ISLAM BERLAPIS..... [1]
Sudah menjadi hukum pasti yang berlaku di alam bahwa di dunia ini
segala sesuatu diciptakan Allah dengan berlapis-lapis atau
bertingkat-tingkat yang kesemuanya itu mempunyai tujuan tersendiri.
Allah menciptakan bumi berlapis, mulai dari lapisan paling atas berupa
tanah yang subur, kemudian dibawahnya ada batuan yang keras sampai
kemudian kepada kerak bumi yang terdiri dari batuan cair yang sangat
panas dan kesemua susunan yang begitu teratur itu mempunyai tujuan dan
tunduk kepada hukum Alam (Sunatullah) yang diciptakan oleh Allah saat
dunia ini diciptakan. Buah-buahan ciptakan dengan berlapis, tanaman pun
demikian bahkan atom sebagai bagian benda terkecil yang diketahui
manusia saat ini juga mempunyai lapisan.
Begitu juga Agama
Islam yang kita kenal, mempunyai tingkatan atau lapisan yang dengan
tingkatan tersebut memudahkan manusia untuk mempelajari agama. Syariat
merupakan kumpulan hukum-hukum atau aturan yang harus dijalankan oleh
ummat Islam adalah pintu terdepan, etalase yang mewakili Islam itu
sendiri. Orang yang belum mengenal Islam ketika ditanya apa itu Islam,
kita bisa menjelaskan dengan sederhana lewat Rukun Islam yang dikerjakan
oleh ummat Islam seluruh dunia. Lewat ucapan syahadat, pelaksanaan
shalat 5 waktu dan shalat sunnat di mesjid atau di rumah masing-masing,
membayar zakat, melaksanakan puasa ketika bulan Ramadhan dan puasa
sunnat serta menunaikan ibadah haji akan bisa mewakili atau menjelaskan
apa itu Islam.
Apa yang nampak terlihat sebagai rukun Islam
yang 5 perkara itu tentu saja mempunyai asfek rohaniahnya, asfek
esoteris yang mendukung gerak zahir dari pelaksaaan rukun Islam yang 5
perkara. Gerakan-gerakan zahir, ucapan yang keluar dari mulut akan bisa
dilakukan oleh siapapun, bahkan orang yang baru mengenal Islam sekalipun
atau sangat awam akan bagitu mudah memahami dan melaksanakan ibadah
yang diwajibkan dalam Islam.
Satu hal yang harus kita pahami
bersama bahwa Islam yang kita kenal sekarang bukan turun dalam semalam,
bukan paket yang diantar oleh malaikat kemudian dilaksanakan oleh ummat
atau dalam bahasa mudahnya, Islam bukan agama instan. Shalat sebagai
ibadah wajib baru dilaksanakan ummat setelah 13 tahun Nabi dakwah, lalu
ibadah apa yang dilaksanakan oleh ummat sebelum adanya kewajiban shalat?
Apakah mereka tidak beribadah sama sekali?
Selama 13 tahun
Nabi menanamkan Tauhid, Kalimah Allah Yang Maha Tinggi yaitu La Ilaha
Ilallah yang merupakan pondasi dari agama. Kenapa harus memerlukan waktu
13 tahun untuk mengajarkan ucapan pendek tersebut? Ini menjadi bahan
renungan dan kajian kita bersama. Nabi menjelaskan bahwa perkerjaan
paling mudah adalah menyebut nama Allah dan pekerjaan paling sulit juga
menyebut nama Allah. Kalau hanya sekedar menyebut nama Allah atau
mengucapkan syahadat, maka seluruh manusia yang berakal dan bisa
berbicara akan mampu mengucapkannya akan tetapi mengucapkan kalimah
Allah disertai oleh Allah itu pekerjaan yang sangat sulit seperti yang
dijelaskan oleh Nabi.
Karena agama mempunyai asfek zahir dan
bathin, tidak terkecuali juga Kalimah Syahadat, mempunyai asfek zahir
dan bathin pula. Dalam sebuah hadist Qudsi Allah Berfirman, “La Ilaha
Ilallah adalah kalimah KU dan dia adalah AKU, barangsiapa yang menyebut
La Ilaha Ilallah akan masuk dalam benteng-KU dan barangsiapa yang masuk
dalam benteng-KU maka dia terbebas dari azab-KU”. Pernahkah kita
kemudian meriset, membuktikan akan kehebatan Kalimah Allah, membuktikan
bahwa diri kita masuk dalam kapsul Maha Menang sehingga Iblis beserta
bala tentaranya tidak akan bisa menembus hati sanubari kita. Pernahkah
kita membuktikan akan kehebatan Kalimah Allah seperti yang tercantum
dalam al-Qur’an AR-RA’AD ayat 31 berikut :
“Dan sesungguhnya
andaikata ada suatu bacaan (Kitab Suci) yang dapat membuat gunung-gunung
berjalan/berguncang dahsyat atau bumi dipotong-potong/ dibelah-belah
atau orang-orang mati diajak bicara / dapat bicara (hidup kembali)
niscaya Kitab Suci itu ialah Al-Qur’an. Dan merekapun tidak juga beriman
(dan juga masih tidak terpikir juga untuk merisetnya, walaupun Tuhan
mengatakan KEDAHSYATAN AL-QUR’AN itu bertubi-tubi)”
Para Auliya
Allah termasuk Guru saya sendiri telah meriset dan membuktikan secara
nyata dan fakta dan apa yang dilakukan Beliau bisa dilakukan pula oleh
para murid karena memang memakai rumus yang sama sehingga hasilnya sama.
Al-Qur’an yang kita kenal bukan hanya untuk dibaca, di alun-alunkan
dengan nada indah atau diperlombakan dalam MTQ, lebih jauh Al-Qur’an
apabila diketahui teknologinya bisa menghasilkan energy Maha Dahsyat
yang bisa menghidupkan orang mati dan bahkan menunda kiamat datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar