“Wahai seluruh manusia, telah dalang kepadamu sekalian bukti kebenaran
dari Tuhanmu (yakni Muhammad), dan telah kami turunkan kepadamu cahaya
yang terang benderang (QS 4- 174).
Betapa Muhammad saw. telah
menjadi bukti kebenaran. Beliau dilahirkan yatim dan dibesarkan dalam
keadaaan miskin. Dia juga tidak pandai membaca dan menulis serta hidup
dalam lingkungan yang terkebelakang. Namun demikian, tidak satu pun faktor negatif itu membawa dampak terhadap dirinya.
Bahkan sebaliknya, beliau dinilai oleh banyak ahli dari berbagai
disiplin ilmu dan dengan beraneka macam tolok ukur sebagai manusia
terbesar sepanjang sejarah kemanusiaan.
Thomas Carlyle dengan
tolok ukur “kepahlawanan”, Marcus Dods dengan “keberanian moral”, Nazmi
Luke dengan “metode pembuktian ajaran”, Will Durant dengan “hasil
karya”, dan Michael H. Hart, dengan “pengaruh yang ditinggalkannya”.
Kesemua ahli non-Muslim ini – dan masih banyak lagi lainnya, walaupun
dengan tolok ukur yang berbeda beda – berkesimpulan bahwa Muhammad saw.
adalah manusia luar biasa. Namun demikian, beliau adalah orang yang
sangat sederhana.
Harta Nabi yang paling mewah adalah sepasang
alas kaki berwarna kuning yang merupakan hadiah dari Negus dan
Abissinia. Beliau tinggal di satu pondok kecil beratapkan jerami”“yang
tingginya dapat dijangkau oleh seorang remaja. Kamar kamarnya dipisahkan
oleh batang-batang pohon yang direkat dengan lumpur bercampur kapur.
Beliau sendiri yang menyalakan api, mengepel lantai, memerah susu, dan
menjahit alas kakinya yang putus. Santapannya yang paling mewah –
meskipun jarang dinikmatinya – adalah madu, susu, dan lengan kambing.
Demikianlah keadaan beliau walaupun setelah menguasai seluruh Jazirah
Arabia.
Kelakuannya secara umum tenang dan tenteram. Beliau
gagah berani, namun memiliki senyum an yang sangat memikat, bahkan dalam
hal-hal tertentu beliau lebih pemalu daripada gadis-gadis pi-ngitan.
Kemampuan intelektualnya tidak diragukan, daya imajinasinya sangat
tinggi, dan ekspresinya sangat dalam. Beliau dikenal sebagai seniman
bahasa di kalangan para sastrawan. Di atas semuanya, peng-abdiannya
kepada Tuhan serta keyakinan akan kehadiran-Nya tidak pernah terabaikan.
Demikianlah terkumpul secara sempurna keempat tipe manusia dalam
pribadi manusia agung ini: pekerja, pemikir, pengabdi, dan seniman.
Akhlak dan tata cara pergaulannya sangat luhur. Diulurkan tangannya
untuk beijabat tangan dan tidak dilepasnya sebelum yang dijabat tangan
me-lepaskannya. Beliau tidak pernah mengulurkan kaki di hadapan
teman-temanya yang sedang duduk. Beliau beijalan dengan penuh dinamisme,
bagaikan “turun dari satu dataran tinggi”. Beliau menoleh”“dengan
seluruh badannya, menunjuk dengan seluruh jarinya, berbicara perlahan
dengan menggunakan dialek mitra bicaranya sambil sesekali menggigit
bibirnya, menggelengkan kepalanya dan menepuk-nepuk dengan jari telunjuk
ke telapak tangan kanannya.
Cetusan yang paling buruk dalam percakapannya adalah: “Apa yang terjadi pada orang itu? Semoga Ilahinya berlumuran lumpur.”
Seorang Muslim akan kagum kepada beliau dengan kekaguman berganda.
Sekali waktu meman-dangnya dengan kacamata agama dan di lain kali
melihatnya dengan kacamata kemanusiaan. Mustahil rasanya, mereka yang
mempelajari kehidupan dan karakter manusia ini, hanya sekadar kagum dan
hormat kepadanya. Beliau adalah bukti kebenaran dari hakikat Wujud Yang
Mahabenar. Semoga rahmat Ilahi selalu tercurah kepada beliau”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar