Sayyid Abdul Karim bin Ibrahim Jaelani dalam kitabnya “ Al Insanul Kamil” mengatakan ada empat tingkatan tajalli :
Tajalli Af’al
Tajalli
Af’al (perbuatan) lenyapnya af’al seorang hamba dan yang ada hanya
af’al Allah SWT. Af’al yang hakiki adalah Af”al Allah. Segala sesuatu
yng ada ini pada hakiakatnya adalah hasil af’al Allah, yang dilakukan
oleh makhluknya merupakan sunatullah semata. Sunatullah yang merupakan
sebab dan akibat.
Alah berfiman : “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu” (Q.S. Ash Shafat 37 : 96).
Tajalli Asma
Tajalli
asma (nama-nama) ialah fananya seseorang hamba pada waktu ibadat atau
munajat kepada salah satu atau beberpa dari asma Allah. Kita mengetahui
ada 99 (sembilanpuluh Sembilan) nama Allah yang dinamakan Asmaul Husna. Apabila
seseorang fana ke dalam salah satu asmaul husna, kemudian dia menyeru
atau berdo’a kepada asma tersebut, maka Allah akan menjawab dan
memperkenankan do’anya. Umpamanya, bila seseorang fana ke dalam asma Al
‘Aliim (Yang Maha Mengetahui), atau Ar Razzak ( Yang Maha Memberi
Rezeki) dan dia berdo’a untuk mendapatkan sesuatu ilmu atau rezeki, maka
Allah akan memperkenankan do’anya itu.
Tajalli Sifat
Tajalli
sifat pengertiannya ialah seseorang fana dengan sifat-sifat Allah yang
maha sempurna. Seseorang yang fana fissifat secara haqqul yakin
merasakan keagungan sifat-sifat Allah itu, pengertian tajalli sifat
hampir sama dengan pengertian tajalli asma.
Tajalli Zat
Tajalli
zat ialah fananya seseorang hamba ke dalam zat yang wajibul wujud,
sehingga terpancalah Nur bahwa hanya Allah sajalah yang merupakan wujud
yang mutlak. Tiada wujud secara mutlak kecuali Allah SWT. Itulah
tingkatan-tingkatan tajalli yang dapat kami simpulkan dari kita “Insanul Kamil” (Abdul Karim : 36-46).
Tajalli tingkat tertinggi seperti yang diuraikan di atas amatlah sulit bila
pembahasannya hanya melalui akal. Akal terbatas maudhuk pembahasannya,
terutama kepada maslah-masalah alam fisika. Alam sulit menjangkau alam
metafisika. Kalbu hati nurani manusia, dapat memuat sifat-sifat dan asma
Allah sebagaimana tersebut di dalam hadits Rasulullah, dapatlah pula
dia menjangkau alam fisika dan alam metafisika.
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar