Bismillahirrahmaanirrahiim.
DENGAN BERTAUHID TERBUKA RAHMAT DAN AMPUNAN ALLAH KEPADA PARA HAMBA-HAMBANYA.
Makna Tauhid Berdasarkan Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, yang di
sampaikan kepada Rasululullah saw, yang termaktub dalam Al-qur'an,
sebagai pedoman dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya.
Makna Tauhid Yang Di Pesankan Allah swt,
Melalui Al-Qur'an."
WA'BUDULLAHA WALA TUSYRIKUU BIHI SYAI''AN
Sembahlah Allah dan Janganlah Kamu mempersekutukan-Nya dengan Sesuatu pun.
(Q.A. An-Nissa : 36).
Anas bin Malik berkata,
سَمِعْتُ رَسُولَ اللهيقول: قال الله تعالى: يا ابنَ آدَمَ لَوْ
أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الأرْضِ خَطَايَا ثُمّ لَقِيتَنِي لاَ تُشْرِكُ بي
شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
“Aku pernah mendengar
Rasulullah bersabda, Allah ta’ala berfirman, wahai anak Adam kalau
seandainya engkau mendatangi-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi
kemudian engkau bertemu dengan-Ku, engkau tidak menyekutukan Aku dengan
sesuatu apapun niscaya aku akan memberikan ampunan sekadar itu pula.”
(HR. at-Tirmidzi).
Sabda Nabi Shalallahu Alaihi wasallam :
لاَ تُشْرِكُ بي شَيْئاً,
Engkau tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, merupakan isyarat
bahwa hidup seseorang yang mentauhidkan Allah secara murni.
Bila
dilakukan, Allah akan memberikan pengampunan atas dosa-dosa yang
dilakukan orang tersebut, mengampuni dosa-dosa yang dilakukannya semasa
hidupnya di dunia.
Apa itu tauhid yang murni?
Tauhid yang murni yaitu :
- Iman kepada Allah dan Rasul-Nya
- Dibuktikan dengan melaksanakan syariat-Nya.
- Tidak mencampurinya dengan kesyirikan, kecil maupun besar.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُوْلَئِكَ لَهُمْ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
Tentang ayat tersebut di atas, ahli tafsir berkata :
الذين صدَّقوا الله ورسوله وعملوا بشرعه ولم يخلطوا إيمانهم بشرك، أولئك لهم الطمأنينة والسلامة، وهم الموفقون إلى طريق الحق.
Orang-orang yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya dan menjalankan
syariat-Nya dan tidak mencampuri keimanannya dengan kesyirikan, maka
mereka itu mendapatkan ketenangan (keamanan) dan keselamatan dan mereka
adalah orang-orang yang mendapatkan taufiq dari Allah untuk meniti jalan
yang benar. (At-Tafsir Al-Muyassar)
Allah memerintahkan seluruh manusia tanpa terkecuali, agar mereka mentauhidkan-Nya dengan semurni murninya,
Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (21)
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً
وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ
رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ
تَعْلَمُونَ (22)
21- Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,
22- Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit
sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu;
karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal
kamu mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah : 21-22)
Ayat tersebut
adalah merupakan seruan dari Allah untuk seluruh manusia, hendaknya
mereka menyembah Allah Dzat yang telah mendidik kalian melalui
nikmat-nikmat yang dikaruniakan-Nya, hendaknya mereka takut kepada-Nya
dan tidak menyelisihi (ajaran) agama-Nya, sungguh Dia telah mengadakan
mereka yang sebelumnya mereka tidak ada, begitu juga mengadakan
orang-orang sebelum mereka, yang dengan itu mereka termasuk orang-orang
yang bertakwa kepada-Nya yang mana Allah meridhai mereka dan mereka juga
Ridha kepada-Nya.
Dia-lah Allah Rabbul 'Alamiin, Dzat yang telah
menjadikan bumi sebagai hamparan agar manusia mudah dalam menjalani
kehidupan di atasnya, Dia-lah Allah swt, Dzat yang telah menjadikan
langit sebagai atap yang kokoh, Dia-lah Allah set, Dzat yang telah
menurukan hujan dari awan yang berada di langit bagi manusia dan makhluk
lainnya, dengan diturunkan-Nya air hujan itu tumbuhlah berbagai macam
tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang kesemuanya itu diperuntukkan bagi
Manusia.
Oleh karena itu tidak sepantasnya manusia Malah membuat
sekutu atau tandingan -tandingan Bagi Allah dalam aktivitas peribadatan
Kepada-Nya, setelah mendapatkan berbagai kenikmatan tersebut.
Sementara manusia mengetahui ke Esaan Allah Rabbul 'Alamiin, Dzat Yang
Maha Pencipta Langit dan Bumi Beserta yang ada di antara keduanya.
Allah Rabbul 'Alamiin, Yang memberikan rizki seluruh makhluk ciptaan-Nya.
Allah Rabbul 'Alamiin, Hanya Dia-lah Yang berhaq di ibadahI, tiada yang berhaq di ibadahi selain Dia.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala, menegaskan :
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.”
(QS. an-Nisa : 36).
Ayat tersebut menegaskan Cukuplah Allah Yang Berhaq di sembah, jangan
ada sesembahan lain selain Dia, yang menjadikan sekutu bagi-Nya dalam
Beribadah kepada-Nya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Berfirman,
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ
الْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.”
(QS. Al-Bayyinah : 5)
Allah swt, memerintahkan kepada seluruh manusia agar beribadah kepada-Nya.
Melaksanakan seluruh syariat yang di perintahkan hanya Karena Allah swt Semata dalam beribadah kepada-Nya.
Tidak kepada yang lainnya.
Hedaknya mereka berpaling dari segala bentuk kesyirikan kepada keimanan
yang murni, hendaknya mereka mendirikan shalat, mengerjakannya pada
waktunya, melakukannya dengan memenuhhi syarat-syaratnya, melakukan
sesuatu yang menjadi rukun-rukunya, wajib-wajibnya dan sunnah-sunnahnya,
melakukannya dengan penuh kekhususan dan ketundukkan kepada Allah swt,
Rabbnya. Hedaknya mereka menunaikan zakat, di mana demikian itulah agama
yang lurus yaitu Islam.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman,
هُوَ الْحَيُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (65)
قُلْ إِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَعْبُدَ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ
اللَّهِ لَمَّا جَاءَنِيَ الْبَيِّنَاتُ مِنْ رَبِّي وَأُمِرْتُ أَنْ
أُسْلِمَ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ (66)
65- Dialah yang hidup kekal,
tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia; Maka sembahlah Dia
dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. segala puji bagi Allah Tuhan
semesta alam.
66- Katakanlah (ya Muhammad): “Sesungguhnya aku
dilarang menyembah sembahan yang kamu sembah selain Allah setelah datang
kepadaku keterangan-keterangan dari Tuhanku; dan aku diperintahkan
supaya tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam.”
(QS. Ghafir/Mukmin : 65-66)
Dia-lah Allah Dzat yang Maha Suci, Dzat yang Maha hidup, yang hidup,
yang memiliki kehidupan yang sempurna, tidak ada sesembahan yang hak
melainkan Dia.
Oleh kerena itu, mintalah kepada-Nya dan
palingkanlah seluruh ibadahamu kepada-Nya saja, lakukanlah dengan
semurni-murninya dalam menjalankan ketha'atan kepada-Nya, maka segala
puji dan sanjungan yang sempurna bagi-Nya Rabb semua makhluk.
Dan,
Rasulullah utusan-Nya diperintahkan oleh Dzat yang mengutus-Nya yaitu
Allah ‘Azza Wajalla untuk mengatakan kepada orang-orang musyrik di
antara kaumnya, “Sungguh, benar-benar aku dilarang untuk menyembah
sesuatu yang kalian sebah selain Allah, setelah datang kepadaku
ayat-ayat (keterangan-keterangan/bukti-bukti) yang jelas dari Rabb-ku,
dan Dia memerintahkan kepada-ku untuk tundak dan taat kepadaNya dengan
semurni-murninya ketundukan dan ketaatan, mahasuci Dia Rabb semesta
alam”. Maka, perintah Allah ini kepada Rasul-Nya juga berlaku bagi kita
sebagai ummatnya, maka kita diperintahkan untuk mentauhidkan-Nya dengan
semurni-murninya.
Mengapa Di Perintahkan mentauhidkan-Nya?
Karena Allah memerintahkan untuk melakukan hal tersebut. Maka, Sami'na (kami mendengar) Wa Atha'na dan (kami tha'at).
Karena hanya Allah yang berhak di sembah. Dialah sesembahan satu-satunya yang haQ, sebagaimana firmanNya dalam Al-Qur'an :
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
“Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) yang haq selain Allah.”
(QS. Muhammad : 19).
Tidak ada sesembahan selain-Nya, dan tidak ada yang berhaq di sembah
melainkan Dia Allah Rabbul 'Alamiin. sebagaimana Allah swt berfirman :
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ
هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
“Yang
demikian itu, adalah karena Sesungguhnya Allah, Dialah (tuhan) yang haq
dan Sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, Itulah
yang batil, dan Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha
besar.”
(QS. Al-Hajj : 62)
yang demikian itu karena Allah
Dialah sesembahan yang haq yang tidak layak untuk mendapatkan
peribadatan selain Dia, dan bahwa apa yang disembah oleh orang-orang
musyrik selain-Nya berupa berhala, patung dan yang lainnya adalah batil,
tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula dapat mendatangkan
madharat, dan bahwa Allah Dialah Dzat yang Mahatinggi atas makhlukNya
baik secara DzatNya, ukuran dan kekuasaannya, mengungguli segala macam
berhala atau yang diserupakan denganNya, Dia Maha besar dalam Dzat dan
nama-nama-Nya, maka Dia lebih agung dari segala sesuatu.
Wallahu a’lam.
Semoga Allah mengaruniakan kepada kita taufiq untuk mentauhidkan-Nya.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad beserta
keluarga dan para sahabatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar