Bahagian 13..
SIAPAKAH AKU..??
Al Quran dan hadist adalah sebagai pegangan umat Islam supaya tidak tersesat dan mendapat keridhaan Allah..tetapi kedudukan Al Quran dan Hadist tidak dapat menggantikan kedudukan Allah dan RasulNya..
Ini seharusnya jangan dilupakan karena masih terdapat orang-orang yang lebih mengutamakan Al Quran dan hadits dibanding Allah itu sendiri..
Allah adalah Dzat Yang Maha Hidup..Yang Maha Menghidupi dan Yang Hadir..RasulNya juga adalah yang hidup atau sang diri (Ruh) yang juga disebut sebagai Muhammad..yaitu dzat yang terpuji..
Dalam pencarian kita kepada Allah..diri inilah (Muhammad) yang harus kita kenali dan jumpai dahulu..karena diri inilah yang akan membawa seseorang itu kepada Allah..
Di dalam kehidupan kita sehari-hari..sang diri ini telah terselubung dengan berbagai selubung..sehingga tidak dapat kita melihatnya..apalagi untuk mengenalinya..
Diri ini hanya akan dapat disaksikan apabila segala selubung itu dapat dibuang dan apabila kita (nafs) telah dapat berhubung dengan diri kita sendiri (ruh)..maka akan terjadilah gerakan dua arah dari diri kita itu..
Yang pertama gerakan dari diri kita itu (ruh) kepada badan jasmani dan yang kedua gerakan sang diri (ruh) menuju Tuhan Yang Maha Esa..
Badan (nafs) yang dihidupi menerima daya hidup dari sang diri (Ruh), karena sang diri telah terbebas dari hijab atau selubung..maka sang diri akan menerima limpahan daya dari Allah..
Apabila hubungan ini tidak tersekat lagi oleh hijab dan kotoran batin.. maka jasad kita merupakan manifestasi dari Maha Pencipta..pada peringkat ini sang hamba benar-benar dicintai Allah..
Hatinya benar-benar terserap oleh cinta sejati Maha Penciptanya..tidak ada lagi bentuk (sosok) diri yang terlihatkan..bahkan ia melihat dan menemukan Allah di segala tempat..(sudah tentu termasuk dirinya sendiri)..
Sekarang ciba kita lihat siapa yang dikatakan “aku”..
Jelas banyak orang bertanya siapa aku itu..
Semasa Nabi Muhammad SAW masih hidup..maka Aku itu tampil pada diri junjungan Nabi kita itu..yaitu seorang bangsa bercirikan Arab..
Tetapi dapatkah Aku itu tampil kepada bangsa yang bercirikan bukan Arab..seperti Melayu..Jawa..India dan sebagainya..
Karena di dalam Al Quran Surah At Thaha 20:14 disebutkan :
"Sesungguhnya Aku adalah Allah..Tiada Tuhan selain Aku..maka dirikanlah solat untuk mengingati Aku"
Jadi perintah untuk mengikuti Aku ini tetap berlangsung hingga ke hari ini, walaupun Nabi Muhammad SAW telah wafat..
Sebenarnya yang dimaksudkan aku adalah Aku sebagai manifestasi AKU..
Maksudnya..Aku adalah tajali atau manifestasi Tuhan yang ada di dalam diri manusia..
Jadi Aku adalah SUARA HATI atau HATI NURANI..
Setiap orang pasti memiliki hati nurani..tapi bagi kebanyakan orang..hati nurani ini telah terkalahkan oleh hawa nafsu..
Sungguh malang sekali..
Jikalau kita perhatikan hubungan hakikat manusia dan hakikat Allah ialah suatu hubungan yang sangat erat dan amat mesra..seolah-olah dua nama bagi menunjukkan satu wujud..
Hubungan yang amat erat itu..umpama hubungan yang terjalin antara ruh dan jasad..sangat erat dan tidak dapat dipisahkan..
Karena eratnya hubungan itu..kewujudan Allah tidak akan diketahui tanpa wujudnya manusia dan manusia tidak akan ada jikalau tidak wujud Allah..
Manusia adalah maujud (yang menunjukkan) kepada yang wujud..
Dengan itu kewujudan manusia adalah bagi menunjukkan kewujudan Allah..dan Allah menjadikan manusia untuk menunjukkan keadaanNya dan KekuasaanNya..
Persoalannya mengapa Allah yang menjadi Tuhan dan Nur Muhammad (ruh) menjadi hamba..??
Ini karena ia telah termaktub di dalam perjanjian yang telah dibuat antara Allah dan Nur Muhammad..yang mewakili sekalian ruh..
Perjanjian itu yang dibuat di Alam Ruh..ia adalah bersifat kekal dan tidak boleh ditukar-tukar lagi..
Semasa di Alam Ruh..
Ruh telah berjanji dengan Allah..atau perjanjian antara Nur Allah dan Nur Muhammad..atau perjanjian antara Dzat dengan Sifat..
Dalam perjanjian tersebut Nur Muhammad telah mengakui Dzat sebagai Tuhan dan Nur Muhammad sendiri sebagai hamba..
Perjanjian itu QS Al A’raf 7 : 172 :
"Bukankah Aku ini tuhanmu..?? ya..kami menjadi saksi.."
Apabila Nur Muhammad mengakui Dzat adalah Tuhannya..maka sejak awal terjadinya..maka ruh perlu mengingat (berzikir) kepada Allah..
Itulah sebabnya ruh diberi jasad supaya dapat menzahirkan diri Rahasia Dzat..diri yang sebenar-benar diri..yaitu DIRI BATIN kepada manusia..
Pentingnya perjanjian itu adalah..tanpa perjanjian itu ruh tidak akan mempunyai jasad dan Dzat Allah tidak akan wujud dalam ingatan (dzikir)..
Oleh karena itu ruh perlu mengingat Dzat..yang Zahir memuji yang ghaib (Batin)..
Jikalau manusia tidak berzikir atau mengingat Allah..maka kewujudan Allah tidak akan nyata..Dzat akan ‘hilang’ dalam keghaiban dengan begitu saja..
Allah berfirman QS Al Baqarah 2:152 :
"Ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat kepada mu..berterima kasihlah kepada Ku dan jangan kamu mengkufuri nikmat KU.."
Ya..tujuan Allah memberikan jasad kepada ruh adalah untuk mengingatkan manusia tentang DzatNya..yaitu Tuhan semesta alam..
Dan untuk mengingatkan bahwa setiap yang wujud di dunia ini adalah berasal daripada Dzat Allah..
Tanpa adanya Diri Rahasia Allah (maka Ku tiupkan RuhKu) pada manusia adalah mustahil manusia wujud seperti yang ada sekarang ini..
Kesimpulannya kita beribadah dan berzikir (mengingati Allah) adalah untuk mengingatkan diri kita sendiri (manusia) bahwa ruh kita ini sebenarnya berasal dari Dzat Allah..dan dengan itu perlu mengingat Dzat Allah..yaitu Diri yang sebenar-benar Diri..
"FAS’ALU AHLAZ ZIKRI INKUNTUM LATAK LAMUN"
Artinya : Bertanyalah kepada orang mempunyai pengetahuan (ilmu) atau pada ahlinya jika kamu tidak mengerti/tidak mengetahui..
(QS.AN-Nahl 43)
Tetapi..walaupun telah mencapai makam Ke-Esa-an..hamba tetap hamba..karena Tuhan tidak suka kepada yang menyombongkan diri..
SIAPAKAH AKU..??
Al Quran dan hadist adalah sebagai pegangan umat Islam supaya tidak tersesat dan mendapat keridhaan Allah..tetapi kedudukan Al Quran dan Hadist tidak dapat menggantikan kedudukan Allah dan RasulNya..
Ini seharusnya jangan dilupakan karena masih terdapat orang-orang yang lebih mengutamakan Al Quran dan hadits dibanding Allah itu sendiri..
Allah adalah Dzat Yang Maha Hidup..Yang Maha Menghidupi dan Yang Hadir..RasulNya juga adalah yang hidup atau sang diri (Ruh) yang juga disebut sebagai Muhammad..yaitu dzat yang terpuji..
Dalam pencarian kita kepada Allah..diri inilah (Muhammad) yang harus kita kenali dan jumpai dahulu..karena diri inilah yang akan membawa seseorang itu kepada Allah..
Di dalam kehidupan kita sehari-hari..sang diri ini telah terselubung dengan berbagai selubung..sehingga tidak dapat kita melihatnya..apalagi untuk mengenalinya..
Diri ini hanya akan dapat disaksikan apabila segala selubung itu dapat dibuang dan apabila kita (nafs) telah dapat berhubung dengan diri kita sendiri (ruh)..maka akan terjadilah gerakan dua arah dari diri kita itu..
Yang pertama gerakan dari diri kita itu (ruh) kepada badan jasmani dan yang kedua gerakan sang diri (ruh) menuju Tuhan Yang Maha Esa..
Badan (nafs) yang dihidupi menerima daya hidup dari sang diri (Ruh), karena sang diri telah terbebas dari hijab atau selubung..maka sang diri akan menerima limpahan daya dari Allah..
Apabila hubungan ini tidak tersekat lagi oleh hijab dan kotoran batin.. maka jasad kita merupakan manifestasi dari Maha Pencipta..pada peringkat ini sang hamba benar-benar dicintai Allah..
Hatinya benar-benar terserap oleh cinta sejati Maha Penciptanya..tidak ada lagi bentuk (sosok) diri yang terlihatkan..bahkan ia melihat dan menemukan Allah di segala tempat..(sudah tentu termasuk dirinya sendiri)..
Sekarang ciba kita lihat siapa yang dikatakan “aku”..
Jelas banyak orang bertanya siapa aku itu..
Semasa Nabi Muhammad SAW masih hidup..maka Aku itu tampil pada diri junjungan Nabi kita itu..yaitu seorang bangsa bercirikan Arab..
Tetapi dapatkah Aku itu tampil kepada bangsa yang bercirikan bukan Arab..seperti Melayu..Jawa..India dan sebagainya..
Karena di dalam Al Quran Surah At Thaha 20:14 disebutkan :
"Sesungguhnya Aku adalah Allah..Tiada Tuhan selain Aku..maka dirikanlah solat untuk mengingati Aku"
Jadi perintah untuk mengikuti Aku ini tetap berlangsung hingga ke hari ini, walaupun Nabi Muhammad SAW telah wafat..
Sebenarnya yang dimaksudkan aku adalah Aku sebagai manifestasi AKU..
Maksudnya..Aku adalah tajali atau manifestasi Tuhan yang ada di dalam diri manusia..
Jadi Aku adalah SUARA HATI atau HATI NURANI..
Setiap orang pasti memiliki hati nurani..tapi bagi kebanyakan orang..hati nurani ini telah terkalahkan oleh hawa nafsu..
Sungguh malang sekali..
Jikalau kita perhatikan hubungan hakikat manusia dan hakikat Allah ialah suatu hubungan yang sangat erat dan amat mesra..seolah-olah dua nama bagi menunjukkan satu wujud..
Hubungan yang amat erat itu..umpama hubungan yang terjalin antara ruh dan jasad..sangat erat dan tidak dapat dipisahkan..
Karena eratnya hubungan itu..kewujudan Allah tidak akan diketahui tanpa wujudnya manusia dan manusia tidak akan ada jikalau tidak wujud Allah..
Manusia adalah maujud (yang menunjukkan) kepada yang wujud..
Dengan itu kewujudan manusia adalah bagi menunjukkan kewujudan Allah..dan Allah menjadikan manusia untuk menunjukkan keadaanNya dan KekuasaanNya..
Persoalannya mengapa Allah yang menjadi Tuhan dan Nur Muhammad (ruh) menjadi hamba..??
Ini karena ia telah termaktub di dalam perjanjian yang telah dibuat antara Allah dan Nur Muhammad..yang mewakili sekalian ruh..
Perjanjian itu yang dibuat di Alam Ruh..ia adalah bersifat kekal dan tidak boleh ditukar-tukar lagi..
Semasa di Alam Ruh..
Ruh telah berjanji dengan Allah..atau perjanjian antara Nur Allah dan Nur Muhammad..atau perjanjian antara Dzat dengan Sifat..
Dalam perjanjian tersebut Nur Muhammad telah mengakui Dzat sebagai Tuhan dan Nur Muhammad sendiri sebagai hamba..
Perjanjian itu QS Al A’raf 7 : 172 :
"Bukankah Aku ini tuhanmu..?? ya..kami menjadi saksi.."
Apabila Nur Muhammad mengakui Dzat adalah Tuhannya..maka sejak awal terjadinya..maka ruh perlu mengingat (berzikir) kepada Allah..
Itulah sebabnya ruh diberi jasad supaya dapat menzahirkan diri Rahasia Dzat..diri yang sebenar-benar diri..yaitu DIRI BATIN kepada manusia..
Pentingnya perjanjian itu adalah..tanpa perjanjian itu ruh tidak akan mempunyai jasad dan Dzat Allah tidak akan wujud dalam ingatan (dzikir)..
Oleh karena itu ruh perlu mengingat Dzat..yang Zahir memuji yang ghaib (Batin)..
Jikalau manusia tidak berzikir atau mengingat Allah..maka kewujudan Allah tidak akan nyata..Dzat akan ‘hilang’ dalam keghaiban dengan begitu saja..
Allah berfirman QS Al Baqarah 2:152 :
"Ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat kepada mu..berterima kasihlah kepada Ku dan jangan kamu mengkufuri nikmat KU.."
Ya..tujuan Allah memberikan jasad kepada ruh adalah untuk mengingatkan manusia tentang DzatNya..yaitu Tuhan semesta alam..
Dan untuk mengingatkan bahwa setiap yang wujud di dunia ini adalah berasal daripada Dzat Allah..
Tanpa adanya Diri Rahasia Allah (maka Ku tiupkan RuhKu) pada manusia adalah mustahil manusia wujud seperti yang ada sekarang ini..
Kesimpulannya kita beribadah dan berzikir (mengingati Allah) adalah untuk mengingatkan diri kita sendiri (manusia) bahwa ruh kita ini sebenarnya berasal dari Dzat Allah..dan dengan itu perlu mengingat Dzat Allah..yaitu Diri yang sebenar-benar Diri..
"FAS’ALU AHLAZ ZIKRI INKUNTUM LATAK LAMUN"
Artinya : Bertanyalah kepada orang mempunyai pengetahuan (ilmu) atau pada ahlinya jika kamu tidak mengerti/tidak mengetahui..
(QS.AN-Nahl 43)
Tetapi..walaupun telah mencapai makam Ke-Esa-an..hamba tetap hamba..karena Tuhan tidak suka kepada yang menyombongkan diri..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar