Dari gigilnya malam ku terlahir
Dari kebisuan yang panjang aku dikenalkan
Sebelum fajar..
Bersama keremangan purnama aku coba meraba nama
Berdendang bersama para unggas yang meringkuk di balik rimbunnya pohon tua
Dan mengeja suara dari gesekan tubuh rerumpun bambu yang mengantar aku menuju tebing tebing rinduku
Hemmm..
Belum tuntas kuhitung satu persatu bulu bulu di kepak sayapku
Belum rampung ku mengkaji tentang seraut wajah di biru telagaku
Belum kelar kuhayati setiap jengkal nafas yang kuhirup
Namun.. Rasanya senja begitu cepat menghampiri dan bertandang di atas ubun ubun usiaku
Duhai Engkau sang kekasih hati
Jika telah tiba saatnya nanti
Izin aku bertengger di ranting kalbumu
Dan biarkan aku terlelap di pangkuanmu
Terbaring dan berselimutkan kasih dari keagungan yang bernama cintamu
Ruwa Jurai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar