“Tidak Syah Sholat seseorang melainkan dengan Mengenal akan Allah”.
Sayyidina Ali bin Abi Tholib r.a Karamallahu Wajhah berkata :
“Tidak Syah Sholat seseorang melainkan dengan Mengenal akan Allah”.
Di dalam perjalanan Ma’rifatullah/Mengenal akan Allah maka di mulai
dengan Mengenal akan Diri sendiri (Diri yang sebenar-benarnya Diri).
Sebab diri yang dikatakan sebenar-benarnya diri itu, yang memiliki
hubungan langsung dengan Tuhannya. Tentu bagi mereka yang sudah paham
tentang Ma’rifat telah mengetahui yang mana sih…., diri yang harus di
kenal itu.
Akan tetapi dari mereka-mereka yang telah kenal akan
diri banyak yang tidak menyadari bahwasannya apa yang telah
dilaluinya/diketahuinya itu masih sebatas Kulit dalam pandangan
Arifbillah.
Kenapa demikian..? karena diri yang banyak
diketahui oleh sebagian penuntut Ma’rifatullah itu masih terbatas kepada
diri yang ada pada dirinya sendiri. Dan ada juga yang terbatas pada
pandangannya kepada orang yang diistimewakan dan diagungkannya.
Sedangkan Ma’rifat yang sebenarnya dan sesempurna-sesempurnanya adalah
Ma’rifat yang Universal, tidak ada batasanya dan tidak terbatasi oleh
diri sendiri saja maupun orang tertentu saja.
Setiap orang yang
berada di dalam lingkaran Ma’rifat merujuk kepada Sumber Pengetahuan
Allah/Sumber Hakikatullah yang di sebut dengan “Nur Muhammad”,
sebagaimana dalil yang telah dipahami oleh mereka-mereka yang ber paham
Ma’rifat bahwa “Nur Muhammad” itu awal-awal dari segala sesuatu. Dengan
Nur itu maka terciptalah Seluruh sekalian Alam beserta isinya.
Rosulullah Saw bersabda :
“Bahwasannya Allah Swt telah menjadikan akan Ruh-ku daripada Zat-Nya
sedangkan sekalian Alam beserta isinya terbit dari pada Nur-ku (Nur
Muhammad)”.
Sabda Rosulullah Saw yang lain :
“Sesungguhnya Aku adalah Bapak sekalian Ruh sedangkan Adam adalah Bapak dari sekalian batang tubuh (Jasad)”.
Dari dalil tersebut telah menguraikan bahwa Hakikat Nur Muhammad itu
tidak hanya ada pada satu diri saja melainkan ada pada setiap yang
maujud. Sehingga tak terbatas bagi Nur Muhamad itu, melainkan meliputi
sekalian Alam termasuk pada diri sendiri.
Jika seseorang
mengenal akan Allah melalui Nur-Nya (Nur Muhammad) yang ada pada dirinya
sendiri maka belum lah dikatakan mengenal akan Allah yang meliputi
sekalian Alam. Begitu juga jika seseorang mengenal akan Allah melalui
Nur-Nya (Nur Muhammad) yang ada hanya pada orang-orang tertentu yang
diistimewakannnya dan diagungkannya dari diri Ustadz-ustadznya,
Guru-gurunya, Syaikhnya ataupun Mursyidnya maka sesungguhnya ia masih
terhijab oleh yang sesuatu yang dipandangnya.
Rumus dari pada Ma’rifatulah yang sebenarnya dan Universal itu adalah :
“Syuhudul Wahdah Fil Katsroh, Syuhudul Katsroh Fil Wahdah”.
(Memandang yang Satu (Nur) ada pada yang banyak, memandang yang banyak ada pada yang Satu).
Saya katakan bahwa seseorang yang mengenal Allah sebatas pandanganya
kepada dirinya sendiri atau orang tertentu yang diistimewakan dan
diagungkannya maka mereka itu mengenal akan Allah masih sebatas Kulit
saja dari pemahaman Marifatullah yang sesungguhnya.
Jika
demikian!, bagaimana mungkin ia akan sampai kepada keikhlasan tertinggi
dan bagaimana mungkin ia mengatakan telah bertemu dengan Allah sedangan
di halaman Istana Allah saja (DARKATUL QUDRAT) ia belum memasukinya,
karena masih terdinding/terhijab pandangannya dari sesuatu selain Allah
Swt (HAQQUL HAQIQI).
Jika anda benar-benar ingin menjumpai
Allah dan bertemu dengan Allah (LIQO’) maka lepaskanlah pandangan hatimu
dari sesuatu apapun. Jangan berhenti pada pandangan JAMALULLAH/
KEINDAHAN ALLAH maka niscaya engkau akan mabuk dan takjub di dalamnya.
Pandanganmu akan Hakikat Nur yang ada hanya pada dirimu saja atau yang
ada hanya pada orang yang engkau kagumi dan istemawakan saja membuktikan
bahwa tanpa engkau sadari engkau telah tenggelam dan mabuk di dalam
sifat JAMALULLAH/KEINDAHAN ALLAH.
Ketahuilah! Bahwa untuk sampai kepada Allah Swt dengan melalui EMPAT tahapan, yaitu :
JALALULLAH (Kebesaran dan Keagungan Allah)
JAMALULLAH (Keindahan Allah)
QOHARULLAH (Kekerasan/Kepastian Allah)
KAMALULLAH (Kesempurna’an Allah)
Untuk bisa menaiki tahapan-tahapan tsb agar sampai kepada KAMALULLAH
(KESEMPURNAAN ALLAH), maka wajib baginya Satu Pandangan yaitu Allah Swt
tanpa melalui perantara selain Nur Muhammad. Sedangkan Nur Muhammad itu
meliputi setiap yang Maujud termasuk pada diri sendiri.
Sehingga yang dikatakan sebenar-benarnya Guru/Mursyid Murobbi adalah Nur
Muhammad Rosulullah Saw sebagai pemegang Kunci Pintu Surga/MIFTAHUL
JANNAH.
Siapapun mereka itu, jika Satu yang di pandang yaitu
Allah Swt, melalui Hakikat Nur Muhammad yang meliputi sekalian Alam maka
tidak ada sebutan yang pantas baginya selain “ARIFBILLAH”.
Jika masih ada pandangan yang terbatas atau dibatasi tentang Hakikat Nur
Muhammad itu pada beberapa diri saja maka belumlah pantas baginya
menyandang sebutan “ARIFBILLAH” melainkan mereka itu masih di sebut
dengan orang yang berada pada “TARIKAT/Perjalanan” menuju kepada Allah.
Mursyid Murobbi tidak hanya ada pada satu diri
Melainkan Meliputi setiap “Kaun Maujudi”
Siapa yang sanggup mematikan Diri
Itulah Langkah Awal menuju Diri Sejati
Jangan tertipu dengan apa yang dipandang
Karena semuanya hanyalah bayang-bayang
Tidak terpisah Al-Haq dengan selayang pandang
Tujulah kepada satu yang ada di dalam pandang
Belumlah dikatakan sebenar-benarnya mengenal
Sebelum engkau mengerti JALAL, JAMAL, QOHAR DAN KAMAL
Empat sifat yang maujud dan Nyata pada Nur-Nya
Alif itu menunjukkan akan Zat-Nya
Lam Awal adalah ketetapan Sifat-Nya
Lam Akhir kenyataan Asma’Nya
Sedangkan Ha adalah bukti dari Af’al-Nya
Kesempurnaan Allah dalam keserba meliputannya
Pada Muhammad Rosulullah segala rahasianya
Sebagai inti dasar dari sekalian alam
Menjadi saksi kemaujudannya
Alif adalah jati diri Muhammad
Kaf itu adalah Ilmu Muhammad
Ba’ adalah Kelakuan Muhammad
Ro’ itu kehendak pada diri Muhammad
Dari situlah Maha Agung Allah Ta’ala
Dalam keserba meliputan sekalian Alam
Allah dan Muhammad satu Rahasia
Menjadi Kalimah ALLAH dan AKBAR
Karena itulah Rosulullah bersabda
“Agungkanlah dan besarkanlah Kalimah Allah : Allahu Akbar…. Allahu Akbar…… Allahu Akbar Walillahil hamd”.
Assalammualaikum, sudahkah anda "menemukan" ?
BalasHapusAwaluddin ma'rifatullah,awal agama mengenal akan Tuhannya.Subhanallah
BalasHapusTubuh,hati
,nyawa,rahasia
Zat,sifat,asma,af al..
Tuhan tubuhku, Maha suci nyawaku, yaa budduhun.Muhammad Tubuhku,nur nyawaku,Allah Taala didalam alam
Yaa sayyidi yaa Rasulullah