Adapun rukun Sembahyang itu ada 13 perkara :
Niat
Berdiri betul
Takbiratul Ihram
Fatihah
Rukuk
I’tidal
Sujud
Duduk Antara Dua Sujud
Duduk Tahiyat
Tahiyat Akhir
Salawat
Salam
Tertib
Tumakninah artinya menetapkan suatu rukun pindah ke rukun yang lainnya.
Inilah Tumakninah namanya. Menghilangkan gerak dan diam rukun, baru
pindah ke rukun yang lainnya, karena apabila gerak rukun umpamanya tidak
sempat hilang sudah pindah kepada I’tidal, maka tiadalah sah
sembahyangnya karena tumakninahnya tidak ada gerak.
Rukun itu
tercampur kepada yang lainnya, inilah syari’at namanya. Maka dari itu
kalau kita merasa belum bisa belajar sembahyang, belajarlah terlebih
dahulu, sebelum kita mengerjakan sembahyang atau sambil mengerja sambil
belajar, karena tiap-tiap rukun sembahyang itu ada mempunyai
syarat-syarat yang tertentu.
Inilah yang menjadikan kita
diwajibkan belajar, sesuai dengan hadis Nabi yang berbunyi “UT
LUBUL’ILMI PARI DATUN ‘ALA KULLI MUSLIMIN NAWA MUSLIMAT” artinya
Menuntut ilmu itu wajib atas kita laki-laki dan perempuan. Maka oleh
sebab itu kalau kita yang ingin bersembahyang belajarlah terlebih
dahulu, kalau ingin selamat di dalam Kubur atau di waktu panas pada hari
Mahsyar, karena di dalam sembahyang itu cukup lengkap buat menjawab
pertanyaan Munkar dan Nakir, meluaskan Titiyan Siratul Mustakim, buat
payung di waktu panas Padang Mahsyar. Karena sembahyang itu cukup
lengkap tersedia apa saja, akan tetapi sembahyangnya orang belajar atau
berIlmu. Kalau sembahyang orang yang tiada belajar atau tiada berilmu,
pasti tiada dapat lindungan seperti uraian yang tersebut di atas.
Maka dari itu, sesudah lengkap kita ketahui apa apa yang diwajibkan
oleh Syara’ yakni Syari’at, kemudian kita tambah pula dengan Ilmu bathin
yakni Hakikat, supaya segala amalan sembahyang kita itu lepas dari
syirik, ujub, ria, takbur dan sebagainya.
Yang menghilangkan
pahala sembahyang, apabila Ilmu Fiqih sudah sungguh-sungguh dipelajari
dan Ilmu Tasawuf sudah juga dipelajari, baru itu amalan yang Tahkik yang
disyari’atkan oleh Nabi kita Muhammad SAW supaya jangat sampai
sembahyang itu sembahyang tiruan saja, tiada ada ilmunya.
Adapun rukun sembahyang itu terbagi 3 (tiga) bagian :
Rukun Qolbi
Rukun Qauli
Rukun Pi’li
Rukun Qolbi itu masuk 2 (dua) rukun yaitu : Niat dan Tertib, tempatnya
di hati, tiada boleh dibaca atau dituturkan dengan hati, hanya ingat,
atas Ma’rifat saja, takluknya kepada Sifat Ilmu (pengetahuan).
Rukun
Qouli itu masuknya 5 (lima) rukun yaitu : Takbiratul ihram, Fatihah,
Tahiyat, Salawat, Salam Pertama. Adapun rukun Qouli ini wajib dibaca
dengan mulut, tiada boleh diingat dengan hati, membacanya sekira-kira
telinga kita sendiri yang mendengarnya, takluknya kepada sifat Sama’
atau pendengaran.
Rukun Fi’li masuknya 6 (enam) rukun yaitu :
kelakuan sembahyang : Berdiri Betul, Rukuk, I’tidal, Sujud, Duduk Di
antara Dua Sujud, Duduk Tahiyat Akhir, maka yang 6 (enam) ini ialah
kelakuan sembahyang, takluknya kepada sifat Bashar (penglihatan). Maka
Rukun Fi’li ini ialah kelakuan sembahyang atau kelakuan Allah atas jasad
yang terbit dari pada setetes air mani. Diciptakan Allah menjadi
tubuh/jasad, itulah hurufnya nasar Nabi Allah Adam yang 4 (empat) yakni
Air, Tanah, Api dan Angin, menjadi tubuh hurufnya kepada kita, dan
inasar Muhammad itu 4 (empat) pula pada kita yaitu :
Pengrasa
Pendengar
Penglihat
Pencium
maka menjadi Roh kepada kita itulah asal dari pada inasar Muhammad.
Maka Muhammad inilah yang disuruh menyembah Allah, karena sesudah inasar
Adam menjadi tubuh dan inasar Muhammad menjadi Roh kita, maka
sempurnalah kejadian kita, akan tetapi masih belum bisa bergerak
apa-apa, Firman Allah Ta’ala : “LAA TATAH RAKA ZURRATAN ILLA BIIZRILLAH”
artinya Tidak bergerak Ya Muhammad di dalam alam ini sesuatu apa yang
kecil kalau tiada izinKu (RahasiaKu).
Maka Rahasia itu “Nur”.
Adapun jalan hakikat yang mengata Allahu Akbar di waktu kita sembahyang
itu ialah Rahasia Allah kepada kita. Begini jalan Ma’rifat kita kepada
Allah atau kepada Zattullahi Ta’ala yang berpedoman kepada hukum Syara’
yakni Syari’at yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad SAW.
PENJELASAN ORANG ORANG YANG MENINGGALKAN SEMBAHYANG
Nabi bersabda : artinya Siapa yang meninggalkan sembahyang lima waktu, maka ia akan dibebankan seperti tersebut di bawah ini :
Syahadatnya tidak diterima dan harus dibunuh.
Mayatnya jangan dimandikan dan ditanam di jalanan.
Jangan dimakan binatang yang disembelihnya.
Jangan bergaul dengan mereka, karena mereka lebih najis daripada Anjing dan Babi.
Perhatikanlah hadist Nabi Muhammad SAW yang tersebut di atas.
Selanjutnya ketahuilah Rahasia Sembahyang, karena itu adalah Nama Nabi
Muhammad SAW dan yang pertama dijadikan sembahyang itu adalah Nama
“Akhmad” seperti : Berdiri tegak dengan hakekatnya "Alif", Ruku’ seperti
“Ha”, Sujud seperti “Mim”, Duduk seperti “Dal”, inilah artinya kelakuan
sembahyang pada Insan, seperti rupa Muhammad.
Kepala Seperti Mim Awal
Tangan/Bahu seperti Ha
Perut seperti Mim Akhir
Kaki seperti Dal
Rahasia daripada Rahasia Sembahyang kepada huruf Allah.
Berdiri betul hurufnya Alif
Ruku’ hurufnya Lam Awal
Sujud hurufnya Lam Akhir
Duduk Tahiyat hurufnya Ha
Inilah yang diumpamakan Diri yang bernafas ialah Muhammad yang berasal dari Ahmad.
Alif Syaratnya kepada Api
Ha Syaratnya kepada Angin
Mim Syartnya kepada Air
Dal Syaratnya kepada Tanah/Bumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar