CAHAYA ALLAH (NUR ILAHI) YANG MEMANCAR DARI TUBUH ORANG MUKMIN
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya
Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya
ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan
bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak
dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di
sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang
minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.
Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada
cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu. (An Nur 35)
Allah memberi cahaya kepada
segala sesuatu yang ada dilangit dan bumi. Pada dasarnya seluruh alam
semesta ini berada dalam kegelapan, kemudian Allah memberikan cahayanya
pada tempat tempat tertentu. Perhatikan langit dan angkasa raya yang
dipenuhi bintang bintang. Semua itu berada dalam keadaan gelap, kemudian
Allah jadikan bintang, matahari dan bulan sebagai sumber cahaya yang
menerangi sekelingnya.
Dalam salah satu hadist yang
diriwayatkan Al Bazzar dan Abdullah ibnu Amr ia pernah mendengar
Rasulullah bersabda:” Sesungguhnya Allah menciptakan mahluknya dalam
kegelapan, lalu melemparkan kepadanya suatu cahaya dari cahayaNya. Maka
barang siapa yang terkena cahaya itu, ia mendapat petunjuk, dan siapa
yangb luput darinya maka sesatlah ia”
Terang dan gelap adalah
dua keadaan yang jauh berbeda. Tidak sama keadaan orang yang berada
ditempat terang dengan orang yang berada di tempat gelap. Allah telah
mengingatkan hal ini didalam surat Fathir ayat 19 – 21 :
19.
Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat. 20.dan
tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya ,21. dan tidak (pula) sama
yang teduh dengan yang panas, (Fathir 19-21)
Orang yang berada
dalam kegelapan adalah orang yang jahil, bodoh, tidak berilmu, hidupnya
terasa sempit, kacau penuh carut marut dan berbagai kesulitan dan
kesengsaraan. Sebaliknya orang yang berada pada tempat yang terang
adalah orang yang berilmu, hidup sejahtera, aman nyaman dan tentram
penuh dengan berkah dan rahmat Allah. Dalam surat Fathir diatas
disebutkan bahwa orang yang berada ditempat gelap diumpamakan seperti
orang yang buta dan berada pada tempat yang amat panas.Sedangkan orang
yang berada pada tempat terang seperti orang yang melihat dan berada
pada tempat yang teduh dan sejuk, tentu saja tidak sama keadaan kedua
orang tersebut.
Cahaya orang Mukmin di Dunia
Orang
beriman adalah orang yang berada dalam naungan cahaya Allah, wajah dan
hatinya diliputi cahaya yang dapat dirasakan oleh orang disekitarnya.
Kata katanya menentramkan dan menyejukan hati, perilaku dan ahlaknya
menyenangkan orang disekitarnya. Dimanapun ia berada selalu mendatangkan
kedamaian dan ketenangan. Orang yang peka dan terang hatinya dapat
melihat cahaya yang terpancar dari wajah orang Mukmin ini.
Sebaliknya orang yang tidak beriman pada Allah berada dalam kegelapan.
Wajah dan hatinya diliputi kegelapan diatas kegelapan. Kata katanya
menyakitkan hati, perilaku dan ahlaknya menimbulkan keresahan bagi orang
disekitarnya. Hidupnya penuh kebohongan dan tipuan, kesana kemari
mengumbar syahwat dan kesenangan fatamorgana. Orang yang mengikutinya
sering terjebak kesenangan semu, yang berakhir dengan kesengsaraan dan
derita. Orang yang peka dan terang hatinya dapat melihat kegelapan wajah
orang ini.
Tanda tanda orang beriman yang bermandikan dan berselimut cahaya itu adalah mereka yang disebutkan dalam surat An Nur ayat 36:
36. Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan
untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan
waktu petang, 37. laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan
tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan
sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu
hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (An Nur
36-37)
Mereka tidak dilalaikan oleh perniagaan dan urusan dunia
dalam berzikir mengingat Allah, mengerjakan shalat, menunaikan zakat,
dan mereka takut akan datangnya suatau hari yang hati dan penglihatan
manusia bergoncang (kiamat). Mereka selalu bertasbih mensucikan dan
menganggungkan kebesaran Allah dimasjid masjid pada waktu pagi dan
petang hari.
Cahaya yang memancar dari wajah dan tubuh orang
beriman ini dapat dilihat oleh golongan Jin didunia ini. Hal ini bisa
kita dengar dari pengakuan jin yang masuk kedalam tubuh seorang mediator
seperti terlihat pada video berikut ini:
MELIHAT CAHAYA ORANG MUKMIN
Jin fasik dan kafir tidak berani mendekat orang yang taat beribadah,
mereka merasa panas berada didekatnya. Cahaya yang memancar dari tubuh
orang mukmin ahli ibadah dapat membakar mereka. Orang yang tidak
beriman tidak memiliki cahaya seperti itu, mereka jadi bulan bulanan
tipu daya jin dan syetan dalam kehidupan dunia ini. Allah juga
menyebutkan hal ini dalam surat an Nahl ayat 99 dan 100. Bahwa syetan
dan jin tidak punya kekuasaan dan kekuatan terhadap orang yang beriman
dan bertawakal pada Allah, mereka hanya sekutu Allah.
Salah
satu shabat yang ditakuti oleh golongan jin dan syetan adalah Umar bin
Khatab, dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari Rasulullah bersabda
pada Umar bin Khatab: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya,
tidaklah setan bertemu denganmu di suatu jalan melainkan ia akan
mengambil jalan yang lain dari jalanmu.” (HR. Bukhari, no.3480).
Golongan Jin dan syetan bisa mengenal orang mukmin dari jauh dari cahaya
yang memancar dari wajah dan tubuhnya. Mereka selalu menghindar dari
pertemuan dengan orang seperti ini.
Cahaya orang Mukmin di Padang Mahsyar
Banyak ayat Qur’an yang menceritakan bahwa kelak dihari berbangkit
orang beriman dikenal dengan cahaya yang mengiringinya didepan ,
belakang, kiri dan kanannya. Tubuhnya bermandikan cahaya. Mereka dapat
dikenal dengan mudah dari cahaya yang memancar disekitar tubuhnya. Allah
menyebutkan hal itu dalam surat al hadit ayat 12 :
12. (yaitu)
pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan,
sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka,
(dikatakan kepada mereka): “Pada hari ini ada berita gembira untukmu,
(yaitu) syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal
di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.” ( Al Hadit 12 )
Hal yang sama disebutkan Allah dalam surat at Tahrim ayat 8:
8. Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan
taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu
akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak
menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya
mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka
mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan
ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(At Tahrim 8 )
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh
imam Bukhari dan Muslim Rasulullah mengajarkan kita untuk berdoa memohon
cahaya pada Allah sebagai berikut:
Allahummaj al fii Qolbi
nuron, wafii lisaani nuuron, wafii sam’i nuron, wafii bashorii nuron,
wamin fawqii nuron, wamin tahtii nuuron, wa an yamiinii nuron, wa an
syamaali nuron, wamin amaamii nuron, wamin kholfii nuuron, wajj al fii
nafsii nuron, wa a’dzimlii nuuron, wa adzzim lii nuuron, wajj allii
nuuron, wajj alni nuron, Allahumma a’thinii nuuron, wajj al fii ashobii
nuron, wafii lahmi nuuron, wafii damii nuuron, wa fii sya’rii nuuron,
wafii basyarii nuuron, ..
“Ya Allah ciptakanlah cahaya di
hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di
penglihatan-ku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya di
sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan
cahaya dari belakangku. Ciptakanlah cahaya dalam diriku, per-besarlah
cahaya untukku, agungkanlah cahaya untukku, berilah cahaya untuk-ku, dan
jadikanlah aku sebagai cahaya. Ya Allah, berilah cahaya kepadaku,
ciptakan cahaya pada urat sarafku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam
darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku” (Hal ini semuanya
disebutkan dalam Al-Bukhari 11/116 no.6316, dan Muslim 1/526, 529, 530,
no. 763)
Demikianlah Allah memberikan cahayaNya pada orang yang
beriman berupa Aura Nur Ilahi ketika hidup didunia dan ketika berada di
Padang Mahsyar kelak. Mintalah kepada Allah agar Dia menambahkan
cahayanya pada kita masing masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar