Telah terungkaplah bagiku wajah segala wajah,
kesemuanya kulihat saling bergantung kepada wajah Nya; kulihat pula
jasad, maka kesemuanya bergantung pada perintah Nya, baik perintah
maupun larangan Nya, lalu ia pun berkenan berkata kepadaku: “Pandanglah
wajah Ku” lalu ku pandang.... lalu ia pun berkata lagi : “Bukan selain
Ku”....
.
kujawab : “Bukan selain Mu”.... Lalu katanya lagi : ‘Lihatlah wajahmu sendiri”
.
Lalu kulihat wajahku ..... Ia pun berlanjut lagi .... “Bukan lainmu!”....
.
Maka kujawab : Bukan lainku..... maka iapun berkata lagi : “Engkau
adalah seorang faqih, maka hendaklah engkau keluar!....... akupun keluar
dan berusaha mendalami ilmu fiqih, telah sah bagiku “membalik mata”
(Qolbul ‘ain), maka akupun mengikuti dengan cara ilmu fiqih.
.
Akupun datang kembali dengan membawa bekal ilmu ini, dan ia pun berkata :
“Aku tidak mahu melihatmu dengan berbekal bikinan *mashnu)......
(membalik mata ... itu adalah perkataan ... sesuatu yang dikatakan);
bahwa mata sesuatu (ainusy syai’) atau mahiyatnya (apa yang ia nya) dan
zatnya adalah mata Allah (‘ainullah), zat Allah (semata-mata) itu adalah
suatu persoalan yang dibuat-buat (mulaffaq) sama dengan diada-adakan,
yakni uraiannya tersusun dari huruf-huruf (talfieq) yang memutar balikan
kebenaran.
.
Hakikat itu jauh dari huruf dan jauh dari uraian huruf.... yang mungkin dapat diuraikan dalam
maudhu, persoalan ini ialah “Bahwa zat dari segala sesuatu itu
bergantung pada zat Allah, tetapi jangan salah tafsir bahwa itu adalah
mata zat Ilahiat (zat Allah).
.
Jika tidak maka kami dengan demikian telah membalikkan mata dan telah memalsu kebenaran (Al Haqiqat).
.
Firman Allah, yang ertinya :
“Sesungguhnya Aku hendak menciptakan manusia dari tanah, maka bila ia
telah Ku bentuk dan Ku tiupkan dari sebagian roh Ku dalam dirinya,
hendaklah kamu sujud kepadanya” (QS. Shad 38:71-72).
.
Ruh anak Adam, adalah dari Ruh Allah.... ia
suatu tiupan dari ruh Allah dan berkaitan dengan zat Allah..... tetapi
sesungguhnya ia bukanlah ia..... karena zat Ilahiat tiada satu pun yang
menyamai Nya (Laisa Kamitslihi Syai’un).
.
Katakanlah : “MAULAYA WAJJIHNI
BIWAJHIKA LIWAJHIKA” “Wahai pelindung
diriku, arahkanlah diriku dengan wajah Mu untuk menatap Zat Wajahmu”
.
Tabarakallah.Aminullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar