“NANTI”
Sebuah kata yang mengganjal..
Membuat malas..
Membuat berat..
Membuat rusak banyak rencana..
Al-Hasan al-Bashri berkata:
“Jauhi olehmu ‘nanti’..
Karena kamu sedang berada di hari ini..
Dan bukan di hari esok..
Bila hari esok tidak menjelang..
Kamu tidak akan menyesal..
Bila masih menjelang..
Kamu lebih mampu untuk berbuat seperti hari ini.. [Al-Himam al-'Aliyah].
Banyak dari kita terbuai oleh “NANTI”..
Katanya nanti saja bertaubatnya..
Nanti saja mengajinya..
Nanti saja membacanya..
Nanti saja berjilbabnya..
Entah sampai kapan kita akan terus dibuai oleh “NANTI”..
Setiap kali mendapat kesempatan..
Kata “NANTI” menghentikan keinginan..
‘Abdullah ibn ‘Umar berkata:
“Bila kamu berada di waktu pagi, jangan tunggu waktu sore..
Dan bila berada di waktu sore, jangan tunggu waktu pagi..
Ambil kesempatan sehat sebelum sakitmu..
Dan kesempatan hidup untuk bekal kematianmu..”
[HR Bukhari & Muslim].
Nanti..
Adalah musuh penuntut ilmu..
Ia tak pernah mengenal “nanti”..
Kecuali nanti yang bermanfaat..
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah berfirman:
“Wahai Anak Adam, luangkan waktumu untuk beribadah kepada-Ku, maka
langsung aku isi hatimu dengan kekayaan dan langsung Aku tutupi
kefakiran-Mu dan jika tidak demikian, maka aku telah isi hatimu dengan
kesibukan dan tidak Aku tutupi kefakiranmu”. (HR. Ahmad)
Allah swt berfirman: “Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat/51: 56)
“Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah)
sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku mengijabah doa orang yang bedoa bila
ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaknya mereka memenuhi (seruan)Ku dan
hendaknya mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
bimbingan.” (Al-Baqarah: 186)
Maka apa yang kita tunda dengan
kata “NANTI” untuk melakukan keta’atan; menuntut ilmu syari’, beramal
shalih, saling bernasehat diatas kebenaran dan kesabaran ?
Karena Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda :
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang yang lima: [1] Masa mudamu
sebelum masa tuamu, [2] masa sehatmu sebelum sakitmu, [3] masa kayamu
sebelum miskinmu, [4] waktu luangmu sebelum sibukmu, dan [5] hidupmu
sebelum matimu. (HR. al-Hakim dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, lihat
Fath al-Bari [11/264], hadits ini disahihkan al-Hakim dan disepakati
oleh adz-Dzahabi, lihat Jami’ al-’Ulum wa al-Hikam, hal. 486)
Dari Qoza’ah, dia berkata: Ibnu Umar
radhiyallahu’anhuma- berkata kepadaku, “Kemarilah, akan kulepas
kepergianmu sebagaimana ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
melepas kepergianku (yaitu dengan Do’a):
أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ
‘Astaudi’ullaha diinaka wa amaanataka wa khawaatima ‘amalik’
(Aku titipkan kepada Allah pemeliharaan agamamu, amanatmu, dan akhir penutup amalmu).”
{HR. Abu Dawud, Syaikh al-Albani berkata: Hadits ini sahih dengan
banyak jalannya, sebagiannya disahihkan oleh at-Tirmidzi, Ibnu Hibban,
al-Hakim, dan adz-Dzahabi. Lihat Shahih Sunan Abu Dawud [7/353]}
Sudah semestinya kita meyakini bahwa Allah tak akan menyia-nyiakan kepada apa yang dititipkan kepada-Nya.
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu-, dia berkata: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam melepas kepergianku dengan mengucapkan,
أستودعك الله الذي لا تضيع ودائعه
‘Astaudi’ukallahalladzi laa tadhii’u wadaa-i’uhu’
(Kutitipkan kamu kepada Allah yang tidak akan pernah tersia-siakan apa yang dititipkan kepada-Nya).”
{HR. Ibnu Majah. Disahihkan al-Albani dalam as-Shahihah [16 dan 2547]
dan Takhrij al-Kalim at-Thayyib [167], lihat Shahih Ibnu Majah [2/133]
software Maktabah asy-Syamilah}
Semoga Allah senantiasa limpahkan dalam setiap perjalanan kita sebaik-baik bekal yakni ketakwaan.
Jumaat barakah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar