keimanan seorang hamba seperti ini terbilang maksiat, sebab sering meninggalkan upaya pencarian dalil sendiri.
Keimanan seorang hamba seperti ini dikategorikan masih-masih mencari dalil.
Kedua :
Iman Ilmu atau disebut ilmul Yaqin.
Keimanan seorang hamba seperti ini didasari dengan pemahaman aqidah.
Maka keimanannya yang pertama diatas dan kedua ini, masih terhijab dari Dzat الله.
Ketiga :
Iman 'Iyan atau disebut Ainul Yakin.
Dengan keimanan ini seorang hamba bisa mengetahui tentang kema'rifatan Kepada الله dengan jalan pengawasan Batin. Maka :
Dengan keimanan ini pula الله tidak ghaib sekejap-pun dari mata Batinnya.
Bahkan, gerak-geriknya pun, الله selalu hadir didalam batinnya bahwa seakan-akan ia memandang الله.
Inilah yang disebut dengan Maqam Muraqabah.
Ke-empat :
Iman Haq atau disebut dengan Haqqul Yaqin
Dengan keimanan ini seorang hamba bisa melihat' الله melalui batinnya.
Inilah yang dikatakan dengan sebutan Arifin Billah yaitu :
Orang yang telah berma'rifat Kepada الله.
Tingkatan keimanan inilah yang disebut Maqam Musyahadah.
Seorang hamba seperti ini dikategorikan terhijab keimanannya itu dari makhluq Allah.
Yang tampak pada dirinya saja hanyalah الله semata-mata.
Kelima :
Iman Hakikat atau Nuqad ghaib.
Nah... Dengan mencapai iman inilah, Seorang hamba bisa hilang, lenyap, sirna dikarenakan الله.
Mabuk cinta dikarenakan الله. dia tidak menyaksikan dirinya lagi, tenggelam didasar lautan Asmara Cinta.
Dia tidak melihat adanya pantai di samudera.
Inilah Maqam yang disebutkan dengan :
" Fana' Al-Fana' "
Maka :
Dilevel manapun, semua keimanan seorang hamba itu termasuk Mulia.
Namun dari semua derajat keimanan itu, berbeda-beda kedudukannya disisi الله.
Hanya saja kita Sebagai manusia hamba الله......
Tidak perlu kita menilai keimanan orang lain.
Sebab, Semua itu mendapat hidayah dari sumber yang sama yaitu : الله sendiri.
""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
Ketahulah Anda Semua.....
Dua tingkat keimanan yang pertama dan kedua tadi diatas yang saya jelaskan. Itu adalah Wilayah sedang mencari-cari dengan usaha dan upaya.
Karena itulah, seseorang wajib Menyelami lagi keimanannya melalui pencarian dalil.
Dan wajib mempelajari sebisa mungkin t tentang Sifat-Sifat الله تعالى.
Sedangkan level keimanan selanjutnya ialah yakni :
Yang ke- 3- 4- 5 adalah merupakan " Laduni "
Yaitu : Anugerah dari الله yang tidak dicarinya kecuali الله yang memberikan secara langsung.
Ini didasari dengan kehendak الله.
والواجب على الشخص أحد القسمين الأولين أما الثلاثة الأخر فعلوم ربانية يخص بها من يشاء من عباده
Artinya :
" Seorang wajib berada di dua tingkat pertama. Sementara tiga tingkat itu adalah ilmu Rabbani (Anugerah الله) yang diberikan secara khusus kepada sejumlah hamba-Nya yang dikehendaki.
Dengan lima tingkatan keimanan ini....
Kita jadi teringat pada keimanan dan keyakinan pada maqam :
" Baqa' ".
Sebagaimana yang dituturkan oleh Ulama Sufi bernama Syaikh Ibnu Athaillah dalam kitab beliau Al- Hikam.
Nah.....
Jadi, keimanan seorang hamba itu kepada Tuhan-Nya terdapat enam tingkatannya yaitu :
Ke-enam :
Maqam Baqa.
Dengan terakhir Maqam inilah keimanan seorang hamba itu memandang الله dan makhluq-Nya tanpa terkecuali.
Dan dengan keimanan seperti ini, maka seorang hamba itu, memandang dua entitas berbeda yaitu الله sebagai Wujud Hakiki. Dan makhluq sebagai :
" Majazi "
Tingkatan ke-6 ini pula disebut juga dengan Maqam Akmal atau Maqam Kamil yaitu :
Maqam Kesempurnaan. Karena menjaga hubungan dengan Alam, manusia, hewan selain menjaga hubungan dengan الله.
وقد قال أبو بكر الصديق رضي الله عنه لعائشة رضي الله عنها لما نزلت براءتها من الأفك على لسان رسول الله صلى الله عليه وسلم :
" يا عائشة اشكري رسول الله صلى الله عليه وسلم فقالت :
والله لا اشكر الا الله دلما أبو بكر الصديق رضي الله عنه على المقام الأكمل مقام البقأ المقتضب لأثبات الآثار و قد قال الله تعالى أن اشكرلي و لوالديك•
فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يشكر الله من لا يشكر الناس• وكانت هي في ذلك الوقت مصطلمة عن شاهدها غائبة عن الآثار فلم تشهد الا الواحد القهار •
Artinya :
" Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu memerintahkan Aisyah Radhiyallahu Anha ketika turun Ayat pembebasannya dari fitnah melalui lisan Rasulullah : " Wahai Aisyah .... Sampaikan ucapan terima kasih kepada Rasulullah."
" Demi الله، aku tidak akan berterima kasih kecuali kepada الله." Jawab Aisyah Radhiyallahu Anha.
Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. lalu menunjukkannya dengan Maqam yang Lebih sempurna yaitu maqam Baqa yang menuntut ketetapan eksistensi ciptaan-Nya. Allah berfirman :
" Bersyukurlah kepada orangtuamu, hanya kepada-Ku tempat kembali."
(QS. Luqman : 14)
Rasulullah shalallahu alaihi wa Sallam bersabda :
" Tidak dianggap bersyukur kepada الله، kalau tidak berterima kasih kepada orang lain."
Tentu Saja Ketika itu, Aisyah sedang tercabut dari penglihatannya dan lenyap dari ciptaan-Nya. Sehingga ia hanya menyaksikan الله Yang Maha Tunggal lagi Perkasa.
Kutipan dalam kitab Al-hikam ini, menunjukkan tingkatan yang ke-6 yaitu :
Maqam Baqa.
Pada maqam inilah seorang hamba itu semakin tenggelam dalam kefana'an.
Justru semakin Baqa.....
Semakin mabuk cinta....
Kepada الله........
Orang- seperti inilah disebut tingkatan kesadaran menjadi-jadi.
Semakin mengakui bahwa Rabb semesta adalah :
Tuhan Yang Satu.
Semakin bertambah Adabnya kepada setiap makhluq الله Ta'ala....
Nah.... Sampai disini dulu pemahaman ini....
Semoga Anda Mengetahui apa yang telah saya utarakan melalui tulisan ini.... Mohon. Maaf jika ada kesalahan saya, maka mohon dimaafkan yang sebesar-besarnya....
امين اللهم امين....
Akhirul kalam :
____________________________________________________
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
Saudara-saudariku hamba الله yang saya hormati sekalian ....................
Mungkin kita sudah memahaminya tentang makna arti Iman yaitu kepercayaan (Amantu), maka menanamkan kepercayaan, dan melahirkan keyakinan.
Dan Iman merupakan salah satu rukun dalam Ajaran Islam, baik dibidang syari'at, maupun dibidang ilmu Tauhid Tashawuf.
Yang terutama sekali ialah dalam memahami keimanan kepada الله yang terutama, barulah peringkat dibawahnya...
Mungkin Anda sudah tahu semuanya tentang rukun iman ada enam perkara. Akan tetapi.....
Yang saya bahas adalah :
Maqamnya iman itu yaitu terdiri daripada enam level keyakinan kita dalam bertauhid...
Iman kepada الله merupakan kunci utama yang paling atas yakni Kepercayaan penuh keyakinan bahwa :
Keberadaan Dzat الله Ta'ala sebagai Tuhan semesta alam, membuktikan Dia Ilahi bersifat " ADA "
Wujudnya Tuhan itu Ada...
Baik Zahir maupun batin.
Zahirnya Allah adalah Kenyataan kita ini beserta Alam.
Batinnya Allah itu ialah
Hakikat kita yang hidup yang menghidupkan jasmaniah kita yang disebut sifat Muhammad.
""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
Ketahulah Anda semua bahwa :
Peringkat seorang hamba Allah itu dikarenakan Iman kepada-Nya.
Yang batinmya seorang hamba Allah ini menjadi terang hatinya, lapang dan cemerlang.
Dan batinnya seorang hamba yang beriman, bagaikan Samudera yang tidak bertepi, yang tiada batasnya.
.
Jadi saudara-saudariku sekalan.....
Tingkatan ilmu keimanan seorang hamba itu adalah :
مراتب الأيمان خمسة
" Derajat keimanan itu ada lima tingkat yaitu :
Pertama :
Iman Taklid yakni, keimanan yang didasari oleh ucapannya itu biasa-biasa saja tanpa dalil yang diterangkannya.
Maka :
Keimanan seorang hamba seperti ini terbilang maksiat, sebab sering meninggalkan upaya pencarian dalil sendiri.
Keimanan seorang hamba seperti ini dikategorikan masih-masih mencari dalil.
Kedua :
Iman Ilmu atau disebut ilmul Yaqin.
Keimanan seorang hamba seperti ini didasari dengan pemahaman aqidah.
Maka keimanannya yang pertama diatas dan kedua ini, masih terhijab dari Dzat الله.
Ketiga :
Iman 'Iyan atau disebut Ainul Yakin.
Dengan keimanan ini seorang hamba bisa mengetahui tentang kema'rifatan Kepada الله dengan jalan pengawasan Batin. Maka :
Dengan keimanan ini pula الله tidak ghaib sekejap-pun dari mata Batinnya.
Bahkan, gerak-geriknya pun, الله selalu hadir didalam batinnya bahwa seakan-akan ia memandang الله.
Inilah yang disebut dengan Maqam Muraqabah.
Ke-empat :
Iman Haq atau disebut dengan Haqqul Yaqin
Dengan keimanan ini seorang hamba bisa melihat' الله melalui batinnya.
Inilah yang dikatakan dengan sebutan Arifin Billah yaitu :
Orang yang telah berma'rifat Kepada الله.
Tingkatan keimanan inilah yang disebut Maqam Musyahadah.
Seorang hamba seperti ini dikategorikan terhijab keimanannya itu dari makhluq Allah.
Yang tampak pada dirinya saja hanyalah الله semata-mata.
Kelima :
Iman Hakikat atau Nuqad ghaib.
Nah... Dengan mencapai iman inilah, Seorang hamba bisa hilang, lenyap, sirna dikarenakan الله.
Mabuk cinta dikarenakan الله. dia tidak menyaksikan dirinya lagi, tenggelam didasar lautan Asmara Cinta.
Dia tidak melihat adanya pantai di samudera.
Inilah Maqam yang disebutkan dengan :
" Fana' Al-Fana' "
Maka :
Dilevel manapun, semua keimanan seorang hamba itu termasuk Mulia.
Namun dari semua derajat keimanan itu, berbeda-beda kedudukannya disisi الله.
Hanya saja kita Sebagai manusia hamba الله......
Tidak perlu kita menilai keimanan orang lain.
Sebab, Semua itu mendapat hidayah dari sumber yang sama yaitu : الله sendiri.
""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
Ketahulah Anda Semua.....
Dua tingkat keimanan yang pertama dan kedua tadi diatas yang saya jelaskan. Itu adalah Wilayah sedang mencari-cari dengan usaha dan upaya.
Karena itulah, seseorang wajib Menyelami lagi keimanannya melalui pencarian dalil.
Dan wajib mempelajari sebisa mungkin t tentang Sifat-Sifat الله تعالى.
Sedangkan level keimanan selanjutnya ialah yakni :
Yang ke- 3- 4- 5 adalah merupakan " Laduni "
Yaitu : Anugerah dari الله yang tidak dicarinya kecuali الله yang memberikan secara langsung.
Ini didasari dengan kehendak الله.
والواجب على الشخص أحد القسمين الأولين أما الثلاثة الأخر فعلوم ربانية يخص بها من يشاء من عباده
Artinya :
" Seorang wajib berada di dua tingkat pertama. Sementara tiga tingkat itu adalah ilmu Rabbani (Anugerah الله) yang diberikan secara khusus kepada sejumlah hamba-Nya yang dikehendaki.
Dengan lima tingkatan keimanan ini....
Kita jadi teringat pada keimanan dan keyakinan pada maqam :
" Baqa' ".
Sebagaimana yang dituturkan oleh Ulama Sufi bernama Syaikh Ibnu Athaillah dalam kitab beliau Al- Hikam.
Nah.....
Jadi, keimanan seorang hamba itu kepada Tuhan-Nya terdapat enam tingkatannya yaitu :
Ke-enam :
Maqam Baqa.
Dengan terakhir Maqam inilah keimanan seorang hamba itu memandang الله dan makhluq-Nya tanpa terkecuali.
Dan dengan keimanan seperti ini, maka seorang hamba itu, memandang dua entitas berbeda yaitu الله sebagai Wujud Hakiki. Dan makhluq sebagai :
" Majazi "
Tingkatan ke-6 ini pula disebut juga dengan Maqam Akmal atau Maqam Kamil yaitu :
Maqam Kesempurnaan. Karena menjaga hubungan dengan Alam, manusia, hewan selain menjaga hubungan dengan الله.
وقد قال أبو بكر الصديق رضي الله عنه لعائشة رضي الله عنها لما نزلت براءتها من الأفك على لسان رسول الله صلى الله عليه وسلم :
" يا عائشة اشكري رسول الله صلى الله عليه وسلم فقالت :
والله لا اشكر الا الله دلما أبو بكر الصديق رضي الله عنه على المقام الأكمل مقام البقأ المقتضب لأثبات الآثار و قد قال الله تعالى أن اشكرلي و لوالديك•
فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يشكر الله من لا يشكر الناس• وكانت هي في ذلك الوقت مصطلمة عن شاهدها غائبة عن الآثار فلم تشهد الا الواحد القهار •
Artinya :
" Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu memerintahkan Aisyah Radhiyallahu Anha ketika turun Ayat pembebasannya dari fitnah melalui lisan Rasulullah : " Wahai Aisyah .... Sampaikan ucapan terima kasih kepada Rasulullah."
" Demi الله، aku tidak akan berterima kasih kecuali kepada الله." Jawab Aisyah Radhiyallahu Anha.
Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. lalu menunjukkannya dengan Maqam yang Lebih sempurna yaitu maqam Baqa yang menuntut ketetapan eksistensi ciptaan-Nya. Allah berfirman :
" Bersyukurlah kepada orangtuamu, hanya kepada-Ku tempat kembali."
(QS. Luqman : 14)
Rasulullah shalallahu alaihi wa Sallam bersabda :
" Tidak dianggap bersyukur kepada الله، kalau tidak berterima kasih kepada orang lain."
Tentu Saja Ketika itu, Aisyah sedang tercabut dari penglihatannya dan lenyap dari ciptaan-Nya. Sehingga ia hanya menyaksikan الله Yang Maha Tunggal lagi Perkasa.
Kutipan dalam kitab Al-hikam ini, menunjukkan tingkatan yang ke-6 yaitu :
Maqam Baqa.
Pada maqam inilah seorang hamba itu semakin tenggelam dalam kefana'an.
Justru semakin Baqa.....
Semakin mabuk cinta....
Kepada الله........
Orang- seperti inilah disebut tingkatan kesadaran menjadi-jadi.
Semakin mengakui bahwa Rabb semesta adalah :
Tuhan Yang Satu.
Semakin bertambah Adabnya kepada setiap makhluq الله Ta'ala....
Nah.... Sampai disini dulu pemahaman ini....
Semoga Anda Mengetahui apa yang telah saya utarakan melalui tulisan ini.... Mohon. Maaf jika ada kesalahan saya, maka mohon dimaafkan yang sebesar-besarnya....
امين اللهم امين....
Akhirul kalam :