ILMU SEJATI
Syekh Siti Jenar satu di antara yang tahu akan
kematiannya –walau bab kematian ini ada dua versi. Versi pertama
menyebut lehernya ditebas para wali. Versi kedua menulis Siti Jenar
menghendaki kematiannya sendiri dengan cara menutup jalan pernapasan.
Hingga kini, ajaran Siti Jenar tetap dianggap kontroversial. Ia
dituding berseberangan dengan Wali Songo, dan karena itu harus
dilenyapkan sebelum ”meracuni” umat Islam. Walau diancam, ia tetap kukuh
dengan pemahamannya manunggaling kawulo Gusti –menyatunya Tuhan dengan manusia.
Ia hanya membabar ilmu hakikat hidup.
Ia merasa kehadiran Allah sangat dekat. Allah lebih dekat daripada urat
leher. Ia menganggap hidup adalah kematian, sedangkan mati adalah
kehidupan. Hidup yang tak tersentuh oleh kematian, itulah kehidupan
sejati.
Untuk mendapatkan ilmu sejati, manusia harus sunyi dari
pamrih. Tak boleh dengki. Bebas dari kekalutan dan kecemburuan. Hati dan
pikiran jadi satu, tak ada konflik batin. Hening atau diam adalah usaha
manusia untuk tidak menimbulkan riak kenegatifan dalam hidup.
Bila
manusia sudah mampu mewujudkan pribadinya seperti itu, dia tak akan
merasa lelah atau sakit dalam menempuh kehidupan. Suka-duka yang
dialami, itu karena manusia kehilangan jati dirinya. Jiwanya lagi
kosong. Belum bersih dan pasrah.
Syekh Siti Jenar satu di antara
yang tahu akan kematiannya –walau bab kematian ini ada dua versi. Versi
pertama menyebut lehernya ditebas para wali. Versi kedua menulis Siti
Jenar menghendaki kematiannya sendiri dengan cara menutup jalan
pernapasan.
Hingga kini, ajaran Siti Jenar tetap dianggap
kontroversial. Ia dituding berseberangan dengan Wali Songo, dan karena
itu harus dilenyapkan sebelum ”meracuni” umat Islam. Walau diancam, ia
tetap kukuh dengan pemahamannya manunggaling kawulo Gusti –menyatunya
Tuhan dengan manusia.
Ia hanya membabar ilmu hakikat hidup.
Ia
merasa kehadiran Allah sangat dekat. Allah lebih dekat daripada urat
leher. Ia menganggap hidup adalah kematian, sedangkan mati adalah
kehidupan. Hidup yang tak tersentuh oleh kematian, itulah kehidupan
sejati.
Untuk mendapatkan ilmu sejati, manusia harus sunyi dari
pamrih. Tak boleh dengki. Bebas dari kekalutan dan kecemburuan. Hati dan
pikiran jadi satu, tak ada konflik batin. Hening atau diam adalah usaha
manusia untuk tidak menimbulkan riak kenegatifan dalam hidup.
Bila
manusia sudah mampu mewujudkan pribadinya seperti itu, dia tak akan
merasa lelah atau sakit dalam menempuh kehidupan. Suka-duka yang
dialami, itu karena manusia kehilangan jati dirinya. Jiwanya lagi
kosong. Belum bersih dan pasrah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar