(bacalah sampai selesai dengan jeli)
.
apakah nabi menyuruh bertuhankan yang tidak ada? yang tidak akan pernah
di temui selama hidupnya di kehidupan sekarang ini ...yang hanya bisa
di temui setelah umur sudah habis nanti ? jika anggapanmu nabi menyuruh
bertuhan yang semacam begitu ... yang tidak bisa di buktikan selama
hidupnya ... tidak bisa di temui selama hidupnya, hanya bisa di temui
setelah umur sudah habis nanti, berarti para shohabatpun tidak pernah
membuktikannya, para tabiin tidak membuktikannya, para suhada tidak
pernah membuktikannya diwaktu mereka hidup ... karena menurut anggapanmu
bahwa Alloh hanya bisa di temui nanti setelah nyawa sudah tidak ada
....
kalo anggapanmu seperti demikian, maka bagaimanakah kalo nabi
berbohong kepadamu tentang tuhan itu...? jika anggapanmu demikian bisa
saja nabi membuat pengakuan palsu... karena tidak ada yang bisa
membuktikan di kehidupan sekarang ini , sahabat tidak membuktikan,
tabiin tidak membuktikan ... dan semua tidak ada yang membuktikan ....
bukankah seandainya berbohong dikarena seperti itu semua orang juga bisa
mengaku ...?
jika anggapanmu tuhan itu hanya bisa di temui di
kehidupan setelah habis umurmu ... kenapa kamu bisa yakin ...? apakah
benar yakinmu itu ... dengan tanpa bukti oleh dirimu sendiri ...?
ataukah yakinmu hanya di yakin-yakinkan sendiri, padahal sesungguhnya
itu bukanlah yakin...
tidak... !!!! sekali-sekali tidaklah begitu !!!!!!
tuhan ... yang di sampaikan nabi itu bisa di temui dan di buktikan oleh
nabi sendiri... dan ketika nabi membuktikannya, bukan nanti setelah
umur habis dan bukan diluar diri nabi tapi membuktikan di dalam dirinya
(di tempat dirinya) dan selama beliau masih hidup ...?
nabi bersabda:
مَا مِنْ شَيْءٍ لَمْ أَكُنْ أُرِيتُهُ إِلَّا رَأَيْتُهُ فِي مَقَامِي حَتَّى الْجَنَّةُ وَالنَّارُ
"Tidak ada sesuatu yang belum diperlihatkan kepadaku, kecuali aku sudah
melihatnya dari tempatku ini (dalam diri) hingga surga dan neraka, .."
(HR. Bukhori)
dan pembuktian nabi itu bisa di buktikan lagi dengan di alami pula oleh para sahabat ...
karena, .... siapakah yang bisa membenarkan nabi kalo bukan para
sahabat...? dan tidak mungkin nabi akan di benarkan oleh para shohabat
kalo tidak bisa di buktikan oleh para sahabat sendiri ...(RENUNGKANLAH
!!!). jadi kenabian muhammad itu bisa di benarkan karena bisa di
buktikan oleh para sahabat .... dan para shohabat yang bisa membuktikan
kenabian muhammad saw, maka mereka itu adalah termasuk para nabi juga,
seandainya ada nabi lagi setelah nabi muhammad SAW ....
nabi bersabda :
" seandainya ada nabi lagi setelah aku maka para sahabatku itu (khulafaurrosidin) adalah para nabi" (di ambil dari kitab ihya)
dan para tabiin tidak mungkin bisa iman langsung kepada nabi muhammad saw. tanpa penjelasan dari para shohabat ...
tabiin bisa iman kepada nabi karena berkat para shohabat yang bisa
membuktikan kenabian nabi muhammad saw kepada para tabiin ... sehingga
para tabiin bisa mempercayai dengan membuktikan sendiri kenabian nabi
muhammad saw melalui para shohabat...... dan tabiin yang bisa
membuktikan kenabian nabi muhammad saw adalah termasuk para nabi ...
seandainya ada nabi lagi setelah nabi muhammad saw ...
.
demikianlah seterusnya akan selalu ada orang yang membuktikan kenabian
nabi muhammad saw sampai kapanpun, dan orang yang bisa membuktikan
kenabian nabi muhammad saw adalah termasuk para nabi... seandainya ada
nabi lagi setelah nabi muhammad saw. ...
.
dan di antara orang
yang percaya itu, ada yang percayanya bukan karena dengan pembuktian ...
tetapi, percayanya dikarenakan ada seseorang yang dipercaya oleh dia
dan seseorang itu percaya kepada nabi .. maka diapun percaya karena
seseorang itu percaya... dan ini adalah percayanya orang-orang fasik dan
munafik .... yang hanya mengikuti saja ...
.
pengikut nabi
muhammad saw yang percaya seperti demikian itu, di jamannya nabi
jumlahnya sedikit .... lebih banyak nyata terhadap kekafirannya di
banding iman munafik... di jamannya shohabat, iman munafik ini lebih
banyak ... di jamannya tabiin lebih banyak lagi hingga sampai dijaman
sekarang ini hampir iman semuanya adalah imannya orang-orang munafik dan
fasik ... yaitu, imannya mereka yang ikut-ikutan karena gurunya
beriman, karena banyak yang beriman, karena bapaknya, ibunya, saudaranya
beriman, karena orang-orang baik beriman karena ulama biriman ...
padahal mereka yang diikutipun imannya bukan karena pembuktian, tetapi
imannya karena nenek moyang mereka beriman, begitu pula nenek moyang
mereka imannya karena nenek-nenek moyang mereka beriman ... bukan karena
pembuktian kenabian ... umat jaman sekarang yang imannya seperti itu
adalah seperti imannya orang-orang yang pernah di beri kitab yang sudah
tidak sesuai dengan hakikatnya .... mereka sudah sesat ...
Alloh berfirman :
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ تَعَلَوْا اِلَى مَا أَنْزَلَ اللهُ وَ اِلَى
الرَّسُوْلِ قَالُوْا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ أَبآءَنَا اَوَلَوْ
كَانَ ءَابَآؤُهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ شَيْئًا وَ لَا يَهْتَدُوْنَ
"Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan
Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa
yang kami dapati (dari) bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah
mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang
mereka itu tidak mengetahui apa-apa (hakikat/kebenaran) dan tidak (pula)
mendapat petunjuk?" (QS. 5:104)
.
maka barang siapa yang
imannya tidak dibuktikan dengan membuktikan kenabian nabi muhammad saw
di dalam dirinya maka imannya adalah iman fasik dan iman munafik yang
hanya mengikuti nenek moyang tanpa kebenaran sama sekali ....
IMAN YANG DENGAN PEMBUKTIAN ADALAH IMANNYA ORANG YANG MENGGUNAKAN AKALNYA
IMAN YANG TANPA PEMBUKTIAN ADALAH IMANNYA ORANG YANG DENGAN NAFSU
firman Alloh :
وَ مَا كَانَ لِنَفْسٍ اَنْ تُؤْمِنَ اِلَّاَ بِاِذْنِ اللهِ وَ يَجْعَلُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يَعْقِلُوْنَ
"Dan tidak ada seorang pun (nafsu) akan beriman kecuali dengan izin
Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak
mempergunakan akalnya.(QS.10:100)
.
BAGAIMANA DENGAN KAMU ...?
IMAN YANG MANAKAH PADA DIRIMU ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar