“Dirangkum dari status-status tentang Nafas”
.
Adapun Nafas yang keluar masuk, dinamakan Muhammad = Nabi kepada kita.
Adapun Nafas yang keluar masuk, dinamakan Muhammad = Nabi kepada kita.
Kemudian yang dinamakan Muhammad itu adalah Pujian,
.
Ilmu Nafas itu dinamakan :
.
1. Bila diluar = Ilmu Gaibul Guyub.
2. Bila didalam = Ilmu Sirrul Asrar.
2. Bila didalam = Ilmu Sirrul Asrar.
.
Dari Nafas itulah munculnya ibadah Muhammad.
Dari Nafas itulah munculnya ibadah Muhammad.
Dari Jasad itulah munculnya ibadah Adam.
.
Sebagaimana yang ada di dalam Rukun Islam
bahwa ibadah Muhammad itu adalah Sholahud Da’im = Sholat yang
terus-menerus tanpa henti.
.
Wahdah Fil Kasrah = Pandang satu kepada yang banyak,
.
Nafas itu yang keluar masuk dari mulut.
Nafas itu yang keluar masuk dari mulut.
Nufus itu yang keluar masuk dari hidung.
Tanafas itu yang keluar masuk dari telinga.
Amfas itu yang keluar masuk dari mata
.
Maka Nafas itulah yang menuju kepada “ARASHTUL MAJID” karena itu hendaklah kita ketahui Ilmu Nafas, yaitu Ilmu Gaibul Guyub, karena termasuk dari ibadah Muhammad.
Maka Nafas itulah yang menuju kepada “ARASHTUL MAJID” karena itu hendaklah kita ketahui Ilmu Nafas, yaitu Ilmu Gaibul Guyub, karena termasuk dari ibadah Muhammad.
.
Ilmu Nafas harus disertai dengan ibadah praktek, akan sulit jadinya bila hanya dengan teori.
Pahami dulu hal ini :
.
- Nafas yang keluar dari lubang hidung kiri itu dinamakan Jibrill, maka ucapannya “ALLAH”.
- Nafas yang masuk melalui lubang hidung kanan itu dinamakan Izraill, maka ucapannya “HU”.
Zikirullah yang 2 diatas dinamakan NUR.
Maka jadilah 2 Nur = “ALLAH” + “HU” , 2 Nur ini bertemu di atas
bibir, tidak masuk ke dalam tubuh, amalan ini sampailah ke derajatnya
yang dinamakan “Nurul Hadi”, maka ke arah itulah yang dicapai.
setelah itu Nafas naik di dalam badan dan dinamakan AHMAD,
setelah itu Nafas naik di dalam badan dan dinamakan AHMAD,
- Nafas yang turun dari ubun-ubun sampai kepada Jantung Nurani itu dinamakan Izraill, ucapanya “ALLAH”.
- Nafas yang dari jantung naik sampai ke ubun-ubun itu dinamakan Jibrill, maka ucapannya “HU”.
Maka amalan inilah yang dinamakan :
“Syuhudul Wahdah Fil Kasrah, Syuhudul Kasrah Fil Wahdah” = Amalan Sholeh = Pintu Makrifat
Kedua perkara diatas itu hendaklah
diamalkan walau tanpa wudhu dan jangan dikencangkan suaranya hanya kita
yang dengar semata-mata “Khafi” (lafadz di dalam hati).
Sesungguhnya yang dinamakan HATI (Qalbu)
itu adalah Nur yang memancar dari bagian bawah jantung (bagian Muhammad)
ke arah bagian atas jantung (bagian Allah).
Adapun zikir NAFAS itu adalah ketika keluar ALLAH dinamakan ABU BAKAR,
zikirnya ketika masuk adalah HU dinamakan UMAR, letaknya NAFAS adalah di mulut.
Adapun zikir ANFAS itu adalah ketika
keluar adalah ALLAH dan ketika masuk adalah HU, letaknya ANFAS pada
hidung, dinamakan MIKAIL dan JIBRIL.
Adapun zikir TANAFAS itu adalah tetap
diam dengan “ALLAH HU” letaknya di tengah-tengah antara dua telinga,
dinamakan HAKEKAT ISRAFIL.
Adapun zikir NUFUS adalah ketika naik HU
dan ketika turun adalah “ALLAH” letaknya di dalam jantung, Diri Nufus
ini dikenal dengan USMAN dan perkerjaanya dikenal sebagai ALI.
Sabda Nabi saw : “Barangsiapa keluar masuk nafas dengan tiada zikir, maka sia-sialah ia”
.
Awalnya Nafas itu atas dua langkah, satu Naik dan kedua Turun.
.
Ketika naiknya itu sampai kepada 7 tingkat langit maka berkata :
“Wan Nuzuulu Yajrii Ilal Ardhi Fa Qoola HUWALLOH”.
.
Ketika turun kepada 7 lapis bumi maka nafas Nabi itu bunyinya ALLAH.
Ketika masuk pujinya HUWA.
Ketika terhenti seketika antara keluar masuk namanya Tanafas, pujinya AH.. AH.
Ketika tidur “mati” namanya Nufus “Haqqul Da’im”
.
Ingatlah olehmu dalam memelihara Nafas-mu
itu, dengan menghadirkan makna-makna diatas ini senantiasa, di dalam
berdiri dan duduk dan diatas segala aktivitas yang diperbuat hingga
memberi “tanda” kepada sekalian badan dan segala cahaya Nurul Alam atas
segalanya.
.
Tetaplah “tilik” hatimu, jadilah engkau
hidup di dalam Dua Negeri yakni Dunia dan Akhirat, semoga dianugrahkan
Allah bagimu pintu selamat sejahterah Dunia dan Akhirat.
.
Semoga pula dianugerahi Allah Ta’ala
bagimu sampai kepada martabat segala Nabi dan diharamkan Allah Ta’ala
tubuhmu dimakan api neraka dan badanmu pun tiada dimakan tanah di dalam
kubur.
.
Tetaplah dengan hatimu wahai saudaraku..,
janganlah engkau menjadi orang yang lupa dan lalai,
Semoga dibahagiakan Allah Ta’ala atas mu dengan “berhadapan senantiasa”, sampai ajal menjemputmu.
.
Bahwa :
.
Nafas kita keluar masuk sehari semalam
yaitu pada siang 12.000X dan pada malam 12.000X karena inilah jumlah jam
sehari semalam 24jam, pada siang 12jam dan malam 12jam, demikianlah
seperti huruf “Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah”,
masing-masing mempunyai 12huruf berjumlah 24huruf semuanya.
.
Barang siapa ‘mengucap’ dengan sempurna yang 7 kalimah itu, niscaya ditutupkan Allah Ta’ala Pintu Neraka yang 7.
Barang siapa ‘mengucap’ yang 24huruf ini
dengan sempurna, niscaya diampuni Allah Ta’ala yang 24jam. Inilah
persembahan kita kepada Tuhan kita, yang tiada putus-putusnya, yang
dinamai Sholahud Da’im = Puasa melakukan nafsu dzahir dan batin.
.
Sabda Nabi saw : “Ana Min Nuurillah Wal ‘Aalami Nuurii”
Artinya : “Aku dari Cahaya Allah dan sekalian alam dari Cahayaku”
.
Sebab itulah dikatakan “Ahmadun Nuurul Arwah” artinya “Muhammad itu bapak sekalian nyawa” dan dikatakan “Adam Abu Basyar” artinya “Adam bapak sekalian tubuh”.
.
Adapun yang dikatakan Fardhu itu Nyawa, karena Nyawa badan kita dapat bergerak
.
Awal Muhammad Nurani
Akhir Muhammad Rohani.
Dzahir Muhammad Insani
Batin Muhammad Robbani.
.
Awal Muhammad Nyawa kepada kita
Akhir Muhammad Rupa kepada kita,
.
Yang bernama Allah Sifatnya, sedangkan sebenar-benarnya Allah itu “Dzat Wajibal Wujud”
Yang sebenar-benar Insan adalah manusia yang dapat berkata-kata adanya.
.
Kita telah mendengar bahwa barang siapa yang tidak mengenal Ilmu zikir nafas maka sudah tentu orang tersebut tidak dapat menyelami alam hakekat Sholahud Da’im.
Kita telah mendengar bahwa barang siapa yang tidak mengenal Ilmu zikir nafas maka sudah tentu orang tersebut tidak dapat menyelami alam hakekat Sholahud Da’im.
.
Perhatikan kembali bab-bab yang lalu,
telah banyak diterangkan dengan jelas tentang sholat, dimana pengertian
sholat tersebut adalah berdiri menyaksikan diri sendiri yaitu penyaksian
kita terhadap diri dzahir dan diri batin kita yang menjadi rahasia
Allah Taala.
Pada kesempatan kali ini kita akan
melanjutkan pembicaraan takrif dan cara-cara untuk mencapai martabat
atau maqam sholat da’im..
.
Sholat Daim boleh ditakrifkan sebagai
sholat yang berkekalan tanpa putus walaupun sesaat selama hidupnya,
yaitu penyaksian diri sendiri (diri batin dan diri dzahir).
.
YANG MEREKA ITU TETAP MENGERJAKAN SHOLAT (Al-Makrij:23).
.
Di dalam sholat tugas kita adalah
menumpukan sepenuh perhatian dengan mata batin kita menilik diri batin
kita dan telinga batin menumpukan sepenuh perhatian kepada setiap bacaan
oleh angota dzahir dan batin kita disepanjang “acara” sholat tanpa
menolehkan perhatian kearah lain.
Sholat adalah merupakan latihan
diperingkat awal untuk melatih diri kita supaya menyaksikan diri batin
kita yang menjadi rahasia Allah Taala
… tetapi setelah berhasil membuat
penyaksian diri diwaktu kita menunaikan sholat, maka haruslah pula
melatih diri kita supaya dapat menyaksikan diri batin kita pada setiap
saat dalam waktu 24 jam, sebab itulah kita mengucapkan syahadah:
.
“Asyhaduanlla Ilaaha Illallah Wa Asyahadu Anna Muhammadar Rasulullah”
.
Maka berarti kita berikrar dengan diri kita sendiri untuk menyaksikan diri rahasia Allah itu pada setiap saat di dalam 24jam sehari semalam.
Maka berarti kita berikrar dengan diri kita sendiri untuk menyaksikan diri rahasia Allah itu pada setiap saat di dalam 24jam sehari semalam.
Oleh karena itu untuk mempraktekkan
penyaksian tersebut, maka kita haruslah mengamalkan Sholatul Da’im dalam
kehidupan kita sehari-hari sebagaiimana yang pernah dikerjakan dan
diamalkan oleh Rasulullah saw, Nabi-nabi dan Wali-wali Allah yang Agung.
.
.
Syarat mendapatkan Maqam Sholahudda’im :
.
1- Hendaklah memahami betul dan berpegang teguh dengan hakekat ZIKIR NAFAS
2- Haruslah terlebih dahulu mampu mendapatkan pancaran NUR QALBU.
3- Telah mengalami proses pemecahan wajah KHAWAS FI AL KHAWAS.
4- Memahami dan berpegang dengan penyaksian sebenarnya SYUHUD AL-HAQ.
Lihat di sini .
.
Untuk mengamalkan dan mendapatkan maqam sholat da’im maka sesorang itu haruslah memahami pada peringkat awalnya tentang hakekat perlakuan zikir nafas yaitu tentang gerak-geriknya.. zikirnya.. lafadz zikirnya…letaknya.. dan sebagainya, hal ini telah di-urai dalam bab-bab yang lalu,oleh karena itu amalkanlah zikir nafas itu bersungguh sungguh supaya kita mendapat QALBU yaitu pancaran Nur di dalam jantung kita yang menjadi kuasa pemancar kepada makrifat untuk makrifat diri kita dengan Allah Taala.
.
Sesungguhnya dengan zikir nafas sajalah gumpalan darah hitam yang menjadi istana iblis di dalam jantung kita akan hancur dan terpancarlah “NUR QALBU” dan kemudian terpancar pula makrifah yang membolehkan seseorang itu memakrifatkan dirinya dengan Allah Ta’ala dan dapatlah diri rahasia Allah yang menjadi diri batin kita membuat hubungan dengan diri “DZATUL HAQ” Tuhan semesta alam.
.
Latihan untuk menyaksikan diri ini hendaklah dikerjakan secara bertahap, tahap awal yaitu melalui “acara” sholat sebagaimana yang diterangkan di dalam bab yang lalu.. selama proses penyaksian diri berlangsung maka orang itu akan mengalami satu proses membebaskan diri batin “KHAWAS FI KHAWAS” dari jasad dan dengan itu maka seseorang akan dapat melihat wajah kesatu wajah kedua seterusnya sampailah kepada wajah kesembilan yaitu martabat yang paling tinggi di dalam ilmu gaib… dengan mendapat pecahan wajah maka akan dapatlah orang itu membuat suatu penyaksian yang sebenar pada setiap saat dimasa hidupnya pada waktu “acara” ibadah ataupun keadaan biasa.
.
Pada tahapan seperti ini dinamakan martabat “BAQA BILLAH” yaitu suatu keadaan yang kekal pada setiap pendengaran, penglihatan, perasaan dan sebagainya, dan pada tahap ini ia adalah seperti orang awam biasa-biasa saja, tidak nampak dan sulit untuk mengetahui derajat dirinya disisi Allah Ta’ala..
.
Biasanya orang yang berhasil mencapai maqam Sholahud Da’im maka dapatlah ia kembali kehadrat Allah Ta’ala dengan diri batin dan diri dzahir tanpa terpisahkan diantara satu sama lain, ia dapat memilih hendak mati atau hendak gaib.
Untuk mengamalkan dan mendapatkan maqam sholat da’im maka sesorang itu haruslah memahami pada peringkat awalnya tentang hakekat perlakuan zikir nafas yaitu tentang gerak-geriknya.. zikirnya.. lafadz zikirnya…letaknya.. dan sebagainya, hal ini telah di-urai dalam bab-bab yang lalu,oleh karena itu amalkanlah zikir nafas itu bersungguh sungguh supaya kita mendapat QALBU yaitu pancaran Nur di dalam jantung kita yang menjadi kuasa pemancar kepada makrifat untuk makrifat diri kita dengan Allah Taala.
.
Sesungguhnya dengan zikir nafas sajalah gumpalan darah hitam yang menjadi istana iblis di dalam jantung kita akan hancur dan terpancarlah “NUR QALBU” dan kemudian terpancar pula makrifah yang membolehkan seseorang itu memakrifatkan dirinya dengan Allah Ta’ala dan dapatlah diri rahasia Allah yang menjadi diri batin kita membuat hubungan dengan diri “DZATUL HAQ” Tuhan semesta alam.
.
Latihan untuk menyaksikan diri ini hendaklah dikerjakan secara bertahap, tahap awal yaitu melalui “acara” sholat sebagaimana yang diterangkan di dalam bab yang lalu.. selama proses penyaksian diri berlangsung maka orang itu akan mengalami satu proses membebaskan diri batin “KHAWAS FI KHAWAS” dari jasad dan dengan itu maka seseorang akan dapat melihat wajah kesatu wajah kedua seterusnya sampailah kepada wajah kesembilan yaitu martabat yang paling tinggi di dalam ilmu gaib… dengan mendapat pecahan wajah maka akan dapatlah orang itu membuat suatu penyaksian yang sebenar pada setiap saat dimasa hidupnya pada waktu “acara” ibadah ataupun keadaan biasa.
.
Pada tahapan seperti ini dinamakan martabat “BAQA BILLAH” yaitu suatu keadaan yang kekal pada setiap pendengaran, penglihatan, perasaan dan sebagainya, dan pada tahap ini ia adalah seperti orang awam biasa-biasa saja, tidak nampak dan sulit untuk mengetahui derajat dirinya disisi Allah Ta’ala..
.
Biasanya orang yang berhasil mencapai maqam Sholahud Da’im maka dapatlah ia kembali kehadrat Allah Ta’ala dengan diri batin dan diri dzahir tanpa terpisahkan diantara satu sama lain, ia dapat memilih hendak mati atau hendak gaib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar