MAKNA Wukuf di dalam bahasa Arab adalah berhenti, sedangkan yang dimaksud di dalam tarekat adalah berhenti mengingat zat Allah dalam keadaan badan tetap dan hati tenang.
Kaifiahnya ada dua. Pertama, hadirkan lathaif-lathaif yang tujuh dari semua lathaif yang lalu. Kedua, hadirkan pula seluruh anggota badan pada menghadirkan Allah.
Apabila telah hadir dua macam tersebut, maka barulah dilakukan wukuf, yakni berhenti mengingat zat Allah, zat yang tidak ada misel (contoh) dan kaifiah dengan ingatan yang bulat, sehingga semua ingatan dan perasaan hanya tertuju pada zat Allah dan merasakan hadir di hadapan-Nya.
Maqam Muraqab
Pertama Muraqabah Itlak. Muraqabah ini disebut juga dengan Muraqabah
Ula, atau muraqabah pertama. Muraqabah ialah menghadap hamba kepada Zat
Allah SWT.
Adapun cara muraqabah ini adalah: pertama, kita merasa
di dalam hati bahwa Allah selalu melihat kita selaku hamba-Nya dahir dan
batin, tiada tersembunyi segala sesuatu bagi-Nya. Kedua, kita hendak
merasa malu jika kita seorang yang pernah melakukan maksiat. Inilah yang
dimaksud oleh ahli sufi akan istilah muraqabah itlak.
Kedua Muraqabah Wahdah. Af’al. Muraqabah ini disebut juga dengan
muraqabah tsaniyah (muraqabah kedua), sedangkan makna muraqabah wahdah
adalah mengumpulkan ingatan, perasaan kita dan makrifah kita semata-mata
kepada zat Allah SWT. Sebelum mengumpulkan ingatan itu, lebih dahulu
kita pandang, kita pikirkan dengan akal yang waras dan kita i’tikatkan
serta kita rasakan dengan panca indera secara perasaan yang sangat
mendalam, bahwa semua kejadian dan perbuatan dalam alam ini semuanya
perbuatan Allah dan datang dari pada-Nya.
Di dalam amalan suluk
Tarekat Naqsyabandiyah, wahdah af’al artinya pengakuan hati kita bahwa
Allah SWT itu Maha Esa pada segala perbuatan-Nya.
Ketiga Muraqabah Ma’iyah. Muraqabah ini juga sering disebut Muraqabah
Tsalisah (murakabah yang ketiga), yaitu mengumpulkan pikiran dan ingatan
kita dengan ingatan yang mendalam, bahwa Allah SWT selamanya menyertai
kita di mana saja kita berada. Kaifiyahnya adalah selalu kita yakini dan
kita rasakan bahwa Allah SWT tetap selamanya beserta kita, kemudian
kita selalu mengharapkan kasih sayang-Nya dan keampunan-Nya, tentulah
dengan demikian kita selamanya pula tidak akan melakukan kesalahan
sedikitpun kepada-Nya.
Maqam Zikir Tahlil
Maksud dengan zikir tahlil di sini adalah zikir “laa ilaaha illah’’. Zikir ini merupakan zikir yang terakhir dalam suluk.
Demikianlah metode zikir tahlil ini dikerjakan dengan sebaik-baiknya, zikir tahlil ini terbagi tujuh khatam zikir, tiap-tiap khatam akan dihadiahkan pahala dengan ketentuan, yaitu: khatam pertama dihadiahkan kepada Nabi Muhammad Saw, khatam kedua dihadiyahkan pahala untuk dirinya sendiri, khatam ketiga dihadiahkan pahala kepada ibu bapak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar