1) PENGERTIAN NUSYUZ
Suatu tindakan yang dilakukan oleh isteri
yang dianggap menentang kehendak suami dengan tidak ada alasan yang
munasabah menurut hukum syarak. Tindakan itulah dikira derhaka.
2) TANDA-TANDA ISTERI NUSYUZ
Di bawah ini dinyatakan beberapa gambaran yang menandakan seorang isteri itu nusyuz :
1. Suami telah menyediakan rumah kediaman yang sesuai dengan keadaan
suami, tiba-tiba isteri tidak mahu berpindah ke rumah itu, atau isteri
meninggalkan rumah tanpa izin si suami.
2. Apabila kedua suami
tinggal di rumah kepunyaan isteri dengan izin isteri kemudian suatu masa
isteri mengusir atau melarang suami memasuki rumah tersebut.
3.
Apabila isteri musafir tidak bersama suami ataupun bukan bersama
muhramnya (orang yang haram berkahwin dengannya) walaupun perjalanan
yang wajib seperti pergi menunaikan ibadat haji, kerana perempuan yang
musafir tanpa diiringi suami atau muhrimnya dianggap sudah melakukan
satu perkara yang salah (maksiat).
4. Apabila isteri bermuka masam
atau pun ia memalingkan muka, bercakap kasar dan sebagainya sedangkan
suami berkeadaan lemah lembut, bermanis muka dan sebagainya.
3) PERKARA-PERKARA YANG PERLU DILAKUKAN APABILA ISTERI NUSYUZ
Apabila suami melihat tanda-tanda yang menunjukkan isterinya itu nusyuz, hendaklah suami itu :
1. Menasihati dengan cara yang baik dan menerangkan kepadanya
bahawa nusyuz itu adalah salah dan dikutuk oleh Allah serta
memberitahunya bahawa isteri yang nusyuz boleh dipotong atau tidak
diberi sara hidupnya, firman Allah :
Ertinya : Isteri yang kamu takuti kederhakaan mereka, maka berilah nasihat kepada mereka.
(Surah An-Nisa: ayat 34)
2. Jika nasihat itu tidak sedikitpun memberi kesan, maka hendaklah
suami meninggalkan dari keseketiduran dengan isteri tersebut,
sebagaimana firman Allah :
Ertinya : Dan tinggalkan dari seketiduran dengan mereka.
(sambungan ayat 34 surah An-Nisaa’)
Dari ayat ini dapat difahamkan bahawa Allah menyuruh suami-suami
meninggalkan dari seketiduran sahaja, bukan meninggalkan percakapan,
kerana meninggalkan percakapan lebih dari tiga hari adalah haram, bukan
sahaja terhadap isteri-isteri malah terhadap orang lain juga
berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
Ertinya : Tidak halal bagi
seseorang muslim tidak bercakap dengan saudaranya lebih dari tiga hari.
Maksudnya, ialah bila berjumpa di antara satu sama lain, tetapi kalau
tidak bertemuan, tidaklah diharamkan walaupun tidak bercakap
bertahun-tahun lamanya.
3. Jika tidak seketiduran pun tidak
memberi apa-apa kesan, malah isteri tersebut terus nusyuz, maka
diharuskan bagi pihak suami memukul isteri tersebut dengan syarat
pukulan itu tidak sampai mencederakan atau melukakan sebagaimana firman
Allah :
Ertinya : Dan pukullah mereka (isteri).
(Sambngan ayat 34 surah An-Nisa)
Dalam peringkat yang akhir ini, harus dilakukan oleh suami sekiranya
difikirkan dengan cara ini akan memberi kesan. Sebaliknya kalau
difikirkan tidak akan memberi kesan, maka tidaklah harus dilakukan.
Dalam hal ini, suami mestilah berhati-hati , supaya tidak terpukul di
tempat-tempat yang mendatangkan bahaya seperti muka, perut dan
sebagainya.
Wallahua’lam
Hidup pastikan aman tenteram dunia wal akhirat kalau saja kita selalu bertafakur untuk mengingat Allah dan mengingat kehidupat akhirat, minimal 5 menit dalam sehari semalam
Minggu, 28 Januari 2018
Kisah kedurhakaan Istri Nabi Nuh AS
tulisan ini dimuat di majalah hidayah edisi 57 april 2006
Allah membuat perumpamaan bagi orang yang ingkar; istri Nuh dan istri Luth, mereka adalah istri dua orang hamba di antara hamba-hamba Kami yang saleh. Tetapi mereka berkhianat (kepada suami-suaminya). Maka mereka tiada berdaya suatu apapun terhadap Allah. Kepada mereka dikatakan, "Masuklah kamu ke dalam neraka jahanam bersama orang yang masuk (ke dalamnya)” (QS. At-Tahrim [66]: 10).
Hari masih pagi. Wanita itu bangun, dan segera bergegas ke dapur. Di pagi yang sunyi itu, dia ingin membuat makanan. Ternyata tak cukup lama pekerjaan dapur itu menyita waktunya. Setelah itu, dia segera melangkah keluar. Dengan pelan, dia berjalan, takut kalau-kalau seisi rumah mendengar langkahnya. Tetapi, saat tangannya meraih daun pintu, anaknya yang masih muda tiba-tiba menegur, "Sepagi ini, ibu mau ke mana…?"
Sang ibu, yang tidak lain adalah istri Nabi Nuh, kaget. Dengan muka pucat, dia segera memberikan isyarat agar anaknya --yang bernama Kan`an-- untuk tidak bersuara keras. "Aku mau ke Makbad Besar (tempat peribadatan penyembahan berhala). Lupakah anakku, bahwa hari ini adalah hari raya tuhan-tuhan kita?"
Si anak tersenyum seraya berkata, "Ibu berbuat yang terbaik. Nanti saya menyusul. Ibu tahu khan… kalau ayah tidak senang melihat kita pergi ke sana?"
Istri Nabi Nuh lalu berangkat. Sesampai di sana, ia segera mempersembahkan makanan dan berdoa. Selesai berdoa, istri Nabi Nuh menengok dan mendapati putranya sudah ada di sana. Waktu berlalu dengan cepat, upacara penyembahan itu pun akhirnya usai. Istri Nabi Nuh kembali ke rumah. Dalam perjalanan pulang, ia diberitahu oleh anaknya, "Wahai ibu, tahukah apa yang sedang dilakukan ayah?"
"Apa yang dia perbuat, wahai anakku?"
"Ayah menyeru orang-orang di pasar dan sekelilingnya untuk bertakwa kepada Allah"
Istri Nuh memadang Kan`an, seraya berkata, "Kalau begitu ayahmu tak menghendaki kita menyembah tuhan-tuhan yang memberi rezeki dan memelihara kita."
Sepanjang perjalanan berikutnya, keduanya lebih banyak membisu. Dalam hati, sudah kuat keingkaran ibu dan anak itu untuk tak menganut ajaran yang dibawakan Nabi Nuh.
***
Malam tiba. Nabi Nuh pulang ke rumah dengan rasa letih, meletakkan tongkatnya di dinding dan kemudian duduk. Istrinya tiba-tiba mendekat seraya berkata, "Mengapa engkau terlambat pulang sampai selarut ini?"
"Aku harus menyampaikan risalah dari Allah."
"Risalah apakah itu?"
Nabi Nuh menjawab tegas, "Risalah agar manusia menyembah Allah dan meninggalkan berhala."
"Kamu telah bertahun-tahun hidup bersama kami," sahut istri Nabi Nuh, "Tapi kenapa kini berselsisih paham dengan apa yang disembah oleh kaummu?"
"Allah memilihku untuk menjalankan tugas ini. Karena itulah, sekarang kumpulkanlah anak-anak kita, aku akan menunjukkan tentang yang kubawa ini, sebagaimana aku menyeru kepada orang lain," perintah Nabi Nuh kepada istrinya.
Namun istri Nabi Nuh diam seribu bahasa. Sementara Kan`an datang, mengambil tempat duduk di sampingnya. Dia berkata kepada ayahnya, Nuh," Anak-anakmu sedang tidur. Tundalah hal itu sampai besuk pagi!"
"Kalau begitu, tidak ada salahnya aku menyampaikan hal ini kepada kalian berdua lebih dahulu."
"Mengapa ayah tergesa-gesa dengan hal ini?" ucap Kan`an.
"Tidurlah sampai besok pagi!" sahut istri Nabi Nuh.
"Tidak!" kata Nabi Nuh, "Aku harus melaksanakan tanggung jawabku terhadap Allah. Sebab kalian berdua adalah ahli baitku dan aku harus menjadi orang yang menyeru kalian berdua untuk pertama kali."
Kan`an memandang ibunya. Sang ibu pun juga memandang kepadanya seraya berkata kepada Nabi Nuh, "Kami tak akan meninggalkan agama nenek moyang kami."
Perdebatan antara Nabi Nuh dan keduanya akhirnya terjadi. Anak-anak Nuh yang lain akhirnya terbangun dikarenakan terusik. Mereka bangkit dan menghampiri ketiganya. Sang ibu dengan segera berkata, "Ayahmu menghendaki kita agar meninggalkan tuhan-tuhan yang kita sembah dan memerintahkan kita untuk menyembah Tuhan yang telah mengutusnya......"
"Siapakah Tuhanmu itu, wahai ayah?" tanya anak-anak itu kepada Nabi Nuh.
"Dia adalah Pencipta langit dan bumi. Dia pula yang memberi rezeki, mematikan semua manusia di hari perhitunan (kiamat)..." jawab Nabi Nuh.
"Lantas di manakah Dia itu berada ayah? Apakah Ia berada di Makbad besar bersama tuhan-tuhan yang biasa kami sembah?" tanya salah seorang di antaranya.
"Anak-anakku" kata Nabi Nuh, "Sesungguhnya Allah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Dia adalah Pencipta ruang dan waktu itu sendiri. Dia tak dapat dilihat oleh mata kita."
"Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa Dia itu ada?" tanya yang lain.
Nabi Nuh dengan tegas menjawabnya, "Dari tanda-tanda kekuasaan-Nya atas segala sesuatu; dari ciptaan-Nya; dari langit yang ditinggikan-Nya tanpa tiang; dari bumi yang dihamparkan-Nya, dan di dalamnya terdapat sungai-sungai dan lautan; dari hujan yang tercurah dari langit dan menumbuhkan tanaman yang menghidupi manusia dan hewan; dan dari kekuasaan-Nya menciptakan manusia dan hewan-hewan; dan dari kekuasaan-Nya menciptakan manusia dan mematikan mereka; yang semua itu ada di hadapan kita."
Setelah mendengar perkataan Nabi Nuh itu, anak-anaknya serentak berkata, "Allah telah melapangkan hati kami untuk menerima kebaikan yang ayah serukan..."
Betapa terperanjatnya istri Nabi Nuh tatkala mendengar pengakuan anak-anaknya. Ia segera bangkit dan menghampiri Kan`an. Lalu, berkata lantang kepada suaminya, "Telah rusak akal dari anak-anakmu dengan seruan itu. Tuhan kami akan mengutukmu…"
***
Alih-alih istri Nabi Nuh cuma ingkar akan apa yang dibawa oleh Nabi Nuh, melainkan juga mencoba menghalang-halangi dakwah suaminya. Setiap kali ada tetangga yang datang mau menjadi pengikut Nabi Nuh, dan meminta pendapatnya, justru dia menyarankan mereka untuk pulang seraya berkata, "Sekiranya seruan Nuh itu baik, niscaya aku dan Kan`an akan mengikutinya."
Bulan berlalu dan tahun pun bergulir. Istri Nabi Nuh bukan semakin condong kepada ajaran Nabi Nuh, melainkan semakin menunjukkan penentangannya. Sampai dia dengan sengit berkata, "Tidak ada yang mengikutimu, kecuali hanya beberapa gelintir orang miskin. Niscaya bukan karena kemiskinan yang mereka derita, sekiranya tak mungkin mereka mengikutimu. Bukankah ini menjadi bukti bahwa seruanmu itu bathil? Orang mengolok-olokmu, Nuh. Maka, sebaiknya kamu menghentikan seruanmu itu...!"
Tapi Nabi Nuh tak putus asa. Ia memikul semua penderitaan itu dan kejahatan orang-orang yang merintanginya. Bertahun-tahun Nabi Nuh berdakwah, memang tidaklah lebih dari seratus orang yang mengikutinya. Meski demikian, Nabi Nuh tetap sabar dan selalu berdoa, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam maka seruanku itu hanya membuat mereka lari (dari kebenaran). " (QS. Nuh [71]: 5-6).
Allah lalu memerintahkan kepada Nabi Nuh untuk membuat bahtera.
***
Suatu hari, istri Nabi Nuh melihat suaminya mendatangkan kayu-kayu dan menyuruh kepada pengikutnya untuk meletakkan kayu-kayu itu di tengah kota. Padahal, kota itu jauh dari laut dan sungai. Tak ayal, istri Nabi Nuh bertanya heran, "Apa yang akan engkau perbuat dengan kayu-kayu itu, wahai Nuh?"
"Aku akan membuat sebuah bahtera," jawab Nabi Nuh
Mendengar jawaban Nabi Nuh, istrinya mencibir, "Mengapa engkau membuat bahtera sedang di sini tidak ada lautan atau sungai yang dapat melayarkannya?"
Nabi Nuh menjawab, "Bahtera ini akan berlayar ketika datang perintah dari Allah."
"Bagaimanakah orang-orang yang berakal akan menyanggahnya bahwa hal ini bisa terjadi?"
"Nanti kamu akan melihat bahwa hal itu akan terjadi."
Seraya melangkah, istri Nuh berucap sinis, "Akankah bahtera ini nanti berlayar di atas pasir?"
"Bukan," jawab Nuh, "Sebab air bah akan menenggelamkan bumi dan orang-orang yang menentang kami. Sedang orang-orang yang mengikutiku akan selamat di atas bahtera..."
***
Kabar akan pembuatan bahtera itu cepat tersiar. Segera kaumnya datang ke tengah kota, mengolok-oloknya. Seorang berkomentar, "Apa ini wahai Nuh, nyata sekali bahwa kamu akan datang dengan membawa bahtera kepada kami di sini, sehingga kami bisa naik bahtera yang kamu buat di atas padang pasir yang tandus."
Yang lain dengan sengit mengolok-olok, "Nuh, apakah kamu akan menyuruh pengikutmu untuk datang kepadamu dengan membawa timba-timba yang penuh dengan air untuk kemudian dituangkan ke bawah bahtera ini sehingga engkau dapat membuat kolam yang di atasnya bahteramu akan berlayar?"
Suara tawa mereka segera menggema, dan disusul yang lain, "Hal itu tentu saja akan memakan waktu bertahun-tahun, tahukah kamu akan semua itu Nuh?"
"Dan air itu tentu akan di serap pasir sebelum bahteramu bisa berlayar...." ledek yang lain lagi.
Tawa mereka kembali membuncah. Nabi Nuh tidak membalas olokan mereka, kecuali hanya berucap, "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) akan mengejek kamu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). Maka kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa oleh azab yang kelak (QS. Hud [11]: 38-39)
Bulan berganti, tahun pun berlalu. Nabi Nuh dan pengikutnya, akhirnya menyelesaikan pembuatan bahtera itu. Namun ejekan yang datang dari kaumnya tak henti-henti melayang kepadanya. Apalagi, istri Nuh selalu memberi tahu mereka akan penderitaan yang ditanggung Nabi Nuh. Akibatnya, mereka kian senang dan bertambah gembira.
***
Suatu hari, istri Nabi Nuh tiba-tiba terbangun oleh suatu yang menggelisahkan hati. Ia segera bangkit dan menjumpai Nabi Nuh yang sedang mengumpulkan setiap dari jenis hewan dan burung, masing-masing sepasang. "Apa yang kamu lakukan dan akan kamu bawa ke mana hewan-hewan dan burung-burung itu? Akankah pengikutmu akan memakan hewan dan burung-burung itu sementara kami tak akan memakan apa-apa?" tanya istrinya.
"Ini bukan untuk pengikutku. Tuhanku telah memerintahkan kepadaku untuk membawa hewan-hewan dan burung-burung itu di bahtera!" jawab Nabi Nuh.
Dengan panik, istri Nabi Nuh bertanya lagi, "Bagaimanakah Tuhanmu memerintahkan semua ini?"
"Kelak akan kubawa setiap pasang binatang dan semua pengikutku di dalam bahtera, tentunya dengan kebenaran yang diperintahkan oleh Allah kepadaku..."
Istri Nabi Nuh tidak juga diam, "Apakah yang akan kamu lakukan dengan bahtera itu? Apakah kalian akan meninggalkan rumah dan hidup bersama hewan-hewan dan burung-burung itu?"
"Kelak air bah akan datang, kemudian menenggelamkan segala sesuatu dan tidak akan ada yang selamat kecuali siapa yang naik dalam bahteraku untuk kemudian memulai kehidupan di dunia baru yang muncul dengan fajar keimanan."
Istri Nabi Nuh tiba-tiba merasa ketakutan. Ucapan Nabi Nuh bahkan membuatnya tak berkutik untuk membantah. Namun jiwanya telah tertutup, keras seperti batu. Dia tetap menekan perasaan takut itu, lalu pergi memberi tahu kepada kaumnya tentang rencana Nabi Nuh itu. Maka, bertambah keraslah ejekan mereka kepada Nabi Nuh.
***
Apa yang diperintahkan oleh Allah kepada nabinya adalah satu kebenaran yang harus dipercaya. Karena itu, janji Allah yang disampaikan kepada Nabi Nuh itu tidaklah bohong dan janji itu akhirnya benar terjadi. Air bah (banjir) datang. Maka terperanjatlah mereka. Pintu-pintu langit terbuka dan mencurahkan air hujan ke bumi sehingga membuat mereka semua pontang-panting. Kelabakan.
Sementara itu, bahtera Nabi Nuh berlayar di atas air, tanpa istri Nabi Nuh dan putranya, Kan`an. Sebab keduanya telah menolak ketika Nabi Nuh memerintahkan agar ikut bersama. Nabi Nuh memanggil anaknya, sedang dia berada di tempat terpencil, “Hai anakku, naiklah bersama kami dan janganlah bersama orang-orang yang kafir.”
Dengan sombong, dia malah berkata ketus, "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menyelamatkanku dari air bah.
“Tidak ada Pelindung hari ini dari ketetapan Allah selain siapa yang dirahmati.” (QS. Hud 43).
Firman Allah itu benar. Air bah itu ternyata terlalu besar, gunung pun tenggelam. Maka, tenggelamlah Kan`an dan istri Nuh digulung gelombang yang air bah dahsyat. Kisah tenggelamnya istri Nuh dan putranya, Kan`an itu dikisahkan Allah di dalam al-Qur`an. Ada pesan yang bisa dipetik dari kisah di atas itu, sekiranya sangat jelas; peringatan bagi seluruh kaum mukminin bahwa petunjuk Allah itu kadang-kadang terasa lebih jauh meskipun bagi orang yang paling dekat dengan pemberi petunjuk itu sendiri. Istri Nuh menjadi bukti nyata akan hal itu. Walau dia dekat dengan Nabi Nuh, bahkan termasuk istrinya, namun ternyata petunjuk Allah itu jauh darinya. Demikian juga dengan anak Nabi Nuh, Kan`an.
Dalam kaitan dengan istri Nabi Nuh itu, Allah berfirman dalam al-Qur`an, "Allah membuat perumpamaan bagi orang yang ingkar; istri Nuh dan istri Luth, mereka adalah istri dua orang hamba di antara hamba-hamba Kami yang saleh. Tetapi mereka berkhianat (kepada suami-suaminya). Maka mereka tiada berdaya suatu apapun terhadap Allah. Kepada mereka dikatakan, "Masuklah kamu ke dalam neraka jahanam bersama orang yang masuk (ke dalamnya)" (QS. At-Tahrim [66]: 10).
Semoga kita bisa memetik hikmah dari kisah di atas.
Allah membuat perumpamaan bagi orang yang ingkar; istri Nuh dan istri Luth, mereka adalah istri dua orang hamba di antara hamba-hamba Kami yang saleh. Tetapi mereka berkhianat (kepada suami-suaminya). Maka mereka tiada berdaya suatu apapun terhadap Allah. Kepada mereka dikatakan, "Masuklah kamu ke dalam neraka jahanam bersama orang yang masuk (ke dalamnya)” (QS. At-Tahrim [66]: 10).
Hari masih pagi. Wanita itu bangun, dan segera bergegas ke dapur. Di pagi yang sunyi itu, dia ingin membuat makanan. Ternyata tak cukup lama pekerjaan dapur itu menyita waktunya. Setelah itu, dia segera melangkah keluar. Dengan pelan, dia berjalan, takut kalau-kalau seisi rumah mendengar langkahnya. Tetapi, saat tangannya meraih daun pintu, anaknya yang masih muda tiba-tiba menegur, "Sepagi ini, ibu mau ke mana…?"
Sang ibu, yang tidak lain adalah istri Nabi Nuh, kaget. Dengan muka pucat, dia segera memberikan isyarat agar anaknya --yang bernama Kan`an-- untuk tidak bersuara keras. "Aku mau ke Makbad Besar (tempat peribadatan penyembahan berhala). Lupakah anakku, bahwa hari ini adalah hari raya tuhan-tuhan kita?"
Si anak tersenyum seraya berkata, "Ibu berbuat yang terbaik. Nanti saya menyusul. Ibu tahu khan… kalau ayah tidak senang melihat kita pergi ke sana?"
Istri Nabi Nuh lalu berangkat. Sesampai di sana, ia segera mempersembahkan makanan dan berdoa. Selesai berdoa, istri Nabi Nuh menengok dan mendapati putranya sudah ada di sana. Waktu berlalu dengan cepat, upacara penyembahan itu pun akhirnya usai. Istri Nabi Nuh kembali ke rumah. Dalam perjalanan pulang, ia diberitahu oleh anaknya, "Wahai ibu, tahukah apa yang sedang dilakukan ayah?"
"Apa yang dia perbuat, wahai anakku?"
"Ayah menyeru orang-orang di pasar dan sekelilingnya untuk bertakwa kepada Allah"
Istri Nuh memadang Kan`an, seraya berkata, "Kalau begitu ayahmu tak menghendaki kita menyembah tuhan-tuhan yang memberi rezeki dan memelihara kita."
Sepanjang perjalanan berikutnya, keduanya lebih banyak membisu. Dalam hati, sudah kuat keingkaran ibu dan anak itu untuk tak menganut ajaran yang dibawakan Nabi Nuh.
***
Malam tiba. Nabi Nuh pulang ke rumah dengan rasa letih, meletakkan tongkatnya di dinding dan kemudian duduk. Istrinya tiba-tiba mendekat seraya berkata, "Mengapa engkau terlambat pulang sampai selarut ini?"
"Aku harus menyampaikan risalah dari Allah."
"Risalah apakah itu?"
Nabi Nuh menjawab tegas, "Risalah agar manusia menyembah Allah dan meninggalkan berhala."
"Kamu telah bertahun-tahun hidup bersama kami," sahut istri Nabi Nuh, "Tapi kenapa kini berselsisih paham dengan apa yang disembah oleh kaummu?"
"Allah memilihku untuk menjalankan tugas ini. Karena itulah, sekarang kumpulkanlah anak-anak kita, aku akan menunjukkan tentang yang kubawa ini, sebagaimana aku menyeru kepada orang lain," perintah Nabi Nuh kepada istrinya.
Namun istri Nabi Nuh diam seribu bahasa. Sementara Kan`an datang, mengambil tempat duduk di sampingnya. Dia berkata kepada ayahnya, Nuh," Anak-anakmu sedang tidur. Tundalah hal itu sampai besuk pagi!"
"Kalau begitu, tidak ada salahnya aku menyampaikan hal ini kepada kalian berdua lebih dahulu."
"Mengapa ayah tergesa-gesa dengan hal ini?" ucap Kan`an.
"Tidurlah sampai besok pagi!" sahut istri Nabi Nuh.
"Tidak!" kata Nabi Nuh, "Aku harus melaksanakan tanggung jawabku terhadap Allah. Sebab kalian berdua adalah ahli baitku dan aku harus menjadi orang yang menyeru kalian berdua untuk pertama kali."
Kan`an memandang ibunya. Sang ibu pun juga memandang kepadanya seraya berkata kepada Nabi Nuh, "Kami tak akan meninggalkan agama nenek moyang kami."
Perdebatan antara Nabi Nuh dan keduanya akhirnya terjadi. Anak-anak Nuh yang lain akhirnya terbangun dikarenakan terusik. Mereka bangkit dan menghampiri ketiganya. Sang ibu dengan segera berkata, "Ayahmu menghendaki kita agar meninggalkan tuhan-tuhan yang kita sembah dan memerintahkan kita untuk menyembah Tuhan yang telah mengutusnya......"
"Siapakah Tuhanmu itu, wahai ayah?" tanya anak-anak itu kepada Nabi Nuh.
"Dia adalah Pencipta langit dan bumi. Dia pula yang memberi rezeki, mematikan semua manusia di hari perhitunan (kiamat)..." jawab Nabi Nuh.
"Lantas di manakah Dia itu berada ayah? Apakah Ia berada di Makbad besar bersama tuhan-tuhan yang biasa kami sembah?" tanya salah seorang di antaranya.
"Anak-anakku" kata Nabi Nuh, "Sesungguhnya Allah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Dia adalah Pencipta ruang dan waktu itu sendiri. Dia tak dapat dilihat oleh mata kita."
"Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa Dia itu ada?" tanya yang lain.
Nabi Nuh dengan tegas menjawabnya, "Dari tanda-tanda kekuasaan-Nya atas segala sesuatu; dari ciptaan-Nya; dari langit yang ditinggikan-Nya tanpa tiang; dari bumi yang dihamparkan-Nya, dan di dalamnya terdapat sungai-sungai dan lautan; dari hujan yang tercurah dari langit dan menumbuhkan tanaman yang menghidupi manusia dan hewan; dan dari kekuasaan-Nya menciptakan manusia dan hewan-hewan; dan dari kekuasaan-Nya menciptakan manusia dan mematikan mereka; yang semua itu ada di hadapan kita."
Setelah mendengar perkataan Nabi Nuh itu, anak-anaknya serentak berkata, "Allah telah melapangkan hati kami untuk menerima kebaikan yang ayah serukan..."
Betapa terperanjatnya istri Nabi Nuh tatkala mendengar pengakuan anak-anaknya. Ia segera bangkit dan menghampiri Kan`an. Lalu, berkata lantang kepada suaminya, "Telah rusak akal dari anak-anakmu dengan seruan itu. Tuhan kami akan mengutukmu…"
***
Alih-alih istri Nabi Nuh cuma ingkar akan apa yang dibawa oleh Nabi Nuh, melainkan juga mencoba menghalang-halangi dakwah suaminya. Setiap kali ada tetangga yang datang mau menjadi pengikut Nabi Nuh, dan meminta pendapatnya, justru dia menyarankan mereka untuk pulang seraya berkata, "Sekiranya seruan Nuh itu baik, niscaya aku dan Kan`an akan mengikutinya."
Bulan berlalu dan tahun pun bergulir. Istri Nabi Nuh bukan semakin condong kepada ajaran Nabi Nuh, melainkan semakin menunjukkan penentangannya. Sampai dia dengan sengit berkata, "Tidak ada yang mengikutimu, kecuali hanya beberapa gelintir orang miskin. Niscaya bukan karena kemiskinan yang mereka derita, sekiranya tak mungkin mereka mengikutimu. Bukankah ini menjadi bukti bahwa seruanmu itu bathil? Orang mengolok-olokmu, Nuh. Maka, sebaiknya kamu menghentikan seruanmu itu...!"
Tapi Nabi Nuh tak putus asa. Ia memikul semua penderitaan itu dan kejahatan orang-orang yang merintanginya. Bertahun-tahun Nabi Nuh berdakwah, memang tidaklah lebih dari seratus orang yang mengikutinya. Meski demikian, Nabi Nuh tetap sabar dan selalu berdoa, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam maka seruanku itu hanya membuat mereka lari (dari kebenaran). " (QS. Nuh [71]: 5-6).
Allah lalu memerintahkan kepada Nabi Nuh untuk membuat bahtera.
***
Suatu hari, istri Nabi Nuh melihat suaminya mendatangkan kayu-kayu dan menyuruh kepada pengikutnya untuk meletakkan kayu-kayu itu di tengah kota. Padahal, kota itu jauh dari laut dan sungai. Tak ayal, istri Nabi Nuh bertanya heran, "Apa yang akan engkau perbuat dengan kayu-kayu itu, wahai Nuh?"
"Aku akan membuat sebuah bahtera," jawab Nabi Nuh
Mendengar jawaban Nabi Nuh, istrinya mencibir, "Mengapa engkau membuat bahtera sedang di sini tidak ada lautan atau sungai yang dapat melayarkannya?"
Nabi Nuh menjawab, "Bahtera ini akan berlayar ketika datang perintah dari Allah."
"Bagaimanakah orang-orang yang berakal akan menyanggahnya bahwa hal ini bisa terjadi?"
"Nanti kamu akan melihat bahwa hal itu akan terjadi."
Seraya melangkah, istri Nuh berucap sinis, "Akankah bahtera ini nanti berlayar di atas pasir?"
"Bukan," jawab Nuh, "Sebab air bah akan menenggelamkan bumi dan orang-orang yang menentang kami. Sedang orang-orang yang mengikutiku akan selamat di atas bahtera..."
***
Kabar akan pembuatan bahtera itu cepat tersiar. Segera kaumnya datang ke tengah kota, mengolok-oloknya. Seorang berkomentar, "Apa ini wahai Nuh, nyata sekali bahwa kamu akan datang dengan membawa bahtera kepada kami di sini, sehingga kami bisa naik bahtera yang kamu buat di atas padang pasir yang tandus."
Yang lain dengan sengit mengolok-olok, "Nuh, apakah kamu akan menyuruh pengikutmu untuk datang kepadamu dengan membawa timba-timba yang penuh dengan air untuk kemudian dituangkan ke bawah bahtera ini sehingga engkau dapat membuat kolam yang di atasnya bahteramu akan berlayar?"
Suara tawa mereka segera menggema, dan disusul yang lain, "Hal itu tentu saja akan memakan waktu bertahun-tahun, tahukah kamu akan semua itu Nuh?"
"Dan air itu tentu akan di serap pasir sebelum bahteramu bisa berlayar...." ledek yang lain lagi.
Tawa mereka kembali membuncah. Nabi Nuh tidak membalas olokan mereka, kecuali hanya berucap, "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) akan mengejek kamu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). Maka kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa oleh azab yang kelak (QS. Hud [11]: 38-39)
Bulan berganti, tahun pun berlalu. Nabi Nuh dan pengikutnya, akhirnya menyelesaikan pembuatan bahtera itu. Namun ejekan yang datang dari kaumnya tak henti-henti melayang kepadanya. Apalagi, istri Nuh selalu memberi tahu mereka akan penderitaan yang ditanggung Nabi Nuh. Akibatnya, mereka kian senang dan bertambah gembira.
***
Suatu hari, istri Nabi Nuh tiba-tiba terbangun oleh suatu yang menggelisahkan hati. Ia segera bangkit dan menjumpai Nabi Nuh yang sedang mengumpulkan setiap dari jenis hewan dan burung, masing-masing sepasang. "Apa yang kamu lakukan dan akan kamu bawa ke mana hewan-hewan dan burung-burung itu? Akankah pengikutmu akan memakan hewan dan burung-burung itu sementara kami tak akan memakan apa-apa?" tanya istrinya.
"Ini bukan untuk pengikutku. Tuhanku telah memerintahkan kepadaku untuk membawa hewan-hewan dan burung-burung itu di bahtera!" jawab Nabi Nuh.
Dengan panik, istri Nabi Nuh bertanya lagi, "Bagaimanakah Tuhanmu memerintahkan semua ini?"
"Kelak akan kubawa setiap pasang binatang dan semua pengikutku di dalam bahtera, tentunya dengan kebenaran yang diperintahkan oleh Allah kepadaku..."
Istri Nabi Nuh tidak juga diam, "Apakah yang akan kamu lakukan dengan bahtera itu? Apakah kalian akan meninggalkan rumah dan hidup bersama hewan-hewan dan burung-burung itu?"
"Kelak air bah akan datang, kemudian menenggelamkan segala sesuatu dan tidak akan ada yang selamat kecuali siapa yang naik dalam bahteraku untuk kemudian memulai kehidupan di dunia baru yang muncul dengan fajar keimanan."
Istri Nabi Nuh tiba-tiba merasa ketakutan. Ucapan Nabi Nuh bahkan membuatnya tak berkutik untuk membantah. Namun jiwanya telah tertutup, keras seperti batu. Dia tetap menekan perasaan takut itu, lalu pergi memberi tahu kepada kaumnya tentang rencana Nabi Nuh itu. Maka, bertambah keraslah ejekan mereka kepada Nabi Nuh.
***
Apa yang diperintahkan oleh Allah kepada nabinya adalah satu kebenaran yang harus dipercaya. Karena itu, janji Allah yang disampaikan kepada Nabi Nuh itu tidaklah bohong dan janji itu akhirnya benar terjadi. Air bah (banjir) datang. Maka terperanjatlah mereka. Pintu-pintu langit terbuka dan mencurahkan air hujan ke bumi sehingga membuat mereka semua pontang-panting. Kelabakan.
Sementara itu, bahtera Nabi Nuh berlayar di atas air, tanpa istri Nabi Nuh dan putranya, Kan`an. Sebab keduanya telah menolak ketika Nabi Nuh memerintahkan agar ikut bersama. Nabi Nuh memanggil anaknya, sedang dia berada di tempat terpencil, “Hai anakku, naiklah bersama kami dan janganlah bersama orang-orang yang kafir.”
Dengan sombong, dia malah berkata ketus, "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menyelamatkanku dari air bah.
“Tidak ada Pelindung hari ini dari ketetapan Allah selain siapa yang dirahmati.” (QS. Hud 43).
Firman Allah itu benar. Air bah itu ternyata terlalu besar, gunung pun tenggelam. Maka, tenggelamlah Kan`an dan istri Nuh digulung gelombang yang air bah dahsyat. Kisah tenggelamnya istri Nuh dan putranya, Kan`an itu dikisahkan Allah di dalam al-Qur`an. Ada pesan yang bisa dipetik dari kisah di atas itu, sekiranya sangat jelas; peringatan bagi seluruh kaum mukminin bahwa petunjuk Allah itu kadang-kadang terasa lebih jauh meskipun bagi orang yang paling dekat dengan pemberi petunjuk itu sendiri. Istri Nuh menjadi bukti nyata akan hal itu. Walau dia dekat dengan Nabi Nuh, bahkan termasuk istrinya, namun ternyata petunjuk Allah itu jauh darinya. Demikian juga dengan anak Nabi Nuh, Kan`an.
Dalam kaitan dengan istri Nabi Nuh itu, Allah berfirman dalam al-Qur`an, "Allah membuat perumpamaan bagi orang yang ingkar; istri Nuh dan istri Luth, mereka adalah istri dua orang hamba di antara hamba-hamba Kami yang saleh. Tetapi mereka berkhianat (kepada suami-suaminya). Maka mereka tiada berdaya suatu apapun terhadap Allah. Kepada mereka dikatakan, "Masuklah kamu ke dalam neraka jahanam bersama orang yang masuk (ke dalamnya)" (QS. At-Tahrim [66]: 10).
Semoga kita bisa memetik hikmah dari kisah di atas.
Sabtu, 27 Januari 2018
HAKIKAT MANUSIA
"TAMAASHAAA ALLAHU LAA QUWWATA ILLA BILLAH"..
.
Disebalik nafas itu DIA.
Disebalik Hati itu DIA.
Disebalik hijab itu DIA..
DIA lah Allah yg Maha Ghaib penghidup yg mati dan pemati sekelian yg hidup.
.
(Al-Kahf -38)
Tetapi aku (percaya bahwa): Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku.
.
Allah Maha Pencipta dan Ciptaan Allah yg terunggul adalah manusia.
.
Sebelum wujudnya langit dan bumi.. yg wujud hanyalah Allah dan Nama2NYA.
.
Tuhanku ialah Tuhanmu.. Rasulku ialah Rasulmu.. Kiblatku ialah kiblatmu..
Tetapi imanku adalah imanku dan imanmu adalah imanmu.
.
Yg berbilang itu makhluk.. yg Esa dan tunggal itu Allah.
Usah mengaku berTauhid jika tidak memisahkan mana makhluk dan mana Allah.
Masing2 bertanggung jawab atas amal masing2.. maka itu diwujudkan syurga dan neraka.. Sila rujuk Al-Qur'an..
.
Allah itu Maha Ghoib disebalik hijab..
Dan hijab itu adalah makhluk disegala isi langit dan bumi.
.
Manusia dan alam sentiasa berubah setiap saat.
Allah tidak pernah berubah sedikitpun sejak azali hingga tiada akhir.
.
Allah Meliputi tiap bunyi dan cahaya.. tiada bunyi dan cahaya yg terlepas dari diLiputi Allah kerana Allah Meliputi segala kejadian.
..dan tiada dekat atau jauhnya bunyi itu bagi Allah.
.
Manusia berada disatu tempat pada satu2 masa.. Malaikat dapat berada dibeberapa tempat pada satu2 masa.. Allah berada disemua tempat pada setiap masa.
.
Berhala keAkuan itu harus diruntuhkan sebelum dia menjadi seperti Fir'aun yg berasa yakin diri, tetapi tidak yakini Allah.
.
~~~~~~~
.
HAKIKAT MANUSIA
.
Sebelum manusia itu lahir kedunia, Rohnya sudah ada hidup tanpa jasad dan sukma(jiwa). Dia belum merasai mati lagi ketika itu.
.
Rasul itu benar..
Syaitan itu menunggu disebelah luar rahim saat manusia itu lahir kedunia. Maka bayi itu menangis diganggu syaitan
.
Bila janin itu didalam perut ibunya, malaikat memegang lilin(bukan lilin dunia) mengajarkan Rohani bayi itu akan Kitab Al-Qur'an, atau Taurat atau Injil..
Tetapi saat bayi itu lahir keluar kedunia, syaitan itu sudah siap menanti dan memukul bibirnya dan sumpah syaitan itu menyebabkan bayi itu terlupa segala yg di ajarkan malaikat kepada rohnya... kesan pukulan syaitan kelahiran itu ialah dua-alur di atas bibir hingga ke bawah hidung.
.
Diri sebenar manusia itu adalah makhluk yg ghaib.. Diri nyata itu hanyalah sarung sementara untuk hidup didunia ini.
.
Nama Musa AS itu bererti "AKU keluarkan dia dari air" jika didalam bahasa Yehuda.
.
Kelajuan cahaya mengatasi bunyi..
Kelajuan MataHati itu mengatasi "masa".
.
Cahaya lebih laju dari bunyi, tetapi MataHati lebih laju dari cahaya, MataHati juga lebih laju dari "masa" sehingga "masa" terasa terhenti oleh MataHati... sehingga semua yg bergerak tampak seperti gerak-perlahan..
.
Pencinta dunia gemarkan nikmat makan demi memuaskan nafsu perut.. pencinta akhirat gemarkan memberi makan diri bathin dan mengenyangkan dada..
.
Manusia adalah makhluk Ciptaan.
Mana Hak manusia..??
Roh manusia itu sendiri hak Allah.. tiada hak manusia.. manusia hanya punyai "Amanah Allah".. Amanah Allah ialah Roh yg menghidupkan segala yg bernyawa.. ia wajib dikembalikan kepada puncanya.. iaitu Rahmatullah di 'Arasy, langit tertinggi di antara sekelian langit.
.
Segala apa yg dilakukan didunia ini akan terlihat di alam Barzah.. amal baik dan amal jahat..
.
Di alam kematian, dimana hatinya berada, disitu dia berada.. jika Hatinya masih berada didunia, dia tidak dapat naik, tetapi masih berlegar-legar disekitar diantara dunia nyata dan alam Barzah hingga sesuatu tempoh.
.
Yg beriman harus tahu asal usul kejadian mereka.
Roh Manusia datang dari Allah dan harus pulang kepada Allah.
Punca segala dosa ialah syaitan pada pohon khuldi yg dimakan oleh Hawa dan kemudian, diberinya pada Adam.
.
Pada Nafsu itu terdapat nafsu2 kehaiwanan.. yg menggemari makan, tidur, bersetubuh, bergaduh serta lain2 sifat kehaiwanan itu datang dari nafsu terendah.
.
Seperti manusia dunia yg perlukan makanan untuk hidup,
Para Roh perlukan makanan Rohani iaitu ayat2 Al-Qur'an.
.
Keadaan setiap jiwa yg di Alam Barzah itu tergantung pada apa yg dilakukan nya didunia ini.
Ada yg tersesat, dan ada yg tahu jalan pulang.
.
Jiwa2 simati itu berkeadaan berbeda-beda diantara mereka tergantung amal baik mereka semasa didunia.
.
Daging, tulang dan kulit itu cumalah sarung.. inti kejadian itu didalam tubuh dan bukan diluar tubuh.
.
Malaikat Maut pasti mencabut nyawa dengan rasa sakit.
Terkecuali beberapa kerat jiwa yg tidak terasa sakit sebelum mati.
.
Seorang yg telah mati itu pasti terpisah dari tubuhnya dan akan melihat tubuhnya dari luar tubuh yg sudah menjadi mayat.
.
.~~~~~
.
Segolongan manusia itu dimuliakan oleh bangsa Jin. Segolongan dimuliakan oleh malaikat.
Dan sedikit oleh Allah.
.
7 hari pertama, Roh Nafas berada hampir pada kuburnya.
Dia masih rindui dunia ini.. rindui keluarganya.
Maka rumah yg ada kematian disaran menutup semua cermin agar Roh simati tidak terkejut melihat wajah barunya pada cermin itu.
.
Dilarang ziarahi kubur pada 7 hari pertama..
.
Pada tahun pertama, Roh telah dibawa naik kelangit, tetapi jiwa itu masih di kuburan.
.
Jiwa itu mengambil wujud rupa diri jasadnya dan berupa salinan ghaib dari tubuh jasadnya.
.
Diantara asap dan api itu terdapat rahsia2 Penciptaan Alam..
Dan ia tersembunyi disebalik hijab.
Dan hijab itu adalah makhluk.
.
Sebelum makhluk itu, Allah.. Selepas makhluk itu Allah.
.
Tiap zarah didalam tubuh seorang Rasul itu dilindungi Allah dari Iblis, syaitan, Jin dan manusia.
Mereka makhluk terpuji dan manusia suci.
.
Allah bukan seorang manusia yg dapat kamu bohongi.
Seorang Shidiqqin akan dilindungi Allah dari sebarang kebathilan.
.
Apa yg kamu makan dari bumi ini, hati2..
Bumi akan memakan semula isi perutmu berserta seluruh tubuhmu dikubur kelak.
.
Bumi adalah makhluk Allah yg isinya berakal dan bertindakbalas kepada perbuatan2 makhluk didalamnya.
Dia tidak berbentuk manusia tetapi ia punyai semua unsur pada tubuh manusia seperti air, tanah, angin dan api.
.
Rasul itu benar..
Teman ketawamu pasti ramai.
Namun teman menangismu cumalah satu dalam sejuta.
Allah Muliakan golongan yg sedikit.
.
(Al-Kahfi:65). ..فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا
Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.
.
(Al-Ahqaf :9)
قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلَا بِكُمْ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ وَمَا أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ
9. Katakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan".
.
Aamiin.. Sadoqallohul'adzhiim.
.
Salam Kitab Ghaib~TAUHID Al-Haq.
.
Disebalik nafas itu DIA.
Disebalik Hati itu DIA.
Disebalik hijab itu DIA..
DIA lah Allah yg Maha Ghaib penghidup yg mati dan pemati sekelian yg hidup.
.
(Al-Kahf -38)
Tetapi aku (percaya bahwa): Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku.
.
Allah Maha Pencipta dan Ciptaan Allah yg terunggul adalah manusia.
.
Sebelum wujudnya langit dan bumi.. yg wujud hanyalah Allah dan Nama2NYA.
.
Tuhanku ialah Tuhanmu.. Rasulku ialah Rasulmu.. Kiblatku ialah kiblatmu..
Tetapi imanku adalah imanku dan imanmu adalah imanmu.
.
Yg berbilang itu makhluk.. yg Esa dan tunggal itu Allah.
Usah mengaku berTauhid jika tidak memisahkan mana makhluk dan mana Allah.
Masing2 bertanggung jawab atas amal masing2.. maka itu diwujudkan syurga dan neraka.. Sila rujuk Al-Qur'an..
.
Allah itu Maha Ghoib disebalik hijab..
Dan hijab itu adalah makhluk disegala isi langit dan bumi.
.
Manusia dan alam sentiasa berubah setiap saat.
Allah tidak pernah berubah sedikitpun sejak azali hingga tiada akhir.
.
Allah Meliputi tiap bunyi dan cahaya.. tiada bunyi dan cahaya yg terlepas dari diLiputi Allah kerana Allah Meliputi segala kejadian.
..dan tiada dekat atau jauhnya bunyi itu bagi Allah.
.
Manusia berada disatu tempat pada satu2 masa.. Malaikat dapat berada dibeberapa tempat pada satu2 masa.. Allah berada disemua tempat pada setiap masa.
.
Berhala keAkuan itu harus diruntuhkan sebelum dia menjadi seperti Fir'aun yg berasa yakin diri, tetapi tidak yakini Allah.
.
~~~~~~~
.
HAKIKAT MANUSIA
.
Sebelum manusia itu lahir kedunia, Rohnya sudah ada hidup tanpa jasad dan sukma(jiwa). Dia belum merasai mati lagi ketika itu.
.
Rasul itu benar..
Syaitan itu menunggu disebelah luar rahim saat manusia itu lahir kedunia. Maka bayi itu menangis diganggu syaitan
.
Bila janin itu didalam perut ibunya, malaikat memegang lilin(bukan lilin dunia) mengajarkan Rohani bayi itu akan Kitab Al-Qur'an, atau Taurat atau Injil..
Tetapi saat bayi itu lahir keluar kedunia, syaitan itu sudah siap menanti dan memukul bibirnya dan sumpah syaitan itu menyebabkan bayi itu terlupa segala yg di ajarkan malaikat kepada rohnya... kesan pukulan syaitan kelahiran itu ialah dua-alur di atas bibir hingga ke bawah hidung.
.
Diri sebenar manusia itu adalah makhluk yg ghaib.. Diri nyata itu hanyalah sarung sementara untuk hidup didunia ini.
.
Nama Musa AS itu bererti "AKU keluarkan dia dari air" jika didalam bahasa Yehuda.
.
Kelajuan cahaya mengatasi bunyi..
Kelajuan MataHati itu mengatasi "masa".
.
Cahaya lebih laju dari bunyi, tetapi MataHati lebih laju dari cahaya, MataHati juga lebih laju dari "masa" sehingga "masa" terasa terhenti oleh MataHati... sehingga semua yg bergerak tampak seperti gerak-perlahan..
.
Pencinta dunia gemarkan nikmat makan demi memuaskan nafsu perut.. pencinta akhirat gemarkan memberi makan diri bathin dan mengenyangkan dada..
.
Manusia adalah makhluk Ciptaan.
Mana Hak manusia..??
Roh manusia itu sendiri hak Allah.. tiada hak manusia.. manusia hanya punyai "Amanah Allah".. Amanah Allah ialah Roh yg menghidupkan segala yg bernyawa.. ia wajib dikembalikan kepada puncanya.. iaitu Rahmatullah di 'Arasy, langit tertinggi di antara sekelian langit.
.
Segala apa yg dilakukan didunia ini akan terlihat di alam Barzah.. amal baik dan amal jahat..
.
Di alam kematian, dimana hatinya berada, disitu dia berada.. jika Hatinya masih berada didunia, dia tidak dapat naik, tetapi masih berlegar-legar disekitar diantara dunia nyata dan alam Barzah hingga sesuatu tempoh.
.
Yg beriman harus tahu asal usul kejadian mereka.
Roh Manusia datang dari Allah dan harus pulang kepada Allah.
Punca segala dosa ialah syaitan pada pohon khuldi yg dimakan oleh Hawa dan kemudian, diberinya pada Adam.
.
Pada Nafsu itu terdapat nafsu2 kehaiwanan.. yg menggemari makan, tidur, bersetubuh, bergaduh serta lain2 sifat kehaiwanan itu datang dari nafsu terendah.
.
Seperti manusia dunia yg perlukan makanan untuk hidup,
Para Roh perlukan makanan Rohani iaitu ayat2 Al-Qur'an.
.
Keadaan setiap jiwa yg di Alam Barzah itu tergantung pada apa yg dilakukan nya didunia ini.
Ada yg tersesat, dan ada yg tahu jalan pulang.
.
Jiwa2 simati itu berkeadaan berbeda-beda diantara mereka tergantung amal baik mereka semasa didunia.
.
Daging, tulang dan kulit itu cumalah sarung.. inti kejadian itu didalam tubuh dan bukan diluar tubuh.
.
Malaikat Maut pasti mencabut nyawa dengan rasa sakit.
Terkecuali beberapa kerat jiwa yg tidak terasa sakit sebelum mati.
.
Seorang yg telah mati itu pasti terpisah dari tubuhnya dan akan melihat tubuhnya dari luar tubuh yg sudah menjadi mayat.
.
.~~~~~
.
Segolongan manusia itu dimuliakan oleh bangsa Jin. Segolongan dimuliakan oleh malaikat.
Dan sedikit oleh Allah.
.
7 hari pertama, Roh Nafas berada hampir pada kuburnya.
Dia masih rindui dunia ini.. rindui keluarganya.
Maka rumah yg ada kematian disaran menutup semua cermin agar Roh simati tidak terkejut melihat wajah barunya pada cermin itu.
.
Dilarang ziarahi kubur pada 7 hari pertama..
.
Pada tahun pertama, Roh telah dibawa naik kelangit, tetapi jiwa itu masih di kuburan.
.
Jiwa itu mengambil wujud rupa diri jasadnya dan berupa salinan ghaib dari tubuh jasadnya.
.
Diantara asap dan api itu terdapat rahsia2 Penciptaan Alam..
Dan ia tersembunyi disebalik hijab.
Dan hijab itu adalah makhluk.
.
Sebelum makhluk itu, Allah.. Selepas makhluk itu Allah.
.
Tiap zarah didalam tubuh seorang Rasul itu dilindungi Allah dari Iblis, syaitan, Jin dan manusia.
Mereka makhluk terpuji dan manusia suci.
.
Allah bukan seorang manusia yg dapat kamu bohongi.
Seorang Shidiqqin akan dilindungi Allah dari sebarang kebathilan.
.
Apa yg kamu makan dari bumi ini, hati2..
Bumi akan memakan semula isi perutmu berserta seluruh tubuhmu dikubur kelak.
.
Bumi adalah makhluk Allah yg isinya berakal dan bertindakbalas kepada perbuatan2 makhluk didalamnya.
Dia tidak berbentuk manusia tetapi ia punyai semua unsur pada tubuh manusia seperti air, tanah, angin dan api.
.
Rasul itu benar..
Teman ketawamu pasti ramai.
Namun teman menangismu cumalah satu dalam sejuta.
Allah Muliakan golongan yg sedikit.
.
(Al-Kahfi:65). ..فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا
Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.
.
(Al-Ahqaf :9)
قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلَا بِكُمْ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ وَمَا أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ
9. Katakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan".
.
Aamiin.. Sadoqallohul'adzhiim.
.
Salam Kitab Ghaib~TAUHID Al-Haq.
Selasa, 23 Januari 2018
Kehidupan di Alam Barzakh Selepas Kematian Manusia. Semua Orang Islam WAJIB Baca
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat
junjungan mulia Nabi Muhammad S.A.W. keluarga serta para sahabat dan
pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.
Sahabat yang dirahmati Allah,
Sesiapa pun tidak dapat menduga bilakah saat kematian mereka akan tiba. Sebab itu ramai yang masih leka dan tiada persediaan ‘menanti’ saat kematian mereka.
Allah berfirman yang bermaksud: “Setiap yang hidup akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cubaan; dan kepada Kamilah kamu akan kembali.” (Surah al-Anbiya’ ayat 35)
Apabila mayat dikebumikan dikubur, maka dia akan tinggal keseorangan melainkan yang akan menemaninya adalah amalannya ketika di dunia. Jika banyak amal solehnya maka dia akan merasa gembira dan berbahagia, tetapi jika dia membawa amalan dosa dan maksiat dan tidak sempat bertaubat kepada Allah SWT maka dia akan berdukacita , sedih dan merasai amat takut untuk berhadapan dengan malaikat Munkar dan Nakir.
Malaikat yang menanyakan persoalan di amal barzakh adalah Malaikat Munkar Dan Nakir. Malaikat Munkar dan Nakir bertugas menanyai mayat dalam alam kubur tentang siapa Tuhannya, apa agamanya dan siapa nabinya. Sedangkan dalam suatu hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah menjelaskan bahwa al-Qaulu as-Tsabit dalam QS Ibrahim: 27 adalah jawaban orang Islam terhadap pertanyaan Malaikat di dalam alam kubur.
Firman Allah SWT maksudnya : “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (al-Qaulu as-Tsabit) (dalam kehidupan ) di dunia dan akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim, dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki” (Surah Ibrahim ayat 27)
Asbabun Nuzaul ayat 27 :
Al-Barra’ r.a menyatakan bahawa ayat ini diturunkan berkenaan tentang azab kubur dan keadaan yang terjadi di alam kubur. (Hadis sahih riwayat Nasai)
Firman Allah dalam Surah al-Mukminun 23 ayat 99-100 maksudnya : “Sehingga apabila tiba maut kepada salah seorang di kalangan mereka, berkatalah ia: Wahai Tuhanku, kembalikanlah daku (hidup semula di dunia). Supaya aku dapat mengerjakan amal-amal yang soleh dalam perkara-perkara yang telah aku tinggalkan. Tidak! Bahkan sesungguhnya ia hanya perkataan yang dia ucapkan, sedang di hadapan mereka ada barzakh hingga hari mereka dibangkitkan semula.”
Firman Allah dalam Surah al-Ghafir 40 ayat 46 maksudnya : “Mereka didedahkan kepada api neraka pada waktu pagi dan petang, dan pada hari berlakunya kiamat (diperintahkan kepada malaikat): “Masukkanlah Firaun dan pengikut-pengikutnya ke dalam azab seksa api neraka yang sedahsyat-dahsyatnya!”
Apakah yang dimaksudkan dengan “Mereka didedahkan kepada api neraka pada waktu pagi dan petang”? Ia bermaksud azab sebelum hari kiamat. Ini kerana ayat selepas itu menyebut, yang maksudnya: “dan pada hari berlakunya kiamat (diperintahkan kepada malaikat):
Masukkanlah Firaun dan pengikut-pengikutnya ke dalam azab seksa api neraka yang sedahsyat-dahsyatnya!”. Jelas sekali azab yang pertama ialah azab sebelum kiamat yang dibentangkan kepada mereka pada waktu pagi dan petang.
Sahabat yang dimuliakan,
Berbagai keadaan mayat apabila dikebumikan dan mereka memasuki alam barzakh.
1. Mayat yang mukanya berpaling dari arah kiblat.
Itulah petanda bahawa semasa hidupnya telah melakukan perkara syirik kepada Allah. Kawan-kawan syirik ini jangan buat main-main, dosa yang paling besar dalam Islam. Kekal dalam neraka selama-lamanya.
2. Mayat yang mukanya berbentuk babi.
Itulah petanda semasa hidupnya tidak melakukan solat lima waktu, tidak menjaga solat lima waktu. Lalai dalam solatnya. Sesungguhnya solat dapat mencegah diri dari melakukan perbuatan keji dan mungkar. Perbuatan keji dan mungkar ini banyak, bukan hanya berduaan ditempat gelap, minum arak, berjudi sahaja. Tak tutup aurat juga perbuatan keji. Bayangkanlah sejak dari baligh lagi kawan-kawan tak pernah tutup aurat, berapa banyak dosa yang telah dikumpulkan. Siksa api neraka amat pedih.
3. Mayat yang kepala menjadi batu yang hitam legam.
Itulah mayat yang semasa hidupnya derhaka kepada kedua ibu-bapa.
4. Mayat yang perutnya buncit dan meletup.
Itulah mayat yang semasa hidupnya suka makan harta yang haram. Harta yang haram banyak contohnya. Antaranya mencuri… harta yang haram. Merompak… harta haram. Melesapkan duit kawan… harta yang haram.
5. Mayat yang kukunya mengcengkam dan meliliti seluruh tubuhnya.
Itulah mayat yang semasa hidupnya suka berkelahi, mengata orang dan mengumpat orang.
6. Mayat yang keluar mata air dari kuburnya dan air itu baunya lebih busuk dari bangkai.
Itulah mayat orang yang suka makan riba’.
7. Mayat yang wajahnya tersenyum
Itulah mayat yang semasa hidupnya berilmu dan beramal soleh.
Peristiwa di alam kubur atau di alam barzakh bermula apabila seseorang itu telah mati dan kemudiannya dimasukkan ke dalam kubur. Di alam kubur itulah seseorang itu dikatakan berada di alam barzakh. Barzakh ialah dinding pemisah di antara dua alam yang akan dialami oleh setiap manusia iaitu di antara alam dunia dengan alam akhirat. Setelah seseorang itu mati, dia akan kembali ke alam akhirat tetapi sebelum menempuh alam akhirat, dia akan berada di alam barzakh terlebih dahulu. Alam akhirat yang sebenarnya ialah alam Mahsyar iaitu setelah berlaku kiamat yang seterusnya manusia akan menuju ke syurga atau ke neraka. Jadi, alam barzakh ialah tempat seseorang itu akan menunggu setelah dia mati sebelum dia dibangkitkan semula oleh Allah SWT di hari kiamat nanti.
Apabila seseorang itu mati, dia akan ditanamkan. Ada setengah-setengahnya dibakar, namun hakikamya adalah ditanam juga dan tetap menuju ke alam barzakh juga. Bagi umat Islam, setiap yang telah mati adalah ditanam. Begitu juga sebahagian dari orang-orang kafir.
Mereka yang menghantarkan seseorang yang telah mati itu ke kubur akan pulang, tidak kira sama ada dia suaminya atau anaknya atau isterinya atau siapa saja. Tidak ada siapa yang mahu menunggu lama-lama di atas kubur tadi. Maka akan tinggallah seseorang yang telah mati itu tadi berseorang diri di dalam kubur yang sempit lagi gelap gulita itu.
Menurut satu riwayat hadis Rasulullah SAW, kibaran pakaian orang-orang yang hidup di atas kubur ketika meninggalkan kubur si mati setelah upacara pengkebumian selesai, dapat didengar oleh mayat yang terkujur di dalam tanah itu. Dan setelah beberapa langkah mereka meninggalkan mayat orang yang telah dikebumikan tadi, Allah SWT meniupkan semula roh si mati tadi ke dalam jasadnya. Ketika itu, mayat tadi pun terkejut dan bingkas bangun. Ada satu riwayat dari Syeikh Ibnu Hajar Haitami, roh yang dikembalikan oleh Allah SWT kepada mayat itu hanya kepada sebahagian badannya saja iaitu dari punggung ke atas.
Kemudian, setelah roh ditiupkan semula oleh Allah SWT kepada si mayat, dia pun hidup semula. Ketika itu datanglah dua orang malaikat yang bernama Mungkar dan Nakir untuk menyoal si mayat tadi. Adapun Mungkar dan Nakir ini akan hadir kepada setiap yang mati sama ada dia mukmin atau kafir, sama ada mukmin yang ahli syurga atau pun muslim yang derhaka, yang munafik, yang musyrik dan sebagainya.
Dan Mungkar dan Nakir ini ialah dua orang malaikat yang tidak siapa pun pernah melihat rupanya. Dengan sebab itu, tidak siapa pun kenal dan tahu akan kedua malaikat ini. Sebab itulah mereka berdua dinamakan Mungkar dan Nakir. Walau bagaimana pun keadaan kedua orang malaikat ini dapat digambarkan juga oleh ulama-ulama yang jiwa mereka suci dan bersih yang mana mereka itu sentiasa dalam pimpinan Allah SWT. Walau pun kedua malaikat malaikat Mungkar dan Nakir tidak pernah dilihat oleh sesiapa pun, tidak seperti malaikat- malaikat lain umpamanya Jibril dan Mikail yang mana kedua mereka itu pernah dilihat oleh Rasulullah malah Jibril adalah yang selalu bertemu dengan Rasulullah sama ada dalam rupanya yang asal mahupun dalam rupa menyamar, namun ada riwayat-riwayat hadis yang menggambarkan keadaan Mungkar dan Nakir itu.
Di dalam satu riwayat hadis menceritakan bahawa muka Mungkar dan Nakir ini adalah amat hitam dan legam lagi kebiru-biruan. Mukanya itu adalah terlalu besar dan lebar. Selain dari itu, jasadnya juga adalah hitam legam serta kebiru-biruan. Mata Mungkar dan Nangkir ini adalah merah menyala seperti sebiji periuk tembaga. Di dalam satu riwayat lain, mata Mungkar dan Nakir itu dikatakan seperti kilat yang menyambar, bersinar-sinar lagi tajam. Begitu juga keadaan matanya hinggakan tidak ada siapa pun yang boleh menatap matanya itu.
Suara kedua malaikat itu adalah seperti guruh halilintar yang membelah langit malah lebih dahsyat dari itu lagi. Kemudian, apabila malaikat ini bersuara ketika menyoal si mati dari golongan orang-orang yang muslim tetapi derhaka kepada Allah seperti orang yang mengaku muslim tetapi tidak sembahyang, tidak puasa, tidak bersedekah, tidak naik haji bila cukup syarat, tidak mahu menunaikan perintah-perintah Tuhan malah melakukan larangan-larangan Tuhan seperti minum arak, main judi, bergaul bebas, berzina, mendedah aurat dan lain-lainnya dan juga bersuara kepada orang-orang munafik, orang kafir serta orang-orang musyrik, keluar dari mulut kedua malaikat itu suatu api yang menyambar dan membakar mayat-mayat tadi.
Cuba kita bayangkan keadaan mayat yang keseorangan diri di dalam alam kubur atau alam barzakh tadi, tiada teman dan taulan, tiada sanak saudara, tiada pangkat dan darjat dan sebagainya. Semua itu sudah tinggal di dunia dan yang akan mengiring mayat ke dalam kubur hanyalah amal soleh . amal ibadah dan bacaan al-Quran yang akan menjadi pembela di dalam segala perbicaraan. Kalau ada amal soleh, maka akan terselamatlah kita di dalam persoalan-persoalan kedua malaikat tadi tetapi kalaulah amal tholeh saja yang mengiring atau amal jahat, maka akan musnahlah si mayat. Dalam keadaan demikian terpekik terlolonglah si mayat seorang diri, tidak ada siapa yang tahu dan tidak ada siapa yang mendengarnya.
Dalam kita membayangkan keadaan mayat di dalam kubur tadi, janganlah kita bayangkan keadaan seperti lubang kubur yang kita korek pada ketika hendak menanamkan mayat. Alam barzakh atau alam kubur, bukanlah seperti liang lahad yang kita korek untuk kita tanamkan si mayat. Ia adalah satu alam yang lain, yang terpisah dari alam nyata ini. Lubang kubur yang kita korek tadi hanya tempat kita hendak menyimpan mayat. Ia masih di alam nyata iaitu di muka bumi.
Pendek kata, kalau kita korek semula lubang kubur tadi, kita tetap dapat melihat mayat yang kita tanamkan, terbujur baring dengan dibaham oleh ulat-ulat dan cacing hingga seluruh tulang dan daging reput menjadi tanah. Oleh yang demikian, bukan itu yang sebenarnya berlaku kepada si mayat di alam kubur. Yang sebenarnya berlaku ialah, mereka sudah berpindah ke alam barzakh sambil menunggu hari Pembicaraan di padang Yaumal Mahsyar nanti. Jadi, di alam barzakh tempat setiap orang yang sudah mati itu menunggu itulah, mereka masing-masing akan bertemu dengan malaikat Mungkar dan Nakir yang keadaan mereka berdua itu seperti yang digambarkan di atas tadi. Seterusnya, di tangan mereka terdapat pemukul daripada besi atau cemeti besi yang mana pemukul mereka itu kalau digunakan untuk memukul bukit-bukit dan gunung di dunia ini, akan hancur luluh semuanya. Kalaulah gunung-ganang dan bukit bukau yang begitu kuat boleh hancur berderai, bayangkanlah pemukul yang sama itu digunakan kepada jasad si mati yang lemah longlai itu. Apakah daya upaya si mayat tadi untuk mempertahankan dirinya. Tidak ada daya upaya. Cemeti besi yang begitu dahsyat yang menurut satu riwayat lain, kalau berhimpun seluruh umat yang melontar Jumrah di Mina sekali pun cemeti itu tidak terdaya untuk dipikul, tetap akan menghempap ke jasad si mayat yang lemah dan kerdil tadi.
Sahabat yang dihormati,
Pada satu hari, Rasulullah SAW masuk ke tempat sembahyang (musolla) dan baginda melihat beberapa orang sedang bergelak ketawa atau berbual kosong. Lalu baginda bersabda yang bermaksud :
“Kalau kamu semua memperbanyakkan mengingati perkara yang melenyapkan segala kelazatan hidup, nescaya kamu akan menjadi sibuk (tekun beribadat) sepertimana aku melihat kematian.”
“Oleh itu perbanyakkanlah mengingati mati kerana tidak berlalu satu hari melainkan kubur akan berkata, ‘aku rumah kesepian, aku rumah keseorangan, aku rumah tanah dan aku rumah ulat dan cacing.”
“Apabila dikebumikan hamba yang beriman, maka kubur berkata kepadanya, ‘marhaban wa ahlan’ (ucapan selamat datang), kamu adalah orang yang aku kasihi di kalangan mereka yang berjalan di atas belakangku, dan apabila aku menerimamu hari ini, lihatlah apa aku akan lakukan kepada kamu.”
Sambung Nabi saw lagi ;
“Maka kubur pun menjadi luas sejauh pandangan matanya dan dibukakan juga kepadanya pintu yang menghadap ke syurga..”
“Dan apabila dikebumikan hamba yang berdosa dan kafir, maka kubur berkata kepadanya, ‘la marhaban wa la ahlan’ (yakni tidak diundang dan tidak diterima kehadirannya).’
Engkaulah antara mereka yang paling aku benci yang berjalan di atas belakangku selama ini. Dan apabila aku menerima kamu hari ini, kamu akan saksikan apa yang bakal aku lakukan terhadapmu.”
Sabda Nabi SAW yang maksudnya, “Maka kubur pun sedikit demi sedikit mula menghimpit tubuhnya hingga bertemu rapatlah segala tulang belulangnya.”
Rasulullah SAW mengepal jari-jarinya lalu menyambung, ” Dihantarkan kepadanya tujuh puluh ular besar lagi berbisa, jika seekor daripadanya menyemburkan bisanya ke atas muka bumi ini, nescaya tidak akan tumbuh sesuatu apa pun. Selama mana baki dunia ini, maka selama itulah dia akan dibelit dan dipagut ular-ular itu hinggalah tiba hari perhitungan (Yaumul Hisab).”
Nabi SAW bersabda lagi maksudnya : “Kubur itu samaada sebuah taman syurga ataupun sebuah lubuk api neraka.”
Sahabat yang dikasihi,
Orang mukmin yang soleh, yang taat kepada perintah Allah dan Rasul yang mengatur setiap aspek kehidupannya mengikut Al-Quran dan Sunnah dari aspek yang sekecil-kecilnya hinggalah ke aspek yang sebesar-besamya, mereka-mereka ini dapat menjawab dengan mudah setiap soalan yang ditanya oleh Mungkar dan Nakir.
Apabila semua soalan itu telah dijawab, maka malaikat Mungkar dan Nakir pun mempersilakan mayat tadi berehat di satu kawasan yang sangat luas. Kemudian malaikat pun berkata, “Tidurlah kamu di sini sebagai tidur pengantin”. Yang dimaksudkan ialah tidur yang penuh dengan keindahan dan keseronokan yang dinikmati di alam barzakh bagi orang mukmin soleh adalah lebih dari keindahan malam pengantin. Nikmat-nikmat kehidupan di dalam syurga Allah hantarkan melalui malaikat-malaikat untuk mereka.
Sahabat yang dirahmati Allah,
Sesiapa pun tidak dapat menduga bilakah saat kematian mereka akan tiba. Sebab itu ramai yang masih leka dan tiada persediaan ‘menanti’ saat kematian mereka.
Allah berfirman yang bermaksud: “Setiap yang hidup akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cubaan; dan kepada Kamilah kamu akan kembali.” (Surah al-Anbiya’ ayat 35)
Apabila mayat dikebumikan dikubur, maka dia akan tinggal keseorangan melainkan yang akan menemaninya adalah amalannya ketika di dunia. Jika banyak amal solehnya maka dia akan merasa gembira dan berbahagia, tetapi jika dia membawa amalan dosa dan maksiat dan tidak sempat bertaubat kepada Allah SWT maka dia akan berdukacita , sedih dan merasai amat takut untuk berhadapan dengan malaikat Munkar dan Nakir.
Malaikat yang menanyakan persoalan di amal barzakh adalah Malaikat Munkar Dan Nakir. Malaikat Munkar dan Nakir bertugas menanyai mayat dalam alam kubur tentang siapa Tuhannya, apa agamanya dan siapa nabinya. Sedangkan dalam suatu hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah menjelaskan bahwa al-Qaulu as-Tsabit dalam QS Ibrahim: 27 adalah jawaban orang Islam terhadap pertanyaan Malaikat di dalam alam kubur.
Firman Allah SWT maksudnya : “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (al-Qaulu as-Tsabit) (dalam kehidupan ) di dunia dan akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim, dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki” (Surah Ibrahim ayat 27)
Asbabun Nuzaul ayat 27 :
Al-Barra’ r.a menyatakan bahawa ayat ini diturunkan berkenaan tentang azab kubur dan keadaan yang terjadi di alam kubur. (Hadis sahih riwayat Nasai)
Firman Allah dalam Surah al-Mukminun 23 ayat 99-100 maksudnya : “Sehingga apabila tiba maut kepada salah seorang di kalangan mereka, berkatalah ia: Wahai Tuhanku, kembalikanlah daku (hidup semula di dunia). Supaya aku dapat mengerjakan amal-amal yang soleh dalam perkara-perkara yang telah aku tinggalkan. Tidak! Bahkan sesungguhnya ia hanya perkataan yang dia ucapkan, sedang di hadapan mereka ada barzakh hingga hari mereka dibangkitkan semula.”
Firman Allah dalam Surah al-Ghafir 40 ayat 46 maksudnya : “Mereka didedahkan kepada api neraka pada waktu pagi dan petang, dan pada hari berlakunya kiamat (diperintahkan kepada malaikat): “Masukkanlah Firaun dan pengikut-pengikutnya ke dalam azab seksa api neraka yang sedahsyat-dahsyatnya!”
Apakah yang dimaksudkan dengan “Mereka didedahkan kepada api neraka pada waktu pagi dan petang”? Ia bermaksud azab sebelum hari kiamat. Ini kerana ayat selepas itu menyebut, yang maksudnya: “dan pada hari berlakunya kiamat (diperintahkan kepada malaikat):
Masukkanlah Firaun dan pengikut-pengikutnya ke dalam azab seksa api neraka yang sedahsyat-dahsyatnya!”. Jelas sekali azab yang pertama ialah azab sebelum kiamat yang dibentangkan kepada mereka pada waktu pagi dan petang.
Sahabat yang dimuliakan,
Berbagai keadaan mayat apabila dikebumikan dan mereka memasuki alam barzakh.
1. Mayat yang mukanya berpaling dari arah kiblat.
Itulah petanda bahawa semasa hidupnya telah melakukan perkara syirik kepada Allah. Kawan-kawan syirik ini jangan buat main-main, dosa yang paling besar dalam Islam. Kekal dalam neraka selama-lamanya.
2. Mayat yang mukanya berbentuk babi.
Itulah petanda semasa hidupnya tidak melakukan solat lima waktu, tidak menjaga solat lima waktu. Lalai dalam solatnya. Sesungguhnya solat dapat mencegah diri dari melakukan perbuatan keji dan mungkar. Perbuatan keji dan mungkar ini banyak, bukan hanya berduaan ditempat gelap, minum arak, berjudi sahaja. Tak tutup aurat juga perbuatan keji. Bayangkanlah sejak dari baligh lagi kawan-kawan tak pernah tutup aurat, berapa banyak dosa yang telah dikumpulkan. Siksa api neraka amat pedih.
3. Mayat yang kepala menjadi batu yang hitam legam.
Itulah mayat yang semasa hidupnya derhaka kepada kedua ibu-bapa.
4. Mayat yang perutnya buncit dan meletup.
Itulah mayat yang semasa hidupnya suka makan harta yang haram. Harta yang haram banyak contohnya. Antaranya mencuri… harta yang haram. Merompak… harta haram. Melesapkan duit kawan… harta yang haram.
5. Mayat yang kukunya mengcengkam dan meliliti seluruh tubuhnya.
Itulah mayat yang semasa hidupnya suka berkelahi, mengata orang dan mengumpat orang.
6. Mayat yang keluar mata air dari kuburnya dan air itu baunya lebih busuk dari bangkai.
Itulah mayat orang yang suka makan riba’.
7. Mayat yang wajahnya tersenyum
Itulah mayat yang semasa hidupnya berilmu dan beramal soleh.
Peristiwa di alam kubur atau di alam barzakh bermula apabila seseorang itu telah mati dan kemudiannya dimasukkan ke dalam kubur. Di alam kubur itulah seseorang itu dikatakan berada di alam barzakh. Barzakh ialah dinding pemisah di antara dua alam yang akan dialami oleh setiap manusia iaitu di antara alam dunia dengan alam akhirat. Setelah seseorang itu mati, dia akan kembali ke alam akhirat tetapi sebelum menempuh alam akhirat, dia akan berada di alam barzakh terlebih dahulu. Alam akhirat yang sebenarnya ialah alam Mahsyar iaitu setelah berlaku kiamat yang seterusnya manusia akan menuju ke syurga atau ke neraka. Jadi, alam barzakh ialah tempat seseorang itu akan menunggu setelah dia mati sebelum dia dibangkitkan semula oleh Allah SWT di hari kiamat nanti.
Apabila seseorang itu mati, dia akan ditanamkan. Ada setengah-setengahnya dibakar, namun hakikamya adalah ditanam juga dan tetap menuju ke alam barzakh juga. Bagi umat Islam, setiap yang telah mati adalah ditanam. Begitu juga sebahagian dari orang-orang kafir.
Mereka yang menghantarkan seseorang yang telah mati itu ke kubur akan pulang, tidak kira sama ada dia suaminya atau anaknya atau isterinya atau siapa saja. Tidak ada siapa yang mahu menunggu lama-lama di atas kubur tadi. Maka akan tinggallah seseorang yang telah mati itu tadi berseorang diri di dalam kubur yang sempit lagi gelap gulita itu.
Menurut satu riwayat hadis Rasulullah SAW, kibaran pakaian orang-orang yang hidup di atas kubur ketika meninggalkan kubur si mati setelah upacara pengkebumian selesai, dapat didengar oleh mayat yang terkujur di dalam tanah itu. Dan setelah beberapa langkah mereka meninggalkan mayat orang yang telah dikebumikan tadi, Allah SWT meniupkan semula roh si mati tadi ke dalam jasadnya. Ketika itu, mayat tadi pun terkejut dan bingkas bangun. Ada satu riwayat dari Syeikh Ibnu Hajar Haitami, roh yang dikembalikan oleh Allah SWT kepada mayat itu hanya kepada sebahagian badannya saja iaitu dari punggung ke atas.
Kemudian, setelah roh ditiupkan semula oleh Allah SWT kepada si mayat, dia pun hidup semula. Ketika itu datanglah dua orang malaikat yang bernama Mungkar dan Nakir untuk menyoal si mayat tadi. Adapun Mungkar dan Nakir ini akan hadir kepada setiap yang mati sama ada dia mukmin atau kafir, sama ada mukmin yang ahli syurga atau pun muslim yang derhaka, yang munafik, yang musyrik dan sebagainya.
Dan Mungkar dan Nakir ini ialah dua orang malaikat yang tidak siapa pun pernah melihat rupanya. Dengan sebab itu, tidak siapa pun kenal dan tahu akan kedua malaikat ini. Sebab itulah mereka berdua dinamakan Mungkar dan Nakir. Walau bagaimana pun keadaan kedua orang malaikat ini dapat digambarkan juga oleh ulama-ulama yang jiwa mereka suci dan bersih yang mana mereka itu sentiasa dalam pimpinan Allah SWT. Walau pun kedua malaikat malaikat Mungkar dan Nakir tidak pernah dilihat oleh sesiapa pun, tidak seperti malaikat- malaikat lain umpamanya Jibril dan Mikail yang mana kedua mereka itu pernah dilihat oleh Rasulullah malah Jibril adalah yang selalu bertemu dengan Rasulullah sama ada dalam rupanya yang asal mahupun dalam rupa menyamar, namun ada riwayat-riwayat hadis yang menggambarkan keadaan Mungkar dan Nakir itu.
Di dalam satu riwayat hadis menceritakan bahawa muka Mungkar dan Nakir ini adalah amat hitam dan legam lagi kebiru-biruan. Mukanya itu adalah terlalu besar dan lebar. Selain dari itu, jasadnya juga adalah hitam legam serta kebiru-biruan. Mata Mungkar dan Nangkir ini adalah merah menyala seperti sebiji periuk tembaga. Di dalam satu riwayat lain, mata Mungkar dan Nakir itu dikatakan seperti kilat yang menyambar, bersinar-sinar lagi tajam. Begitu juga keadaan matanya hinggakan tidak ada siapa pun yang boleh menatap matanya itu.
Suara kedua malaikat itu adalah seperti guruh halilintar yang membelah langit malah lebih dahsyat dari itu lagi. Kemudian, apabila malaikat ini bersuara ketika menyoal si mati dari golongan orang-orang yang muslim tetapi derhaka kepada Allah seperti orang yang mengaku muslim tetapi tidak sembahyang, tidak puasa, tidak bersedekah, tidak naik haji bila cukup syarat, tidak mahu menunaikan perintah-perintah Tuhan malah melakukan larangan-larangan Tuhan seperti minum arak, main judi, bergaul bebas, berzina, mendedah aurat dan lain-lainnya dan juga bersuara kepada orang-orang munafik, orang kafir serta orang-orang musyrik, keluar dari mulut kedua malaikat itu suatu api yang menyambar dan membakar mayat-mayat tadi.
Cuba kita bayangkan keadaan mayat yang keseorangan diri di dalam alam kubur atau alam barzakh tadi, tiada teman dan taulan, tiada sanak saudara, tiada pangkat dan darjat dan sebagainya. Semua itu sudah tinggal di dunia dan yang akan mengiring mayat ke dalam kubur hanyalah amal soleh . amal ibadah dan bacaan al-Quran yang akan menjadi pembela di dalam segala perbicaraan. Kalau ada amal soleh, maka akan terselamatlah kita di dalam persoalan-persoalan kedua malaikat tadi tetapi kalaulah amal tholeh saja yang mengiring atau amal jahat, maka akan musnahlah si mayat. Dalam keadaan demikian terpekik terlolonglah si mayat seorang diri, tidak ada siapa yang tahu dan tidak ada siapa yang mendengarnya.
Dalam kita membayangkan keadaan mayat di dalam kubur tadi, janganlah kita bayangkan keadaan seperti lubang kubur yang kita korek pada ketika hendak menanamkan mayat. Alam barzakh atau alam kubur, bukanlah seperti liang lahad yang kita korek untuk kita tanamkan si mayat. Ia adalah satu alam yang lain, yang terpisah dari alam nyata ini. Lubang kubur yang kita korek tadi hanya tempat kita hendak menyimpan mayat. Ia masih di alam nyata iaitu di muka bumi.
Pendek kata, kalau kita korek semula lubang kubur tadi, kita tetap dapat melihat mayat yang kita tanamkan, terbujur baring dengan dibaham oleh ulat-ulat dan cacing hingga seluruh tulang dan daging reput menjadi tanah. Oleh yang demikian, bukan itu yang sebenarnya berlaku kepada si mayat di alam kubur. Yang sebenarnya berlaku ialah, mereka sudah berpindah ke alam barzakh sambil menunggu hari Pembicaraan di padang Yaumal Mahsyar nanti. Jadi, di alam barzakh tempat setiap orang yang sudah mati itu menunggu itulah, mereka masing-masing akan bertemu dengan malaikat Mungkar dan Nakir yang keadaan mereka berdua itu seperti yang digambarkan di atas tadi. Seterusnya, di tangan mereka terdapat pemukul daripada besi atau cemeti besi yang mana pemukul mereka itu kalau digunakan untuk memukul bukit-bukit dan gunung di dunia ini, akan hancur luluh semuanya. Kalaulah gunung-ganang dan bukit bukau yang begitu kuat boleh hancur berderai, bayangkanlah pemukul yang sama itu digunakan kepada jasad si mati yang lemah longlai itu. Apakah daya upaya si mayat tadi untuk mempertahankan dirinya. Tidak ada daya upaya. Cemeti besi yang begitu dahsyat yang menurut satu riwayat lain, kalau berhimpun seluruh umat yang melontar Jumrah di Mina sekali pun cemeti itu tidak terdaya untuk dipikul, tetap akan menghempap ke jasad si mayat yang lemah dan kerdil tadi.
Sahabat yang dihormati,
Pada satu hari, Rasulullah SAW masuk ke tempat sembahyang (musolla) dan baginda melihat beberapa orang sedang bergelak ketawa atau berbual kosong. Lalu baginda bersabda yang bermaksud :
“Kalau kamu semua memperbanyakkan mengingati perkara yang melenyapkan segala kelazatan hidup, nescaya kamu akan menjadi sibuk (tekun beribadat) sepertimana aku melihat kematian.”
“Oleh itu perbanyakkanlah mengingati mati kerana tidak berlalu satu hari melainkan kubur akan berkata, ‘aku rumah kesepian, aku rumah keseorangan, aku rumah tanah dan aku rumah ulat dan cacing.”
“Apabila dikebumikan hamba yang beriman, maka kubur berkata kepadanya, ‘marhaban wa ahlan’ (ucapan selamat datang), kamu adalah orang yang aku kasihi di kalangan mereka yang berjalan di atas belakangku, dan apabila aku menerimamu hari ini, lihatlah apa aku akan lakukan kepada kamu.”
Sambung Nabi saw lagi ;
“Maka kubur pun menjadi luas sejauh pandangan matanya dan dibukakan juga kepadanya pintu yang menghadap ke syurga..”
“Dan apabila dikebumikan hamba yang berdosa dan kafir, maka kubur berkata kepadanya, ‘la marhaban wa la ahlan’ (yakni tidak diundang dan tidak diterima kehadirannya).’
Engkaulah antara mereka yang paling aku benci yang berjalan di atas belakangku selama ini. Dan apabila aku menerima kamu hari ini, kamu akan saksikan apa yang bakal aku lakukan terhadapmu.”
Sabda Nabi SAW yang maksudnya, “Maka kubur pun sedikit demi sedikit mula menghimpit tubuhnya hingga bertemu rapatlah segala tulang belulangnya.”
Rasulullah SAW mengepal jari-jarinya lalu menyambung, ” Dihantarkan kepadanya tujuh puluh ular besar lagi berbisa, jika seekor daripadanya menyemburkan bisanya ke atas muka bumi ini, nescaya tidak akan tumbuh sesuatu apa pun. Selama mana baki dunia ini, maka selama itulah dia akan dibelit dan dipagut ular-ular itu hinggalah tiba hari perhitungan (Yaumul Hisab).”
Nabi SAW bersabda lagi maksudnya : “Kubur itu samaada sebuah taman syurga ataupun sebuah lubuk api neraka.”
Sahabat yang dikasihi,
Orang mukmin yang soleh, yang taat kepada perintah Allah dan Rasul yang mengatur setiap aspek kehidupannya mengikut Al-Quran dan Sunnah dari aspek yang sekecil-kecilnya hinggalah ke aspek yang sebesar-besamya, mereka-mereka ini dapat menjawab dengan mudah setiap soalan yang ditanya oleh Mungkar dan Nakir.
Apabila semua soalan itu telah dijawab, maka malaikat Mungkar dan Nakir pun mempersilakan mayat tadi berehat di satu kawasan yang sangat luas. Kemudian malaikat pun berkata, “Tidurlah kamu di sini sebagai tidur pengantin”. Yang dimaksudkan ialah tidur yang penuh dengan keindahan dan keseronokan yang dinikmati di alam barzakh bagi orang mukmin soleh adalah lebih dari keindahan malam pengantin. Nikmat-nikmat kehidupan di dalam syurga Allah hantarkan melalui malaikat-malaikat untuk mereka.
Senin, 22 Januari 2018
MENYUSUR JALAN PULANG ....
MELALUI PINTU NUR MUHAMMAD ....
Nur muhammad adalah makhluk pertama
yang diciptakan oleh Allah swt yang
kemudian menjadi DASAR TERCIPTANYA
SELURUH ALAM SEMESTA ...
Diriwayatkan dari Abdurrazak ra yang
diterimanya dari jabir ra , bahawa jabir
pernah bertanya kepada rasulullah saw :
" ya rasulullah , beritahu lah kepada ku
apakah yang mula - mula sekali Allah
jadikan ? Rasulullah saw menjawab :
" sesungguh Allah ciptakan sebelum adanya
sesuatu adalah nur nabimu dar nurnya ....
2 / PENCIPTAAN NUR MUHAMMAD YANG
DIMAKSUDKAN OLEH HADIS TERSEBUT
BUKANLAH SEPARTI DARI SESUATU
MENJADI SESUATU , " TETAPI IA
TERBIT DARI ZAT MAHA MUTLAK
ALLAH SWT SENDIRI ...
Jadi faham lah kita zat yang maha mutlak
yang bwrsifat RAHASIA menjadi
nur muhammad disebut juga sebagai
hayat@hidup yg bersifat maha suci
atau sebagai " bapa segala ruh " yang
belum " berbentuk " .....
3 / kemudian daripada nur muhammad
itulah menjadi ruh sekalian manusia ...
4 / Jadi ruh pada manusia tidak lain
dari zat yang maha mutlak juga kerana
berasal dari nur muhammad yang tidak
lain adalah terbit dari zat yang maha mutlak ..
jadi ibaratkan : -
zat maha mutlak ibarat KAPAS ..
nur muhamad ibarat BENANG ...
Ruh ibarat KAIN .....
5 / Ketika dalam kandungan ibu
ruh@hayat@hidup itu
" menyatu dengan jasad " dan pada
ketika itu ia disebut nywa atau
nafs / jiwa , pada ketika ini hanya sebagai
istilah ruh berasal dari nur muhammad itu
sudah berbentuk ( sebenarnya ruh itu
bukan didalam atau diluar jasad )
6 / nafs / jiwa itulah yg memiliki
fikiran , perasaan , akal dan ia juga
memiliki penglihatan ( mata )
pendengaran ( telinga )
perasa ( lidah )
( JADI RUH MENYATU DENGAN JASAD
DAN MENGHIDUPKAN JASAD )
seterusnya menjadi nyawa , nafs / jiwa
pada tubuh@jasad dan menjadi tubuh
memiliki panca indera untuk
mendapat hidup dan berinteraksi ....
kata syekh Muhammad saman al -madari :
" sebenar-benar ruh adalah nafs / jiwa ...
sebenar - benar nafs / jiwa ada lah turun
naik nafas , dan turun naik nafas itu
adalah sir / rahasia dan yg dikatakan
sir/rahasia itu adalah nur muhammad ...
Ketika ruh dibungkus dengan jasad
dan pada ketika itu sudah mnjadi nyawa
pada manusia da ia juga menjadi
nafs / jiwa maka ia memiliki 7 tingkatan
nafsu...
1/ nafsu amarah
2 / nafsu lawamah
3 / nafsu mulhamah
4 / nafsu mutmainnah
5 / nafsu rodiah
6 / nafsu mardiah
dan yg ke
7 nafsu kamaliah ....
disamping perasaan , khayali kebaikan
atau keburukan dan " keakuan " yg
merupakan hijab terbesar ........
7 / deminkianlah maka untuk mencapai
tingkat muncullah guru - guru mursyid
dengan bbrp thorikat umpama qadariah
naksabandiah , sazaliah dan banyak lagi
serta dengan zikir - zikir tertentu , kerana
" zikir " itu dapat meleburkan nafsu amarah
seterusnya hingga mencapai nafsu mutmainnah
dan ketingkat seterusnya kamaliah ...
ketika berthorikat ( zikir ) dan mencapai
nafsu mutmainnah itu lah nafs / jiwa mencapai
sifat - sifat terpuji umpama sabar , zuhud
tawakkal , redha dan sebagainya ...
kebersihan jiwa itulah membuka hijab
" makrifatullah " disamping tunjuk ajar
guru mursyid , terbuka hijab dengan
ilmu laduni .....
8 / seterusnya ketika mencapai makrifat
maka " kenal lah ia dirinya "
berserah diri .. lenyap keakuan ...
dan seterusnya mencapai fana .....
fana yg ada hanya Allah ...
kembali kepada fitrah .........
Nur muhammad adalah makhluk pertama
yang diciptakan oleh Allah swt yang
kemudian menjadi DASAR TERCIPTANYA
SELURUH ALAM SEMESTA ...
Diriwayatkan dari Abdurrazak ra yang
diterimanya dari jabir ra , bahawa jabir
pernah bertanya kepada rasulullah saw :
" ya rasulullah , beritahu lah kepada ku
apakah yang mula - mula sekali Allah
jadikan ? Rasulullah saw menjawab :
" sesungguh Allah ciptakan sebelum adanya
sesuatu adalah nur nabimu dar nurnya ....
2 / PENCIPTAAN NUR MUHAMMAD YANG
DIMAKSUDKAN OLEH HADIS TERSEBUT
BUKANLAH SEPARTI DARI SESUATU
MENJADI SESUATU , " TETAPI IA
TERBIT DARI ZAT MAHA MUTLAK
ALLAH SWT SENDIRI ...
Jadi faham lah kita zat yang maha mutlak
yang bwrsifat RAHASIA menjadi
nur muhammad disebut juga sebagai
hayat@hidup yg bersifat maha suci
atau sebagai " bapa segala ruh " yang
belum " berbentuk " .....
3 / kemudian daripada nur muhammad
itulah menjadi ruh sekalian manusia ...
4 / Jadi ruh pada manusia tidak lain
dari zat yang maha mutlak juga kerana
berasal dari nur muhammad yang tidak
lain adalah terbit dari zat yang maha mutlak ..
jadi ibaratkan : -
zat maha mutlak ibarat KAPAS ..
nur muhamad ibarat BENANG ...
Ruh ibarat KAIN .....
5 / Ketika dalam kandungan ibu
ruh@hayat@hidup itu
" menyatu dengan jasad " dan pada
ketika itu ia disebut nywa atau
nafs / jiwa , pada ketika ini hanya sebagai
istilah ruh berasal dari nur muhammad itu
sudah berbentuk ( sebenarnya ruh itu
bukan didalam atau diluar jasad )
6 / nafs / jiwa itulah yg memiliki
fikiran , perasaan , akal dan ia juga
memiliki penglihatan ( mata )
pendengaran ( telinga )
perasa ( lidah )
( JADI RUH MENYATU DENGAN JASAD
DAN MENGHIDUPKAN JASAD )
seterusnya menjadi nyawa , nafs / jiwa
pada tubuh@jasad dan menjadi tubuh
memiliki panca indera untuk
mendapat hidup dan berinteraksi ....
kata syekh Muhammad saman al -madari :
" sebenar-benar ruh adalah nafs / jiwa ...
sebenar - benar nafs / jiwa ada lah turun
naik nafas , dan turun naik nafas itu
adalah sir / rahasia dan yg dikatakan
sir/rahasia itu adalah nur muhammad ...
Ketika ruh dibungkus dengan jasad
dan pada ketika itu sudah mnjadi nyawa
pada manusia da ia juga menjadi
nafs / jiwa maka ia memiliki 7 tingkatan
nafsu...
1/ nafsu amarah
2 / nafsu lawamah
3 / nafsu mulhamah
4 / nafsu mutmainnah
5 / nafsu rodiah
6 / nafsu mardiah
dan yg ke
7 nafsu kamaliah ....
disamping perasaan , khayali kebaikan
atau keburukan dan " keakuan " yg
merupakan hijab terbesar ........
7 / deminkianlah maka untuk mencapai
tingkat muncullah guru - guru mursyid
dengan bbrp thorikat umpama qadariah
naksabandiah , sazaliah dan banyak lagi
serta dengan zikir - zikir tertentu , kerana
" zikir " itu dapat meleburkan nafsu amarah
seterusnya hingga mencapai nafsu mutmainnah
dan ketingkat seterusnya kamaliah ...
ketika berthorikat ( zikir ) dan mencapai
nafsu mutmainnah itu lah nafs / jiwa mencapai
sifat - sifat terpuji umpama sabar , zuhud
tawakkal , redha dan sebagainya ...
kebersihan jiwa itulah membuka hijab
" makrifatullah " disamping tunjuk ajar
guru mursyid , terbuka hijab dengan
ilmu laduni .....
8 / seterusnya ketika mencapai makrifat
maka " kenal lah ia dirinya "
berserah diri .. lenyap keakuan ...
dan seterusnya mencapai fana .....
fana yg ada hanya Allah ...
kembali kepada fitrah .........
Tarikat Samaniyyah di Minangkabau: Seputar Tokoh dan Literatur
Oleh : Apria Putra
1. Pendahuluan
Masuknya Islam ke Minangkabau, umumnya ke nusantara, tak terpungkiri diwarnai oleh unsur-unsur Tasawwuf yang sangat kental. Hal ini dikarenakan ulama-ulama yang pernah hadir menyebarkan Islam di Pulau perca ini merupakan ulama-ulama Sufi belaka. Memang sejarah tidak mencatat bagaimana aktifitas ulama-ulama tersebut ketika bermukim di negeri ini ketika awal penyebaran Islam di abad ke VII masehi tersebut. Namun fakta yang nyata kita peroleh ketika tertulisnya nama-nama besar ulama mulai dari abad ke-XV dalam sejarah, yang mana ulama-ulama tersebut terbilang sebagai ulama-ulama Sufi terkemuka.
Menurut keterangan Syekh Yusuf an-Nabhani mengutip kepada Ibnu Batutah dalam Tuhfatun Nazhar-nya, diabad-abad tersebut telah ada ulama Tasawwuf yang besar di negeri Aden (Yaman), mempunyai keramat yang masyhur sampai dikatakan beliau – ulama tersebut mampu bercakap-cakap dengan orang yang telah wafat , dan diakhir nama ulama tersebut tertulis “al-Jawi”, indikasi yang nyata bahwa beliau merupakan orang Melayu. Masa tersebut pula nama-nama Waliyullah yang sembilan orang di negeri Jawa, Wali Songo, yang merupakan penyebar-penyebar Islam dengan Tasawwuf tingkat tinggi, sebagai halnya tertulis dalam Primbon-primbon tua itu. Tak pula asing nama-nama seperti Hamzah Fansuri, pengarang sya’ir mistik Melayu yang indah menawan; Syamsuddin Sumatrani, sufi penganut martabat lima yang menjadi penasehat raja Aceh kala itu; Syekh Nuruddin ar-Raniri, ulama Ranir (India) yang memapankan karirnya di Aceh sebagai penolak wujudiyah; Syekh Abdurra’uf Singkel Syiah Kuala, ulama besar yang masyhur terbilang; dan yang fenomenal Tuan yang mulia Abu Muhassin Syekh Yusuf Tajul Khalwati Tuanta Samalaka ri Goa (Mahkota Tharikat Khalwatiyah - Tuan guru yang agung dari Goa), berpuluh tahun menuntut ilmu di Mekkah belajar berbagai Tharikat sekaligus berjuang di tanah air hingga wafat di Tanjung Harapan – Afrika Selatan.
Sedang di Minangkabau sendiri, negeri yang masyhur dengan ulama-ulamanya, tersebut pula nama besar Syekh Burhanuddin Ulakan, sudah ratusan tahun lalu meninggal dunia, namun tak henti-hentinya orang berziarah ke makamnya (bershafar) sebagai bukti pengaruh beliau yang tiadakan pudar sama sekali. Tersebut pula Tuan Syekh Keramat – Taram Payakumbuh, masyhur bertuah, disebut sebagai teman seperjanan Syekh Abdurra’uf Singkel ketika mengaji di Madinah kepada Tuan Syekh Ahmad Qusyasi. Di aliran sungai Kampar, terdapat pula makam Syekh Burhanuddin Kuntu, yang terus diziarahi masyarakat banyak hingga sekarang. Kemudian terkemuka nama-nama besar di abad ke XVIII hingga abad XX, seperti Syekh Maoelana Soefi (1738-1818), Syekh Abdurrahman “Beliau Batu Hampar” Payakumbuh (w. 1899 – usia 120 th), Syekh Muhammad Thahir Barulak, Maulana Syekh Ibrahim Kumpulan (w. 1914 – usia 150 th), Syekh Abdul Ghani Batu Bersurat (w. 1961 – usia 150 th), Syekh Ja’far Kampar dan lain-lainnya.
Berbicara mengenai Tasawwuf, maka kita tidak akan terlepas dari membicarakan Tarikat, karena Tarikat merupakan suatu kearifan ber-Tasawwuf, ibaratkan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Besarnya pengaruh Syekh-syekh Tasawwuf terkemuka tersebut, sehingga dikatakan oleh Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi ketika membahas Tharikat dalam Izhar-nya bahwa Tarikat itu telah menjadi pakaian di negeri Minangkabau. Begitu pula laporan seorang petinggi Belanda saat itu, K. F. Holle, yang mengkhawatirkan kebangkitan Tarikat yang begitu pesat yang berpotensi menggeser kedudukan Belanda. Salah satu Tarikat terkemuka yang masih terlihat kabur dalam catatan-catatan yang ada ialah Tarikat Samaniyah. Sebuah Tarikat yang cukup berjasa ketika perlawanan dengan Belanda, bahkan menurut salah satu sumber merupakan salah satu Tarikat yang mula-mula masuk ke Indonesia dan memperoleh pengikut besar di bumi nusantara ini. Maka di sini kita akan melihat sekilas mengenai tokoh dan Literatur Tarikat Samaniyah di Minangkabau, negeri gudangnya ulama-ulama Tasawwuf itu.
2. Akar Samaniyah : Dari Perjalanan murid-murid Jawi ke Haramain hingga aktifitas Surau-surau Sufi di Minangkabau
Hingga beberapa dekade awal abad ke XX, Mekah merupakan tempat yang ramai dikunjungi untuk menuntut ilmu, selain untuk berhaji. Zawiyah-zawiyah termayhur banyak berdiri disekitar Mesjidil Haram, para Syekh-syekh ternama banyak yang membuka pengajian di kawasan Mesjid sendiri. Sehingga Mekah sejak dahulunya menjadi pusat ibadah dan ilmu pengetahuan, malah mungkin lebih dikenal ketimbang al-Azhar. Al-Haramain merupakan tempat berkumpulnya kaum Muslimin dari berbagai penjuru dunia, beberapa banyak ulama-ulama yang datang ke Mekkah buat mengajar sekaligus memperoleh barokah di kota suci tersebut. Banyak dari kalangan muslim yang mengidolakan Mekah untuk tempat menuntut ilmu, walaupun hanya beberapa waktu saja, mengambil berkah istilahnya. Adapula yang hidup menahun di sana, memenuhi dada dengan ilmu, kemudian pulang dengan membawa berbagai ijazah tanda telah diakui keulamaannya. Hingga muncul pameo ditengah-tengah masyarakat, kalau belum mengaji ke Mekah, ilmunya belum sempurna, keulamaannya belum sah. Begitulah posisi Mekah bagi kalangan penuntut ilmu dan Muslim umumnya.
Dengan mengunjungi berbagai halaqah dan Zawiyah Sufi di Mekkah saat itu, yang banyaknya menjamur seantero tanah haram, para penuntut ilmu akan dihidangkan dengan berbagai ilmu pengetahuan agama, dari berbagai Mazhab, berbagai ulama dengan bidang keilmuannya masing-masing (takhussus) dan dari berbagai penjuru dunia. Sehingga dapat dikatakan mereka –para penuntut ilmu itu- telah bersinggungan dengan Jaringan Ulama Internasional, dengan pusatnya kala itu ialah Mekkah dan Madinah.
Posisi mereka setelah pulang ke kampung halamannya –Minangkabau- menjadi ulama terkemuka, dan ilmu yang mereka bawa pulang, tersimpan dalam sudur, bukan sekedar ilmu yang di dapat lingkungan bawah, kalangan lokal, lebih dari itu ilmu yang mereka peroleh ialah pengetahuan agama yang kosmopolitan sebagaimana jaringan global yang mereka bentuk ketika menuntut ilmu dari berbagai Syekh terkemuka di Haramain. Di samping itu, keilmuan mereka mencapai keotentikan yang bisa diuji, lewat sanad keilmuan dari para musnid, ulama-ulama besar di Mekkah dan Madinah. Dengannya mata rantai keilmuan itu bersambung (musalsil), tiada terputus (munqathi’), sampai kepada tokoh-tokoh ulama salaf yang shaleh, hingga sampai kepada Rasulullah.
Sudah menjadi tradisi tersendiri di Minangkabau, apabila ada seorang siak yang telah alim, apatah lagi yang telah pula menimba ilmu di Mekkah dan mendapat ijazah, maka masyarakat atau kaum sukunya akan bergotongroyong membuatkan surau buatnya untuk mengajar agama. Sampai beberapa dekade awal abad ke-20 tradisi itu masih berlaku. Hingga terkemukalah Minangkabau menjadi gudang ulama, setiap kampung dan pelosok-pelosok negeri mesti berdiri sebuah surau atau lebih, dengan berdirinya surau itu sendiri maka mesti ada ulama di daerah itu.
Di Mekkah sendiri, selain mempelajari hal ihwal syari’at sedalam-dalamnya, dengan berkhitmat kepada syekh-syekh terkemuka tersebut, adalah murid-murid Jawi juga memprioritaskan untuk mengikuti pondok-pondok sufi (zawiyah) yang ramai bertebaran di Haramain. Aktifitas mereka di pondok sufi itu belajar Tasawwuf, terutama sekali mengambil bai’at dan bersuluk dalam salah satu Tarikat mu’tabarah. Dan salah satu Tarikat yang digemari pada abad XVII dan XVIII itu ialah Tarikat Samaniyah, yaitu Tarikat yang dikembangkan oleh seorang Sufi masyhur, ulama selaku penjaga Makam Rasulullah di Madinah, yaitu Syekh Muhammad bin Abdul Karim Saman (1719-1770).
Mengenai pribadi Syekh Muhammad Saman sendiri, beliau merupakan seorang tokoh Sufi terkemuka di Abad XVIII, bahkan dikatakan bahwa Beliau merupakan Qutub Auliya’ (Pusaran Wali-wali) yang tersirat dalam berbagai kisah-kisah kekeramatan yang banyak tertulis dalam Hikayat Muhammad Saman. Syekh Saman mempelajari berbagai Tarikat kepada Syekh-syekh besar di zamannya. Selain sebagai Syekh Tarikat yang berpengaruh, beliau juga dikenal ‘alim dalam fiqih yang dipelajarinya dari lima ulama Fiqih terkemuka yaitu Muhammad ad-Daqaq, Sayyid ‘Ali al-Atthar, ‘Ali al-Kurdi, ‘Abdul Wahab al-Thantawi dan Sayyid Hilal al-Makki. Di bidang Tasawwuf dan Tauhid, guru Syekh Saman yang paling mengesankan adalah Mustafa bin Kamaluddin al-Bakri (w. 1749), seorang penulis produktif dan Syekh Tharikat Khalwatiyah dari Damaskus. Selain itu as-Samani juga pernah belajar Tharikat Khalwatiyah kepada dua orang syekh terkemuka di Mesir, yaitu Muhammad bin Salim al-Hifnawi dan Mahmud al-Kurdi. Syekh lain yang sangat berpengaruh terhadap ajaran dan praktek-praktek Syekh Saman ialah Syekh Abdul Karim an-Nablusi (w. 1731) , seorang Syekh Besar Naqsyabandiyah dan pembela jitu Ibnu al-‘Arabi dan al-Jili. Dari berbagai syekh terkemuka yang pernah menjadi gurunya, maka Syekh Muhammad Saman setidak telah mengambil 4 macam Tarikat, yaitu Khalwatiyah, Qadiriyah, Naqsyabandiyah dan Syadziliyah. Dari berbagai teknik-teknik Tarikat inilah Syekh Muhammad Saman merumuskan sebuah metode Zikir, yang kemudian hari dikenal dengan Tarikat Saman, atau Tarikat Samaniyah.
Selain ulama terkemuka, Syekh Saman juga menjabat posisi penting di Madinah selaku penjaga Makam Rasulullah. Hal ini paling tidak telah membuat Syekh Saman untuk lebih leluasa mengajarkan Tarikat Saman-nya, karena setiap waktu beliau akan dikunjungi oleh berbagai tamu dari berbagai penjuru dunia jika akan menziarahi Makam Rasulullah. Maka tidak mengherankan bila dalam waktu singkat, Syekh Saman telah memiliki murid-murid dari berbagai benua; dari Maghrib, Afrika Timur sampai ke India dan Nusantara. Di berbagai kota di Hijaz dan Yaman berdirilah Zawiyah Samaniyah. Tak terpungkiri dengan posisi dan dedikasi Syekh Muhammad Saman yang sedemikian rupanya telah menarik beberapa murid jawi untuk mengambil ilmu dan berba’iat kepadanya, seperti salah seorang yang sangat terkemuka dan menjadi ulama serta tenar namanya lewat karya monumentalnya Siyarus Salikin ialah Arif billah Syekh Abdus Shamad al-Falimbani (abad 18), melalui ulama yang satu ini kita memperoleh gambaran terbaik tentang ajaran Syekh Saman dalam bahasa Melayu.
Di dalam Sairus Salikin ila Tariq Saadat Sufiyah disebutkan silsilah Tarikat Samaniyah dari Syekh Abdus Shamad al-Falimbani sebagai Berikut:
1. Syekh Abdus Shamad al-Jawi al-Falimbani, mengambil dari:
2. Sayyidi Syekh Muhammad bin Abdul Karim Saman al-Qadiri al-Khalwati al-Madani, mengambil dari:
3. Sayyidi Bakri, mengambil dari:
4. Syekh Abdul Latief, mengambil dari:
5. Syekh Mustafa Afandi al-Adarnawi, mengambil dari:
6. Syekh ‘Ali Afandi Qurabas, mengambil dari:
7. Syekh Isma’il al-Jarawi, mengambil dari:
8. Sayyidi Muhyiddin al-Qisthani, mengambil dari:
9. Syekh Sya’ban Afandi al-Qisthamuni, mengambil dari:
10. Syekh Halabi Sultanul Qura’ (Jamal Khalwati), mengambil dari:
11. Bir Muhammad Azibkhani, mengambil dari:
12. Syekh Abu Zakaria as-Syiruwani al-Bakuni, mengambil dari:
13. Bir Ashdaruddin, mengambil dari:
14. Syekh Izzuddin, mengambil dari:
15. Syekh Muhammad Mir Khalwati, mengambil dari:
16. Akha Muhammad al-Balisi, mengambil dari:
17. Syekh Abi Ishaq Ibrahim az-Zahid al-Bukalani, mengambil dari:
18. Syekh Jamal al-Ahuri, mengambil dari:
19. Syekh Syihabuddin at-Tibrisi, mengambil dari:
20. Syekh Rukanuddin Muhammad Nahas, mengambil dari:
21. Quthbuddin Abhari, mengambil dari:
22. Syekh Abi Najib As-Syuhuwardi, mengambil dari:
23. Syekh Umar al-Bakri, mengambil dari:
24. Syekh Wajihuddin al-Qaqithi, mengambil dari:
25. Syekh Muhammad al-Bakri, mengambil dari:
26. Syekh Muhammad ad-Dinuri, mengambil dari:
27. Sayyidi Mumsad ad-Dinuri, mengambil dari:
28. Sayyidi Junaid al-Baghdadi, mengambil dari:
29. Sayyidi Sirri Siqthi, mengambil dari:
30. Sayyidi Ma’ruf al-Kharkhi, mengambil dari:
31. Sayyidi Daud ath-Tha’i, mengambil dari:
32. Sayyidi Habibul ‘Ajami, mengambil dari:
33. Sayyidi Hasan al-Bashri, mengambil dari:
34. Amirul Mu’minin Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib KW, mengambil dari:
35. Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Begitulah halnya murid-murid jawi. Niscaya sebahagian murid-murid ini sesampainya di nusantara membuka pula pengajian untuk mengamalkan dan mengajarkan ilmu yang telah sekian lama diperoleh di Haramain, tak terkecuali Tharikat Samaniyah, yang kala itu hanya dikenal dengan nama Zikir Samman saja. Tharikat Saman setelah itu sangat populer di tengah-tengah masyarakat. Sampai-sampai ketika masuknya penjajah ke nusantara, maka sebahagian para pejuang yang mencoba mengusir bangsa eropa itu ialah para ahli Tharikat Samman, sebagaihalnya yang diceritakan dalam Sya’ir Perang Menteng. Salah satu kutipan isinya yaitu:
Delapan Belas harinya sabtu
Bulan Sya’ban ketika waktu
Pukul empat jamnya itu
Haji berzikir di pememarakat tentu
Haji zikir di pengadapan
Berkampung bagai mengadap ayapan
Tidaklah ada malu dan sopan
Ratib berdiri berhadapan
La ilaha illallah dipalukan ke kiri
Kepada hati nama sanubari
Datanglah opsir meriksa berdiri
Haji berangkat opsirpun lari
Di Minangkabau sendiri, Tharikat Samaniyah sendiri telah menampakkan dirinya sejak awal abad ke-19. menurut catatan yang ada, salah seorang ulama yang mengembangkannya ialah Syekh Muhammad Sa’id Padang Bubus Pasaman , guru dari yang mulia Syekh Ibrahim Kumpulan. Lewat ulama-ulama dan surau-surau sufi setelah itu Tarikat Samaniyah berkembang pesat. Kehadiran Tarikat Saman semakin terlihat dengan tampilnya Syekh Abdurrahman al-Khalidi Kumango, seorang ulama masyhur yang disegani kala itu. Dengan surau Kumango beliau mengajarkan Tarikat Saman dan salah satu teknik silat tradisional Minangkabau kepada murid-muridnya yang banyak datang dari segenap penjuru Minangkabau. Menurut cacatan M. Sanusi Latief, pusat-pusat Tarikat Samaniyah di Minangkabau antara lain:
1) Kumango, Batu Sangkar
2) Belubus
3) Labuah Gunuang, Tuanku Mudo Josan
4) Ateh Aka, Payo Basuang
5) Tarantang
6) Batu Tanyoh
7) Mungka
8) Lubuk Bangku, Sarilamak
9) Aia Putiah, Harau
10) Barulak, Salimpauang
11) Sungai Patai, Sungayang
12) Koto Panjang Lampasi
13) Salido, Painan
14) Padang Bubus, Bonjol
15) Kampung Melayu, Bayang
16) Bungo Pasang, Salido Kaciak, Painan
Dari aktifitas-aktifitas surau Tarikat itulah nantinya terbentuk jaringan guru-murid, yang memperkuat penyebaran Tarikat-tarikat di Minangkabau, begitupula Tarikat Samaniyah.
3. Melirik Jaringan Tarikat Samaniyah di Minangkabau : Sekilas mengenai Ulama Saman dan koneksi keilmuannya
Setiap ilmu mesti pula ada mata rantai yang saling berhubungan. Jika berbica mengenai mata rantai keilmuan itu maka kita tidak akan terlepas dari hubungan istimewa antara guru dan murid, bahkan karena sakin istimewanya hubungan ini tidak pisah terputus sama sekali, walaupun murid atau guru itu telah wafat. Salah satu sebab hubungan guru murid ini takkan terputus ialah karena hubungan ini dibentuk oleh ikatan rohani yang sangat kuat. Begitulah halnya yang berlaku dalam transmisi keilmuan islam sejak dahulunya, di mana murid-murid akan benar-benar menjaga isnad ilmu yang diperolehnya dari guru-gurunya itu. Namun akhir-akhir ini, zaman modern dikatakan orang, perhatian penuntut ilmu tidak lagi mementingkan hal tersebut. Salah satu keilmuan yang masih mempertahankan isnad (mata rantai) itu hingga sekarang ialah ilmu Tarikat sebagai sebuah kearifan bertasawwuf. Di mana melalui isnad atau silsilah inilah nantinya kita akan menemui jaringan keilmuan islam yang kompleks dan saling berkait.
Dalam hal Tarikat, yaitu Tarikat Samaniyah di Minangkabau yang kita bicarakan saat ini, untuk mengetahui jaringan keilmuannya mestilah kita mengenal tokoh-tokoh terkemuka dalam mengembangkan ajaran Samman di tanah Andalas ini. Di antara tokoh-tokoh Tarikat Samaniyah yang masyhur di Minangkabau itu ialah:
1. Syekh Abdurrahman al-Khalidi Kumango (wafat 1927)
Beliau diimasyhurkan orang dengan “Beliau Kumango”. Beliau dikenal sebagai pembawa Tharikat Saman, walaupun sebelum masanya telah ada indikasi bahwa Samaniyah telah berkembang, namun dimasa “Beliau Kumango” inilah Tharikat Samaniyah mencapai kejayaannya, Samaniyah sering dipesertakan dengan pengajaran Tharikat Naqsyabandiyah. Ayah dari “Beliau Kumango” ini juga terkemuka alim, namanya Khatib ‘Alim Kumango.
Nama besar “Beliau Kumango” selain dalam bidang Tharikat Samaniyah, Beliau juga merupakan guru besar sekaligus pencipta Silat Tharikat “Silek Kumango”, silat terkemuka di Minangkabau. Perjalanan menuntut ilmu “Beliau Kumango” terlihat unik, pada mulanya beliau adalah parewa, dan akhirnya menjadi Syekh Besar dan Ulama yang dihormati.
Beliau mengambil Tharikat Samaniyah di Madinah, kepada Syekh Muhammad Ridhwan al-Madani. Murid-murid Beliau “Syekh Kumango” inilah yang memainkan peranan penting menyebarkan Tharikat Samaniyah di Dataran tinggi Minangkabau. Namun tak banyak ditemui cacatan perihal nama murid-murid Beliau ini.
Garis silsilah Tarikat Saman yang Beliau ajarkan ialah:
1) Syekh Abdurrahman al-Khalidi Kumango, mengambil dari:
2) Sayyidina Muhammad Amin bin Ahmad Ridhwan Madinah, mengambil dari:
3) Sayyidina Abu Hasan, mengambil dari:
4) Syekh Hasib, mengambil dari:
5) Syekh Muhammad Saman al-Madani al-Khalwati, mengambil dari:
6) Arif Billah Sayyidi Muftafa Bakri, mengambil dari:
7) Al-Imam Syekh Abdul Latif, mengambil dari:
8) Syekh Muftafa Afandi, mengambil dari:
9) Syekh Ismail al-Jarawi, mengambil dari:
10) Sayyidi Muhammad ad-Din al-Qisthamuni, mengambil dari:
11) Syekh Sya’ban Afandi al-Qisthamuni, mengambil dari:
12) Al-Masyhur Jamal Khalwati, mengambil dari:
13) Bir Muhammad an-Nakhari, mengambil dari:
14) Syekh Abu Zakariya al-Syiruni, mengambil dari:
15) Bir Sadhruddin, mengambil dari:
16) Amir Khalwati, mengambil dari:
17) Akha Muhammad al-Basi, mengambil dari:
18) Syekh Abil Haq Ibrahim al-Kilani, mengambil dari:
19) Syekh Jamaluddin al-Haruwi, mengambil dari:
20) Syihabuddin at-Tibriri, mengambil dari:
21) Rakanuddin Muhammad an-Najasi, mengambil dari:
22) Qathbuddin al-Abhuri, mengambil dari:
23) Syekh Najib as-Suhrudi, mengambil dari:
24) Umar al-Bakri, mengambil dari:
25) Syekh Wajhuddin al-Qith’i, mengambil dari:
26) Syekh Muhammad al-Bakri, mengambil dari:
27) Syekh ad-Dinuri, mengambil dari:
28) Sayyid Junaid al-Baghdadi, mengambil dari:
29) Sayyid Sirri Siqthi, mengambil dari:
30) Sayyidi Ma’ruf al-Kharki, mengambil dari:
31) Sayyid Daud ath-Tha’i, mengambil dari:
32) Amirul Mukminin Sayyidina Ali bin Abi Thalib, mengambil dari:
33) Rasulullah Muhammad Shallahu ‘alaihi wa sallam.
2. Syekh Muhammad 'Arief Sampu (Syekh Sampu), Solok Selatan. (w. 1960)
Dalam sebuah catatan muridnya Mahyunar Malin Bagindo, beliau, Syekh Sampu mengambil tarekat Samaniyah di Madinah. Setelah mengambil ilmu Tarekat Samaniyah, beliau kembali ke kampung halamannya dan membuka pengajian serta mengajarkan ilmu Tarekat. Tepatnya di Rantau Dua Belas Koto, Sangir, Solok Selatan. Beliau mempunyai pengaruh yang sangat luas dalam mengembangkan ilmu agama. setelah beliau berpulang ke Rahmatullah, murid-murid beliaulah yang memainkan peran besar dalam melanjutkan keilmuan Islam, termasuk tarekat. Murid-muridnya dikenal kuat memegang teguh Ahlus Sunnah wa Jama'ah, berjalan dengan menapaki ulama-ulama saleh di masa silam. Alhamdulillah, al-faqir (penulis) telah menziarahi makam beliau di Solok, dan telah pula menyaksikan bekas pengaruh ulama besar ini, meski telah berpuluh tahun beliau wafat.
3. Maulana Syekh Mudo Abdul Qadim Belubus (wafat 1957)
Beliau masyhur terbilang ulama atas jalur Tasawwuf yang besar, teman pula bagi tokoh ulama dari kaum Tua Syekh Sulaiman ar-Rasuli Candung. Pernah mengikuti pertemuan Syekh-syekh Tarikat Naqsyabandiyah di Bukittinggi tahun 1954. Beliau sangat terkemuka di Luak nan Bonsu Luak Limapuluh kota. Perjalanan menuntut Tasawwuf dijalaninya semasa masih belia, beliau pernah mengaji kepada Tuan Syekh Abdurrahman Batu Hampar (wafat 1899) yang terkenal itu. Dari Syekh Batu Hamparlah Beliau menerima kaji Naqsyabandiyah sampai memperoleh gelar “Syekh Mudo” sebagai prestasinya dibidang Tharikat. Kemudian secara berturut-turut belajar Tasawwuf atas jalur Naqsyabandiyah di-6 tempat terkenal, di antaranya di Kumpulan, yakninya kepada yang Mulia Syekh Ibrahim Kumpulan; Padang Bubus Bonjol; Padang Kandih; Simabur; Kumango dan lainnya. Di Kumangolah beliau menerima Tharikat Samaniyah. Muridnya sangat banyak dan umumnya menjadi ulama terkemuka.
4. Tuan Syekh Beringin (wafat pertengahan abad XX)
Beliau berasal dari Durian Gadang, Luak Limapuluh kota. Beliau salah satu di antara murid Syekh Mudo Abdul Qadim yang terkemuka, dari segi keilmuan dan kekeramatan. Paruh kedua hidupnya beliau menetap di Deli, Sumut. Beliaupun terkenal sebagai pejuang di zaman Jepang, ketika tentara Jepang mengepungnya di Surau Suluk Tebing Tinggi Deli, tiba-tiba saja hamparan halaman dan surau itu berubah menjadi danau, sehingga tentara Jepang itu pulang saja dengan tangan hampa.
5. Syekh Ibrahim Bonjol (masih hidup sampai era-80-an)
Beliau berasal Bonjol-Pasaman. Beliau merupakan khalifah Syekh Belubus yang cukup prestisius. Beliau memiliki komplek belajar Tharikat yang cukup makmur di Medan, diberinya nama “Baitul Ibadah”. Salah seorang khalifahnya juga terkemuka di Jakarta.
Foto : Syekh Ibrahim Bonjol di Binjai
6. Khalifah Rajab Batu Bajarang Solok
Eksistensinya mengajar Tharikat Saman merupakan indikasi dari sebuah buku bertuliskan tangan beliau: Kitab Segala Rahasia yang halus-halus. Beliau pernah berguru kepada Syekh Muhammad Nur Qadhi Langkat di Sumut (asal Muara Labuh, Solok). Kemudian berguru secara khusus kepada yang Mulia Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidi Naqsyabandi Rokan, akhirnya menerima gelar Khalifah dan mengajar di Batu Bajarang, dengan surau yang cukup besar.
7. Syekh Haji Mahmud Abdullah “Beliau Tarantang” (w. 1986)
Beliau ulama terkemuka di Tarantang, Harau, Luak Limapuluh kota. Dalam hal Tarikat Beliau mengambil dari Syekh Yahya Magek (guru Syekh Sulaiman ar-Rasuli). Selain alim dalam kitab-kitab Kuning dan Tarikat, beliau juga masyhur pandeka. Murid-murid beliau juga banyak, yang setiap tahunnya mengadakan pertemuan besar dalam acara Penutupan Khalwat dengan mengundang pejabat-pejabat limapuluh kota.
8. Syekh Muhammad Kanis Tuanku Tuah (w. 1989)
Beliau masyhur di Luak nan Bungsu selaku ulama. Beliau mendirikan Madrasah Tarbiyah Islamiyah di Batu Tanyoh sebagai wadah mengajarkan ilmu-ilmu islam. Pada usia mudanya mengaji kepada Syekh Ibrahim Harun Tiakar, dan secara khusus belajar Tarikat kepada Syekh Mudo Abdul Qadim Belubus. Selain Samaniyah, beliau juga merupakan Syekh Naqsyabandiyah yang kuat memegang prinsip. salah satu karangannya ialah kitab Izzatul Qulub bima ja’a bihin Naqsyabandiyah. Murid-muridnya banyak, sampai saat ini dimasa kepemimpinan anaknya Buya Zed Dt. Bungkuak. Bahka sebahagian orang-orang yang bersuluk berasal dari Banten.
4. Tarikat Samaniyah dalam Literatur keagamaan di Minangkabau
Sampai saat ini hanya sedikit referensi Tharikat Saman yang kita temui, ataukah banyak diantara naskah-naskah itu yang tak sampai ke tangan kita. Mengenai Manaqib Saman, begitu pula Ratib Saman belum lagi diperoleh keberadaannya di Minangkabau, ada indikasi dulunya Ratib Saman berkembang luas mengingat penuturan oral orang tua-tua dulu ada orang yang berzikir sambil berdiri. Tapi untuk Palembang naskah Manaqib Saman sangat populer. Hingga saat ini beberapa Literatur yang khusus berbicara Samaniyah, yang dapat ditulis di sini yaitu:
1) Kaifiyah Khatamul Qur’an
sebuah kitab anonim kumpulan karangan-karangan ulama Melayu yang tidak diketahui lagi siapa penulisnya. Di dalamnya ditemui ritual ringkas Ratib Saman, selain itu juga ada penjelasan mengenai Tharikat Syathariyah. Kitab ini masih di cetak di Jakarta, oleh al-Haramain.
2) Sairus Salikin fi Tharikatis Saadat as-Sufiyyah
karangan Syekh Abdus Shamad al-Palimbani. Kitab yang sangat populer di Indonesia dalam bidang Tasawwuf, terutama dalam hal Tharikat Samaniyah. Kitab ini terdiri dari dua jilid tebal, dengan 4 juzu’ (bagian); beraksara Arab berbahasa Melayu. Sumber penulisan karya ini mencakup puluhan kitab-kitab populer di kalangan ahli Tasawwuf, terutama karya-karya Syekh Saman seumpama an-Nafahat Ilahiyah. Kitab ini terbit di berbagai wilayah, dari Kairo hingga Indonesia. Dipakai luas, dari Pattani (thailand), Malaysia dan Indonesia.
3) Risalah Tsabitul Qulub
Karangan Syekh Muda Abdul Qadim Belubus Payakumbuh. Risalah ini terdiri dari beberapa jilid kecil, namun sangat padat isi, hampir mencakup selurus masalah-masalah Tharikat, khususnya Saman. Kitab ini masih tersembunyi, belum terpublikasi secara umum, sebab banyak murid-murid Syekh Belubus yang menyimpannya secara rahasia. Sampai saat ini, baru ditemui 3 jilid buku ini. Isinya:
a. Risalah Tsabitul Qulub (jilid I). Secara praktis buku ini ditulis untuk menolak keraguan dalam mengamalkan zikir-zikir dan wirid-wirid dalam Tharikat, sehingga si murid tetap hati, kuat memegang Tharikat, tidak goyah diterpa perkataan-perkataan kaum muda yang membathalkan Tharikat. Kitab ini berisi dalil-dalil yang tersirat untuk mempertahankan amal Tharikat, serta memperkokoh hati murid, supaya tidak terpecah-pecah akibat faham yang bergitu rupanya. Penulisan sumber rujukan dalam kitab ini cukup variatif, menunjukkan kealiman Syekh Muda yang masyhur itu. Diantar sumber-sumber kitab yang menjadi rujukannya ialah Tanwirul Qulub (sangat populer saat ini), Shahifatus Shafa (besar kemungkinan karangan Syekh Sulaiman Zuhdi Jabal Qubis), Manzhirul A’ma, Khazinatul Asrar, ar-Rahmatul Habithah, Hadist Arba’in, Sairus Salikin, al-Minhul Nisbah, Husnul Husain, al-Qusyairi, Lathifatul Asrar, Hidayatus Salikin, Aiqazhul Manam, Hidayatul Hidayah, Mawahib Sarmadiyah, al-Asymuni dan lain-lainnya.
Selain menjadi penguat hati si murid, risalah ini juga memuat kaifiyah Tharikat Saman dan Tharikat Muhammad Yaman (pecahan Saman) beserta wirid-wirid dan zikir-zikirnya. Risalah ini kemudian ditutup dengan sebuah fasal yang cukup panjang berisi tentang “Pengajaran tatakala nyawa akan berpulang ke hadirat Allah”. (cetakan ke-6, pada percetakan as-Sa’adiyah Bukittinggi, t. th)
b. Risalah Tsabitul Qulub (jilid ke II). Kajian dalam kitab ini tak kalah menariknya. Kitab ini baru dijumpai penulis dalam bentuk manuskrip, salinan tangan oleh Marnis Dt. Bangso Dirajo. Di antara isi kitab ini ialah:
• Himpunan akidah lima puluh
• Sebab zikir la ilaha illallahu tidak pakai muhammadur rasulullah
• Masalah Nur Muhammad dan Nur Allah
• Kelebihan manusia dari pada segala alam
• Masalah Najis dan hadast
• Pembahasan Muqarinah Niat
• Tentang martabat Ahadiyah, wahdah dan wahidiyah
• Menyatakan syari’at dan tharikat di dalam sembahyang
• Rabithah dalam sembahyang
• Asal suluk 40 hari, dan lainnya banyak lagi.
c. Risalah Tsabitul Qulub (jilid ke III). Jilid ke-3 ini memuat pengajaran Tharikat yang cukup istimewa, yakni membicarakan perhubungan shalat dengan Tharikat. Di mana di dalamnya ada tertulis:
Maka dari itu nyatalah bagi kita bahwa ilmu Tharikat itu bersuanya di dalam sembahyang. Sepatutnya kita mahir ilmu tharikat itu dengan beberapa martabatnya.
………………
Maka apabila hilang hamba dan hilang kalimat dan tinggal nur, maka nur itulah yang dinamakan dengan zikir Hakikat. Maka apabila hilang hamba hilang kulimah hilanglah pula nur maka pulanglah hak kepada yang mepunyai, dan kembalilah hamba kepada Tuhannya. (Tsabitul Qulub jilid ke-III)
Kemudian kitab ini disambung dengan pembahasan mengenai “nafsu yang tujuh”, dijabarkan dengan kalimat jelas dan ringkas. Kemudian kitab ini disudahi dengan wirid-wirid dalam tharikat Saman.
Asal naskah kopiannya masih ada tersimpan di surau Belubus, yakni cetakan Islamiyah – Medan. Dengan cover yang dipakaikan foto Syekh Muda dan muridnya Syekh Beringin.
4) Pertahanan Tharikat Naqsyabandiyah
Tulisan Syekh Haji Djalaluddin (1950). Buku ini terdiri dari 5 jilid, bertuliskan Arab Melayu. Walau judul besarnya “Naqsyabandiyah”, namun pada sampulnya penulis juga menuliskan untuk Tharikat Samaniyah. Namun buku ini hanya berisi tentang pertahanan Tharikat secara umum saja, tampaknya tidak membahas aspek teoritis Tharikat Saman secara Khusus.
5) Sya’ir Saman (manuskrip).
Naskah berupa manuskrip. Ditemukan dua salinan, satu di Simpang Tonang Pasaman, dan satu lagi di Koto Baru Sungai Pagu. Penulisnya belum diketahui pasti. Walau judul Besarnya Sya’ir Saman, namun isinya merupakan pengajian Tasawwuf yang bersifat filosofis.
6) Kitab Segala Rahasia-rahasia yang halus-halus
Manuskrip ini ditulis oleh Khalifah Rajab Batu Bajarang Solok Selatan. Selain berisi tentang Tarikat Naqsyabandiyah, Syadziliyah dan lainnya, juga berisi tentang amalan-amalan Tarikat Saman. Beliau berguru kepada Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidi, setelah menimba ilmu beberapa saat kepada Tuan Syekh Muhammad Nur Qadhi Langkat.
5. Penutup
Sebagai salah satu Tarikat Sufiyah yang berkembang di Minangkabau, begitu juga wilayah-wilayah lain di nusantara, Tarikat Samaniyah telah memberikan pengaruh yang tidak sedikit dalam kehidupan keberagamaan masyarakatnya. Namun karena sedikitnya referensi yang berbicara langsung mengenai Tarikat mu’tabar yang satu ini, membuat kita merasa kesulitan untuk memperoleh gambaran mengenai perkembangan dan sumbangsihnya, walaupun ada selentingan cacatan-cacatan lama, kebanyakannya masih tersimpan rapi di tangan para pengikutnya. Ada juga di kalangan peneliti luar yang mengungkapkan bahwa bentuk Tarikat Saman di Minangkabau banyak digabungkan dengan Tarikat Naqsyabandiyah, seperti yang terjadi di Belubus, namun bagi orang arif dia tidak akan gegabah beranggapan demikian. Tarikat Saman dan Naqsyabandi bukanlah dua berbeda yang kemudian satu. Tapi keduanya ialah metode mengingat Allah dan mensucikan hati yang pada hakikatnya satu, Cuma soal kaifiyah yang berbeda. Begitulah prasangka orang yang melihat Cuma dari luar belaka.
Untuk saat ini, di beberapa wilayah ada kecendrungan untuk berbai’at Saman di usia yang muda. Padahal dulunya, hanya orang-orang tualah yang mahir bersaman. Kecendrungan ini telah membawa dampak makin betahnya para pemuda di surau, karena mereka merasa senang bertahlil. Namun arah positif ini hanya di sebahagian kecil tempat yang ditemui sekarang, wilayah lainnya malah tidak kenal lagi dengan Samman, apatah lagi dengan banyak wafatnya orang yang tua-tua yang memangku Tarikat Saman itu.
Begitulah keadaannya. Demikianlah sekilas mengenai Tokoh dan Literatur Tarikat Saman di Minangkabau yang telah penulis kumpulkan beberapa tahun lamanya. Dengan cacatan, walaupun kita merasa sulit menemui sumber-sumber yang berbicara langsung tentang Tarikat Saman di Minangkabau, namun kita mesti tahu bahwa Tarikat Samaniyah dengan segala hal ihwalnya telah lama memberikan sumbangsih yang sangat berharga, apakah di zaman perang dulunya sebagai tameng pengusir Kompeni, ataupun dalam pembentukan moral masyarakat banyak. Tokoh-tokoh ulama Saman akan tetap terkenang, akan tetap di ziarahi, dan Tarikat Saman akan selalu berjaya sebagai halnya dulu, di ranah Minang, ranahnya ulama-ulama.
Kepustakaan
Hamka, Tasawwuf, Perkembangan dan Pemurniannya (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2004)
Masduki HS, Intelektualisme Pesantren: (Jakarta: Diva Pustaka, 2004)
Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Izhar Zaghlil Kazibin fi Tasyabbuhihim bis Shadiqin (Mesir: Mathba’ah at-Taqdum al-Ilmiyah, 1908)
Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia: Survei Historis, Geografis dan Sosiologis (Bandung: Mizan, 1992)
Martin van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarikat: Tradisi-tradisi Islam di Indonesia (Bandung: Mizan, 1995)
Min Makkah ila Mishra (manuskrip, koleksi Madrasah al-Manar Batu Hampar Payakumbuh)
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Nusantara dengan Kepulauan Nusantara: akar Pembaruan Islam di Indonesia (Jakarta: Prenada Group, 2004)
Azyumardi Azra, Surau: Lembaga pendidikan Islam tradisional dalam transisi dan Modernisasi (Jakarta: Logos, 2003)
Ahmad Purwadaksi, Ratib Samman dan Hikayat Syekh Muhammad Samman: Suntingan Naskah dan Kajian Isi Teks (Jakarta: Djambatan, 2004)
‘Arif billah Syekh Abdus Shamad al-Falimbani, Siyarus Salikin fi Thariqat as-Saadat as-Sufiyyah (Jeddah: al-Haramain, t. th)
M. Sanusi Latief, Gerakan Kaum Tua di Minangkabau (Disertasi Doktor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1988)
Syekh Muda Abdul Qadim Belubus, Risalah Tsabitul Qulub (Bukittinggi: as-Sa’adiyah, 1393 H) juz I
Khalifah Rajab, Kitab Segala Rahasia-rahasia yang halus-halus (Manuskript) Surau Batu Bajarang Solok Selatan
(Anonym), Ini Kaifiyat Khatam al-Qur’an (Jakarta: Syarikah Maktabah al-Madinah, t. th)
Syekh Mudo Abdul Qadim, Tsabitul Qulub, juz II (manuscript salinan Buya Marnis Dt. Bangso Dirajo
Naskah Simpang Tonang Pasaman (manuscript), bandingkan dengan Sya’ir Saman salinan Muhammad Ridhwan Dt. Tan Bijo Sungai Pagu.
H. Jalaluddin, Pertahanan Tarikat Naqsyabandiyah (Bukittinggi: Tsamaratul Ikhwan, 1950)
1. Pendahuluan
Masuknya Islam ke Minangkabau, umumnya ke nusantara, tak terpungkiri diwarnai oleh unsur-unsur Tasawwuf yang sangat kental. Hal ini dikarenakan ulama-ulama yang pernah hadir menyebarkan Islam di Pulau perca ini merupakan ulama-ulama Sufi belaka. Memang sejarah tidak mencatat bagaimana aktifitas ulama-ulama tersebut ketika bermukim di negeri ini ketika awal penyebaran Islam di abad ke VII masehi tersebut. Namun fakta yang nyata kita peroleh ketika tertulisnya nama-nama besar ulama mulai dari abad ke-XV dalam sejarah, yang mana ulama-ulama tersebut terbilang sebagai ulama-ulama Sufi terkemuka.
Menurut keterangan Syekh Yusuf an-Nabhani mengutip kepada Ibnu Batutah dalam Tuhfatun Nazhar-nya, diabad-abad tersebut telah ada ulama Tasawwuf yang besar di negeri Aden (Yaman), mempunyai keramat yang masyhur sampai dikatakan beliau – ulama tersebut mampu bercakap-cakap dengan orang yang telah wafat , dan diakhir nama ulama tersebut tertulis “al-Jawi”, indikasi yang nyata bahwa beliau merupakan orang Melayu. Masa tersebut pula nama-nama Waliyullah yang sembilan orang di negeri Jawa, Wali Songo, yang merupakan penyebar-penyebar Islam dengan Tasawwuf tingkat tinggi, sebagai halnya tertulis dalam Primbon-primbon tua itu. Tak pula asing nama-nama seperti Hamzah Fansuri, pengarang sya’ir mistik Melayu yang indah menawan; Syamsuddin Sumatrani, sufi penganut martabat lima yang menjadi penasehat raja Aceh kala itu; Syekh Nuruddin ar-Raniri, ulama Ranir (India) yang memapankan karirnya di Aceh sebagai penolak wujudiyah; Syekh Abdurra’uf Singkel Syiah Kuala, ulama besar yang masyhur terbilang; dan yang fenomenal Tuan yang mulia Abu Muhassin Syekh Yusuf Tajul Khalwati Tuanta Samalaka ri Goa (Mahkota Tharikat Khalwatiyah - Tuan guru yang agung dari Goa), berpuluh tahun menuntut ilmu di Mekkah belajar berbagai Tharikat sekaligus berjuang di tanah air hingga wafat di Tanjung Harapan – Afrika Selatan.
Sedang di Minangkabau sendiri, negeri yang masyhur dengan ulama-ulamanya, tersebut pula nama besar Syekh Burhanuddin Ulakan, sudah ratusan tahun lalu meninggal dunia, namun tak henti-hentinya orang berziarah ke makamnya (bershafar) sebagai bukti pengaruh beliau yang tiadakan pudar sama sekali. Tersebut pula Tuan Syekh Keramat – Taram Payakumbuh, masyhur bertuah, disebut sebagai teman seperjanan Syekh Abdurra’uf Singkel ketika mengaji di Madinah kepada Tuan Syekh Ahmad Qusyasi. Di aliran sungai Kampar, terdapat pula makam Syekh Burhanuddin Kuntu, yang terus diziarahi masyarakat banyak hingga sekarang. Kemudian terkemuka nama-nama besar di abad ke XVIII hingga abad XX, seperti Syekh Maoelana Soefi (1738-1818), Syekh Abdurrahman “Beliau Batu Hampar” Payakumbuh (w. 1899 – usia 120 th), Syekh Muhammad Thahir Barulak, Maulana Syekh Ibrahim Kumpulan (w. 1914 – usia 150 th), Syekh Abdul Ghani Batu Bersurat (w. 1961 – usia 150 th), Syekh Ja’far Kampar dan lain-lainnya.
Berbicara mengenai Tasawwuf, maka kita tidak akan terlepas dari membicarakan Tarikat, karena Tarikat merupakan suatu kearifan ber-Tasawwuf, ibaratkan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Besarnya pengaruh Syekh-syekh Tasawwuf terkemuka tersebut, sehingga dikatakan oleh Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi ketika membahas Tharikat dalam Izhar-nya bahwa Tarikat itu telah menjadi pakaian di negeri Minangkabau. Begitu pula laporan seorang petinggi Belanda saat itu, K. F. Holle, yang mengkhawatirkan kebangkitan Tarikat yang begitu pesat yang berpotensi menggeser kedudukan Belanda. Salah satu Tarikat terkemuka yang masih terlihat kabur dalam catatan-catatan yang ada ialah Tarikat Samaniyah. Sebuah Tarikat yang cukup berjasa ketika perlawanan dengan Belanda, bahkan menurut salah satu sumber merupakan salah satu Tarikat yang mula-mula masuk ke Indonesia dan memperoleh pengikut besar di bumi nusantara ini. Maka di sini kita akan melihat sekilas mengenai tokoh dan Literatur Tarikat Samaniyah di Minangkabau, negeri gudangnya ulama-ulama Tasawwuf itu.
2. Akar Samaniyah : Dari Perjalanan murid-murid Jawi ke Haramain hingga aktifitas Surau-surau Sufi di Minangkabau
Hingga beberapa dekade awal abad ke XX, Mekah merupakan tempat yang ramai dikunjungi untuk menuntut ilmu, selain untuk berhaji. Zawiyah-zawiyah termayhur banyak berdiri disekitar Mesjidil Haram, para Syekh-syekh ternama banyak yang membuka pengajian di kawasan Mesjid sendiri. Sehingga Mekah sejak dahulunya menjadi pusat ibadah dan ilmu pengetahuan, malah mungkin lebih dikenal ketimbang al-Azhar. Al-Haramain merupakan tempat berkumpulnya kaum Muslimin dari berbagai penjuru dunia, beberapa banyak ulama-ulama yang datang ke Mekkah buat mengajar sekaligus memperoleh barokah di kota suci tersebut. Banyak dari kalangan muslim yang mengidolakan Mekah untuk tempat menuntut ilmu, walaupun hanya beberapa waktu saja, mengambil berkah istilahnya. Adapula yang hidup menahun di sana, memenuhi dada dengan ilmu, kemudian pulang dengan membawa berbagai ijazah tanda telah diakui keulamaannya. Hingga muncul pameo ditengah-tengah masyarakat, kalau belum mengaji ke Mekah, ilmunya belum sempurna, keulamaannya belum sah. Begitulah posisi Mekah bagi kalangan penuntut ilmu dan Muslim umumnya.
Dengan mengunjungi berbagai halaqah dan Zawiyah Sufi di Mekkah saat itu, yang banyaknya menjamur seantero tanah haram, para penuntut ilmu akan dihidangkan dengan berbagai ilmu pengetahuan agama, dari berbagai Mazhab, berbagai ulama dengan bidang keilmuannya masing-masing (takhussus) dan dari berbagai penjuru dunia. Sehingga dapat dikatakan mereka –para penuntut ilmu itu- telah bersinggungan dengan Jaringan Ulama Internasional, dengan pusatnya kala itu ialah Mekkah dan Madinah.
Posisi mereka setelah pulang ke kampung halamannya –Minangkabau- menjadi ulama terkemuka, dan ilmu yang mereka bawa pulang, tersimpan dalam sudur, bukan sekedar ilmu yang di dapat lingkungan bawah, kalangan lokal, lebih dari itu ilmu yang mereka peroleh ialah pengetahuan agama yang kosmopolitan sebagaimana jaringan global yang mereka bentuk ketika menuntut ilmu dari berbagai Syekh terkemuka di Haramain. Di samping itu, keilmuan mereka mencapai keotentikan yang bisa diuji, lewat sanad keilmuan dari para musnid, ulama-ulama besar di Mekkah dan Madinah. Dengannya mata rantai keilmuan itu bersambung (musalsil), tiada terputus (munqathi’), sampai kepada tokoh-tokoh ulama salaf yang shaleh, hingga sampai kepada Rasulullah.
Sudah menjadi tradisi tersendiri di Minangkabau, apabila ada seorang siak yang telah alim, apatah lagi yang telah pula menimba ilmu di Mekkah dan mendapat ijazah, maka masyarakat atau kaum sukunya akan bergotongroyong membuatkan surau buatnya untuk mengajar agama. Sampai beberapa dekade awal abad ke-20 tradisi itu masih berlaku. Hingga terkemukalah Minangkabau menjadi gudang ulama, setiap kampung dan pelosok-pelosok negeri mesti berdiri sebuah surau atau lebih, dengan berdirinya surau itu sendiri maka mesti ada ulama di daerah itu.
Di Mekkah sendiri, selain mempelajari hal ihwal syari’at sedalam-dalamnya, dengan berkhitmat kepada syekh-syekh terkemuka tersebut, adalah murid-murid Jawi juga memprioritaskan untuk mengikuti pondok-pondok sufi (zawiyah) yang ramai bertebaran di Haramain. Aktifitas mereka di pondok sufi itu belajar Tasawwuf, terutama sekali mengambil bai’at dan bersuluk dalam salah satu Tarikat mu’tabarah. Dan salah satu Tarikat yang digemari pada abad XVII dan XVIII itu ialah Tarikat Samaniyah, yaitu Tarikat yang dikembangkan oleh seorang Sufi masyhur, ulama selaku penjaga Makam Rasulullah di Madinah, yaitu Syekh Muhammad bin Abdul Karim Saman (1719-1770).
Mengenai pribadi Syekh Muhammad Saman sendiri, beliau merupakan seorang tokoh Sufi terkemuka di Abad XVIII, bahkan dikatakan bahwa Beliau merupakan Qutub Auliya’ (Pusaran Wali-wali) yang tersirat dalam berbagai kisah-kisah kekeramatan yang banyak tertulis dalam Hikayat Muhammad Saman. Syekh Saman mempelajari berbagai Tarikat kepada Syekh-syekh besar di zamannya. Selain sebagai Syekh Tarikat yang berpengaruh, beliau juga dikenal ‘alim dalam fiqih yang dipelajarinya dari lima ulama Fiqih terkemuka yaitu Muhammad ad-Daqaq, Sayyid ‘Ali al-Atthar, ‘Ali al-Kurdi, ‘Abdul Wahab al-Thantawi dan Sayyid Hilal al-Makki. Di bidang Tasawwuf dan Tauhid, guru Syekh Saman yang paling mengesankan adalah Mustafa bin Kamaluddin al-Bakri (w. 1749), seorang penulis produktif dan Syekh Tharikat Khalwatiyah dari Damaskus. Selain itu as-Samani juga pernah belajar Tharikat Khalwatiyah kepada dua orang syekh terkemuka di Mesir, yaitu Muhammad bin Salim al-Hifnawi dan Mahmud al-Kurdi. Syekh lain yang sangat berpengaruh terhadap ajaran dan praktek-praktek Syekh Saman ialah Syekh Abdul Karim an-Nablusi (w. 1731) , seorang Syekh Besar Naqsyabandiyah dan pembela jitu Ibnu al-‘Arabi dan al-Jili. Dari berbagai syekh terkemuka yang pernah menjadi gurunya, maka Syekh Muhammad Saman setidak telah mengambil 4 macam Tarikat, yaitu Khalwatiyah, Qadiriyah, Naqsyabandiyah dan Syadziliyah. Dari berbagai teknik-teknik Tarikat inilah Syekh Muhammad Saman merumuskan sebuah metode Zikir, yang kemudian hari dikenal dengan Tarikat Saman, atau Tarikat Samaniyah.
Selain ulama terkemuka, Syekh Saman juga menjabat posisi penting di Madinah selaku penjaga Makam Rasulullah. Hal ini paling tidak telah membuat Syekh Saman untuk lebih leluasa mengajarkan Tarikat Saman-nya, karena setiap waktu beliau akan dikunjungi oleh berbagai tamu dari berbagai penjuru dunia jika akan menziarahi Makam Rasulullah. Maka tidak mengherankan bila dalam waktu singkat, Syekh Saman telah memiliki murid-murid dari berbagai benua; dari Maghrib, Afrika Timur sampai ke India dan Nusantara. Di berbagai kota di Hijaz dan Yaman berdirilah Zawiyah Samaniyah. Tak terpungkiri dengan posisi dan dedikasi Syekh Muhammad Saman yang sedemikian rupanya telah menarik beberapa murid jawi untuk mengambil ilmu dan berba’iat kepadanya, seperti salah seorang yang sangat terkemuka dan menjadi ulama serta tenar namanya lewat karya monumentalnya Siyarus Salikin ialah Arif billah Syekh Abdus Shamad al-Falimbani (abad 18), melalui ulama yang satu ini kita memperoleh gambaran terbaik tentang ajaran Syekh Saman dalam bahasa Melayu.
Di dalam Sairus Salikin ila Tariq Saadat Sufiyah disebutkan silsilah Tarikat Samaniyah dari Syekh Abdus Shamad al-Falimbani sebagai Berikut:
1. Syekh Abdus Shamad al-Jawi al-Falimbani, mengambil dari:
2. Sayyidi Syekh Muhammad bin Abdul Karim Saman al-Qadiri al-Khalwati al-Madani, mengambil dari:
3. Sayyidi Bakri, mengambil dari:
4. Syekh Abdul Latief, mengambil dari:
5. Syekh Mustafa Afandi al-Adarnawi, mengambil dari:
6. Syekh ‘Ali Afandi Qurabas, mengambil dari:
7. Syekh Isma’il al-Jarawi, mengambil dari:
8. Sayyidi Muhyiddin al-Qisthani, mengambil dari:
9. Syekh Sya’ban Afandi al-Qisthamuni, mengambil dari:
10. Syekh Halabi Sultanul Qura’ (Jamal Khalwati), mengambil dari:
11. Bir Muhammad Azibkhani, mengambil dari:
12. Syekh Abu Zakaria as-Syiruwani al-Bakuni, mengambil dari:
13. Bir Ashdaruddin, mengambil dari:
14. Syekh Izzuddin, mengambil dari:
15. Syekh Muhammad Mir Khalwati, mengambil dari:
16. Akha Muhammad al-Balisi, mengambil dari:
17. Syekh Abi Ishaq Ibrahim az-Zahid al-Bukalani, mengambil dari:
18. Syekh Jamal al-Ahuri, mengambil dari:
19. Syekh Syihabuddin at-Tibrisi, mengambil dari:
20. Syekh Rukanuddin Muhammad Nahas, mengambil dari:
21. Quthbuddin Abhari, mengambil dari:
22. Syekh Abi Najib As-Syuhuwardi, mengambil dari:
23. Syekh Umar al-Bakri, mengambil dari:
24. Syekh Wajihuddin al-Qaqithi, mengambil dari:
25. Syekh Muhammad al-Bakri, mengambil dari:
26. Syekh Muhammad ad-Dinuri, mengambil dari:
27. Sayyidi Mumsad ad-Dinuri, mengambil dari:
28. Sayyidi Junaid al-Baghdadi, mengambil dari:
29. Sayyidi Sirri Siqthi, mengambil dari:
30. Sayyidi Ma’ruf al-Kharkhi, mengambil dari:
31. Sayyidi Daud ath-Tha’i, mengambil dari:
32. Sayyidi Habibul ‘Ajami, mengambil dari:
33. Sayyidi Hasan al-Bashri, mengambil dari:
34. Amirul Mu’minin Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib KW, mengambil dari:
35. Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Begitulah halnya murid-murid jawi. Niscaya sebahagian murid-murid ini sesampainya di nusantara membuka pula pengajian untuk mengamalkan dan mengajarkan ilmu yang telah sekian lama diperoleh di Haramain, tak terkecuali Tharikat Samaniyah, yang kala itu hanya dikenal dengan nama Zikir Samman saja. Tharikat Saman setelah itu sangat populer di tengah-tengah masyarakat. Sampai-sampai ketika masuknya penjajah ke nusantara, maka sebahagian para pejuang yang mencoba mengusir bangsa eropa itu ialah para ahli Tharikat Samman, sebagaihalnya yang diceritakan dalam Sya’ir Perang Menteng. Salah satu kutipan isinya yaitu:
Delapan Belas harinya sabtu
Bulan Sya’ban ketika waktu
Pukul empat jamnya itu
Haji berzikir di pememarakat tentu
Haji zikir di pengadapan
Berkampung bagai mengadap ayapan
Tidaklah ada malu dan sopan
Ratib berdiri berhadapan
La ilaha illallah dipalukan ke kiri
Kepada hati nama sanubari
Datanglah opsir meriksa berdiri
Haji berangkat opsirpun lari
Di Minangkabau sendiri, Tharikat Samaniyah sendiri telah menampakkan dirinya sejak awal abad ke-19. menurut catatan yang ada, salah seorang ulama yang mengembangkannya ialah Syekh Muhammad Sa’id Padang Bubus Pasaman , guru dari yang mulia Syekh Ibrahim Kumpulan. Lewat ulama-ulama dan surau-surau sufi setelah itu Tarikat Samaniyah berkembang pesat. Kehadiran Tarikat Saman semakin terlihat dengan tampilnya Syekh Abdurrahman al-Khalidi Kumango, seorang ulama masyhur yang disegani kala itu. Dengan surau Kumango beliau mengajarkan Tarikat Saman dan salah satu teknik silat tradisional Minangkabau kepada murid-muridnya yang banyak datang dari segenap penjuru Minangkabau. Menurut cacatan M. Sanusi Latief, pusat-pusat Tarikat Samaniyah di Minangkabau antara lain:
1) Kumango, Batu Sangkar
2) Belubus
3) Labuah Gunuang, Tuanku Mudo Josan
4) Ateh Aka, Payo Basuang
5) Tarantang
6) Batu Tanyoh
7) Mungka
8) Lubuk Bangku, Sarilamak
9) Aia Putiah, Harau
10) Barulak, Salimpauang
11) Sungai Patai, Sungayang
12) Koto Panjang Lampasi
13) Salido, Painan
14) Padang Bubus, Bonjol
15) Kampung Melayu, Bayang
16) Bungo Pasang, Salido Kaciak, Painan
Dari aktifitas-aktifitas surau Tarikat itulah nantinya terbentuk jaringan guru-murid, yang memperkuat penyebaran Tarikat-tarikat di Minangkabau, begitupula Tarikat Samaniyah.
3. Melirik Jaringan Tarikat Samaniyah di Minangkabau : Sekilas mengenai Ulama Saman dan koneksi keilmuannya
Setiap ilmu mesti pula ada mata rantai yang saling berhubungan. Jika berbica mengenai mata rantai keilmuan itu maka kita tidak akan terlepas dari hubungan istimewa antara guru dan murid, bahkan karena sakin istimewanya hubungan ini tidak pisah terputus sama sekali, walaupun murid atau guru itu telah wafat. Salah satu sebab hubungan guru murid ini takkan terputus ialah karena hubungan ini dibentuk oleh ikatan rohani yang sangat kuat. Begitulah halnya yang berlaku dalam transmisi keilmuan islam sejak dahulunya, di mana murid-murid akan benar-benar menjaga isnad ilmu yang diperolehnya dari guru-gurunya itu. Namun akhir-akhir ini, zaman modern dikatakan orang, perhatian penuntut ilmu tidak lagi mementingkan hal tersebut. Salah satu keilmuan yang masih mempertahankan isnad (mata rantai) itu hingga sekarang ialah ilmu Tarikat sebagai sebuah kearifan bertasawwuf. Di mana melalui isnad atau silsilah inilah nantinya kita akan menemui jaringan keilmuan islam yang kompleks dan saling berkait.
Dalam hal Tarikat, yaitu Tarikat Samaniyah di Minangkabau yang kita bicarakan saat ini, untuk mengetahui jaringan keilmuannya mestilah kita mengenal tokoh-tokoh terkemuka dalam mengembangkan ajaran Samman di tanah Andalas ini. Di antara tokoh-tokoh Tarikat Samaniyah yang masyhur di Minangkabau itu ialah:
1. Syekh Abdurrahman al-Khalidi Kumango (wafat 1927)
Beliau diimasyhurkan orang dengan “Beliau Kumango”. Beliau dikenal sebagai pembawa Tharikat Saman, walaupun sebelum masanya telah ada indikasi bahwa Samaniyah telah berkembang, namun dimasa “Beliau Kumango” inilah Tharikat Samaniyah mencapai kejayaannya, Samaniyah sering dipesertakan dengan pengajaran Tharikat Naqsyabandiyah. Ayah dari “Beliau Kumango” ini juga terkemuka alim, namanya Khatib ‘Alim Kumango.
Nama besar “Beliau Kumango” selain dalam bidang Tharikat Samaniyah, Beliau juga merupakan guru besar sekaligus pencipta Silat Tharikat “Silek Kumango”, silat terkemuka di Minangkabau. Perjalanan menuntut ilmu “Beliau Kumango” terlihat unik, pada mulanya beliau adalah parewa, dan akhirnya menjadi Syekh Besar dan Ulama yang dihormati.
Beliau mengambil Tharikat Samaniyah di Madinah, kepada Syekh Muhammad Ridhwan al-Madani. Murid-murid Beliau “Syekh Kumango” inilah yang memainkan peranan penting menyebarkan Tharikat Samaniyah di Dataran tinggi Minangkabau. Namun tak banyak ditemui cacatan perihal nama murid-murid Beliau ini.
Garis silsilah Tarikat Saman yang Beliau ajarkan ialah:
1) Syekh Abdurrahman al-Khalidi Kumango, mengambil dari:
2) Sayyidina Muhammad Amin bin Ahmad Ridhwan Madinah, mengambil dari:
3) Sayyidina Abu Hasan, mengambil dari:
4) Syekh Hasib, mengambil dari:
5) Syekh Muhammad Saman al-Madani al-Khalwati, mengambil dari:
6) Arif Billah Sayyidi Muftafa Bakri, mengambil dari:
7) Al-Imam Syekh Abdul Latif, mengambil dari:
8) Syekh Muftafa Afandi, mengambil dari:
9) Syekh Ismail al-Jarawi, mengambil dari:
10) Sayyidi Muhammad ad-Din al-Qisthamuni, mengambil dari:
11) Syekh Sya’ban Afandi al-Qisthamuni, mengambil dari:
12) Al-Masyhur Jamal Khalwati, mengambil dari:
13) Bir Muhammad an-Nakhari, mengambil dari:
14) Syekh Abu Zakariya al-Syiruni, mengambil dari:
15) Bir Sadhruddin, mengambil dari:
16) Amir Khalwati, mengambil dari:
17) Akha Muhammad al-Basi, mengambil dari:
18) Syekh Abil Haq Ibrahim al-Kilani, mengambil dari:
19) Syekh Jamaluddin al-Haruwi, mengambil dari:
20) Syihabuddin at-Tibriri, mengambil dari:
21) Rakanuddin Muhammad an-Najasi, mengambil dari:
22) Qathbuddin al-Abhuri, mengambil dari:
23) Syekh Najib as-Suhrudi, mengambil dari:
24) Umar al-Bakri, mengambil dari:
25) Syekh Wajhuddin al-Qith’i, mengambil dari:
26) Syekh Muhammad al-Bakri, mengambil dari:
27) Syekh ad-Dinuri, mengambil dari:
28) Sayyid Junaid al-Baghdadi, mengambil dari:
29) Sayyid Sirri Siqthi, mengambil dari:
30) Sayyidi Ma’ruf al-Kharki, mengambil dari:
31) Sayyid Daud ath-Tha’i, mengambil dari:
32) Amirul Mukminin Sayyidina Ali bin Abi Thalib, mengambil dari:
33) Rasulullah Muhammad Shallahu ‘alaihi wa sallam.
2. Syekh Muhammad 'Arief Sampu (Syekh Sampu), Solok Selatan. (w. 1960)
Dalam sebuah catatan muridnya Mahyunar Malin Bagindo, beliau, Syekh Sampu mengambil tarekat Samaniyah di Madinah. Setelah mengambil ilmu Tarekat Samaniyah, beliau kembali ke kampung halamannya dan membuka pengajian serta mengajarkan ilmu Tarekat. Tepatnya di Rantau Dua Belas Koto, Sangir, Solok Selatan. Beliau mempunyai pengaruh yang sangat luas dalam mengembangkan ilmu agama. setelah beliau berpulang ke Rahmatullah, murid-murid beliaulah yang memainkan peran besar dalam melanjutkan keilmuan Islam, termasuk tarekat. Murid-muridnya dikenal kuat memegang teguh Ahlus Sunnah wa Jama'ah, berjalan dengan menapaki ulama-ulama saleh di masa silam. Alhamdulillah, al-faqir (penulis) telah menziarahi makam beliau di Solok, dan telah pula menyaksikan bekas pengaruh ulama besar ini, meski telah berpuluh tahun beliau wafat.
3. Maulana Syekh Mudo Abdul Qadim Belubus (wafat 1957)
Beliau masyhur terbilang ulama atas jalur Tasawwuf yang besar, teman pula bagi tokoh ulama dari kaum Tua Syekh Sulaiman ar-Rasuli Candung. Pernah mengikuti pertemuan Syekh-syekh Tarikat Naqsyabandiyah di Bukittinggi tahun 1954. Beliau sangat terkemuka di Luak nan Bonsu Luak Limapuluh kota. Perjalanan menuntut Tasawwuf dijalaninya semasa masih belia, beliau pernah mengaji kepada Tuan Syekh Abdurrahman Batu Hampar (wafat 1899) yang terkenal itu. Dari Syekh Batu Hamparlah Beliau menerima kaji Naqsyabandiyah sampai memperoleh gelar “Syekh Mudo” sebagai prestasinya dibidang Tharikat. Kemudian secara berturut-turut belajar Tasawwuf atas jalur Naqsyabandiyah di-6 tempat terkenal, di antaranya di Kumpulan, yakninya kepada yang Mulia Syekh Ibrahim Kumpulan; Padang Bubus Bonjol; Padang Kandih; Simabur; Kumango dan lainnya. Di Kumangolah beliau menerima Tharikat Samaniyah. Muridnya sangat banyak dan umumnya menjadi ulama terkemuka.
4. Tuan Syekh Beringin (wafat pertengahan abad XX)
Beliau berasal dari Durian Gadang, Luak Limapuluh kota. Beliau salah satu di antara murid Syekh Mudo Abdul Qadim yang terkemuka, dari segi keilmuan dan kekeramatan. Paruh kedua hidupnya beliau menetap di Deli, Sumut. Beliaupun terkenal sebagai pejuang di zaman Jepang, ketika tentara Jepang mengepungnya di Surau Suluk Tebing Tinggi Deli, tiba-tiba saja hamparan halaman dan surau itu berubah menjadi danau, sehingga tentara Jepang itu pulang saja dengan tangan hampa.
5. Syekh Ibrahim Bonjol (masih hidup sampai era-80-an)
Beliau berasal Bonjol-Pasaman. Beliau merupakan khalifah Syekh Belubus yang cukup prestisius. Beliau memiliki komplek belajar Tharikat yang cukup makmur di Medan, diberinya nama “Baitul Ibadah”. Salah seorang khalifahnya juga terkemuka di Jakarta.
Foto : Syekh Ibrahim Bonjol di Binjai
6. Khalifah Rajab Batu Bajarang Solok
Eksistensinya mengajar Tharikat Saman merupakan indikasi dari sebuah buku bertuliskan tangan beliau: Kitab Segala Rahasia yang halus-halus. Beliau pernah berguru kepada Syekh Muhammad Nur Qadhi Langkat di Sumut (asal Muara Labuh, Solok). Kemudian berguru secara khusus kepada yang Mulia Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidi Naqsyabandi Rokan, akhirnya menerima gelar Khalifah dan mengajar di Batu Bajarang, dengan surau yang cukup besar.
7. Syekh Haji Mahmud Abdullah “Beliau Tarantang” (w. 1986)
Beliau ulama terkemuka di Tarantang, Harau, Luak Limapuluh kota. Dalam hal Tarikat Beliau mengambil dari Syekh Yahya Magek (guru Syekh Sulaiman ar-Rasuli). Selain alim dalam kitab-kitab Kuning dan Tarikat, beliau juga masyhur pandeka. Murid-murid beliau juga banyak, yang setiap tahunnya mengadakan pertemuan besar dalam acara Penutupan Khalwat dengan mengundang pejabat-pejabat limapuluh kota.
8. Syekh Muhammad Kanis Tuanku Tuah (w. 1989)
Beliau masyhur di Luak nan Bungsu selaku ulama. Beliau mendirikan Madrasah Tarbiyah Islamiyah di Batu Tanyoh sebagai wadah mengajarkan ilmu-ilmu islam. Pada usia mudanya mengaji kepada Syekh Ibrahim Harun Tiakar, dan secara khusus belajar Tarikat kepada Syekh Mudo Abdul Qadim Belubus. Selain Samaniyah, beliau juga merupakan Syekh Naqsyabandiyah yang kuat memegang prinsip. salah satu karangannya ialah kitab Izzatul Qulub bima ja’a bihin Naqsyabandiyah. Murid-muridnya banyak, sampai saat ini dimasa kepemimpinan anaknya Buya Zed Dt. Bungkuak. Bahka sebahagian orang-orang yang bersuluk berasal dari Banten.
4. Tarikat Samaniyah dalam Literatur keagamaan di Minangkabau
Sampai saat ini hanya sedikit referensi Tharikat Saman yang kita temui, ataukah banyak diantara naskah-naskah itu yang tak sampai ke tangan kita. Mengenai Manaqib Saman, begitu pula Ratib Saman belum lagi diperoleh keberadaannya di Minangkabau, ada indikasi dulunya Ratib Saman berkembang luas mengingat penuturan oral orang tua-tua dulu ada orang yang berzikir sambil berdiri. Tapi untuk Palembang naskah Manaqib Saman sangat populer. Hingga saat ini beberapa Literatur yang khusus berbicara Samaniyah, yang dapat ditulis di sini yaitu:
1) Kaifiyah Khatamul Qur’an
sebuah kitab anonim kumpulan karangan-karangan ulama Melayu yang tidak diketahui lagi siapa penulisnya. Di dalamnya ditemui ritual ringkas Ratib Saman, selain itu juga ada penjelasan mengenai Tharikat Syathariyah. Kitab ini masih di cetak di Jakarta, oleh al-Haramain.
2) Sairus Salikin fi Tharikatis Saadat as-Sufiyyah
karangan Syekh Abdus Shamad al-Palimbani. Kitab yang sangat populer di Indonesia dalam bidang Tasawwuf, terutama dalam hal Tharikat Samaniyah. Kitab ini terdiri dari dua jilid tebal, dengan 4 juzu’ (bagian); beraksara Arab berbahasa Melayu. Sumber penulisan karya ini mencakup puluhan kitab-kitab populer di kalangan ahli Tasawwuf, terutama karya-karya Syekh Saman seumpama an-Nafahat Ilahiyah. Kitab ini terbit di berbagai wilayah, dari Kairo hingga Indonesia. Dipakai luas, dari Pattani (thailand), Malaysia dan Indonesia.
3) Risalah Tsabitul Qulub
Karangan Syekh Muda Abdul Qadim Belubus Payakumbuh. Risalah ini terdiri dari beberapa jilid kecil, namun sangat padat isi, hampir mencakup selurus masalah-masalah Tharikat, khususnya Saman. Kitab ini masih tersembunyi, belum terpublikasi secara umum, sebab banyak murid-murid Syekh Belubus yang menyimpannya secara rahasia. Sampai saat ini, baru ditemui 3 jilid buku ini. Isinya:
a. Risalah Tsabitul Qulub (jilid I). Secara praktis buku ini ditulis untuk menolak keraguan dalam mengamalkan zikir-zikir dan wirid-wirid dalam Tharikat, sehingga si murid tetap hati, kuat memegang Tharikat, tidak goyah diterpa perkataan-perkataan kaum muda yang membathalkan Tharikat. Kitab ini berisi dalil-dalil yang tersirat untuk mempertahankan amal Tharikat, serta memperkokoh hati murid, supaya tidak terpecah-pecah akibat faham yang bergitu rupanya. Penulisan sumber rujukan dalam kitab ini cukup variatif, menunjukkan kealiman Syekh Muda yang masyhur itu. Diantar sumber-sumber kitab yang menjadi rujukannya ialah Tanwirul Qulub (sangat populer saat ini), Shahifatus Shafa (besar kemungkinan karangan Syekh Sulaiman Zuhdi Jabal Qubis), Manzhirul A’ma, Khazinatul Asrar, ar-Rahmatul Habithah, Hadist Arba’in, Sairus Salikin, al-Minhul Nisbah, Husnul Husain, al-Qusyairi, Lathifatul Asrar, Hidayatus Salikin, Aiqazhul Manam, Hidayatul Hidayah, Mawahib Sarmadiyah, al-Asymuni dan lain-lainnya.
Selain menjadi penguat hati si murid, risalah ini juga memuat kaifiyah Tharikat Saman dan Tharikat Muhammad Yaman (pecahan Saman) beserta wirid-wirid dan zikir-zikirnya. Risalah ini kemudian ditutup dengan sebuah fasal yang cukup panjang berisi tentang “Pengajaran tatakala nyawa akan berpulang ke hadirat Allah”. (cetakan ke-6, pada percetakan as-Sa’adiyah Bukittinggi, t. th)
b. Risalah Tsabitul Qulub (jilid ke II). Kajian dalam kitab ini tak kalah menariknya. Kitab ini baru dijumpai penulis dalam bentuk manuskrip, salinan tangan oleh Marnis Dt. Bangso Dirajo. Di antara isi kitab ini ialah:
• Himpunan akidah lima puluh
• Sebab zikir la ilaha illallahu tidak pakai muhammadur rasulullah
• Masalah Nur Muhammad dan Nur Allah
• Kelebihan manusia dari pada segala alam
• Masalah Najis dan hadast
• Pembahasan Muqarinah Niat
• Tentang martabat Ahadiyah, wahdah dan wahidiyah
• Menyatakan syari’at dan tharikat di dalam sembahyang
• Rabithah dalam sembahyang
• Asal suluk 40 hari, dan lainnya banyak lagi.
c. Risalah Tsabitul Qulub (jilid ke III). Jilid ke-3 ini memuat pengajaran Tharikat yang cukup istimewa, yakni membicarakan perhubungan shalat dengan Tharikat. Di mana di dalamnya ada tertulis:
Maka dari itu nyatalah bagi kita bahwa ilmu Tharikat itu bersuanya di dalam sembahyang. Sepatutnya kita mahir ilmu tharikat itu dengan beberapa martabatnya.
………………
Maka apabila hilang hamba dan hilang kalimat dan tinggal nur, maka nur itulah yang dinamakan dengan zikir Hakikat. Maka apabila hilang hamba hilang kulimah hilanglah pula nur maka pulanglah hak kepada yang mepunyai, dan kembalilah hamba kepada Tuhannya. (Tsabitul Qulub jilid ke-III)
Kemudian kitab ini disambung dengan pembahasan mengenai “nafsu yang tujuh”, dijabarkan dengan kalimat jelas dan ringkas. Kemudian kitab ini disudahi dengan wirid-wirid dalam tharikat Saman.
Asal naskah kopiannya masih ada tersimpan di surau Belubus, yakni cetakan Islamiyah – Medan. Dengan cover yang dipakaikan foto Syekh Muda dan muridnya Syekh Beringin.
4) Pertahanan Tharikat Naqsyabandiyah
Tulisan Syekh Haji Djalaluddin (1950). Buku ini terdiri dari 5 jilid, bertuliskan Arab Melayu. Walau judul besarnya “Naqsyabandiyah”, namun pada sampulnya penulis juga menuliskan untuk Tharikat Samaniyah. Namun buku ini hanya berisi tentang pertahanan Tharikat secara umum saja, tampaknya tidak membahas aspek teoritis Tharikat Saman secara Khusus.
5) Sya’ir Saman (manuskrip).
Naskah berupa manuskrip. Ditemukan dua salinan, satu di Simpang Tonang Pasaman, dan satu lagi di Koto Baru Sungai Pagu. Penulisnya belum diketahui pasti. Walau judul Besarnya Sya’ir Saman, namun isinya merupakan pengajian Tasawwuf yang bersifat filosofis.
6) Kitab Segala Rahasia-rahasia yang halus-halus
Manuskrip ini ditulis oleh Khalifah Rajab Batu Bajarang Solok Selatan. Selain berisi tentang Tarikat Naqsyabandiyah, Syadziliyah dan lainnya, juga berisi tentang amalan-amalan Tarikat Saman. Beliau berguru kepada Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidi, setelah menimba ilmu beberapa saat kepada Tuan Syekh Muhammad Nur Qadhi Langkat.
5. Penutup
Sebagai salah satu Tarikat Sufiyah yang berkembang di Minangkabau, begitu juga wilayah-wilayah lain di nusantara, Tarikat Samaniyah telah memberikan pengaruh yang tidak sedikit dalam kehidupan keberagamaan masyarakatnya. Namun karena sedikitnya referensi yang berbicara langsung mengenai Tarikat mu’tabar yang satu ini, membuat kita merasa kesulitan untuk memperoleh gambaran mengenai perkembangan dan sumbangsihnya, walaupun ada selentingan cacatan-cacatan lama, kebanyakannya masih tersimpan rapi di tangan para pengikutnya. Ada juga di kalangan peneliti luar yang mengungkapkan bahwa bentuk Tarikat Saman di Minangkabau banyak digabungkan dengan Tarikat Naqsyabandiyah, seperti yang terjadi di Belubus, namun bagi orang arif dia tidak akan gegabah beranggapan demikian. Tarikat Saman dan Naqsyabandi bukanlah dua berbeda yang kemudian satu. Tapi keduanya ialah metode mengingat Allah dan mensucikan hati yang pada hakikatnya satu, Cuma soal kaifiyah yang berbeda. Begitulah prasangka orang yang melihat Cuma dari luar belaka.
Untuk saat ini, di beberapa wilayah ada kecendrungan untuk berbai’at Saman di usia yang muda. Padahal dulunya, hanya orang-orang tualah yang mahir bersaman. Kecendrungan ini telah membawa dampak makin betahnya para pemuda di surau, karena mereka merasa senang bertahlil. Namun arah positif ini hanya di sebahagian kecil tempat yang ditemui sekarang, wilayah lainnya malah tidak kenal lagi dengan Samman, apatah lagi dengan banyak wafatnya orang yang tua-tua yang memangku Tarikat Saman itu.
Begitulah keadaannya. Demikianlah sekilas mengenai Tokoh dan Literatur Tarikat Saman di Minangkabau yang telah penulis kumpulkan beberapa tahun lamanya. Dengan cacatan, walaupun kita merasa sulit menemui sumber-sumber yang berbicara langsung tentang Tarikat Saman di Minangkabau, namun kita mesti tahu bahwa Tarikat Samaniyah dengan segala hal ihwalnya telah lama memberikan sumbangsih yang sangat berharga, apakah di zaman perang dulunya sebagai tameng pengusir Kompeni, ataupun dalam pembentukan moral masyarakat banyak. Tokoh-tokoh ulama Saman akan tetap terkenang, akan tetap di ziarahi, dan Tarikat Saman akan selalu berjaya sebagai halnya dulu, di ranah Minang, ranahnya ulama-ulama.
Kepustakaan
Hamka, Tasawwuf, Perkembangan dan Pemurniannya (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2004)
Masduki HS, Intelektualisme Pesantren: (Jakarta: Diva Pustaka, 2004)
Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Izhar Zaghlil Kazibin fi Tasyabbuhihim bis Shadiqin (Mesir: Mathba’ah at-Taqdum al-Ilmiyah, 1908)
Martin van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia: Survei Historis, Geografis dan Sosiologis (Bandung: Mizan, 1992)
Martin van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarikat: Tradisi-tradisi Islam di Indonesia (Bandung: Mizan, 1995)
Min Makkah ila Mishra (manuskrip, koleksi Madrasah al-Manar Batu Hampar Payakumbuh)
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Nusantara dengan Kepulauan Nusantara: akar Pembaruan Islam di Indonesia (Jakarta: Prenada Group, 2004)
Azyumardi Azra, Surau: Lembaga pendidikan Islam tradisional dalam transisi dan Modernisasi (Jakarta: Logos, 2003)
Ahmad Purwadaksi, Ratib Samman dan Hikayat Syekh Muhammad Samman: Suntingan Naskah dan Kajian Isi Teks (Jakarta: Djambatan, 2004)
‘Arif billah Syekh Abdus Shamad al-Falimbani, Siyarus Salikin fi Thariqat as-Saadat as-Sufiyyah (Jeddah: al-Haramain, t. th)
M. Sanusi Latief, Gerakan Kaum Tua di Minangkabau (Disertasi Doktor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1988)
Syekh Muda Abdul Qadim Belubus, Risalah Tsabitul Qulub (Bukittinggi: as-Sa’adiyah, 1393 H) juz I
Khalifah Rajab, Kitab Segala Rahasia-rahasia yang halus-halus (Manuskript) Surau Batu Bajarang Solok Selatan
(Anonym), Ini Kaifiyat Khatam al-Qur’an (Jakarta: Syarikah Maktabah al-Madinah, t. th)
Syekh Mudo Abdul Qadim, Tsabitul Qulub, juz II (manuscript salinan Buya Marnis Dt. Bangso Dirajo
Naskah Simpang Tonang Pasaman (manuscript), bandingkan dengan Sya’ir Saman salinan Muhammad Ridhwan Dt. Tan Bijo Sungai Pagu.
H. Jalaluddin, Pertahanan Tarikat Naqsyabandiyah (Bukittinggi: Tsamaratul Ikhwan, 1950)
30 TANDA-TANDA HATI KOTOR
BismillahiRahmanirRahim,
1. Gelisah walaupun tiada masalah.
2. Selalu berbangga dengan diri sendiri.
3. Angkuh serta sombong dengan pandang hina terhadap orang lain.
4. Tidak amanah dan mungkir janji.
5. Selalu mengintai keaiban orang dan sebarkannya.
6. Suka mengumpat dan membuka aib orang lain.
7. Gembira melihat orang lain susah dan rendah daripada dirinya.
8. Lidah yang tajam atau tidak menjaga hati orang.
9. Suka menyakiti hati orang dengan sindiran.
10. Berlagak alim semata-mata untuk dipuji orang
11. Menyampaikan ilmu dengan riak.
12. Menganggap diri lebih hebat daripada orang lain.
13. Berpakaian elok untuk dipuji Serta menunjuk-nunjuk.
14. Derhaka kepada kedua-dua ibu bapa.
15. Talam dua muka (manis di depan tapi jahat di belakang)
16. Suka menjatuhkan dan memijak orang dengan kuasa yang ada
17. Solat yang tidak khusyuk.
18. Kagum terhadap diri sendiri. Merasa diri bagus serta cerdik.
19. Selalu mengeluh serta tidak redho dgn suratan takdir.
20. Cinta kepada duniawi dan materialistik.
21. Mudah bersangka buruk terhadap orang.
22. Membesar besarkan hal yang remeh temeh.
23. Suka bergosip dan menabur fitnah.
24. Menggunakan agama dan berdengki atas perkara duniawi.
25. Cinta dunia melebihi cintanya pada akhirat. Membesarkan dunia serta berangan-angan untuk dunia.
26. Pendendam.
27. Penting diri dalam semua hal.
28. Berpura-pura dan suka membodek.
29. Tamak haloba serta bakhil serta sangat berkira dengan orang lain.
30. Nafsu serta kehendak syahwat yang tidak terbendung.
*Kesemua sifat diatas adalah sifat Mazmumah (terkeji). Mari bermuhasabah diri samada hati masih terhijab kepada Allah dengan sifat-sifat buruk diatas atau tidak, jika masih maka hendaklah membersihkannya dengan mengenal Allah, banyak mengingati Allah, berdamping dengan guru pembimbing dan sentiasa bersangka baik kepada Allah dan makhlukNya.
1. Gelisah walaupun tiada masalah.
2. Selalu berbangga dengan diri sendiri.
3. Angkuh serta sombong dengan pandang hina terhadap orang lain.
4. Tidak amanah dan mungkir janji.
5. Selalu mengintai keaiban orang dan sebarkannya.
6. Suka mengumpat dan membuka aib orang lain.
7. Gembira melihat orang lain susah dan rendah daripada dirinya.
8. Lidah yang tajam atau tidak menjaga hati orang.
9. Suka menyakiti hati orang dengan sindiran.
10. Berlagak alim semata-mata untuk dipuji orang
11. Menyampaikan ilmu dengan riak.
12. Menganggap diri lebih hebat daripada orang lain.
13. Berpakaian elok untuk dipuji Serta menunjuk-nunjuk.
14. Derhaka kepada kedua-dua ibu bapa.
15. Talam dua muka (manis di depan tapi jahat di belakang)
16. Suka menjatuhkan dan memijak orang dengan kuasa yang ada
17. Solat yang tidak khusyuk.
18. Kagum terhadap diri sendiri. Merasa diri bagus serta cerdik.
19. Selalu mengeluh serta tidak redho dgn suratan takdir.
20. Cinta kepada duniawi dan materialistik.
21. Mudah bersangka buruk terhadap orang.
22. Membesar besarkan hal yang remeh temeh.
23. Suka bergosip dan menabur fitnah.
24. Menggunakan agama dan berdengki atas perkara duniawi.
25. Cinta dunia melebihi cintanya pada akhirat. Membesarkan dunia serta berangan-angan untuk dunia.
26. Pendendam.
27. Penting diri dalam semua hal.
28. Berpura-pura dan suka membodek.
29. Tamak haloba serta bakhil serta sangat berkira dengan orang lain.
30. Nafsu serta kehendak syahwat yang tidak terbendung.
*Kesemua sifat diatas adalah sifat Mazmumah (terkeji). Mari bermuhasabah diri samada hati masih terhijab kepada Allah dengan sifat-sifat buruk diatas atau tidak, jika masih maka hendaklah membersihkannya dengan mengenal Allah, banyak mengingati Allah, berdamping dengan guru pembimbing dan sentiasa bersangka baik kepada Allah dan makhlukNya.
Minggu, 21 Januari 2018
- Doa-doa Nabi dan Rasul selalu diijabah (dikabulkan, red)
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM
- Doa-doa Nabi dan Rasul selalu diijabah (dikabulkan, red) Allah SWT. Berikut beberapa pilihan Doa-doa yang pernah dicontohkan oleh para Nabi A.s dan Rasul Shallallahu' Alaihi Wasallam
Doa Nabi Adam
“Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamana lana kunnana minal khosirin“
Artinya: Ya Allah, kami telah mendholimi pada diri kami sendiri, jika tidak engkau ampuni kami dan merahmati kami tentulah kami menjadi orang yang rugi.
Doa Nabi Nuh
“Robbi inni audzubika an as alaka maa laisalli bihi ilmun wa illam tagfirli watarhamni akum minal
khosirin“ (surat Hud; 47)
Artinya: Ya Tuhanku sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari sesuatu yang aku tidak mengetahui hakekatnya, dan sekiranya tidak Engkau ampuni dan belas kasih niscaya aku termasuk orang – orang yang merugi.
Doa Nabi Ibrahim
“Robbana taqobal minna innaka anta sami’ul alim wa tub alaina innaka antat tawwaburrokhim“ (Al Baqarah; 128-129)
Artinya: Ya Tuhan kami terimalah amalan kami sesungguhnya Engkau maha mendengar dan Mengetahui, dan termalah taubat kami, sesungguhnya Engkau penerima taubat lagi Maha Penyayang.
“Robbi ja alni muqimas sholati wa min dzuriyyati, robbana wa taqobal doa, Robbannagh firli wa li wa li dayya wa li jamiil mukminina yauma yaqumul hisab“ (Ibrahim; 40-41)
Artinya: Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang – orang yang tetap mendirikan sholat, ya Tuhanku perkenankanlah doaku , ya Tuhanku beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan seluruh orang mukmin, pada hari terjadinya hisab.
Doa Nabi Yunus
“Lailaha illa anta subhanaka inni kuntum minadh dholimin“ (Al Anbiya; 87)
Artinya: Tidak ada Tuhan Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku orang yang dholim.
Doa Nabi Zakariya
“Robbi latadzarni wa anta choirul warisin“ (An Biya; 89)
Artinya: Ya Allah janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri, sesungguhnya engkau pemberi waris yang paling baik.
“Robbi habli miladunka duriyattan, thoyibatan innaka sami’ud du’a“ (Ali Imron; 28)
Artinya: Ya Tuhan berilah aku seorang anak yang baik dari sisiMu, sesungguhnya Engkau maha pendengar Doa.
Doa Nabi Musa
“Robis shrohli shodri wa ya shirli amri wah lul uqdatam mil lissani yah khohu khouli“ (Thoha ; )
Artinya: Ya Tuhanku lapangkanlah dadaku, dan lancarkanlah lidahku serta mudahkanlah urusanku.
“Robbi inni dholamtu nafsi fa firlhi“ (Al Qhosos; 16)
Artinya: Ya Allah aku menganiaya diri sendiri, ampunilah aku.
“Robbi Naj jini minal qumid dholimin“.
Artinya: Ya Tuhan lepaskanlah aku dari kaum yang dholim.
“Robbi ini lima anzalta illayya min khoirin faqir“ (Al Qhosos; 24)
Artinya: Ya Tuhanku sesungguhnya aku memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.
“Robbi firli wa li akhi wa adkhilna fi rohmatika, ya arhamar rokhimin“
Artinya: Ya Tuhanku ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmatMu, dan Engkau Maha Penyayang diantara yang menyayangi.
Doa Nabi Isa
“Robbana anzil alaina ma idatam minas samai taqunu lana idzal li awalina, wa akhirina, wa ayyatam minka war zukna wa anta khoiru roziqin“ (Al Maidah; 114)
Artinya: Ya Tuhanku turunkanlah pada kami hidangan dari langit, yang turunnya akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang–orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau, berilah kami rejeki dan Engkaulah pemberi rejeki yang paling baik.
Doa Nabi Syuaib
“Robbana taf bainana, wa baina kaumina bil haqqi , wa anta khoirul fatihin“ (Al Araf; 89)
Artinya: Berilah keputusan diantara kami dan kaum kami dengan adil, Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik – baiknya.
Doa Nabi Ayyub
“Robbi inni masyaniyad durru wa anta arhamur rohimin“
Artinya: Bahwasanya aku telah ditimpa bencana, Engkaulah Tuhan yang paling penyayang diantara penyayang.
Doa Nabi Sulaiman
“Robbi auzidni an askhuro ni’matakallati an amta allaya wa ala wa li dayya wa an a’mala sholikhan tardhohu wa ad khilni birrohmatika fi ibadikas sholikhin“ (An Naml; 19)
Artinya: Ya Tuhan kami berilah aku ilham untuk selalu mensyukuri nikmatmu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, dan kepada kedua ibu bapakku dan mengerjakan amal sholeh yang Engkau ridloi, dan masukkanlah aku dengan rahmatMu kedalam golongan hamba-hambMu yang Sholeh.
Doa Nabi Luth
“Robbi naj jini wa ahli mimma ya’malun“
Artinya: Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari perbuatan yang mereka kerjakan.
“Robbin surni alal kaumil mufsidin“ (Assyu Araa; 169)
Artinya: Ya Tuhanku tolonglah aku dari kaum yang berbuat kerusakan.
Doa Nabi Yusuf
“Fatiros samawati wal ardli anta fiddunya wal akhiro tawwaffani musliman wa al hiqni bissholihin“
(Yusuf; 101)
Artinya: Wahai pencipta langit dan bumi Engkaulah pelindungku di dunia dan akhirat wafatkanlah aku dalam keadaan pasrah (Islam), dan masukkanlah aku dengan orang-orang sholeh.
Doa Nabi Muhammad SAW
“Robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hassanah wa qina adza bannar“ (Al Baqarah: 201)
Artinya: Ya Tuhanku berikanlah aku kebaikan di dunia dan akhirat, dan jauhkanlah aku dari api neraka.
“Robbana latuzig qullubana ba’daidz haddaitana wahabblana miladunka, rohmatan innaka antal wahab” (Ali Imron;
Artinya: Ya Tuhanku janganlah Engkau palingkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk, dan berilah kami rahmat, sesungguhnya Engkau adalah dzat yang banyak pemberiannya.
- Doa-doa Nabi dan Rasul selalu diijabah (dikabulkan, red) Allah SWT. Berikut beberapa pilihan Doa-doa yang pernah dicontohkan oleh para Nabi A.s dan Rasul Shallallahu' Alaihi Wasallam
Doa Nabi Adam
“Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamana lana kunnana minal khosirin“
Artinya: Ya Allah, kami telah mendholimi pada diri kami sendiri, jika tidak engkau ampuni kami dan merahmati kami tentulah kami menjadi orang yang rugi.
Doa Nabi Nuh
“Robbi inni audzubika an as alaka maa laisalli bihi ilmun wa illam tagfirli watarhamni akum minal
khosirin“ (surat Hud; 47)
Artinya: Ya Tuhanku sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari sesuatu yang aku tidak mengetahui hakekatnya, dan sekiranya tidak Engkau ampuni dan belas kasih niscaya aku termasuk orang – orang yang merugi.
Doa Nabi Ibrahim
“Robbana taqobal minna innaka anta sami’ul alim wa tub alaina innaka antat tawwaburrokhim“ (Al Baqarah; 128-129)
Artinya: Ya Tuhan kami terimalah amalan kami sesungguhnya Engkau maha mendengar dan Mengetahui, dan termalah taubat kami, sesungguhnya Engkau penerima taubat lagi Maha Penyayang.
“Robbi ja alni muqimas sholati wa min dzuriyyati, robbana wa taqobal doa, Robbannagh firli wa li wa li dayya wa li jamiil mukminina yauma yaqumul hisab“ (Ibrahim; 40-41)
Artinya: Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang – orang yang tetap mendirikan sholat, ya Tuhanku perkenankanlah doaku , ya Tuhanku beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan seluruh orang mukmin, pada hari terjadinya hisab.
Doa Nabi Yunus
“Lailaha illa anta subhanaka inni kuntum minadh dholimin“ (Al Anbiya; 87)
Artinya: Tidak ada Tuhan Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku orang yang dholim.
Doa Nabi Zakariya
“Robbi latadzarni wa anta choirul warisin“ (An Biya; 89)
Artinya: Ya Allah janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri, sesungguhnya engkau pemberi waris yang paling baik.
“Robbi habli miladunka duriyattan, thoyibatan innaka sami’ud du’a“ (Ali Imron; 28)
Artinya: Ya Tuhan berilah aku seorang anak yang baik dari sisiMu, sesungguhnya Engkau maha pendengar Doa.
Doa Nabi Musa
“Robis shrohli shodri wa ya shirli amri wah lul uqdatam mil lissani yah khohu khouli“ (Thoha ; )
Artinya: Ya Tuhanku lapangkanlah dadaku, dan lancarkanlah lidahku serta mudahkanlah urusanku.
“Robbi inni dholamtu nafsi fa firlhi“ (Al Qhosos; 16)
Artinya: Ya Allah aku menganiaya diri sendiri, ampunilah aku.
“Robbi Naj jini minal qumid dholimin“.
Artinya: Ya Tuhan lepaskanlah aku dari kaum yang dholim.
“Robbi ini lima anzalta illayya min khoirin faqir“ (Al Qhosos; 24)
Artinya: Ya Tuhanku sesungguhnya aku memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.
“Robbi firli wa li akhi wa adkhilna fi rohmatika, ya arhamar rokhimin“
Artinya: Ya Tuhanku ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmatMu, dan Engkau Maha Penyayang diantara yang menyayangi.
Doa Nabi Isa
“Robbana anzil alaina ma idatam minas samai taqunu lana idzal li awalina, wa akhirina, wa ayyatam minka war zukna wa anta khoiru roziqin“ (Al Maidah; 114)
Artinya: Ya Tuhanku turunkanlah pada kami hidangan dari langit, yang turunnya akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang–orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau, berilah kami rejeki dan Engkaulah pemberi rejeki yang paling baik.
Doa Nabi Syuaib
“Robbana taf bainana, wa baina kaumina bil haqqi , wa anta khoirul fatihin“ (Al Araf; 89)
Artinya: Berilah keputusan diantara kami dan kaum kami dengan adil, Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik – baiknya.
Doa Nabi Ayyub
“Robbi inni masyaniyad durru wa anta arhamur rohimin“
Artinya: Bahwasanya aku telah ditimpa bencana, Engkaulah Tuhan yang paling penyayang diantara penyayang.
Doa Nabi Sulaiman
“Robbi auzidni an askhuro ni’matakallati an amta allaya wa ala wa li dayya wa an a’mala sholikhan tardhohu wa ad khilni birrohmatika fi ibadikas sholikhin“ (An Naml; 19)
Artinya: Ya Tuhan kami berilah aku ilham untuk selalu mensyukuri nikmatmu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, dan kepada kedua ibu bapakku dan mengerjakan amal sholeh yang Engkau ridloi, dan masukkanlah aku dengan rahmatMu kedalam golongan hamba-hambMu yang Sholeh.
Doa Nabi Luth
“Robbi naj jini wa ahli mimma ya’malun“
Artinya: Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari perbuatan yang mereka kerjakan.
“Robbin surni alal kaumil mufsidin“ (Assyu Araa; 169)
Artinya: Ya Tuhanku tolonglah aku dari kaum yang berbuat kerusakan.
Doa Nabi Yusuf
“Fatiros samawati wal ardli anta fiddunya wal akhiro tawwaffani musliman wa al hiqni bissholihin“
(Yusuf; 101)
Artinya: Wahai pencipta langit dan bumi Engkaulah pelindungku di dunia dan akhirat wafatkanlah aku dalam keadaan pasrah (Islam), dan masukkanlah aku dengan orang-orang sholeh.
Doa Nabi Muhammad SAW
“Robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hassanah wa qina adza bannar“ (Al Baqarah: 201)
Artinya: Ya Tuhanku berikanlah aku kebaikan di dunia dan akhirat, dan jauhkanlah aku dari api neraka.
“Robbana latuzig qullubana ba’daidz haddaitana wahabblana miladunka, rohmatan innaka antal wahab” (Ali Imron;
Artinya: Ya Tuhanku janganlah Engkau palingkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk, dan berilah kami rahmat, sesungguhnya Engkau adalah dzat yang banyak pemberiannya.
Sabtu, 20 Januari 2018
TAFFAKUR..
Bertaffakurlah utk memasukki alam diri yg tiada
berpenghujung. (Al-Hadis):“Bertafakur sesaat lebih baik daripada
beribadah setahun.”
.
Sesaat bertaffakur itu lebih baik dari 100 raka'at solat yg tdk khusyuk.
.
Seorang pentaffakur tidak semestinya seorang ahli zikir.. tetapi seorang ahli zikir pastilah seorang pentaffakur.
Tidak ada puncak makrifat tertinggi selain dari mati dan kembali menyatu semula dengan Maha Penciptanya di Rahmatullah kerana semua Roh datang dari Allah..
.
DIsana dia akan melihat melalui penglihatan Allah, mendengar melalui pendengaran Allah dan tidak perlu bergerak untuk ke mana2.. kerana dia sudah kembali menyatu dengan Allah dimana dia berasal, iaitu Rahmatullah.
.
Kasih Allah tanpa batas tetapi ada satu syarat.
..Tidak berlaku syirik padaNYA.
Datangilah Allah dengan penuh kerendahan dihati, satu persatu Allah akan ajar.. Selangkah demi selangkah DIA akan bimbing.
Pada Ummul Kitab itu terkandung segala rahsia.
Namun ia bukanlah sesuatu yg mutlak dan masih boleh diubah dengan kekuatan do'a.
.
Allah wujud sebelum Aliff, sebelum Cahaya, sebelum Jibril yg tua, sebelum 'Arasy, sebelum Kalam.
IA wujud sebelum awal dan selepas akhir..
.
Tidak diharamkan Allah jika mengasihi sesama insan atau saudara2 seagama dan se-iman selagi ianya tidak melanggar batasan agama dan tidak meletakkan Allah ditempat kedua selepas orang yg dikasihi biarpun orang itu ialah anak darah dagingnya sendiri.
.
..Allah hendaklah ditempat pertama.. tidak selain yg pertama.. Kehendak atau Irodat Allah harus didahulukan dihadapan kehendak2 diri sendiri sehingga hanya Qudrat dan Irodat Allah saja yg menzahir melalui tubuhnya.
.
Jika seorang itu jiwanya dipegang Allah, Allah lah yg mengajar, membimbing dan memandu hidup dia..
.
..dan jika Allah menggenggam jiwanya, tiada jampi dan tiada sihir, tiada syaitan dan tiada Raja2 Jin yg akan dapat menyentuhnya.. dia tidak dapat dipukau atau diteropong atau dikenakan sebarang ilmu oleh manusia dan Jin jika tanpa izin NYA..
.
Sahabat2ku yg beriman.. saya berdo'a agar anda semua diturunkan petunjuk dan Hidayah yg sebenar tanpa dipengaruhi makhluk2 ghaib dari bangsa Jin yg terdiri dari syaitan2 penyesat yg kononnya wali2 ghaib..
.
Bicara orang mati dan orang mati sebelum mati itu tidak sama seperti bicara orang yg belum kenal hidup selepas mati..
.
(Al-Jinn :26) ..عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا
(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.
(Al-Jinn :27)..إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.
.
(Al-An'aam :106) ..Ikutlah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik
.
(Az-Zumar :37) ..وَمَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُضِلٍّ ۗ أَلَيْسَ اللَّهُ بِعَزِيزٍ ذِي انْتِقَامٍ
..Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorangpun yang dapat menyesatkannya. Bukankah Allah Maha Perkasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) mengazab?
.
(An-Najm :2). kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.
.
(An-Najm :4). Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
.
Sadoqallohul'adzhiim.
.
Sesaat bertaffakur itu lebih baik dari 100 raka'at solat yg tdk khusyuk.
.
Seorang pentaffakur tidak semestinya seorang ahli zikir.. tetapi seorang ahli zikir pastilah seorang pentaffakur.
Tidak ada puncak makrifat tertinggi selain dari mati dan kembali menyatu semula dengan Maha Penciptanya di Rahmatullah kerana semua Roh datang dari Allah..
.
DIsana dia akan melihat melalui penglihatan Allah, mendengar melalui pendengaran Allah dan tidak perlu bergerak untuk ke mana2.. kerana dia sudah kembali menyatu dengan Allah dimana dia berasal, iaitu Rahmatullah.
.
Kasih Allah tanpa batas tetapi ada satu syarat.
..Tidak berlaku syirik padaNYA.
Datangilah Allah dengan penuh kerendahan dihati, satu persatu Allah akan ajar.. Selangkah demi selangkah DIA akan bimbing.
Pada Ummul Kitab itu terkandung segala rahsia.
Namun ia bukanlah sesuatu yg mutlak dan masih boleh diubah dengan kekuatan do'a.
.
Allah wujud sebelum Aliff, sebelum Cahaya, sebelum Jibril yg tua, sebelum 'Arasy, sebelum Kalam.
IA wujud sebelum awal dan selepas akhir..
.
Tidak diharamkan Allah jika mengasihi sesama insan atau saudara2 seagama dan se-iman selagi ianya tidak melanggar batasan agama dan tidak meletakkan Allah ditempat kedua selepas orang yg dikasihi biarpun orang itu ialah anak darah dagingnya sendiri.
.
..Allah hendaklah ditempat pertama.. tidak selain yg pertama.. Kehendak atau Irodat Allah harus didahulukan dihadapan kehendak2 diri sendiri sehingga hanya Qudrat dan Irodat Allah saja yg menzahir melalui tubuhnya.
.
Jika seorang itu jiwanya dipegang Allah, Allah lah yg mengajar, membimbing dan memandu hidup dia..
.
..dan jika Allah menggenggam jiwanya, tiada jampi dan tiada sihir, tiada syaitan dan tiada Raja2 Jin yg akan dapat menyentuhnya.. dia tidak dapat dipukau atau diteropong atau dikenakan sebarang ilmu oleh manusia dan Jin jika tanpa izin NYA..
.
Sahabat2ku yg beriman.. saya berdo'a agar anda semua diturunkan petunjuk dan Hidayah yg sebenar tanpa dipengaruhi makhluk2 ghaib dari bangsa Jin yg terdiri dari syaitan2 penyesat yg kononnya wali2 ghaib..
.
Bicara orang mati dan orang mati sebelum mati itu tidak sama seperti bicara orang yg belum kenal hidup selepas mati..
.
(Al-Jinn :26) ..عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا
(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.
(Al-Jinn :27)..إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.
.
(Al-An'aam :106) ..Ikutlah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik
.
(Az-Zumar :37) ..وَمَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُضِلٍّ ۗ أَلَيْسَ اللَّهُ بِعَزِيزٍ ذِي انْتِقَامٍ
..Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorangpun yang dapat menyesatkannya. Bukankah Allah Maha Perkasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) mengazab?
.
(An-Najm :2). kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.
.
(An-Najm :4). Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
.
Sadoqallohul'adzhiim.
HIDUP SELEPAS MATI.
Insan yang diterima kesaksiannya adalah insan yg tidak melakukan dosa2 besar dan tidak bermaksiat akan Allah..
.
Berapa keratkah manusia2 hidup yg melalui pengalaman terkeluar dari jasad dalam keadaan sedar serta waras dan melihat jelas tubuhnya ketika dia sedang berada diluar tubuh?
.
Hanya sedikit golongan itu.. jadilah golongan yg sedikit kerana hanya sedikit yg akan diselamatkan Allah dari ujian Dajjal di akhir zaman ini.
.
Mereka itu sudah mati sebelum mati, hanya tidak mati dengan sepenuhnya..
.
Ahli2 kubur itu tiada berteman, tiada keluarga dan anak2, tiada harta, tiada pangkat dunia.. kain sutera, istana mewah, emas permata semuanya tidak dapat dibawa bersama ke Alam Barzah itu.. Hanyalah amalnya yg menjadi bekalan.
Selepas mati itulah hidup yg se benar2 hidup.
.
Soalnya ialah bukan mengapa manusia itu mati, tetapi mengapa manusia itu dihidupkan.?
.
Pada dahi manusia itu terdapat Kalimah2 ghaib yg kelihatan di alam selepas mati..
.
Api dunia hanya dapat membakar diri dunia(jasad).
Diri akhirat tidak dapat ditanam oleh tanah dunia atau dibakar oleh api dunia..
.
Diri akhirat itu diri bathin dan diri akhirat(bathin) hanya dapat dibakar oleh api akhirat iaitu api neraka.
..Tempat yg paling selamat ialah berada didalam Kalam Allah..
.
Semua Roh itu dari Allah, tiada dari selain Allah.
Tetapi ia punyai banyak peringkat dan lapisan2.
Yg paling rendah adalah roh yg mentadbirkan Nafas didalam tidur dan jaga.
.
Telah Allah jarakkan siang dari malam, syurga dari neraka tetapi tiada jarak bagi Roh.
.
Roh itu suci dan tidak berupa bentuk dan tidak berwarna.
Ia terlalu suci dan tidak menempati ruang dan masa.
.
Nafas dan nyawa ada pada darah dan meliputi darah.. Nafas juga adalah wap pada darah itu.
Roh lah yg menggerakkan tubuh melalui Niat, Kata2 dan Tindakan..
.
Dimana akal itu berada, disitu Roh sudah berada sebelum nya
Dimana mata memandang, disitu Roh mu sudah berada sebelum mata itu sampai ke tempat yg dipandang..
.
(Al-Israk : 85): " Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakan roh itu adalah urusan tuhanku dan tiadalah diberi kepada kamu ilmu pengetahuan kecuali sedikit".
.
Dan tidur itu seumpama mati yg kecil saja.. ia dapat di ambil sebagai contoh dimana sebahgian Roh yg keluar dari tubuh dengan meninggalkan nafas didalam tubuhnya. ..cuma bila mati mutlak, Roh itu keluar membawa nafas itu bersamanya.
.
~~~~~
.
Cahaya Iman itu tidak berbau, tidak berkeringat, tidak berehat, tidak sakit dan tidak akan mati.. dan tidak akan pernah terpadam.
.
Cahaya Iman juga tidak melayang ditiup angin, tidak tenggelam oleh lautan, tidak reput oleh tanah kubur, Maha Suci Cahaya diAtas Cahaya..
.
Namun Cahaya Iman itu dapat dimalapkan oleh dosa dan titik2 noda yg dibawa oleh nafsu.. dan nafsu tidak datang dari Roh, tetapi oleh qorin syaitan yg menemani setiap diri.
Setiap manusia yg hidup didunia ini akan kenal apa itu arti hidup selepas mati apabila selepas mereka mati kelak..
.
Manusia itu lebih banyak memikirkan dirinya dan kehidupan dunia dari mengingati Allah dan kehidupan akhirat..
.
Diri bathin tidak dapat dibakar oleh api dunia..
Ia hanya dapat dibakar dan dileburkan oleh api dineraka..
.
Nafas perlu di isi zikrullah.. mereka akan tahu betapa bernilainya nafas itu ketika di saat2 dirinya sedang nazak..
.
Tiap kalimah syahadah mu disaksikan malaikat2 Kiraaman Kaatibiin dan didengar juga oleh qorin syaitanmu yg sentiasa bersamamu.
Langganan:
Postingan (Atom)