Menuju pengendalian Nafs
Para
syaikh thariqah sangat berhati hati terhadap sikap sikap yang
mengindahkan nafs, memenuhi hasutannya dan mencari keinginan keinginan
nafs nya, seseorang yang mengindahkan hasutan hasutan nafs akan
cenderung bersikap mudah bangga.
Hazrat
Maulana Syaikh Junaid al Baghdadi berkata, "Keingkaran didapatkan
ketika mencari keinginan keinginan nafs. Karena nafs tidak pernah sesuai
dengan sikap-sikap ketaatan (Islam), tidak mampu untuk berkonsentrasi
pada ketaatan tersebut, dan akhirnya akan mengabaikan ketaatan itu; dan
orang yang menolak ketaatan adalah seorang yang asing."
Dzun
Nun al Misri berkata, "'Kegelapan yang paling pekat adalah tunduk
terhadap nafs dan kepatuhan terhadap perintahnya. Apabila seseorang
menyerah terhadap perintah nafs, maka dia telah menentang ketentuan
Allah. Menentang Allah adalah dasar dasar dari semua kesesatan."
Dalam
sebuah perjalanan di laut, Suhrawardi telah memberiku dua nasihat.
Pertama, "Jangan curiga dengan orang lain, Yang lain, "Jangan tunduk
terhadap nafs." (Sa'di as Syirazi)
Pengendalian Nafs
Para syaikh Sufi menganggap keberhasilan dalam thariqah berasal dari pengendalian nafs.
Menurut
sebuah hadits, "orang yang kuat bukanlah mereka yang mampu menaklukkan
orang lain, melainkan mereka yang berhasil menaklukkan nafs nya."
Dia
yang dikendalikan oleh nafs, harus melayani nafs itu; dia yang mampu
mengendalikan nafs, akan tunduk pada yang lain. Dia yang tidak menyadari
nafs nya akan menjadi rendah.
Pembebasan dari Pengaruh Nafs
Pembebasan
dari pengaruh nafs adalah pembebasan dari temperamen nafs, yaitu
sikap-sikap: mudah marah, pemberang, sombong, tamak, serakah dan dengki.
Jika orang senantiasa terjamin dari perangai perangai seperti itu, yang
menjauhkan perangai perangai tersebut muncul di dalam dirinya, maka ia
telah terbebas dari pengaruh nafs, dan terlihat tidak memiliki nafs sama
sekali.
Abu
Sa'id Kharraz berkata, "Mereka yang kembali kepada Tuhan akan menjadi
dekat dengan Nya, berusaha dekat dengan Nya, dan melupakan nafs nya
serta apa pun selain Allah." Jadi, jika orang lain bertanya siapa yang
bersama dengannya, dia tidak akan menjawab selain mengatakan, "Allah,"
yang karena ketaatan kepada Allah dalam hatinya, menyebabkan dia tidak
mengenal yang lainnya."
Menjauh dari Nafs
Apabila
cahaya Allah Yang Maha Agung dan Maha Tinggi, serta realitas Ketuhanan
dan kehambaan telah menundukkan seseorang, tetapi tidak memusnahkan nafs
yang berada di dalamnya, dia akan menerima nafs nya sebagai jenis
keingkaran yang paling buruk.Kaum Sufi berkata, "Apabila realitas Penya
tuan terjadi, seseorang yang taat akan melihat nafs nya sebagai sesuatu
yang tidak berharga dibanding nafs lain dan semua hal yang lain."
Perlawanan terhadap Nafs
Salah
satu jalan untuk menundukkan nafs adalah melawan segala keinginannya.
Namun, jika kita ingin melawannya, kita tahu bahwa kita tidak harus
melawannya dengan memusuhi atau menekannya, karena. jika kita demikian,
nafs akan timbul di tempat lain, dan akan mencari pemuasan terhadap
semua keinginannya. Jadi, dapat dikatakan bahwa untuk melawan nafs
melalui nafs adalah sebuah kesalahan.
Menundukkan Nafs
Menundukkan
atau melawan nafs adalah dasar dari semua praktik spiritual dan
kesempurnaan dari semua upaya spiritual. Hanya melalui perlawanan
tersebut para murid akan menemukan jalan menuju Allah, karena menuruti
nafs merupakan kerusakan bagi para murid, sedangkan perlawanan
terhadapnya adalah jalan keselamatan. Allah telah memerintahkan kepada
semua hambanya untuk melawan nafs, dan telah memuji mereka yang berjuang
untuk melawannya dan menyalahkan mereka yang membiarkan dirinya
memuaskan nafs.
Abu
Sulaiman Darani berkata, "Yang paling baik dari semua kegiatan manusia
adalah melawan nafs, karena nafs akan menghancurkan keyakinannya dan
merupakan rintangan terhadap upaya upaya untuk mencari keridhaan Allah."
Abu
Hafsh (Haddad) berkata, "Jika engkau tidak mengutuk, tidak melawan nafs
setiap saat dan dalam setiap kesempatan, dan tidak menjauhkan dirimu
sendiri dari hal yang berkaitan dengannya sekalipun merupakan hal yang
dibolehkan, maka engkau akan senantiasa dibohongi oleh nafs tersebut.
Jika engkau telah tunduk kepada nafs mu, engkau akan hancur; bagaimana
mungkin seorang yang saleh akan tunduk dengannya?"Al Qur'an menceritakan
tentang Yusuf ketika dia berkata, "Dan aku tidak membebaskan diriku.
(dari kesalahan). Karena sesungguhnya nafs itu senantiasa menyuruh
seseorang kepada kejahatan." (XII: 53).
Anekdot tentang menundukkan Nafs
Syaikh
Junaid telah menyatakan, "Suatu malam aku tidak dapat tidur, sehingga
aku bangun untuk melengkapi doa doaku. Aku merasa tidak ada keindahan
yang terjadi malam ini. Mencoba tidur lagi, aku tak mampu. Mencoba
duduk, aku merasa gelisah. Aku buka pintu dan berjalan jalan keluar. Di
jalan aku. melihat seseorang terbungkus sebuah baju lebar seperti jubah
menutupi badannya sendiri dan ketika dia melihatku dia berpaling
kepadaku dan memanggilku, 'Wahai Abul Qasim, kemarilah!'
Aku
bertanya untuk apa. Dia menjawab, 'Sesungguhnya, aku sedang memohon
kepada Allah Sang Penggerak Hati untuk memindahkan hatimu untukku.'
Aku kemudian bertanya, 'Apa masalahmu?'
Dia menjawab, 'Bagaimana rasa sakit seseorang dapat menjadi obat penyembuh baginya?'
Aku
berkata, 'Rasa sakit dapat menjadi obat penyembuh dengan cara melawan
nafs.' Kemudian dia menunjuk pada badannya, sambil berkata, "Dengar
badan, aku telah memberi jawaban padamu. tujuh kali dan engkau tidak
menerimanya.
Sekarang, dengarkan Junaid!' Kemudian dia berpaling dan menghilang. Aku sama sekali tidak mengetahui siapa dia sebenarnya."
Ibrahim
ibnu Syaiban dilaporkan pernah berkata, "Selama empat puluh tahun aku
tidak pernah menghabiskan satu malam pun untuk menyendiri, atau
menghabiskannya di tempat apa pun untuk mengasingkan diri. Suatu hari,
aku sangat menginginkan buah lentil. Setelah memakannya, aku kemudian
pergi keluar untuk berjalan jalan. Sewaktu berjalan aku melihat sebuah
toko dengan botol botol yang tergantung untuk dipajang. Aku pikir botol
botol tersebut terisi penuh dengan cuka, tetapi seseorang mengatakannya
padaku bahwa botol botol itu terisi dengan anggur, dan di dalam toko itu
juga ada beberapa tong anggur. Aku tiba-tiba dikalahkan oleh keinginan
untuk masuk ke dalam toko itu serta mengosongkan botol-botol dan tong
anggur tadi, yang kemudian aku lakukan. Sang pembuat anggur menganggap
aku melakukan ini atas perintah raja. Namun, ketika dia menyadari bahwa
aku melakukan hal ini atas kehendakku sendiri, dia lalu menangkapku dan
menyeretku ke mesjid Ibnu Thulun, di sana dia memerintahkan agar aku
dipukul dua ratus kali dan kemudian aku dimasukkan ke dalam penjara. Aku
menginap beberapa lama di dalam penjara itu, sampai guruku, Abu
'Abdillah Maghribi, datang ke kota dan memohon pengampunan untukku.
Sewaktu melihatku, beliau bertanya tentang apa yang telah kulakukan. Aku
berkata padanya tentang keinginanku untuk memakan lentil dan bagaimana
aku memakannya, serta bagaimana aku telah dihukum pukul dua ratus kali.
Beliau kemudian berkata padaku bahwa aku sangat beruntung hanya mendapat
hukuman ringan."
Ibrahim
Khawwas berkata, "Pada suatu hari, dalam perjalanan menuju ke Gunung
Lokam, aku menemukan sebuah pohon delima, tiba-tiba saja aku sangat
menginginkan buah delima itu. Aku petik satu, membukanya dan
mendapatkannya agak pahit. Aku buang dan kemudian melanjutkan perjalanan
kembali. Di tengah perjalanan, aku melihat seseorang dalam posisi
bertiarap dengan lebah mengerumuni seluruh bagian tubuhnya. Sewaktu aku
memberi salam. padanya, dia menjawabnya dengan memanggil namaku.Aku
bertanya padanya bagaimana dia tahu namaku, dan dia menjawab,'Tak ada
yang tersembunyi dari orang yang sudah mengenal Allah! Untuk
menanggapinya, aku berkata, 'Aku tahu bahwa engkau dekat dengan Allah.
Jika engkau mau, Allah dapat melindungimu dari lebah lebah itu dan
melepaskan engkau dari sengatnya.' Dia menjawab, 'Aku juga tahu bahwa
engkau sangat dekat dengan Allah. Jika engkau memohon kepadaNya, Dia
juga akan melepaskan dirimu dari keinginan untuk memakan buah delima,
karena memakan buah delima menyebabkan siksaan di akhirat, sedangkan
rasa sakit gigitan lebah hanya kualami di dunia ini.' Aku tinggalkan dia
dan meneruskan perjalananku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar