Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr wb..
Anasir ALLAH : Dzat, Sifat, Asma, Af’’al
Anasir MUHAMMAD : Awal, Akhir, Dzahir, Batin
Anasir HAMBA : Rasa, Nyawa, Hati, Tubuh
Anasir ADAM : Api, Angin, Air, Tanah
Anasir BAPAK : Urat, Tulang, Otak, Sumsum
Anasir IBU : Bulu, Kulit, Darah, Daging
MENG-ESA-KAN ALLAH DALAM RAGAM DIRI
Awal Muhammad itu Nurnya
Akhir Muhammad itu Ruhaninya
Dzahir Muhammad itu Rupanya
Batin Muhammad itu Dzatnya
SEKILAS TENTANG NUR MUHAMMAD
Bahwasanya kejadian Alam ini pada mulanya ialah dari pada “HAKEKATUL MUHAMMADIYAH” atau Nur Muhammad.
Nur Muhammad itulah asal segala kejadian.
Bahwa, Nabi Muhammad itu terjadi atas dua rupa.
Rupa yang Qadim dan Rupa yang Azali.
Pertama, Dialah yang telah terjadi sebelum terjadinya seluruh yang ada,
Dari padanya diserahi Ilmu dan irfan.
Kedua Dialah rupa sebagai manusia, sebagai seorang Rasul dan Nabi yang diutus Tuhan.
Rupa sebagai manusia itu menempuh Maut, tetapi rupanya yang Qadim tetap ada meliputi Alam.
Maka dari Nur rupanya yang Qadim itulah diambil segala Nur buat menciptakan segala Nabi nabi dan Rasul rasul dan Aulia-aulia..
Cahaya
segala Kenabian dari pada Nur akan menyata dan Cahaya mereka dari pada
Cahayanya, Tidaklah ada suatu cahaya yang bercahaya, dan lebihnya yang
lebih Qadim dari cahaya yang Qadim itu yang mendahului Cahaya Beliau
yang mulia.
Kehendaknya mendahului segala kehendak,
Ujudnya mendahului segala yang Adam.
Namanya mendahului akan Kalam-nya sendiri.
Karena dia telah terjadi sebelum terjadi apa yang terjadi.
Lautan Ilmunya diatas megah mengguruh, dibawah kilat menyinar dan memancar, menurunkan hujan dan memberikan subur,
Segala Ilmu adalah setetes dari air lautan.
Segala Hikmat hanyalah satu piala dari Sungainya,
Seluruh Zaman hanyalah satu sa’at kecil dari masanya yang jauh.
Dalam hal kejadian Dialah yang Awal,
Dalam Kenabian Dialah yang Akhir
“AL-HAQ” adalah dengan Dia, dan dengan Dia jualah HAKEKAT,
Dia yang pertama dalam hubungan,
Dia yang Akhir dalam Kenabian,
Dia yang Bathin dalam HAKEKAT, dan
Dialah yang dzahir dalam MAKRIFAT.
U R A I A N
Rasa hamba itu Batin Muhammad
Batin Muhammad itu Dzat Allah
Dzat Allah itu Rasa hamba
Nyawa hamba itu Awal Muhammad
Awal Muhammad itu Sifat Allah
Sifat Allah itu Nyawa hamba
Hati hamba itu Akhir Muhammad
Akhir Muhammad itu Asma Allah
Asma Allah itu Hati hamba
Tubuh hamba itu Dzahir Muhammad
Dzahir Muhammad itu Af’’al Allah
Af’’al Allah itu Tubuh hamba
PERLU DIINGAT :
Bila takut gelombang, mengapa berlayar …..? bila takut berkata cinta mengapa berikrar..
Yakin, sebelum datang ragu, sebagaimana engkau berikrar padaNya,
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku adalah milik Allah..
Inilah cinta yang sesungguhnya, yang sanggup arungi gelombang kehidupan menuju pantai kedamaian.
Yang tiada panas tiada pula dingin..
Perahu adalah jasadmu, layar adalah iktiarmu, kuatkan tiang layarmu. mohon padaNya kekuatan, tuk arungi lautan kehidupan ini.
Jangan… perahumu tenggelam, menabrak karang nafsumu, berupa angan-angan dalam akal khayalmu, penyesalanpun tiada arti.
Yakinlah
padaNya, sesungguhnya hidup dan mati ada dalam genggamannya, bersujud
kening cium bumi ketulusan, senantiasa bumi memberi meski dihina dan
dicaci, ibu bagi ragaku karena tanah asal daripadaNya.
MENGALIRLAH
Pandanglah
jiwa sebagai pancuran, aliran kehidupanmu mengucur dari situ, semua
bentuk yang engkau lihat, memiliki “mata air tetap” di alam tak
bertempat. Tidak mengapa ketika bentuk musnah, karena aslinya selalu
abadi.
Semua wajah cantik yang pernah kau lihat, semua kata penuh
makna yang pernah kau dengar, janganlah berduka ketika semua itu
hilang, karena sesungguhnya tidaklah demikian adanya
Ketika mata
air menjadi sumber tak-terhenti, cabangnya terus mengalirkan air
kemana-mana, lalu.., apa yang engkau keluhkan..? apa juga yang engkau
risaukan…?
Pandanglah jiwa sebagai pancuran, dan semua ciptaan ini sebagai sungai, ketika pancuran mengucur, sungai pun mengalir dari situ.
Taruhlah kesedihanmu, dan teruslah minum air sungai ini, jangan pernah pikirkan kapan surutnya, aliran ini tiada hentinya.
Dari
saat pertama engkau memasuki alam wujud ini, sebuah tangga sudah ada di
hadapanmu, sehingga engkau dapat menapaki tangga ini untuk naik
keatasnya.
Pertama engkau adalah mineral, lalu engkau berubah
menjadi tetumbuhan, kemudian engkau menjadi hewan, hal ini semua telah
kau lewati dan menjadi Rasa bagimu?
Kemudian engkau menjadi insan, dengan pengetahuan, akal dan keyakinan.
Pandanglah
raga ini, yang tersusun dari tanah liat kering, pandanglah bagaimana
dia telah tumbuh dengan sempurna. Ketika engkau berjalan terus dari
insane, tiada diragukan lagi engkau akan menjadi malaikat.
Ketika
engkau telah meninggalkan bumi ini, maka kedudukanmu adalah di langit,
lewatilah kemalaikatanmu, masukilah samudra itu.sehingga tetesanmu
menjadi lautan yang tak terhingga luasnya. tinggalkanlah kata “manusia”
katakanlah “Yang Maha Esa” dengan seluruh jiwamu.
Tidak menjadi soal bila raga menjadi tua, lemah dan lusuh; ketika jiwa senantiasa muda.
Surah An-Nisa, (4 : 79)
“Apa
saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah (faminallah),, dan apa
saja bencana yang menimpamu, maka dari kesalahan dirimu sendiri
(faminnafsika) . Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia.
Dan cukuplah Allah menjadi saksi.”
Innalillahi wainnaillaihi rojiun
DariMu aku berasal , dariMu aku kembali
.
by : Hamin Tehupelasury
Hidup pastikan aman tenteram dunia wal akhirat kalau saja kita selalu bertafakur untuk mengingat Allah dan mengingat kehidupat akhirat, minimal 5 menit dalam sehari semalam
Minggu, 05 Desember 2021
A N A S I R - A N A S I R
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar