الســـــــلام عليــكم ورحمة الله وبركاتــــــــــــــه.
Assalaamu'alaykum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.
MANUSIA (M-A-N-U-S-I-A).
.
M = Man ( Barang siapa ),
A = Arofa ( Mengenal ),
N = Nafsahu ( Akan dirinya ),
U = Ujudu ( Maka ujudnya ),
S = Sirr ( Menjadi Rahasia ),
I = I'tihaj ( Kenyataan ),
A = An HU ( Akan diriKU ).
MAN AROFA NAFSAHU BIL FANA FAQOD AROFA ROBBAHU BIL BAQO'.
Barang siapa mengenal dirinya yang fana maka dikenalinyalah Alloh yang kekal dan abadi.
FANAFILLAH TABADAL BAQOBILLAH FAQOD MINALLOH.
“Fanafillah terganti Baqobillah sehingga Minalloh”.
– MANUSIA itu ialah DIRI yang menerima PERINTAH RAHASIA, Jadi PERINTAH RAHASIA itu yang dikatakan DIRI.
SIAPA DIRI ?
DIRI terbagi menjadi 3 (tiga), yakni ;
1. DIRI TERDIRI,
2. DIRI TERPERI, dan
3. DIRI SEBENAR DIRI.
1). DIRI TERDIRI Adalah JASAD INI.
Dikatakan "Diri Terdiri" karena pada jasad itu diliputi Diri yang lain Yaitu Hakikat Diri.
2). DIRI TERPERI Adalah RUH.
Dikatakan Diri Terperi karena didalam jasad itu adanya sesuatu yang Menyatu pada jasad Yaitu Ruh.
3). DIRI SEBENAR DIRI / HAKIKAT DIRI Adalah YANG DIKATAKAN SIRR ( RAHASIA ALLOH ).
Dikatakan Diri Sebenar Diri Karena Diri Terperi atau Ruh itu mengandungi Bayang-bayang Wujud Alloh,
HAQIQAT DIRI ini atau DIRI SEBENAR DIRI ini adalah yang dikatakan SIFAT ASALNYA atau SIFAT WAHDAT yang tiada lain adalah NUR-NYA sendiri yang di beri nama MUHAMMAD atau KUNHI DZAT MUHAMMAD.
Oleh karena itulah yang berhak menaungi seluruh makhluk adalah Muhammad itu sendiri yang bersifat Rahasia atau Nur Muhammad.
Jadi siapa yang pengenalannya sesuai AF'AL-NYA (Perbuatannya), ASMA-NYA (namanya atau ucapannya), SIFAT-NYA (bayang-bayang dzat), DZAT-NYA (yang sebenarnya diri), maka sungguh ia dalam naungan Muhammad yang bersifat rahasia atau Nur Muhammad.
– Jadi RUH itu tiada lain adalah Nur Muhammad.
– Nur Muhammad itulah yang di katakan menaungi Dzahir dan Bhatin sekalian alam dan seluruh makhluk.
– Nur Muhammad itulah kesejatian Makhluk Alloh yang sebenarnya.
– Nur Muhammad itulah yang dikatakan sebenar-benarnya bhatin Hamba. Bhatin inilah yang dikatakan Dzahir Alloh, sebagaimana sabdanya ;
ILAAHI ROBBI DZAHIRU WAL BATHINU ABDI.
Jadi, Nur Muhammad ini adalah Pancaran Nur Alloh dari Wahdatul wujud yang Kamistlihi Syai'un.
Oleh karena itu Para Arifbillah terdahulu mengisyaratkan melalui 4 (empat) metode pembagian agar mudah untuk di fahami dan tidak Aku-akuan oleh ummat-Nya, Yang tiada lain adalah :
1. Dzat-NYA,
2. Sifat-NYA,
3. Asma'-NYA, dan
4. Af'aal-NYA.
Dzat, Sifat, Asma', Af'al yang ada pada sekalian makhluk, yang kenyataannya adalah Nur Muhammad daripada Dzat, Sifat, Asma dan Af'al dari Tajalli Alloh sendiri.
– Nur Muhammad itu tiada lain adalah Rahasia Sifat Wahdat.
– Nur Muhammad itulah Pendzahiran atau Kenyataan ( Tajalli ALLOH itu sendiri ).
Siapa yang mengenal Diri dengan ma'rifat, Maka tidak ada yang lain hanya Alloh dan Muhammad.
– Awal Muhammad itulah Nurani Yaitu RUH pada kita.
– Akhir Muhammad itulah Ruhani Yaitu Hati pada kita.
– Dzahir Muhammad itulah Insani Yaitu Jasad pada kita ( Bagaimana Rupa jasad begitulah Rupa ruh kita ).
– Bathin Muhammad itulah Robbani Yaitu Sirr atau Rahasia pada kita ( Tiada sekutu Tiada bercerai )
BERLAKU JUGA SEBAGAI SYAHADAT DIRI :
– Muhammad itu bayangan Wujud Alloh.
– Yang sebenar-benarnya bayangan itulah yang Punya bayangan pada jasad kita.
– Bayangan dan M'pu-nya bayang menyatu Tiada sekutu.
Jadi jelas bahwa ALLOH itu Maha Suci ( Layisa Kamistlihi Syai'un ),
Bayangan-NYA itulah NUR MUHAMMAD yang tiada lain Pendzahiran ALLOH.
Sungguh berdosa diri ini jika tidak mengetahui atau mengenal akan DIRI dan SEBENAR DIRI dengan sesuai, maka senantiasa hidupnya akan selalu dalam keadaan berdosa dan terjerat ke-AKU-an.
Walloohu A'lam......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar