(Hikmah Ibnu Atha'illah As-Syakandary)
Oleh: KH. M.Wafi MZ. Lc. Msi
ربما أطلعك علي غيب ملكوته وحجب عنك الإستشراف علي أسرارعبا ده
"Kadang kala Allah subhanahu wata'ala Memperlihatkan kepadamu
bagian-bagian ghoib kerajaan-Nya,namun Dia menghalangimu untuk
mengetahui rahasia-rahasia (hati) hamba-hamba-Nya."
A. Penjelasan
Yang dimaksud dengan kerajaan Allah adalah makhluk-makhluk-Nya yang
berada diatas, di bawah dan sekitar kita tanpa terkecuali, saat kita
memandang perkara-perkara itu, maka yang tampak oleh mata kita hanyalah
bentuk luarnya saja. Sedangkan hal-hal yang terdapat dibalik luar itu
tetap tersembunyi dari pandangan kedua mata kita, meskipun kita
menggunakan kaca pembesar misalnya, atau teropong yang mampu mendekatkan
jarak, atau pun sinar infra merah dan sinar-sinar lain yang bisa
menerobos benda-benda padat, semua itu hanya memperlihatkan sedikit
rahasia yang ada di balik bentuk luar sebuah perkara.
Ini hanya
membahas hal-hal yang berhubungan dengan kekuatan dan kemampuan manusia
biasa, serta kemungkinan-kemungkinan ilmiyah yang dapat diperkirakan.
Mengenai penyingkapan robbani yang diberikan Allah kepada hamba-hamba
yang terpilih sehingga di depan indra penglihatan atau mata batinnya
terhampar rahasia-rahasia kerajaan-Nya serta pengetahuan-pengetaahuan
tentang makhluk-makhluk langit dan bumi, maka hal ini adalah murni
anugerah yang tidak terbatasi fikiran-fikiran manusia.
Sering
kali Allah subhanahu wata'ala memeberikan karunia dan kemuliaan ini
kepada para nabi,rosul,aulia atau kepada hamba-hamba-Nya yang sholeh.
Salah satu contoh tersingkapnya rahasia-rahasia kerajaan Allah adalah
apa yang bisa kita ketahui dari sabda Rasulallahu ‘alaihi wasalam.
إني أرى مالاترون أطت السماء وحق لها أن تئط ما فيها موضع أربع أصابع الا
وملك واضع حبهته ساجدا لله تعالى. والله لو تعلمون ما أعلم لضحكتم قليلا
ولبكيتم كثيرا وما تلذذتم بالنساء على الفرش . ولخرجتم إلي الصعدات تجأرون
إلي الله تعالى (رواه الترمذي من حديث أبي ذر رضي الله عنه)
Artinya:
"sesungguhnya aku bisa melihat apa yang tidak mampu kalian lihat, langit
berteriak dan memang layak jika ia berteriak, tak ada tempat di dalamya
yang sebesar bentangan empat jari kecuali disitu terdapat malaikat yang
menundukkan dahinya bersujud keapada Allah subhanahu wata'ala. Demi
Allah, seandainya kalian mengerti apa yang aku ketahui niscaya kalian
akan sedikit tersenyum dan lebih banyak menangis, kalian tidak mampu
merasakan kenikmatan Wanita-wanita di atas ranjang dan kalian akan
menaiki tempat-tempat yang tinggi untuk berdo'a sepenuh hati memohon
pertolongan Allah subhanahu wata'ala." (HR. Tirmidzi,dari riwayat Abu
Dzar RA)
Sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam yang menunjukkan contoh rahasia-rahasia kerajaan Allah yang lain adalah:
إن الله زوى لي الأرض فرأيت مشارقها ومغاربها وإن أمتي سيبلغ ملكها ما زوي لي منها (رواه مسلم من حد يث ثوبان)
Artinya: "Sesungguhnya Allah telah menghimpun bumi untukku, maka aku
mampu melihat bagian timur sekaligus bagian baratnya. Dan sesungguhnya
umatku akan sampai kapada karajaan bumi seperti apa yang dihimpun Allah
untuk ku." (HR. Muslim dan Ahmad dari riwayat Tsauban RA).
Terkadang juga Allah azza wajalla memperlihatkan misteri-misteri
keajaiban dunia yang sangat rahasia kepada kekasih-Nya, Aulia ataupun
hamba-hamba piliha-Nya. Ada sebuah kaidah umum yang disepakati semua
ulama' tauhid bahwa setiap perkara luar biasa yang pernah menjadi
mu'jizat bagi seorang nabi, mungkin saja terjadi sabagai karomah untuk
seorang waliyullah.
B. Rahasia hati
Hal-hal yang bersifat
material dan tampak dalam pandangan kasat mata akan berubah menjadi
sesuatu yang tidak terlihat ketika dibatasi oleh jarak,ruang,waktu.
Namun Allah subhanahu wata'ala mampu menyingkap semua itu dan
memperlihatkan kepada hamba-hamba pilihan-Nya, hanya saja ketika
membahas perkara abstrak yang berada dalam diri seorang manusia,
misalnya tabiat,kenginan,niat,fikiran dan perasaan-perasaan yang
tersimpan dalam hati, maka kita harus bahwa hal-hal seperti ini
merupakan sesuatu yang misterius. Tidak bisa ditembus dan dilihat oleh
orang lain.
Mungkin saja bagi Allah, Memberikan kemampuan kepada
seorang manusia untuk memandang benda-benda di balik gunung atau
melihat perkara yang berada pada jarak sangat jauh ataupun hal-hal yang
terjadi di masa lampau. Contohnya adalah peristiwa yang dialami Umar bin
Khothob R.A. ketika beliau sedang berkhotbah di madinah tiba-tiba
berteriak memanggil-manggil pasukan perang yang beliau kirim ke Syam,
"Hai para pasukan berlindunglah di balik bukit, dan berlindunglah di
balik bukit". Dan masih banyak contoh-contoh lain yang bisa kita ketahui
dari riwayat yang masyhur terpercaya.
Berbicara mengenai isi
hati, adalah sesuatu yang tidak mudah dan bahkan sangat sulit untuk
menembus batas-batas yang menutupinya hingga bisa diketahui apa yang ada
di dalamnya. Artinya, bukanlah termasuk sunnatullah untuk membuka dan
dan memperlihatkan rahasia hati kepada orang lain layaknya sebuah
fenomena yang nyata atau seperti suara yang menggelegar hingga mudah
didengar.
Sebuah pepatah mengatakan, "Dalamnya laut bisa diukur,
dalamnya hati siapa yang tahu?" Jika kita merenungi mengapa isi hati
tetap menjadi rahasia yang tersembunyi dari orang lain, maka kita akan
menyadari bahwa ini adalah bentuk anugerah Allah Yang Sangat Agung.
Andaikan apa yang ada didalam hati, menjadi suatu perkara yang jelas
dan bisa diketahui setiap orang, pasti semua orang akan diliputi
kebencian terhadap orang lain. Mengapa? Karena mereka akan melihat ‘aib,
cela dan kekurangan yang tersembunyi dalam hati teman-temanya.
Bentuk-bentuk kebaikan lahiriyah yang menjadi faktor pendorong timbulnya
persaudaraan dan persahabatan akan terhapus oleh keburukan-keburukan
hati yang tampak jelas dan akhirnya berganti rasa benci dan muak.
Selanjutnya kita bisa membayangkan sendiri apa yang akan terjadi saat
keadaan berubah menjadi seperti ini.
C. Misteri sang pemilik rahasia
Salah satu bentuk belas kasih Allah kepada manusia adalah menjadikannya
tidak mengerti dan menyadari kesalahan dan kukurangan yang ada pada
dirinya sendiri. Hal ini ternyata karena ia menganggap keburukan yang ia
lakukan adalah sesuatu yang biasa saja, bahkan terkadang seorang
manusia menjalani kehidupannya dengan penuh kejelekan dan kejahatan,
namun ia merasa bahwa semua itu merupakan perkara-perkara yang normal
dan manusiawi. Hal ini cocok dengan sebuah peribahasa, "kuman di
seberang lautan akan tampak dengan jelas, namun Gajah di pelupuk Mata
tidak terlihat oleh pandangan."
Seandainya saja Allah subhanahu
wata'ala menjadikan kita mengerti satu persatu kejelekan-kejelakan yang
ada pada diri kita, mengetahui semua keburukan dan ‘aib yang tersimpan
dalam diri kita sendiri, bosan dan menganggap hina tubuh ini, hidup kita
akan senantiasa terpenuhi kesedihan dan kesusahan yang tiada berujung
tak berakhir.
Namun Allah Yang Maha Bijaksana selalu memberikan
kemudahan dan kemurahan kepada hamba-hamba-Nya. Dia menutupi dan
menghalangi kita untuk mengetahui sebagian besar ‘aib dan cela yang
berada dalam diri kita sendiri. Allah subhanahu wata'ala menghilangkan
kemampuan indera perasaan kita untuk meraba-raba semua keburukan diri
dan hati agar kita menganggap bahwa Jiwa dan badan ini masih mempunyai
nilai yang layak diperhitungkan, masih memilki kegunaan dan fungsi yang
harus dijalanakan.
Kenyataan seperti ini akan menyadarkan kita
bahwa pastinya Allah subhanahu wata'ala tidak akan membiarkan kita untuk
melihat dan mengerti kejelekan dan kekurangan orang lain tanpa
terkecuali, karena jika hal ini terjadi akan menimbulkan bencana dan
bahaya yang tidak mampu kita bayangkan.
D. Mengapa rahasia hati terbuka?
Kenyataan yang terjadi, sering kita melihat dan mengetahui keburukan
serta kejahatan orang-orang fasik yang kerap kali meremehkan
syari'at-syari'at Allah. Akibatnya masyarakat membicarakan dan
menyebarluaskan kejelakan perangai dan sifat orang-orang tersebut.
Apakah hal ini bertentangan dengan perkataan Ibnu Atho'illah bahwasanya
Allah menghalangi kita untuk mengetahui rahasia-rahasia yang tersimpan
dalam hati dan jiwa hamba-hamba-Nya?.
Sebenarnya Allah azza
wajalla tidak pernah merobohkan batas-batas yang telah didirikan untuk
menutupi rahasi-rahasia hati orang-orang seperti itu. Hanya saja, mereka
sendirillah yang berusaha membuka pembatas hatinya dengan cara
memperlihatkan keburukan mereka di mata khalayak ramai. Mereka melakukan
kejahatan secara terang-terangan tanpa malu, bahkan mereka menganggap
perbuatan buruk yang mereka jalankan adalah sesuatu yang harus
dibanggakan , layak disebut sebagai kehormatan dan kemuliaan hingga
mereka menyebarluaskan ‘aib dan cela mereka dengan penuh keberanian dan
kecongkokan.
Seandainya mereka lebih memilih untuk menyembunyikan
keburukan yang mereka miliki, merasa malu atas ‘aib yang ada pada
dirinya serta hawatir dan takut akan tercemarnya nama baik mereka, pasti
Allah subhanahu wata'ala akan menjaga kekurangan, dan ‘aib mereka tetap
tersembunyi. Allah subhanahu wata'ala akan mendirikan batas-batas yang
selalu menutupi rahasi-rahasia tersebut di dunia ini. Mungkin juga Allah
azza wajalla akan mengabadikan batas-batas ini sampai di akhirat nanti
sebagai bentuk anugerah dan karunia-Nya.
E. Kesimpulan
Makhluk-makhluk Allah yang berwujud materi akan menjadi samar dan tidak
terlihat karena jarak yang jauh, terhalangi oleh benda-benda lain atau
karena perbadaan waktu, artinya telah terjadi di masa lalu atau terjadi
di waktu yang akan datang, akan tetapii jika Allah menghendaki, maka
batas-batas materi seperti ini akan lenyap sehingga seseorang akan mampu
memandang perkara-perkara material tersebut tanpa batas.
Hanya
saja Allah azza wajalla telah menetapkan batas-batas yang melindungi
rahasia-rahasia hati agar tidak diketahui orang lain. Hal ini
dimaksudkan agar di dalam masyarakat tetap terjaga semangat perdamaian
dan kerukunan hidup, karena jika rahasia hati yang penuh dengan ‘aib dan
cela bisa diketahui setiap orang, maka yang terjadi adalah tumbuhnya
rasa benci dan muak sehingga timbullah keresahan dan perpecahan serta
berbagai macam kekacauan.
Sebagai seorang hamba yang mempunyai
tuhan Yang Maha Esa, yang banyak menutupi ‘aib dan cela hamba-hamba-Nya,
maka kita harus menutupi ‘aib dan cela diri sendiri, lebih-lebih ‘aib
orang lain. Jika kita tahu bahwa kita mempunyai banyak keburukan, maka
kewajiban kita adalah bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah
subhanahu wata'ala. Menyebar luaskan Aib diri sendiri apa lagi aib orang
lain hanya akan menimbulkan fitnah dan kekacauan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar