TENTANG KESADARAN (Terbang ke Langit)
QS Ar Rahman 33
"Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi)
penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya
kecuali dengan kekuatan."
Orang-orang pada jaman dahulu mengira
letak langit ada di atas bumi yang berwarna biru di angkasa raya.
Berkat kemajuan teknologi, orang-orang pada jaman sekarang sudah
mengerti bahwa warna biru di langit atas
bumi adalah fatamorgana dan ilusi belaka. Lalu orang-orang di jaman
modern sekarang ini terus mencoba menggali dan mencari tahu tentang
langit. Kita tinggal di planet bumi satu diantara milyaran planet-planet
di seluruh alam semesta. Bumi mengelilingi matahari. Matahari
dikelilingi beberapa planet. Matahari sama dengan bintang. Jumlah
bintang sangat banyak dan tak terhingga. Planet bumi ini seperti setitik
debu di tengah padang pasir bila dibandingkan dengan keadaan seluruh
alam semesta. Padahal jarak antara bintang satu dengan bintang lainnya
itu milyaran kilometer dan hitungan kecepatan sampainya memakai sekian
tahun dengan kecepatan cahaya. Dengan hakekat pengetahuan yang ada
sekarang ini manusia menjadi kebingungan dalam menentukan letak langit,
karena batasan terakhir alam semesta ini sungguh tak terhingga.
Inilah salah satu kelemahan orang-orang di jaman modern. Mereka
memandang segala sesuatunya secara lahiriyah saja. Mereka lupa bahwa
segala sesuatu benda riil dan materiil tidak bisa berbuat apa-apa,
hilang, bahkan musnah bila tidak ditopang oleh kekuatan gaib. Seperti
contohnya tubuh manusia dan hewan akan menjadi seonggok tulang dan
daging yang tidak bisa berbuat apa-apa, yang pada akhirnya akan menjadi
unsur tanah bila sudah ditinggalkan oleh kekuatan gaib (roh).
Secara umum pengetahuan tentang langit berasal dari sumber-sumber kitab
suci dalam agama. Oleh karena itu, untuk mengetahui tentang langit maka
harus memakai kaca mata ilmu agama (spiritual), bukan memakai kaca mata
ilmu pengetahuan, karena dasar dari ilmu pengetahuan adalah pikiran.
Kemampuan pikiran itu terbatas. Apa mungkin pikiran bisa membayangkan
dan merealisasikan batasan terakhir dari seluruh alam semesta. Memang
pikiran manusia masih terus berevolusi, tapi yang jelas untuk saat ini
pikiran manusia belum mampu membayangkan tentang langit.
Untuk
mengetahui tentang langit memakai ilmu agama. Agama adalah spiritual.
Dalam agama islam lewat pengetahuan spiritual hakekat makrifat diajarkan
tata cara menembus ke Langit. Sebenarnya pengertian tentang langit
dalam agama berbeda dengan ilmu pengetahuan. Yang dimaksud langit dalam
ilmu agama adalah pembatas antara dimensi satu dengan dimensi lainnya.
Tiap dimensi mempunyai beberapa alam. Jumlah alam sangat banyak yang
terbagi menjadi 7 dimensi. Jumlah langit ada 7 tingkatan. Langit pertama
sampai langit ke 7 itu bersinggungan tapi tidak bersentuhan. Jadi
langit pertama sampai langit ke 7 itu juga ada di bumi. Cuma kita tidak
bisa merasakannya karena letak gaib.
Saya gambarkan begini.
Kita tentu pernah menonton film tentang kematian. Dalam film, orang yang
mati akan menjadi mahluk astral. Mahluk astral dapat melihat manusia
tapi manusia tidak dapat melihat mahluk astral. Dalam film, mahluk
astral berusaha menyentuh manusia. Tapi mahluk astral tidak dapat
merasakan sentuhan manusia. Begitupun manusia tidak dapat merasakan
sentuhan mahluk astral. Inilah yang saya maksud dengan istilah
bersinggungan tapi tidak bersentuhan.
Untuk memahami tiap
langit maka harus memahami tiap kesadaran. Langit bertingkat 7,
kesadaran pun juga mempunyai 7 tingkatan. Hakekat kesadaran ada 7
tingkatan yang termaktub dalam ilmu martabat 7. Sayangnya dikalangan
para ulama sendiri mempunyai persepsi yang berbeda-beda tentang ilmu
martabat 7. Intinya dari guru mursyid yang saya pelajari bahwa tiap
kesadaran mempunyai langit dan alamnya sendiri-sendiri.
Yang
terpenting dalam hidup adalah memahami tentang kesadaran. Dasar dari
kesadaran adalah rasa. Dari merasakan inilah kemudian disebut hidup
bukan mati. Dasar perbedaan hidup dengan mati ada pada kesadaran rasa.
Untuk membedakan tingkat kesadaran akan saya gambarkan
peristiwa-peristiwa yang saya pahami.
Saat ini kita sebagai
manusia hidup dengan kesadaran pikiran berada di alam materi di langit
yang pertama atau langit terendah. Begitu pun dengan bangsa jin yang
berada di alam non materi di langit yang pertama atau langit terendah.
Sama langitnya dengan manusia tapi berbeda alam. Berbeda dengan malaikat
yang berada di langit yang lebih tinggi daripada langit manusia dan
jin.
Dasar dari perbuatan manusia adalah untuk memenuhi
kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan sex.
Dasar inilah yang melahirkan pemikiran dan perbuatan-perbuatan yang
kompleks. Jadi perbuatan manusia itu untuk memenuhi kesadaran fisik
bukan untuk memenuhi kesadaran yang lebih tinggi seperti kesadaran arwah
dan kesadaran roh.
Contoh keadaan yang bisa membedakan tingkat
kesadaran adalah pada waktu tidur kemudian bermimpi. Saya pernah
bermimpi dari kota semarang hendak pergi ke kota jambi. Dalam kesadaran
mimpi saya merasa naik bis. Hanya dalam beberapa saat saja, saya merasa
sudah di kota jambi. Setelah melakukan kegiatan di jambi, saya ingin
pergi ke kota temanggung untuk bertemu dengan teman lama. Dalam waktu
sekejap saja saya merasa sudah di temanggung dan bertemu dengan teman
lama saya.
Dalam kesadaran pikiran realistis tentu akan
menganggap itu adalah ilusi belaka. Tapi dalam kesadaran pikiran mimpi
tentu akan menganggap itu adalah nyata dan realistis. Mengapa hal itu
bisa terjadi? Ya karena kesadaran pikiran realistis hilang kemudian
kesadaran pikiran berubah menjadi kesadaran pikiran mimpi atau sering
disebut pikiran bawah sadar timbul menggantikan pikiran sadar yang
hilang karena perlu istirahat. Lalu ada pertanyaan, apakah orang yang
bermimpi itu dapat dikatakan telah menembus ke langit? Tentu akan saya
jawab bisa iya bisa juga tidak, karena tingkat bermimpi itu bisa
berbeda-beda. Seperti orang yang pingsan dan orang yang mati suri itu
masih tergolong tidur dan bermimpi karena roh belum benar-benar
meninggalkan raga.
Contoh yang lain. Saya pernah kenal dengan
orang yang sudah berusia lanjut bernama mbah A. Kini beliau sudah
meninggal karena penyakit stroke (semoga arwah beliau diterima di
sisiNya). Sejak terkena penyakit stroke mbah A tidak bisa berpikiran
(berkesadaran) normal lagi. Kembali lagi seperti anak kecil. Pada waktu
malam hari sering terdengar rintihan beliau menahan rasa sakit, bahkan
karena berat rasa sakitnya sampai-sampai beliau menangis dan
menjerit-jerit seperti anak kecil. Berdasarkan informasi orang-orang
yang ada di sekitarnya, saya ketahui bahwa beliau dahulu pada waktu
mudanya sering melakukan perbuatan maksiat. Suatu ketika saya pernah
bertemu dan ngobrol dengan beliau. Saya bertanya kepada beliau, kenapa
sering menangis dan menjerit kesakitan di malam hari. Beliau mengaku
sering didatangi orang yang tidak dikenalnya. Kemudian mereka memukuli
dan menyiksa beliau. Beliau menceritakan hal itu sambil menangis dan
ingin segera mengakhiri penderitaan itu. Bila saya cek tubuh fisiknya
tidak terjadi masalah apa-apa. Bahkan beliau sering dikontrol ke dokter
dan paranormal oleh keluarganya. Tapi hasil pengecekan tetap sama yaitu
tidak terjadi apa-apa pada tubuh fisik beliau dan menganggap itu adalah
ilusi beliau saja. Tentu saja beliau tidak bisa banyak protes dengan
hasil pengecekan tersebut karena kesadaran beliau sudah seperti anak
kecil yang tidak bisa nyambung dengan pemikiran orang normal.
Pada awalnya saya ingin mengajarkan kepada beliau tentang tata cara
sholat, surat-surat pendek dalam al quran, dan doa-doa pendek. Tapi
bagaimana bisa saya mengajarkannya, menyebut nama Tuhan Allah saja
beliau terasa asing, lucu, dan wagu dikarenakan kesadaran pikiran
warasnya sudah banyak yang error.
Dari peristiwa itu kemudian
saya menyimpulkan bahwa mbah A mendapat siksaan pada kesadaran yang lain
yang bukan pada kesadaran fisik. Kita semua tahu bahwa orang yang
terkena penyakit stroke pada saraf otaknya sudah banyak yang rusak,
sehingga kesadaran pikirannya pun juga rusak. Orang yang kesadaran
pikirannya rusak akan cenderung masuk ke dalam kesadaran pikiran yang
lain (mimpi). Kesadaran pikiran yang lain (mimpi) ini akan mengatakan
kepada dirinya sendiri bahwa siksaan-siksaan itu adalah nyata dan
realistis walaupun kesadaran pikiran realistis akan mengatakan bahwa itu
adalah ilusi belaka. Tapi sayangnya kesadaran pikiran realistis mbah A
sudah tidak normal sehingga akan menganggap ilusi-ilusi itu menjadi
nyata. Jadi inilah gambaran dari siksa neraka yang ada di alam gaib.
Banyak manusia tidak menyadari tentang kesadaran bertingkat. Mereka
mengira kesadaran hidup yang sesungguhnya adalah kesadaran hidup yang
kita punya saat ini. Bahkan banyak master dan ahli spiritual mengartikan
kesadaran adalah kesadaran hidup ini saja. Padahal nabi muhammad saw
telah memperingatkan kepada seluruh manusia bahwa kehidupan dunia ini
adalah permainan dan sendau gurau belaka. Artinya manusia mempunyai
kesadaran bertingkat dan kesadaran hidup saat ini merupakan kesadaran
terendah atau kesadaran semu belaka. Disebut kesadaran semu karena
kesadaran hidup saat ini bukanlah kesadaran yang sesungguhnya atau bukan
kesadaran abadi. Jati diri yang sesungguhnya itu terletak di hati yang
paling dalam dan sangat sulit untuk mencapainya. Hati merupakan pintu
gerbang menuju kesadaran berikutnya atau kesadaran yang lebih tinggi.
Kelak bila ajal sudah menjemput, kita akan merasakan kesadaran
bertingkat ini. Pada waktu mati nanti, kita sudah tidak punya lagi
kesadaran realistis (kesadaran pikiran), sehingga yang kita anggap
ilusi-ilusi pada kesadaran ini menjadi kenyataan pada kesadaran
berikutnya. Inilah hakekat surga dan neraka yang tidak bisa digambarkan
dengan kata-kata tapi hanya bisa dirasakan.
QS Al A'raf 172
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman) : "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka (para roh)
menjawab : "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan :
"Sesungguhnya kami (anak cucu Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)."
Maksud dari ayat ini adalah para
roh sebelum diturunkan dan dilahirkan ke dunia menjadi manusia, Tuhan
bertanya kepada para roh : "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" para roh menjawab
: "Betul, Engkau Tuhan kami dan kami menjadi saksi."
Jujur
kita sebagai manusia tentu tidak ada yang ingat dialog ini sebelum kita
dilahirkan ke dunia. Hal ini bisa terjadi karena Tuhan bertanya kepada
kita pada waktu kita menjadi diri berkesadaran roh. Sedangkan saat ini
kita hidup dalam diri berkesadaran fisik atau kesadaran pikiran
(kesadaran realistis). Berita di ayat ini menjadi petunjuk bahwa
sesungguhnya manusia mempunyai kesadaran bertingkat.
Saya cukup
memahami tentang kesadaran bertingkat. Dengan begitu saya bisa
menjelaskan kerancuan-kerancuan tentang fenomena di masyarakat yang
berhubungan dengan masalah kesadaran. Kerancuan-kerancuan itu sebagai
berikut ;
1. Tentang Kekosongan
Dalam dunia spiritual
sering terdengar istilah Tuhan adalah kekosongan. Biasanya orang-orang
syariat yang mendengar istilah ini akan menjadi marah dan emosi, karena
telah menganggap Tuhan seperti tidak ada. Padahal maksud dari
orang-orang spiritual bukan seperti itu.
Kita hidup sebagai
manusia diberi Tuhan indera-indera fisik yang dapat digunakan untuk
berinteraksi dengan lingkungan. Lewat ilmu pengetahuan manusia berusaha
mencari tahu tentang Tuhan. Manusia mempelajari unsur penyusunan
terkecil dari suatu benda. Di jaman modern sekarang ini diketahui unsur
penyusunan terkecil dari suatu benda adalah inti atom. Inti atom
dikelilingi oleh proton dan neutron. Manusia mencoba menggali lagi unsur
penyusunan dari inti atom. Setelah inti atom dibelah yang didapatkan
hanyalah ruang kosong.
Dalam agama menyatakan bahwa semua benda
di seluruh alam semesta merupakan bagian dari wajah Tuhan. Dinyatakan
pula bahwa Tuhan lebih dekat dari urat nadi mahluk Nya. Menurut rumusan
seluruh ulama-ulama bahwa Tuhan itu mempunyai sifat berbeda dengan
mahluk Nya. Jadi Dzat (unsur penyusun) Tuhan berbeda dengan unsur
penyusun mahluk Nya. Indera kesadaran pikiran manusia tidak akan mungkin
mampu melihat Dzat Tuhan. Karena tidak mampu melihat Tuhan, maka
kesadaran kita mengatakan bahwa itu adalah kekosongan. Hakekat
kekosongan itulah Dzat Tuhan. Hakekat kekosongan itu bukan kosong bukan
pula tidak ada, tapi berisi Dzat Tuhan.
2. Tentang Manunggaling Kawulo Gusti.
Dalam agama islam ada istilah, semua mahluk berasal dari Tuhan dan akan
kembali kepada Tuhan. Tapi dalam penjabarannya, banyak orang yang salah
kaprah dalam mengartikannya. Banyak ahli spiritual abangan yang
mengartikan bahwa manusia adalah Tuhan dan utusan Tuhan. Bahkan yang
lebih ekstrim ada ahli spiritual yang mengatakan, "Gusti Allah aku
injak-injak." Anehnya ahli spiritual ini justru mempunyai banyak
pengikut karena dianggap berani, hebat, dan sakti. Dengan berbagai
dalih, ahli spiritual ini mengatakan bahwa itu bagian dari ajaran
tasawuf dan ajaran manunggaling kawulo gusti.
Itulah fitnah
yang sangat keji. Dalam ajaran tasawuf dan ajaran manunggaling kawulo
gusti tidak ada ajaran yang menyimpang sampai sejauh itu. Itu adalah
kesalahan penjabaran oleh oknum tertentu yang disebabkan oleh banyak
faktor. Biasanya faktor kepentingan seperti untuk kepentingan bisnis
atau kekuasaan. Bisa juga karena oknum tersebut tidak paham tentang
ajaran tasawuf dan ajaran manunggaling kawulo gusti. Tidak paham itu
sendiri juga bisa disebabkan oleh banyak faktor.
Ilmu tasawuf
adalah ilmu ketuhanan yang mempelajari keadaan sesungguhnya tentang
seluruh dimensi alam semesta (hakekat makrifat). Ilmu manunggaling
kawulo gusti adalah ilmu ketuhanan yang mempelajari tentang cara kembali
kepada Tuhan (sangkan paraning dumadi). Kita berasal dari Tuhan dan
akan kembali kepada Tuhan.
Saya gambarkan begini. Tubuh manusia
berasal dari tanah. Lalu apakah sama antara tubuh manusia dengan tanah?
Tubuh ya tubuh, tanah ya tanah, keduanya jelas berbeda walaupun ada
sedikit kesamaan. Kalo dijelaskan tentu akan sangat panjang. Sungguh
keliru bila ada manusia yang mengaku dirinya adalah tanah.
Begitupun dengan roh. Roh manusia berasal dari Tuhan. Lalu apakah sama
antara roh manusia dengan Tuhan? Roh tetap roh, Tuhan tetap Tuhan,
keduanya jelas berbeda walaupun ada sedikit kesamaan. Sungguh suatu
perbuatan ingkar dan keji jika ada manusia yang mengaku dirinya adalah
Tuhan.
Hakekat semua mahluk adalah utusan Tuhan. Seperti
manusia, hewan, dan tumbuhan diciptakan oleh Tuhan dengan fungsi dan
perannya masing-masing. Mempunyai fungsi dan perannya masing-masing
itulah yang disebut sebagai utusan Tuhan. Tapi meskipun begitu, kita
sebagai manusia biasa dilarang mengaku-aku sebagai utusan Tuhan. Karena
yang dimaksud utusan Tuhan dalam kitab suci mempunyai fungsi dan peran
sebagai seorang nabi. Sedangkan kita sebagai manusia biasa, bisa jadi
diutus Tuhan dengan fungsi dan peran sebagai teman setan dan iblis.
Kita sebagai manusia berada pada kesadaran pikiran yang merupakan
kesadaran terendah. Untuk bisa masuk ke dalam kesadaran roh diperlukan
usaha-usaha yang sangat berat atau butuh usaha ekstrim untuk
mewujudkannya. Hanya segelintir orang saja di dunia ini yang bisa masuk
ke dalam kesadaran roh. Orang yang bisa masuk ke dalam kesadaran roh
akan bisa menjelaskan tentang keadaan roh sebelum diturunkan dan
dilahirkan ke dunia sebagai manusia seperti yang tertulis dalam al
quran. Kalau kita sudah mengerti dan menyadari hal ini, maka kita akan
merasa lemah dan hina dihadapan Tuhan penguasa seluruh alam semesta.
Apakah mungkin, orang yang berpengetahuan seperti ini berani mengaku-aku
sebagai Tuhan?
3. Tentang Isro Mikroj.
QS Al Isro' 1
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba Nya (Muhammad) pada
malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi
sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda
kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."
Peristiwa isro mikroj merupakan salah satu mukjizat nabi muhammad saw.
Secara umum pemahaman tentang isro mikroj terbagi menjadi 2 pendapat
para ulama.
a. Menurut para ulama syariat.
Nabi muhammad
melakukan isro mikroj pada malam hari dengan menaiki buroq terbang ke
langit. Nabi muhammad terbang ke langit bersama tubuh fisiknya. Para
ulama syariat pada jaman dahulu mengira letak langit adalah yang berada
di angkasa raya yang berwarna biru. Buroq adalah mahluk dari langit yang
diturunkan ke bumi yang gerakannya memiliki kecepatan melebihi
kecepatan cahaya. Di langit, nabi muhammad bersama malaikat jibril
bertemu dengan para nabi terdahulu dan melihat keadaan surga dan neraka.
Kemudian nabi muhammad naik lagi ke langit ke 7 tanpa ditemani oleh
malaikat jibril yang disebabkan malaikat jibril tidak punya kekuatan
untuk menembus ke langit ke 7. Di langit ke 7, nabi muhammad menghadap
Tuhan penguasa seluruh alam semesta untuk menerima perintah melaksanakan
sholat 5 waktu.
Orang pada jaman sekarang sering ragu akan
peristiwa ini. Mereka mempertanyakan, bagaimana mungkin nabi muhammad
terbang ke langit (batasan terluar dari seluruh alam semesta), dengan
pergerakan melebihi kecepatan cahaya? Apakah tubuh nabi muhammad tidak
hancur lebur? Biasanya para ulama syariat akan menjawab bahwa Allah Maha
Berkehendak. Apa yang tidak mungkin bagi Allah. Tentu jawaban ini
adalah jawaban final yang tidak mungkin bisa terbantahkan.
b. Menurut para ulama hakekat makrifat.
Nabi muhammad melakukan isro mikroj pada malam hari yang diawali dengan
tafakur yang sangat khusyuk. Karena sangat khusyuk, buroq datang
menemui nabi muhammad. Nabi muhammad menembus ke langit tidak bersama
dengan tubuh fisiknya. Para ulama hakekat makrifat menganggap letak
langit itu juga ada di bumi, yaitu letak langit bersinggungan tapi tidak
bersentuhan. Buroq adalah nafsu yang terkendali. Nafsu adalah rasa yang
tertipu oleh pikiran. Di langit, nabi muhammad bersama malaikat jibril
bertemu dengan para nabi terdahulu dan melihat keadaan surga dan neraka.
Kemudian nabi muhammad masuk lagi ke langit ke 7 tanpa ditemani oleh
malaikat jibril yang disebabkan malaikat jibril tidak kuat lakunya untuk
menembus ke langit ke 7. Di langit ke 7, nabi muhammad menghadap Tuhan
penguasa seluruh alam semesta untuk menerima perintah melaksanakan
sholat 5 waktu.
Yang dimaksud terbang ke langit adalah masuk ke
dalam kesadaran berikutnya. Kesadaran ada 7 tingkatan dan langit juga
ada 7 tingkatan. Nabi muhammad merupakan contoh bagi seluruh umat islam.
Apa yang boleh dilakukan oleh nabi muhammad, tentu boleh dan dianjurkan
untuk dilakukan oleh seluruh umat islam. Sayangnya umat islam sering
salah tafsir tentang apa yang dilakukan oleh nabi muhammad (hadist) dan
salah tafsir terhadap kitab suci al quran. Memang kecenderungan manusia
selalu korup terhadap peraturan. Berusaha memilih yang enak dikerjakan
dan membuang yang sulit (tidak enak) untuk dikerjakan.
HATI
MERUPAKAN PINTU GERBANG MENUJU KESADARAN BERIKUTNYA. HAKEKAT MANUSIA
MEMPUNYAI 7 TINGKAT KESADARAN DAN 7 TINGKAT LANGIT. KELAK BILA AJAL
SUDAH MENJEMPUT, KESADARAN-KESADARAN INILAH YANG AKAN MENERIMA
BALASANNYA, BAIK KENIKMATAN SURGA MAUPUN SIKSA NERAKA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar