FUTUHUL GHOIB
AJARAN 69
Janganlah meminta kepada Allah SWT selain ampunan atas segala dosa yang
telah lalu, perlindungan dari segala dosa yang sekarang dan dosa yang
akan datang, kekuatan untuk ta’at kepada Allah, kekuatan untuk dapat
melakukan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, dapat rela dengan
senang terhadap kesusahan dan ketentuan takdir-Nya, dapat sabar di dalam
menghadapi malapetaka, dapat mensyukuri
karunia-Nya, dapat mati di dalam keadaan iman dan baik serta dapat
bersatu dengan golongan para Nabi, orang-orang besar, para syuhada dan
orang-orang yang diridhai, karena inilah sebaik-baiknya rekan dan teman.
Janganlah kamu meminta kepada Allah perkara-perkara seperti dihindarkan
dari kemiskinan dan kesusahan serta diberi kekayaan dan kesenangan.
Tetapi, hendaklah kamu meminta rasa senang dengan apa yang telah
ditentukan-Nya dan meminta perlindungan yang kekal untuk berada di dalam
suasana dan keadaan yang telah ditentukan-Nya untukmu sampai kamu
dipindahkan ke lain suasana dan keadaan atau ke lain keadaan yang
berlawanan. Sebab, kamu tidak mengetahui letak kebaikan. Di dalam
kayakah atau miskinkah ? Di dalam kesusahankah atau di dalam
kesenangankah ? Allah merahasiakan pengetahuan tentang itu kepada kamu.
Dia saja yang mengetahui baik buruknya sesuatu perkara.
Diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab berkata, “Keadaan yang aku lihat di
pagi hari, tidak menjadi permasalahan bagiku, baik ia membawa apa yang
aku sukai maupun tidak aku sukai, karena aku tidak tahu di mana letak
kebaikan itu.”
Ia mengatakan itu, karena ia ridha dengan apa
saja yang diperbuat Allah dan berpuas hati dengan ketentuan dan pilihan
Allah untuknya. Allah berfirman, “Diwajibkan atas kamu berperang,
padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui.” (QS 2:216). Allah mengetahui mana yang
baik dan mana yang tidak baik, sedangkan kamu tidak mengetahuinya.
Tetaplah tinggal dalam keadaan ini sampai keinginan hawa nafsumu musnah
dan dirimu hancur, hina, dapat dikuasai dan ditaklukkan. Setelah itu,
tujuan, keinginanmu dan semua yang wujud akan keluar dari dalam hatimu
dan tidak ada yang tinggal lagi di dalamnya, kecuali Allah saja. Ketika
itu, hatimu akan dipenuhi dengan kecintaan kepada Allah, dan niatmu
untuk mencapai-Nya akan menjadi ikhlas. Setelah itu, dengan
perintah-Nya, maka tujuan dan kehendakmu akan dikembalikan lagi kepadamu
untuk menikmati dunia ini dan akhirat. Kemudian, semua ini akan kamu
pinta dari Allah, dan kamu akan mencarinya di dalam kepatuhan kepada
Allah dan bersesuaian dengan Allah SWT. Jika Dia memberikan karunia
kepadamu, maka kamu bersyukur dan jika Dia menarik kembali karunia itu,
maka kamu pun tidak berkecil hati dan tidak pula menyalahkan Allah. Jiwa
dan pikiranmu akan tenang dan damai, karena kamu mencarinya bukan
dengan keinginan dan hawa nafsumu, lantaran hati kamu telah kosong dari
keinginan dan hawa nafsumu itu, dan kamu tidak melayani hasratmu
terhadap perkara-perkara ini, tetapi kamu semata-mata hanya mengikuti
perintah Allah saja melalui doamu kepada-Nya. Semoga ketentraman dan
kedamaian dilimpahkan kepadamu.
AJARAN 70
Mengapa kamu
merasa sombong dengan perbuatanmu sendiri, bangga dengan dirimu sendiri
dan mengharapkan ganjaran sambil mengatakan bahwa semua ini adalah
karena kekuatan yang dikaruniakan Allah kepadamu, pertolongan-Nya dan
idzin-Nya ?
Jika kamu bisa mengelakkan dosa dan noda, maka hal
itu adalah karena pertolongan dan perlindungan Allah. Mengapa pula kamu
tidak bersyukur kepada Allah atas pertolongan dan perlindungan-Nya ? Dan
mengapa pula kamu tidak menyadari bahwa kebiasaanmu menghindarkan dosa
itu adalah karena karunia dan rahmat Allah ? Mengapa kamu bangga dengan
sesuatu yang bukan kepunyaanmu sendiri ?
Apabila kamu tidak
mampu membunuh musuhmu tanpa pertolongan orang yang lebih gagah daripada
kamu yang dapat membunuh musuhmu itu, yang kamu hanya menyelesaikan
pembunuhan itu saja dan yang jika tanpa pertolongan orang yang gagah itu
kamu pasti kalah, maka mengapa kamu merasa sombong dengan perbuatanmu
itu ?
Apabila kamu tidak dapat membelanjakan uangmu sendiri,
kecuali jika ada seseorang yang pemurah, yang benar dan bisa diharapkan
dapat menjaminmu dengan mengatakan bahwa seluruh uang yang kamu
belanjakan itu akan digantinya, kamu baru berani membelanjakan uangmu
itu, maka mengapa kamu merasa sombong dengan perbuatanmu itu ?
Cara yang baik bagimu ialah bersyukur dan memuji penolongmu itu, yaitu
Allah SWT. Pujilah selalu Allah. Segala kejayaanmu itu adalah dari Allah
jua. Janganlah kamu mengatakan bahwa kejayaan itu dari dirimu sendiri,
kecuali perkara dosa dan maksiat. Perkara dosa dan maksiat ini hendaklah
kamu katakan datang dari dirimu sendiri. Diri itulah yang patut kamu
salahkan, karena di situlah terletak kesalahan dan kejahatan. Allah-lah
yang menciptakan perbuatan dan tingkah lakumu itu, sedangkan kamu hanya
tinggal menjalankan saja. Itulah sebabnya, ada orang-orang yang bijak di
dalam ilmu ketuhanan berkata, “Perbuatan itu akan datang dan kamu tidak
akan dapat lari darinya.”
Nabi Muhammad SAW bersabda tentang
hal ini, “Perbuatlah perbuatan yang baik, dekatilah Allah dan
perbaikilah dirimu. Sebab, setiap orang itu dimudahkan untuk mendapatkan
apa yang telah diciptakan untuknya.”
AJARAN 71
Kamu termasuk dalam salah satu dari dua perkara ini, pencari atau yang dicari.
Jika kamu menjadi murid, maka kamu adalah pencari. Tetapi, jika kamu seorang guru, maka kamu adalah orang yang dicari.
Jika kamu menjadi pencari, yaitu murid, maka kamu akan menanggung beban
yang berat dan memayahkan. Kamu akan terpaksa bekerja keras untuk
mencapai tujuan yang kamu idamkan itu. Tidak pantas kamu lari dari
kesusahan yang menimpa dirimu, yang berupa kesusahan hidup, harta benda,
keluarga dan sanak saudaramu. Pada akhirnya, beban yang kamu tanggung
itupun akan diringankan juga dan diambil dari kamu serta kesusahan itu
akan dibuang dari kamu. Kemudian, kamu akan diberi keselamatan dan
kesentosaan serta akan dilepaskan dari dosa dan maksiat dan dari
kebergantungan kepada mahluk. Kamu akan masuk ke dalam golongan
hamba-hamba Allah yang dikasihi dan dipelihara-Nya.
Sedangkan
jika kamu menjadi seorang yang dicari, yaitu guru, maka janganlah kamu
menyalahkan Allah manakala Allah menimpakan kesusahan kepadamu, dan
jangan pula kamu meragukan kedudukanmu di sisi Allah, karena Allah
hendak mengujimu supaya kedudukanmu ditinggikan di sisi-Nya. Allah
hendak menaikkan kedudukanmu ke tingkat yang mulia dan tingkat Abdal.
Apakah kamu ingin kedudukanmu direndahkan dari tingkat yang mulia dan
tingkat Abdal ? Ataukah kamu ingin memakai pakaian yang lain selain
pakaian mereka ?
Sekalipun kamu rela dengan kedudukanmu yang
rendah itu, tetapi Allah tidak rela. Allah berfirman, “Apabila kamu
mentalak istri-istrimu, lalu habis iddahnya, maka janganlah kamu (para
wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah
terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang ma’ruf. Itulah yang
dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu kepada
Allah dan hari kemudian. Itu lebih baik bagimu dan lebih suci, Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS 2:232)
Allah hendak meninggikan, memuliakan dan membaikkan kamu, tetapi mengapa kamu tidak mau menerimanya ?
Mungkin kamu bertanya, mengapa hamba yang sempurna itu diuji, padahal
menurut sepengetahuan kamu bahwa ujian itu ialah untuk orang yang
mencintai Allah, yaitu orang yang dikasihi oleh Allah dan dicintai-Nya ?
Jawaban kami: Dahulu, kami telah mengatakan aturannya dan kemudian
kemungkinan perkecualiannya. Nabi besar Muhammad SAW adalah orang yang
paling dicintai Allah, tetapi beliaupun mendapat ujian yang paling
berat. Beliau pernah bersabda, “Aku adalah orang yang paling takut
kepada Allah, sehingga tidak ada orang yang lebih takut kepada Allah
daripada aku. Aku mendapatkan penderitaan yang paling hebat, sehingga
tidak ada orang yang penderitaannya sama dengan penderitaanku. Pernah
selama tigapuluh hari tigapuluh malam aku tidak mendapatkan makanan
walau hanya sebesar yang dapat disembunyikan di bawah ketiak bilal.”
Sabda Nabi lagi, “Sesungguhnya kami dari golongan para Nabi adalah
orang-orang yang paling berat diuji, kemudian orang-orang yang berada di
bawah peringkat kami, kemudian orang-orang yang berada di bawah itu,
dan begitulah seterusnya.”
Sabdanya lagi, “Akulah orang yang paling baik di sisi Allah dan paling takut kepada-Nya daripada kamu sekalian.”
Bagaimana bisa terjadi orang yang dicintai Allah itu diuji dan
ditakutkan, padahal ia adalah hamba yang dicintai dan sempurna ?
Sebenarnya ujian itu bertujuan meninggikan derajat mereka di akhirat
kelak, karena derajat kehidupan akhirat itu tidak akan ditinggikan
kecuali melalui amal saleh di dalam kehidupan dunia ini.
Dunia
ini adalah ladang akhirat. Amal saleh para Nabi dan wali, setelah
melakukan perintah dan meninggalkan larangan, adalah terdiri atas
kesabaran, rela dengan suka hati dan menyesuaikan diri dengan ujian.
Setelah itu, ujian itu akan dihindarkan dari mereka, dan mereka akan
mendapatkan karunia, keridhaan dan kasih sayang Allah sampai mereka
menemui Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar