Kita ketahui di masyarakat terdapat gerakan Tasawuf dan Thoriqoh, apa sebenarnya pengertian Tasawuf dan Thoriqoh dan apa pula tujuan daripada Thoriqoh dan Tasawuf.
Tasawuf
Tasawuf, kata Thasawuf dapat diambil dari dua arti kata, yaitu : dari kata shofwun-shofaaun-shofwatun diartikan "kejernihan, pilihan, yang terbaik. Shofaa-yashfuu-shofwan, artinya "jernih".
Dari kata Shofwaatun-shuufiyun-shuufun, artinya: pakaian dari wol, sufi pedagang wol."(Kamus Arab-Indonesia-Inggris. Abd. bin Nuh dan Osman Bakry, Mutiara Jakarta 1964, halam 159-162).
Setengah ahli bahasa dan riwayat pada akhir-akhir ini, ada yang berpendapat bahwa perkataan "shufi" itu bukanlah bahasa Arab, melainkan dari bahasa Yunani lama yang telah di-Arab-kan, berasal dari kata theosofie, artinya "Ilmu Ketuhanan", kemudian di-Arab-kan, kemudian diucapkan dengan lidah orang Arab sehingga berubah menjadi Tasawuf (Tasauf Modern-Hamka-1980 Jakarta, halaman 7).
Ada lagi setengah ahli yang mengambil dari nama kaum "shuffah", ialah segolongan sahabat-sahabat Nabi yang menyisihkan diri dari satu tempat terpencil di Masjid Nabi. Ada lagi yang mengambil makna dari kata "shufanah" ialah sebangsa kayu yang mersik tumbuh di padang pasar tanah Arab.
Thoriqoh
Perkataan Thoriqoh, sering ditulis Tarekat dan akhirnya menjadi bahasa Jawa Tirakat, berasal dari kata "thoriq"
(Arab) artinya "Jalan". Dalam sejarah ada seorang Panglima Perang
bernama Thariq bin Ziyad yang memimpin serangan ke Spanyol melalui selat
yang sampai sekarang bernama "Jibral Tar", ini adalah berasal dari
pengabdian nama Panglima itu.
Di dalam Al Qur'an, kita jumpai sebuah Surat bernama "Ath-Thoriq" (Surat 86). Dalam Al Qur'an dan Terjemahnya Proyek Departemen Agama. "Ath-Thaariq" diterjemahkan "yang datang pada malam hari" (ayat 1), dan dijelaskan pada ayat 3 "(yaitu) bintang yang cahayanya menembus".
Dapatlah diambil kesimpulan dari deretan ketiga ayat ini, bahwa di dalam cakrawala itu ada suatu bintang yang melancar dengan keras dan cepat, laksana mengetok pintu yang terkunci sehingga orang yang enak tidur jadi terbangun. Sifatnya ialah menembus. Yang ditembus adalah kegelapan malam". (halaman 100).
Kapan dan Siapa Yang Memulai Thoriqoh dan Tasawuf?
Siapa yang mula-mula mengambil inisiatif untuk mengadakan gerakan
Thoriqoh, masih perlu penelitian lebih lanjut. Tetapi kalau menurut Buya
Hamka dalam bukunya "Mengembalikan Tasawuf ke Pangkalnya" Tahun 1973
antara lain diterangkan : "Bahwa tumbuhnya gerakan tasawuf di Indonesia
bersamaan dengan masuknya Madzab (sekte-sekte dalam Islam). Tahun
berapa? Dalam sejarah Islam adanya madzab-madzab, dapat diteliti menurut
catatan berdirinya madzhab. Seperti Hanafi (699-767 M), Maliki (714-798
M), Syafi'i (767-854 M) dan Hambali (780-885 M).
Thoriqoh adalah bagian dari Tasawuf. Thoriqoh merupakan jalan atau cara untuk menuju pada kesucian atau keheningan hati dalam usaha makrifatullah (mengenal Allah)
Pertanyaannya, Apakah kalau orang tidak masuk Thoriqoh, ibadahnya dianggap belum sempurna?
Untuk menentukan suatu ibadah itu sempurna atau tidak, diterima atau tidak diterima oleh Allah SWT, itu sepenuhnya menjadi wewenang Allah SWT sendiri. Berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah, dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada dua syarat yang harus terpenuhi bagi ibadah yang diterima oleh Allah, dua syarat tersebut yaitu :
Pertama, Ikhlas. Maksudnya bahwa ibadah itu harus dilakukan
dengan penuh ketulusan, semata-mata mengharap dan mendambakan keridhaan
Allah saja. Tidak boleh dicampuri dengan noda syirik sedikitpun. Sebagai
dasar antara lain firman Allah :
"Dan tidaklah mereka diperintah melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dengan mengamalkan agama yang lurus". (QS. 98:5)
"Maka barangsiapa yakin akan perjumpaan (dengan) Tuhan-nya, hendaklah ia kerjakan amal shaleh dan janganlah ia menyekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhan-nya". (QS. 18:110).
Kedua, sesuai dengan syariat. Maksudnya dalam mengamalkan ibadah
harus sesuai dengan tuntunan dan aturan syariat, tidak boleh menyebal
dari padanya. Sebagai landasan atau dalil antara lain firman Allah :
"Dan barangsiapa menghendaki selain Islam sebagai agama (aturan), maka tidak akan diterima (amal ibadah) dari padanya, dan di akhirat (kelak) termasuk orang-orang yang merugi".(QS, 3:85)
Nabi SAW sendiri bersabda :
"Barangsiapa mengamalkan suatu amalan (ibadah) yang tidak didasarkan atas perintah Kami, maka amalan itu akan tertolak". (HR. Muslim)
Kesimpulan
Dalam situasi makin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, memang tidak
dapat dihindari percampuran pengertian dari suatu istilah, dengan
pengertian atau paham lain, karena dunia ilmu pengetahuan makin terbuka,
juga tidak terkecuali dalam tasawuf atau thoriqoh.
Oleh karena itu, supaya tidak kehilangan tongkat, sebaiknya kita kembali berpangkal pada sumber aslinya, bahwa seluruh ibadah dalam Islam dasarnya bersumber dari Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW, bisa saja kita mempelajari dari ajaran-ajaran lain sebagai perbandingan untuk memperluas wawasan dan pandangan hidup kita.
Demikian, Tasawuf, Pengertian Tasawuf dan Thoriqoh. Baca juga "Pengertian Tasawuf, Oleh Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj ". Semoga Bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar