Kutipan shuhba Mawlana Syekh Hisyam Kabbani QS
Indonesia , September 6, 2004
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. [4.59]
Kita berharap bahwa kita akan patuh pada Allah dan nabi-Nya, dan
pada shuyuk kita, karena kita tak ingin mengklaim sesuatu yg tidak
kita miliki.
Ada yg mengklaim bahwa diri mereka tahu sesuatu. Ada yg mengklaim
tahu banyak. Ada juga yg mengklaim tahu akan "segalanya" lalu mereka
menunjuk diri mereka sendiri sebagai syekh2 meskipun mereka jauh
dari predikat syekh. Tingkat seorang syekh sangat sulit di capai,
jadi janganlah mengklaim sesuatu yg tidak kita miliki.
Seperti firman Allah dalam kitab suci Al qur'an :
Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahim, Wa la tuzakku anfusakum – janganlah
kamu mengatakan dirimu suci [53:32]
Jangan puji dirimu sendiri, atau janganlah mengklaim sesuatu yg
tidak kalian miliki.
Ada orang2 yg saat mendapat sebuah gelar dari suatu universitas (
bahkan belum menjadi seorang PhD ) mereka merasa mampu mengatur
dunia. Bahkan mereka yg telah meraih gelar PhD, mereka pikir bisa
mengatur negara.
Ada juga orang2 yg berpikir, jika mereka mengikuti orang suci (
syekh asli ) , mereka pikir telah mengetahui segalanya. Lalu
mulailah menyebarkan ego mereka yg telah terkontaminasi, ego mereka
adalah kesombongan, maka tersebarlah penyakit ini ke seluruh murid2
yg tidak menyadarinya.
Ada lagi orang2 yang setelah mengikuti suluk, mereka pikir diri
mereka telah jadi orang suci, dan nama mereka harus di cetak dan di
publikasikan dgn bersinar-sinar untuk menunjukkan bahwa mereka
adalah orang suci, dan masyarakat wajib mendengarkan mereka.
Kita harusnya sadar bahwa jika mengikuti seorg syekh sbg muridnya,
saat kita mendapat manfaat dari beliau atau kita melakukan suluk,
kita ini masih tak ada apa2nya, dan kita masih dlm proses pelatihan.
Kita belum menghilangkan penyakit2 kita. Kita masih harus
dikarantina agar setelah itu kita bisa dilepas pada masyarakat.
Beberapa orang , jika mereka menjadi imam di masjid, mereka pikir
bisa mengatur semua umat muslim. Mereka yg punya tanggung jawab pada
sekolah atau universitas, mereka kira dapat mengatur tiap orang.
Mereka tak merasa bahwa mereka bukanlah apa2.
Jika seseorang tahu cara berdzikir, saat dia duduk dan mulai
berdzikir, dia pikir dia akan menyebarkan spiritualitas pada semua
orang- dia tak sadar bahwa dirinya masih terkontaminasi dengan
kesombongan dan arogansi.
Otorisasi/ pengesahan adalah penting dlm Islam, dalam syariat dan
dalam tarekat. Kami menyebut ijin ini Ijazah ( bhs arab ). Artinya
sebuah limpahan wewenang untuk seorang calon yg telah belajar pada
para syekh, dari seorang syekh ke syekh-syekh berikutnya sampai
salah satu dari keempat Imam. Ini dalam Shariah. Seseorang harus
memilikinya- seperti saat ini ada universitas yg gelar PhDnya dari
Shariah Islam. HAL INI TAK ADA NILAINYA dibanding ajaran Shariah
dulunya.
Ajaran shariah dulunya harus mendapat transmisi langsung dari syekh
kalian, dari syekhnya lagi sampai grandsyekhnya, terus .. sampai
Imam Shafi'i.
Dia harus terhubung seperti itu. Dan Imam Shafi'i— dari Tabi'een yg
mana beliau mendapat instruksi itu? Dan beliau itu, dari kelompok
mana beliau mendapat instruksi ? harus punya silsilah seperti ini.
Silsilah ini dapat menuju Imam Abu Hanifa atau Imam Ibn Hanbal. Atau
Imam Malik. Harus mempunyai rantai transmisi. Kalau tidak, ijasah
mereka adalah nol, tak diperhitungkan.
Dalam Tariqah, sama. Dalam spiritualitas. Dalam realitas ruh diatas
ruh, dalam mempelajari makrifat. Pelajaran ini harus melalui sebuah
silsilah, rantai para syekh. Dari satu syekh ke syekhnya lagi
seterusnya..sampai para grand syekh, sampai Sayyidina Abu Bakr as-
Siddiq (ra) atau Sayyidina `Ali (ra), karena dari merekalah asal
tariqah, ke 41 tariqah.
Mereka semua bisa berasal dari Sayyidina Abu Bakr (ra) atau dari
Sayyidina `Ali (ra). Beliau yang memimpin langsung menuju hati Nabi
Muhammad saw. Jika silsilah tsb tidak ada, berarti orang2 yg merasa
diri mereka telah di beri pengesahan – maka pengesahannya itu adalah
nol.
Tak seorangpun bisa mengatakan dan mengklaim bahwa " Nabi datang
lewat mimpi saya" atau mengklaim bahwa Nabi mendatangi ini itu,
atau mengatakan " Saya pergi ke sana dan mendapati diri saya
menerima wewenang dalam hal ini dan itu" . Hal ini tidak dapat
diterima.
Sekarang ini , para syekh yg mengira diri mereka ( karena mereka
bermimpi, atau sedang tidur, dan saat bangun mereka melihat
sesuatu ) lalu seketika itu mereka menjadi orang yg punya wewenang.
Jika demikian, lebih baik Sayyidina Muhammad (saw) diberi wewenang
melalui sebuah mimpi atau sebuah penglihatan. Namun bukan terjadi
seperti itu. Beliau membutuhkan Sayyidina Jibril (as). Sayyidina
Muhammad (s), bermeditasi selama 40 th, ber khalwat, suluk, di Gua
Hira, dan beliau membutuhkan…
Beliau tak pernah mengatakan : " Saya melihat ini, saat berdoa pada
Allah, saat bersujud pada Allah,"
Sampai Jibril (as) datang pada beliau dan memberinya ( wahyu )
secara nyata/fisik. Tidak mungkin lewat mimpi ! bukan pula dlm
kondisi koma! Tidak mungkin pula saat pingsan! Tak mungkin dlm
keadaan apapun kecuali secara fisik/nyata. Hal itu harus diberikan.
Dan kita mengikuti jejak nabi saw. Hal itu diberikan pada nabi (
saw ) – dari Allah ( swt ) pada Jibril(as); kemudian dari Jibril
kepada nabi ( saw ). Sebuah rantai penerus.
Jika kita katakan segala sesuatu datang lewat mimpi, itu boleh saja.
Tapi mengapa nabi (saw ) tidak menerima wahyu lewat mimpi ?
Atau saat beliau koma, hasha ? Atau mengapa beliau tidak menerima
wahyu dgn memakai cara berbeda tanpa arti yg menggambarkan secara
fisik ? Beliau melihat Jibril (as) secara nyata! Jibril (as)
memeluknya.
Beliau mengatakan, Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahim, dgn sebuah pesan
Islam, "Iqra'." Iqra bismi Rabbik alladhee khalaq." -
"Bacalah dengan nama Allah, Tuhan Maha Pencipta."
Sayyidina Jibreel datang dari kaki langit, menutup seluruh horizon,
dan beliau datang pada Nabi Muhammad (saw) seraya berkata :
"Ya Muhammad (s), Iqra - bacalah."
Nabi saw bertanya , "Apa yg akan ku baca? "
Jawab Jibril as : " Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya. [96.5]
Secara nyata Jibril mengajari Nabi saw.
Saat Ramadan, Nabi as sering mempelajari Quran dari Jibreel (as).
Dalam Hadist nabi : kaana yatadarras al-Qur'an ma` Jibreel. " Dia
sering belajar Qur`an dgn Jibril."
Untuk itu nabi saw membutuhkan pembukaan batin secara fisik, wahyu,
dari Allah (swt). Allah (swt) mengutus Jibril untuk menemui Nabi
saw.
Bagaimana dgn kita sekarang ini, orang2 di seluruh dunia, yang
telah mendapat sebuah mimpi atau diperintah oleh mimpinya.
Ya, hal ini boleh saja. Jika kalian diminta melakukan sesuatu,
kalian laksanakan. Namun yang kalian lakukan terbatas. Tak ada
sebuah dukungan. Tak ada pendukung dibelakangnya. Tanpa dukungan,
suatu saat hal itu akan rusak, habis sudah. Musnah.
Bahkan saat datang dgn wahyu, Jibril melatih Nabi saw, beliau angkat
nabi, beliau kirimkan pesan2 dari Allah swt. Setelah 2 th, Jibril
dikirim secara fisik/nyata. Tiap beliau datang membawa wahyu,
biasanya selalu secara nyata. Tak pernah Nabi saw mengatakan
" Saya menerima Qur'an lewat mimpi."
Nabi menerima Quran lewat wahyu melalui Jibril as.
Dan dhikrullah diambil dari Qur'an, nama2 Allah yg indah. Jadi untuk
melakukan dzikir, harus secara fisik melalui seorang guru. Kalian
tak bisa mengatakan, " Saya tak butuh seorang guru. Saya tak butuh
seorang pemandu!" Allah meminta Jibreel sebagai pemandu nabi
(saw).
Dalam waktu 2 tahun setelah nabi saw menyampaikan wahyu, Allah
memanggil Nabi saw menuju kehadapan-Nya.
Maka Jibreel (as) harus membawa beliau secara fisik pada malam
Isra'i wa 'l-Mi`raaj. Seperti bulan ini kita berada dlm Lailatu 'l-
Isra'i wa 'l-Mi`raj. Secara fisik Jibril as membawa beliau dan
Allah memberinya kendaraan , al-buraaq. Nabi saw mampu pergi tanpa
buraaq. Nabi mampu "naik" lewat mimpi, tanpa tubuh beliau mampu
naik ke atas. Namun, malam itu beliau bersama raganya. Ruh beliau
menuju ke hadapan Allah.
Artinya secara fisik kalian membutuhkan seorang guru untuk mengajari
dan memandu kalian seperti halnya Nabi yg membutuhkan buraaq, dan
membutuhkan Jibril (as), untuk mengantar beliau sampai ke hadapan
Ilahi.
Ada buah2an asli dan buah2an plastik. Buah asli ada rasanya, saat
kalian makan, kalian rasakan manisnya buah itu. Buah dari plastik,
atau yg terbuat dari kertas – bisa kalian memakan kertas, namun tak
ada rasa. Kalian dapat memakan plastik tapi tak ada rasanya.
Jadi Dhikrullah dengan syekh yg telah diberi wewenang melalui rantai
orang2 suci sampai menuju Nabi saw— itulah dhikir yg punya rasa.
Dhikrullah, tiap Asmullah ul-Husna— nama2 indah & atribut milik
Allah swt — rahasia nama2 Allah akan dihiaskan pada kalian. Kalian
akan mendapatkan penampilan itu dan Allah akan melimpahkan rahmatnya
pada seseorang saat dia berdhikr, karena dia terhubung, melalui
hatinya, melalui shaykhnya, pada grandshaykh, dan seterusnya
sampai Sayyidina Abu Bakr as-Siddiq (ra) ataupun Sayyidina `Ali
(ra), dan kemudian pada Nabi Muhammad saw.
Syekh yg lain, yg mengira dirinya seorang syekh namun tanpa wewenang
ataupun melalui sebuah silsilah, yg mengklaim diri sendiri sebagai
seorang syekh – dhikirnya tak berasa manis. Suatu saat akan hilang.
Allah swt memberi sebuah karakteristik pada nabi saw yg Dia tak
memberikannya pada siapapun. Kerendahan hati.
Sayyidina Muhammad (s) adalah orang yg paling rendah hati. Jika
kalian rendah hati, kalian akan mendapat pengetahuan spiritual.
Saat kalian arogan dan bangga pada diri sendiri, kalian akan
dilemparkan seperti mereka yg punya gelar yg didapat dari belajar
Islam di universitas, namun tanpa ruh , tanpa jiwa – tak ada
kemanisan disana atau rasa didalamnya.
Mereka mempelajari huruf2 yg digabung bersama.
Di lain pihak, seorang `Arif billah— ahli makrifat, dia tidak
mempelajari huruf2. Namun guru mereka mengajari makna dan rahasia
dibalik huruf2. Mereka mulai memilah arti yg tak seorangpun dapat
memilahnya. Dan ini dilakukan dgn rendah hati.
Jika sombong, kalian akan jadi iblis. Iblis adalah sombong. Jadi
jangan menjadi seorang yg arogan. Rendah hatilah. Saat kalian
merendahkan diri, orang akan mencintaimu. Saat orang2 mencintaimu,
syekh kalian akan membawa kalian mendekati beliau. Saat beliau
membawa kalian utk mendekat, beliau akan membawa kalian melewati
silsilah untuk mencapai cinta dan penglihatan akan nabi Muhammad
saw.
Dulu ada seorang raja yg dikirimi seorang budak- raja pada masa itu
biasanya punya banyak budak.
Orang2 biasa membeli budak dari berbagai negara di dunia. Hal itu
seperti sebuah perdagangan, dalam suatu periode. Jadi mereka
memberi raja sebuah hadiah, seorang budak. Namun pembantu itu ( yg
dikirim pada raja ) adalah seorang yg baik - jika kalian tak mau
menyebutnya sbg seorang budak.
Lalu raja menanyakan beberapa pertanyaan. Beliau bertanya saat
mereka menghadirkan pembantu itu, "Siapa namamu? "
Jawabnya, " Tuanku, seorang budak tidak punya sebuah nama. Apapun yg
tuan sebut dia, dia harus menjawabnya. Sebelum anda, saya pernah
bersama tuan2 yg lain. Dan mereka memanggil saya berbeda-beda. Tugas
saya adalah menjawab tuan. Tugas saya bukanlah untuk mempunyai
sebuah identitas, sebuah nama. Saya tak punya nama."
Lalu raja bertanya , "Pakaian apa yg sepantasnya saya berikan
padamu ?"
Jawab si budak, "Oh tuanku, saya tak punya pilihan. Di hadapan
baginda, saya tak punya pilihan, juga saat di hadapan tuan2 saya
sebelumnya, saya tak punya pilihan. Seorang budak mengiyakan apa yg
dikatakan tuannya. Jika tuan saya berkata: Pakai baju merah ini.
Maka saya melakukannya. Pakai baju biru ini. Sayapun memakainya.
Jika hijau, saya pakai itu. Jika beliau menyuruh untuk tak memakai
apapun, saya tak akan memakai apapun. Hal ini adalah pilihan tuan.
Bukan pilihan saya. "
Dengar baik2.
Beliau bertanya, " Makanan apa yg paling kamu suka ?"
Jawabnya, " Oh tuan, makanan apapun yg mereka berikan pada saya utk
dimakan, saya makan. Jika mereka memberi nasi, saya makan nasi. Jika
mereka memberi roti, saya makan roti, jika mereka memberi daging,
saya makan daging. Jika mereka memberi rumput, saya makan rumput.
Jika mereka memberi buah, saya makan buah. Tak ada pilihan buat saya
di hadapan tuan."
Lalu raja akhirnya berkata, " Budakku, pembantuku, jadi apa yg bisa
kulakukan untukmu ?
Jawabnya, "Oh Tuanku, apakah seorang budak punya keinginan dihadapan
tuannya ? Budak adalah dibawah kehendak raja, tuannya. Anda memilih
apa yg bagus buat saya, lalu anda beri itu pada saya. "
Kata raja, "Oh pembantuku, kamu seorang muslim sejati. Dan lebih
baik kamu memimpin negara ini daripada aku. Kamu seorang raja, dan
saya pendukungmu."
Saat seorang hamba memperlihatkan tak punya keinginan, dalam
berbagai cara Allah membuat mereka menjadi raja. Saat kalian tidak
menunjukkan keinginan…. Nabi saw tak pernah punya suatu keinginan.
Allah membuatnya beliau sebagai Rasul terakhir. Orang suci, mereka
tunduk pada kehendak Allah (swt) dan kehendak nabi saw.
Allah menjadikan mereka orang2 suci. Saat kalian menundukkan diri
pada kehendak guru kalian, maka beliau akan mengangkat kalian dan
mempercayai kalian untuk membawa amanah umat dibawah pengajaran
kalian.Itulah hal yg penting, tunduk. Tidak bangga akan gagasan dan
pikiran kalian sendiri.
Ini adalah suatu kutukan, jika kalian bangga dgn pikiran dan gagasan
diri sendiri. Kalian seorang pecundang.
Saat ini, karena arogansi, kesombongan, anak2 tidak menerima apa yg
orang tua katakan. Orang tua tidak menerima apa yg orang yg lebih
tua katakan. Tiap orang berlari dalam jalan mereka sendiri2. Mereka
tidak mau mendengar apa yg Islam dan Qur'an katakan.
Mereka mendengarkan hanya yg dunia katakan pada mereka, dan apa yg
setan katakan pada mereka, dan nafsu2 buruk yg dibisikkan.
Lihat anak laki2 itu. Siapa namanya ? Hamdaan. Bagaimana dia
membawakan ( bacaan qur'an. Pentj )? Berapa umurmu ? 12 tahun. Dia
membaca lebih baik dari semua yg berada diruangan ini. Dia berumur
12 th, dan kita ini berumur 70, 80, 90, 60, 50, 40, 30. Dunia ini
tak ada dihatinya.
Yg lain, Allah memberi mereka – bukannya belajar membaca seperti
Hamdaan, mereka sedang belajar bagaimana menyanyikan lagu-lagu, MTV,
video klip, diskotik, mengejar wanita cantik, artis, aktris. Ini
gaya hidup yg seorang yg masih sangat muda dlm meningkatkan
kepatuhan pada Allah. Dia akan berada dalam bayang2 singgasana Allah
saat kiamat nanti.
Nabi bersabda, " Yang tujuh akan berada dibawah bayang2 Allah saat
kiamat. " Saat matahari akan membakar otak tiap orang. Allah akan
menaungi ke tujuh kelompok itu. Salah satu dari mereka
adalah "waladun nasha `ala ta`atillah," – seorang anak yg tumbuh
dalam kepatuhan pada Allah."
Yang lain adalah walad , yang tak pernah mengatakan "huh" pada ayah
bundanya saat dia hidup. Allah menaunginya.
Orang kaya saat ini atau mereka yg berpenghasilan menengah sedang
mengejar segala yg kotor; dan anak tadi yg tak punya apa2 mengejar
kepatuhan pada allah, sangat berlawanan.
Namun kita masih mengatakan bahwa Allah ( swt ) selalu penuh
ampunan. Dan Allah swt telah mengatakan pada Nabi saw:
"wa maa arsalnaaka illa Rahmatan lil `aalameen."
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam. [21.107]
Jadi insya Allah kita akan, masing2 dari kita akan berada dibawah
ampunan Allah swt. Mereka yg sedang berlari kesana dan kemari, Allah
memberi mereka ampunanNya ( amin ).
Wa min Allahi 't-tawfiq, bi hurmati 'l-Fatiha