TOBAT 5
Suatu kekurangan dari mereka, sehingga Dia akan menutupinya. Bagian
dari kemurahan Allah terhadap hamba-hambanya adalah berupa penerimaan
tobat. Bila mereka berbuat maksiat lalu bertobat, kemudian kembali
berbuat maksiat,lalu bertobat lagi, Allah tetap akan menerima tobat
mereka.
Di dalam satu riwayat disebutkan, ketika Allah member tangguh kehidupan kepada Iblis sampai Hari Kiamat, Iblis
berkata kepada-Nya, “Demi kemuliaan-Mu, aku sungguh tidak akan keluar
dari hati anak Adam selama ia masih memiliki ruh.” Allah Ta’ala
berfirman. “Demi kemuliaan-Ku, Aku tidak akan menghalangi manusia untuk
bertobat selama ruh mereka masih di dalam tubuh. “Iblis berkata, “Aku
akan mendatangi mereka dari arah depan, arah belakang, arah kanan, dan
arah kirinya.”
Ketika Iblis mengungkapkan itu, dalam diri
malaikat timbul rasa kasih pada manusia. Kemudian Allah mewahyukan
kepada malaikat bahwa sesungguhnya masih tersisa bagi manusai arah atas
dan arah bawah. “Apabila manusia mengangkat tangannya untuk berdoa
dengan penuh kerendahan hati, atau meletakkan mukanya diatas tanah
bersujud penuh kekhusyukan, pasti dosa-dosanya akan Kuampuni. Aku tidak
perduli.”
Rasulullah saw. Bersabda, “Allah ‘Azza wa Jalla
membentangkan tangan-Nya pada waktu malam untuk menerima tobat dari si
pendosa di siang hari, dan Dia membentangkan tangan-Nya pada siang hari
untuk menerima tobat si pendosa di malam hari, hingga matahari terbit
dari tempat terbenamnya.” (HR.Muslim dan an-Nasa’i).
Pada saat
matahari terbit dari tempat terbenamnya, Allah tidak akan menerima iman
orang kafir juga tobat orang mukmin. Itulah diantara makna firman Allah
Ta’ala. “Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah
bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman
sebelum itu, atau dia (belum)mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.”
(QS. Al-An’am [6]: 158).
At-Tarmidzi dan al-Baihaqi
meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Sesungguhnya di arah barat
ada satu pintu yang luasnya sejarak empat puluh tahun atau tujuh puluh
tahun perjalanan. Sejak penciptaan langit dan bumi, Allah ‘Azza wa Jalla
membukakan pintu itu untuk tobat, dan Dia tidak menutupnya sampai
matahari terbit dari arah itu.” (HR. At-Tirmidzi dan al-Baihaqi)
Di dalam riwayat lainnya Rasulullah saw. Bersabda, “Seorang hamba
terjerumus dalam suatu dosa, lalu dia berkata, ‘Ya Rabb, aku telah
terjerumus pada perbuatan dosa, ampunkanlah dosaku itu,’ Maka Tuhannya
akan berkata, ‘Hamba-Ku tahu bahwa dia mempunyai Tuhan Yang Pengampun
dan menghukum karena dosa. Aku sungguh telah mengampuninya.’ Kemudian
dia berlaku sesuai dengan yang Allah kehendaki. Namun kemudian dia
terjerumus dosa lagi, lalu berkata, ‘Ya Rabb, aku telah terjerumus pada
perbuatan dosa yang lain Ampunkanlah dosaku.
Rasulullah saw.
bersabda, “Allah ‘Azza wa Jalla membentangkan tangan-Nya pada waktu
malam untuk menerima tobat dari si pedosa di siang hari, dan Dia
membentangkan tangan-Nya pada waktu siang untuk menerima tobat dari si
pedosa di malam hari, hingga matahari terbit dari tempat terbenamnya.
“(HR. Muslim dan an-Nasa;i)
Tuhan berkata, ‘Hamba-Ku tahu bahwa
dia mempunyai Tuhan Yang Pengampun dan menghukum karena dosa. Aku
sungguh telah mengampuninya. Maka berbuatlah sesukanya.”
Al
Hafizh Ibn Hajar r.a. berkata di dalam al-Fath, “Yang di maksud dengan
sabda Nabi saw., maka berbuatlah sesukanya, adalah selama sang hamba
berdosa, beristigfar dan bertobat, Allah akan mengampuninya. Tobat dan
istigfarnya merupakan kifarat bagi dosa-dosanya. Yang dimaksud bukan
berarti dia berdosa, lalu beristigfar dengan lisannya tanpa melepaskan
dosanya, kemudian kembali kepada dosa yang semisal. Hal seperti itu
disebut tobat para pembohong.”
Rasululllah saw. bersabda,
“Sesungguhnya Allah akan menerima tobat seorang hamba selama dia belum
sekarat (HR. Ahmad dan at-Tarmidzi). “Artinya tobat si hamba akan di
terima Allah selam ruhnya belum sampai di tenggorokan. Karena bila ruh
sudah sampai di tenggorokan, si hamba akan melihat dengan jelas tempat
kembalinya, apakah rahmat Allah atau kegentingan dan kesulitan. Maka,
pada saat itu tobat tidak lagi bermanfaat baginya, tidak pula beriman
bila dia seorang kafir. Sebab salah satu syarat tobatadalah ketetapan
hati untuk meninggalkan dosa dan tidak akan pernah kembali padanya. Hal
tersebut hanya dapat tercapai bila ada kesempatan. Sementara dalam
kondisi si ruh sudah sampai di tenggorokan, si hamba tidak mungkin lagi
memenuhi syarat itu.
Rasululllah saw. bersabda, “Kalaupun
kalian telah melakukan kesahingga sepenuh langit, lalu kalian
menyesalinya, Allah pasti akan mengampuni kalian. “Hadist ini di
riwayatkan oleh Ibn Majah dengan sanad yang hasan.
Rasululllah
saw. bersabda, “Orang-orangbyang bertobat adalah kekasih Allah. Dan
orang yang bertobat dari dosa-dosa seperti orang yang tidak pernah
berbuat dosa. “hadis ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani di dalam
al-Kabir dan oleh al-Baihaqi didalam asy-Syu’
Rasululllah saw.
bersabda, “Sesungguhnya kebaikan dapat melebur dosa sebagaimana air
menghilangkan kotoran. “Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Na’im di dalam
al-Hilyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar