Cobaan Tuhan???
Tuhan
menciptakan Alam dan seluruh isinya dan kemudian Tuhan juga menciptakan
hukum-hukum di alam yang disebut dengan Sunatullah. Sunatullah itu
bersifat universal dan berlaku untuk semua tanpa membedakan orang per
orang.
Tuhan
menciptakan udara dan air sebagai sumber kehidupan, siapun yang hidup
di dunia ini apakah dia beriman atau tidak, menyembah Allah atau tidak
tetap bisa menikmati yang namanya air dan udara.
Tuhan
menciptakan bumi, menciptakan tanah beserta hukum hukumnya, siapa yang
menabur biji dia akan menuai. Kalau yang ditanam padi maka sesuai hukum
Alam apabila rawat sesuai rukun dan syaratnya akan mendapatkan hasil
berpuluh atau beratus kali lipat.
Siapun
yang menanam, apakah dia Islam, Kristen, Yahudi atau bahkan penyembah
berhala sekalipun apabila memenuhi syarat syarat yang telah ditentukan
oleh Allah sebagai pencipta dan pemilik alam akan mendapatkan hasil.
Sunatullah tidak ada hubungan dengan yakin atau tidak kepada Tuhan, taat atau lalai, beriman atau kafir.
Tidak hanya hukum alam, hal hal lain juga Tuhan telah mengatur sesuai dengan aturannya.
Sebagai
contoh sederhana misalnya untuk menanak beras agar bisa menjadi nasi
agar bisa dimakan harus memenuhi rukun syaratnya. Hal2 yang harus
dipenuhi dalam menanak nasi :
- Ada beras, tanpa beras apa yang mau dimasak?
- Ada wadah (periuk, belanga, dll) tanpa wadah maka beras akan berserakan tidak akan pernah bisa di masak.
- Ada air, tanpa air maka beras akan menjadi gosong tak akan pernah menjadi nasi.
- Ada api (listrik) tanpa ada api atau alat untuk memanaskan maka sampai kiamat beras tidak akan pernah menjadi nasi.
- Ada ahli masak (orang yang memasak), 4 syarat telah terpenuhi (beras, wadah, air dan api) kalau tidak ada yang memasak maka beras tidak akan bisa berubah menjadi nasi.
Pertanyaannya apakah menanak nasi ada hubungan dengan akidah, keyakinan, keimanan?
Jawabannya: TIDAK?
Orang
yang taat ibadah sekalipun kalau tidak paham cara menanak nasi maka
sampai kiamat pun nasi itu tidak akan jadi sebaliknya orang jahat,
atheis atau penyembah berhala sekalipun kalau dia mengetahui ilmu
menanak nasi maka dia akan mendapatkam nasi.
Begitu juga dengan hal lain, semua ada aturan dan hukum hukumnya.
Itulah
sebabnya kenapa orang orang yang ahli di dunia ini kebanyakan non
muslim, karena mereka belajar, menyelidiki dengan sungguh2 tentang hukum
hukum yang berlaku di alam.
Tuhan
telah menciptakan manusia dengan sempurna dan memberikan manusia
kemampuan untuk berfikir sehingga manusia bisa memahami hukum yang ada
di alam dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Orang yang menjaga
kesehatan pasti akan mendapatkan kesehatan sebaliknya orang yang tidak
menjaga kesehatan akan mengalami sakit, ini tidak ada hubungan dengan
ibadah.
Rasulullah
SAW junjungan kita termasuk orang yang sehat sepanjang hidup bahkan
Beliau hanya pernah sakit satu kali. Kenapa? Karena dalam keseharian
Beliau menerapkan pola hidup sehat. Pola makan Nabi juga sehat, Beliau
bersabda, “”Perut itu rumah (sumber) penyakit. Dan obatnya adalah
pencegahan” dalam riwayat lain Nabi menganjurkan agar perut kita isinya
dibagi menjadi 3 yaitu sepertiga makanan, sepertiga air dan sepertiga
udara atau anjuran Beliau makanlah sesudah lapar dan berhentilah sebelum
kenyang.
Cara
makan Nabi juga ada adab atau kesopanan yang selalu diterapkan oleh
Nabi setiap saat. Pertama-tama, makan dalam keadaan bersih, setidaknya,
tangan harus sudah dicuci bersih. Makanan agar jangan terlalu panas.
Selanjutnya membaca basmalah. Kemudian memakan sedikit garam. Makan
dengan tangan kanan dan jangan menyuap makanan dalam jumlah yang banyak
ke dalam mulut. Melainkan sedikit demi sedikit dimasukkan ke dalam
mulut.
Selanjutnya,
harus mengunyah makanan sampai halus, jangan minum di tengah-tengah
makan, duduk yang lama, mengambil makanan yang lebih dekat, jangan
menatap mata, dan disunnahkan setiap kali suapan, dalam pikiran kita
mengucapkan rasa syukur atas rezeki dari Allah swt.
Adab
makan lainnya adalah menggunakan jari dan sebisa mungkin tidak
menggunakan sendok atau garpu kecuali makanan yang mengharuskan untuk
itu. Nabi juga menganjurkan melengkapi makanan dengan sayur mayur.
Sebelum minum, hendaknya makan sedikit garam lagi. Selesai makan,
mengelus perut dari atas ke bawah. Jika ada sisa makan pada jari,
dianjurkan untuk dijilat. Dan terakhir, mencuci tangan. Siapapun yang
mengikuti pola hidup sehat seperti Nabi akan bisa sehat walaupun
ibadahnya kurang bahkan tidak beribadah sama sekali.
Saya
pernah membaca, seorang dokter non muslim sejak umur 20 tahun sampai
umur 70 tahun, selama 50 tahun tidak pernah mengalami sakit walaupun
hanya sekali sementara orang yang ibadahnya sangat rajin karena tidak
mengetahui ilmu bagaimana menjaga kesehatan dengan baik sering kali
mengalami sakit. Sekali lagi masalah kesehatan tidak ada hubungan sama
sekali dengan ibadah atau keimanan.
Sering
kali kita mengatakan sebagai “cobaan Tuhan” ketika kita gagal, padahal
kegagalan itu terjadi karena kita tidak mengetahui hukum-hukum yang
telah ditetapkan Tuhan atau salah menerapkan hukum yang telah dibuat
oleh Tuhan. Seorang Guru Sufi mengatakan, “Tuhan hanya memberikan cobaan
dan ujian kepada Wali-Nya, sedangkan orang awam apa yang dialami akibat
kesalahannya sendiri”. Dari pada kita fokus kepada cobaan yang belum
tentu itu sebuah cobaan, lebih baik kita merenungi, memperbaiki hal-hal
yang membuat kita gagal dalam segala aspek kehidupan. “Salah dulu baru Benar”
begitu nasehat Guru kepada saya, nasehat itu menjadikan semangat bagi
kita untuk terus belajar, belajar dan belajar dalam segala hal agar kita
terus bertumbuh, berkembang menjadi manusia yang lebih sempurna.
Tulisan
ini mudah-mudahan bisa menjadi renungan kita semua agar tidak dengan
mudah menyalahkan Tuhan ketika kita mengalami hal-hal buruk dalam hidup
atau mengalami kegagalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar