by SufiMuda
Kiblat
ke 4 adalah Allah. Syariat mengajarkan kita untuk menghadap kepada
Ka’bah yang kita yakini sebagai Baitullah (Rumah Allah), kemudian
setelah belajar metode mengenal Allah yaitu Tarekat maka diperkenalkan
kepada kita Qalbu sebagai fokus dalam berzikir, kemudian ketika akan
memasuki alam hakikat kita tidak boleh melupakan Mursyid yang wajahnya
ada Nur Allah sehingga kita tidak bisa diperdaya oleh musuh semua
manusia yaitu Setan. Atas bimbing Guru Mursyid itu kemudian kita
mencapai tahap makrifat mengenal Allah SWT. Ketika telah mencapai tahap
makrifat maka fokus kita bukan lagi kepada ka’bah, Qalbu ataupun Guru
Mursyid akan tetapi langsung kepada Allah SWT.
Kalau
kita lihat sekilas tidak ada perbedaan antara syariat, tarekat, hakikat
dan makrifat karena memang ke 4 pilar Islam ini pada hakikatnya satu.
Orang yang masih dalam tahap syariat atau sudah mencapai tahap makrifat
cara beribadahnya sama, tidak ada beda sama sekali, yang membedakan
hanya diketahui oleh masing-masing individu.
Nabi
mengatakan, “Awaluddini Makrifatullah” artinya awal beragama itu
mengenal Allah. Orang sudah bisa digolongkan kepada orang yang beragama
kalau sudah mengenal Allah sudah mencapai tahap makrifat. Sebelum
mencapai tahap makrifat maka orang masih dalam tahapan belajar agama
belum termasuk orang yang sudah beragama.
Begitu
pentingnya makrifat ini sehingga Rasulullah berulang kali mengingatkan
kita dalam hadist-hadist Beliau. Orang yang tidak mencapai tahap
makrifat, tidak mengenal Allah dengan baik maka segala ibadahnya akan
tertolak.
Syahadat-nya akan tertolak, shalatnya akan tertolak, puasanya tidak diterima apalagi hajinya, semua ditolak oleh Allah.
Syahadat
adalah ucapan atau sumpah kita untuk bersaksi bahwa tiada tuhan selain
Allah. Kita telah bersaksi artinya kita berani mengucapkan sumpah kalau
kita telah menyaksikan apa yang kita ucapakan. Kita telah menyaksikan
benar ada Dzat Allah yang Maha Agung, yang tidak serupa dengan makhluk
sehingga dalam ibadah selanjutnya kita bisa membedakan mana Tuhan dan
mana makhluk. Ini hal yang sangat pokok yang harus diketahui oleh
segenap muslim diseluruh dunia agar ibadahnya tidak sia-sia.
Orang
yang beribadah tidak mengenal Allah, tidak benar-benar bisa menyaksikan
Wajah Allah yang Maha Agung maka selamanya kiblat dan sembahannya
adalah ka’bah, sajadah atau dinding mesjid. Alangka ruginya ibadah yang
dilakukan bertahun-tahun dalam jumlah yang begitu banyak ternyata di
tolak oleh Allah.
Harus
di ingat bahwa shalat adalah ibadah yang mempunyai kedudukan yang
istimewa sehingga di akhirat nanti yang pertama sekali di periksa adalah
shalat, kalau shalatnya tidak benar maka Allah tidak memeriksa ibadah
yang lain, seluruh ibadah akan tertolak dengan sendirinya.
Shalat
yang ditolak oleh Allah adalah shalat yang dilakukan oleh hati yang
lalai dalam mengingat Allah. Lalai yang dimaksud bukan masalah tepat
waktu atau tidak. Lalai yang dimaksud adalah hatinya tidak mengingat
Allah sama sekali di dalam shalatnya.
Shalat
atau ibadah apapun yang kita kerjakan tanpa Ikhlas akan langsung
tertolak, tidak diterima oleh Allah. Bagaimana mungkin hati bisa ikhlas
kalau di dalam hati masih bersemayam setan dan bala tentaranya. Kita
tidak pernah fokus untuk menghilangkan segala macam tentara Iblis yang
ada dalam diri.
Shalat,
membaca Al-Qur’an dan ibadah lain tidak akan bisa menghilangkan setan
yang ada dalam diri yang telah bersemayam sejak manusia lahir ke dunia.
Tidak ada manusia yang mampu melawan setan. Jangankan setan dewasa atau
abang setan, anak setan yang masih kecil pun tidak bisa kita lawan.
Bagaimana mau kita lawan, Iblis itu tamatan universitas langit, berguru
langsung kepada Allah, umurnya jutaan tahun, bisa keluar masuk surga,
sedangkan kita?
Maka
manusia yang merasa mampu melawan Iblis atau setan termasuk manusia
sombong yang belum mengenal dirinya. Kalau kita menyaksikan ada orang
yang menaklukkan hantu, atau ada acara mengusir hantu dan lain-lain,
saya curiga itu ibarat maling teriak maling atau ibarat jeruk minum
jeruk. Orang yang taat kepada Allah dan telah mengenal Allah serta telah
mengalami kemenangan dalam shalat dan ibadahnya tidak akan pernah mau
berhubungan dengan hantu apalagi pakai acara mengusir hantu segala.
Kembali
kepada Iblis, yang ditakuti oleh Iblis hanyalah Allah, hanya Kalimah
Allah yang Maha Tinggi, hanya itu yang ditakuti, selebihnya tidak.
Kalimah Allah yang ditakuti oleh Iblis adalah yang asli, yang berasal
dari Allah, bukan tiruan. Kalimah Allah yang mana? Kalimah Allah yang
tidak berhuruf dan tidak bersuara yang getarannya mampu menghancurkan
bala tentara Iblis dalam diri manusia.
Tentang
Kalimah Allah atau nama Allah ini saya ceritakan dalam ilustrasi
berikut yang mungkin tidak sepenuhnya persis paling tidak untuk lebih
mudah dipahami.
Nama
Presiden Republik Indonesia saat ini adalah Susilo Bambang Yudhoyono
atau akrab di panggil dengan SBY. Nama Presiden ini membuat kekuatan
hukum yang luar biasa, bukan hanya nama, tanda tangan dan apapun yang
berhubungan dengan presiden mempunyai kekuatan hukum dan dihormati oleh
segenap rakyat Indonesia. Pertanyaannya apakah nama presiden atau tanda
tangannya bisa ditiru? Jawabnya sangat bisa. Tapi apakah nama yang
ditiru serupa dengan nama SBY itu mempunyai kekuatan hukum yang sama
dengan nama asli? Jawabannya Tidak. Mungkin di kampung pak SBY di
pacitan sana atau disekitar Jawa Timur ada orang yang memiliki nama
persis seperti Beliau, Susilo Bambang Yudhoyono dan juga dipanggil
dengan SBY, apakah orang yang serupa ini mempunyai pengaruh di
Indonesia? Jawabanya tidak.
Nama
Presiden melekat dengan jabatan yang disandangnya, tidak bisa
dipisahkan walau se detik pun selama dia menjabat sebagai presiden.
Kalau presiden mengeluarkan perintah yang resmi diumumkan dan dicatat
pada lembaran negara akan menjadi undang-undang yang dipatuhi oleh
segenap lapisan masyarakat dan berlaku untuk seluruh Indonesia. Seluruh
angkatan bersenjata akan mendukung apa yang di ucapkan oleh presiden.
Siapapun yang menentang kebijakan Presiden akan berhadapan dengan
seluruh aparat negara yang selalu siap mengamankan perintah presiden.
Menghina presiden berarti menghina negara dan anda siap-siap berhadapan
dengan hukum, bisa jadi anda akan dipenjara.
Pertanyaannya,
apakah orang yang nama serupa dengan Presiden RI tadi, namanya juga SBY
bisa mengeluarkan power seperti kekuatan yang dimiliki oleh presiden
RI? Tentu saja tidak. Kalau Presiden mengumumkan harga BBM naik maka
seluruh Indonesia akan berlaku, dan seluruh aparat keamanan ikut
mendukung. Tapi kalau yang umumkan kenaikan BBM itu presiden palsu atau
nama yang mirip dengan presiden tentu saja akan menjadi bahan tertawaan.
Maka
harus direnungi secara mendalam, jika bacaan Al-Qur’an dan sebutan
Allah yang anda ucapkan lewat mulut tidak memberikan efek apa-apa kepada
setan dan Iblis bahkan setan malah tersenyum mendengarnya, itu
barangkali karena anda hanya mengucapkan nama tanpa dikuti oleh Sang
Pemilik Nama.
Bersambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar