Dzikir adalah melepaskan diri dari kelalaian dengan selalu menghadirkan kalbu bersama al-Haqq (Allah). Pendapat lain mengatakan bahwa dzikir adalah mengulang-ulang nama Allah dalam hati maupun melalui lisan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan mengingat lafal jalalah (Allah), sifat-Nya, hukum-Nya, perbuatan-Nya atau suatu tindakan yang serupa. Dzikir bisa pula berupa doa, mengingat para rasul-Nya, nabi-Nya,wali-Nya, dan orang-orang yang memiliki kedekatan dengan-Nya, serta bisa pula berupa takarub kepada-Nya melalui sarana dan perbuatan tertentu seperti membaca, mengingat, bersyair, menyanyi, ceramah, dan bercerita.
Maka, dengan
pemahaman seperti ini, mereka yang berbicara tentang kebenaran Allah,
atau yang merenungkan keagungan, kemuliaan, dan tanda-tanda
kekuasaan-Nya di langit dan di bumi, atau yang mengerjakan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya sesungguhnya—dengan berbuat demikian—mereka
sedang melakukan dzikir. Dzikir bisa dilakukan dengan lisan, kalbu,
anggota badan, ataupun dengan ucapan yang terdengar orang. Orang yang
berdzikir dengan menggabungkan semua unsur tersebut berarti telah
melakukan dzikir secara sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar