JANGAN PUTUS ASA !
"Janganlah membuatmu putus asa dalam mengulang doa doa, ketika Allah menunda ijabah doa itu"
Kata-kata itu terngiang betul di benak Dulkamdi, sampai ia thenger-thenger bersandar di kursi panjang kedai itu.
"Dul, kalau kamu sakit, mbok libur saja minum kopinya"
"Malah tambah sakit Di."
"Kamu ini aneh."
"Justru saya dapat obat disi kok...."
Pardi tertawa ngakak.
"Kenapa tertawa ngakak."
"Aku pucat bukan karena sakit. Aku pucat karena aku membenci diriku saat ini..."
"Nah, itu namanya mendzalimi diri sendiri...."
"Nggak tahulah. Pokoknya setelah semalam saya ikut ngaji baru terbuka.
Betapa saya sering curiga kepada Tuhan, lalu ujungnya su'udzon
kepadaNya..."
"Ada apa sih ?"
"Kamu ingat nggak Ibnu Athaillah
as Sakandari mengingatkan kepada kita semua agar kita tidak berputus asa
dalam berdoa. Mengapa demikian? Karena nafsu manusia seringkali muncul
ketika Allah menunda ijabah atau pengabulan doa-doa kita. Dalam kondisi
demikian manusia seringkali berputus asa, dan merasa bahwa doanya tidak
dikabulkan. Sikap putus asa itu disebabkan karena manusia merasa bahwa
apa yang dijalankan melalui doanya itu, akan benar-benar memunculkan
pengabulan dari Allah. Tanpa disadari bahwa ijabah itu adalah hak Allah
bukan hak hamba. Dalam situasi keputusasaan itulah hamba Allah cenderung
mengabaikan munajatnya sehingga ia kehilangan hudbur [hadir] bersama
Allah"
"Wah, benar-benar hebat kamu Dul. saya juga dapat pelajaran berharga Dul."
Dua orang itu terdiam. Merenungkan perjalanan doanya selama ini yang
naik turun, kadang pasrah, kadang putus asa, kadang penuh dengan
optimisme. Bahkan kadang penuh protes kepada Allah. Lalu kedua hamba
Allah itu tersenyum bersama, lalu tertawa bersama-sama... Gila!
Kang
Soleh masuk kedai itu dengan mengernyitkan jidatnya, begitu heran dua
sahabatnya itu terpingkal-pingkal. Gerangan apa yang membuatnya begitu ?
Tidak jelas. Samar-samar terdengar diantara mereka tadi ada yang
nyelethuk soal putus asa. Tapi itu juga masih diraba-raba oleh Kang
Soleh.
"Kang, kenapa kita diingatkan agar tidak putus asa ketika ijabah Allah itu ditunda?"
"Ha... ha.... ha.... Benar pula kalian. Itu menunjukkan betapa sangat
lemahnya kita ini, dan sangat agungnya cintanya Allah kepada kita.
Sampai kita seperti dielus-elus, dibelai-belai oleh Allah. Begini
suadara-saudara, orang yang sedang bermunajat itu ada tiga :
Pertama, seseorang menuju kepada Tuhannya dengan kepasrahan total,
sehingga ia meraih ridhaNya. Hamba ini senantiasa bergantung denganNya
baik doa itu dikabulkan seketika maupun ditunda. Ia tidak peduli apakah
doa itu akan dikabulkan dalam waktu yang panjang atau lainnya.
Kedua, seseorang tegak di depan pintuNya dengan harapan penuh pada
janjiNya dan memandang aturanNya. Hamba ini masih kembali pada dirinya
sendiri dengan pandangan yang teledor dan syarat-syarat yang tidak
terpenuhi, sehingga mengarah pada keputusasaan dalam satu waktu, namun
kadang-kadang penuh harapan optimis, Walaupun hasratnya sangat ringan,
toh syariatnya menjadi besar dalah hatinya.
Ketiga, seseorang yang
berdiri tegak di pintu Allah namun disertai dengan sejumlah cacfat jiwa
dan kealpaan, dengan hanya mengingingkan keinginannya belaka tanpa
mengikuti aturan dan hikmah. Orang ini sangat dekat dengan
keputusaasaan, kadang-kadang terjebak dalam keragu raguan, kadang kadang
terlempar di jurang kebimbangan, semoga Allah mengampuninya.
Syaikh
Abu Muhammad Abdul Aziz Al Mahdawi mengatakan : "Siapa pun yang tidak
menyerakan pilihannya dengan suka rela kepada Sang Allah Taala, maka
orang tersebut terkena istidraj [sanjungan yang terhinakan]. Orang
tersebut termasuk golongan mereka yang disebut oleh Allah. "Penuhilah
kebutuhannya, karena Aku benci mendengarkan keluhannya." Tetapi jika
seseorang memasrahkan pada pilihan ALlah, bukan pilihan dirinya, maka
otomatis doanya telah terkabulakn walaupun belum terwujud bentuknya.
Sebab amal itu sangat tergantung pada saat akhinya."
Nah itulah Ibnu
Athaillah menegaskan lagi "Allah yang menjaminijabah doa itu menurut
pilihanNya kepadamu, bukan menurut piliha seleramu, kelak pada waktu
yang dikehendakiNya, bukan menurut waktu yang engkau kehendaki."
"Jadi pasi dikabulan dong doa kita?"
"Pasti Dul, Kita saja yang nggak sabaran. Maunya Allah kita bikin
sesuai dengan selera kita. Nanti malah terbalik balik hidup kita ini....
Dalam hadists Rosulullah bersabda : "Tak seorang pun pendoa, melainkan
ia berada diantara salah satu dari tiga kelompok ini : Kadang ia
dipercepat sesuai dengan permintaannya, atau ditunda [pengabulannya]
demi pahalanya, atau ia dihindarkan dari keburukan yang menimpanya" [HR.
Imam Ahmad dan al Hakim].
Dalam hadist lain disebutkan : "Doa
diantara kalian bakal diijabahi, sepanjang kalian tidak tergesa-gesa,
[sampai akhirnya] seseorang mengatakan : "Aku telah berdoa, tapi tidak
diijabah-i untukku" [HR. Bukhari-Muslim].
"Tapi apa rahasia penundaan ijabah itu Kang?" Tanya Pardi.
:"Karena kasih sayang dan pertolongan Allah pada hambaNya. Sebab Allah
mahhmurah, Mahaasih dan Maha mengetahui. Dzat yang Mahamurah apabila
dimohon oleh orang yang memuliakanNya, ia akan diberi ssuatu yang lebih
utama menurut kemahatahuanNya. Sementara seorang hamba itu pada dasarnya
bodoh terhadap mana yang baik dan yang lebih bermashlahat. Terkadang
seorang hamba itu mencintai sesuatu, padahal sesuatu itu buruk baginya,
dan terkadang ia membenci susuatu padahal yang dibenci itu lebih baik
baginya. Inilah yang seharusnya dipahami pendoa.
Doa itu sendiri
adalah ubudiah. Rahasia doa adalah menunjukkan getapa seorang hamba itu
serba kekurangan. Kalau saja ijabah doa ini menurut keinginanna
talk[Kewajiban-ubudiah} menjadi kelihur itu sendiri.
Pardi dn
dlkamdi hanya cengar-cengir kuda, seperti kuda, sambil mengelus kedua
jidat masing masing. Kadang Kang sholeh tanya bahagia melihat sahabatnya
yang konyol, lucu, lugu, dan spontan tampak puas...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar