Sifat Kamalat, Sifat Kesempurnaan Disisi Zat Allah
Sifat Kamalat, atau sifat Kesempurnaan-Nya memiliki perbendaharaan ilmu
Allah yang tiada batas pada alam Raf-raf, sebuah perbendaharaan yang
menyimpan berbagai ilmu duniawi dan ukhrawi. Manusia tidak akan dapat
berfikir tentang penciptaan yang ada di langit dan bumi dengan akal
pikiran singkat, akan tetapi Allah telah memberikan hati nurani (kalbu)
yang senantiasa mengingat-Nya dan hanya kepada-Nya menyerahkan diri.
Dengan ini maka Dia membukakan alam pikir manusia dan memberi petunjuk
kepada mereka yang membuat kalbu atau hati sebagai singgasana Allah.
Bagaimana menilai sifat Kesempurnaan Allah, setidaknya kita harus
mengkaji dari mana sesungguhnya asal usul diri yang sifatnya batin dan
ruh sebagai hakikat manusia sebagaimana Allah berfirman:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui (Ar-Rum, 30:30)
kesepurnaan allah, sifat kamalat
Sifat Kamalat, Sifat Kesempurnaan Allah
Sifat Kamalat, atau sifat Kesempurnaan memiliki perbendaharaan ilmu
Allah yang tiada batas disebut juga alam Raf-raf, sebuah perbendaharaan
yang menyimpan berbagai ilmu dunia dan akhirat. Dari alam Raf-raf ini,
Allah telah menurunkan perbendaharaan kepada alam semesta berupa:
Ilmu Duniawi diturunkan kepada umat manusia sejak Adam diturunkan
ke permukaan bumi. Dengan adanya ilmu maka manusia terus memperbaharui
teknologi dan peradaban berkembang dari waktu ke waktu. Sebagaimana ilmu
astronomi yang kini telah mengalami kemajuan pesat dengan penjelajahan
ruang angkasa.
Ilmu Ukhrawi diturunkan Allah untuk membersihkan
Kalbu melalui ilmu tarikat dan tasawuf, dimana ilmu ini diterpakan kaum
sufi dan mereka yang mendapat petunjuk.
Kalbu (Qalbu) atau
jantung manusia, dimana kalbu diberi anugerah sebagai wadah ilmu dimana
sifat metafisiknya mampu membedakan kebenaran hakiki. Maka kalbu tidak
akan pernah berdusta tentang apa yang diberitakan melalui bisikan hati
nurani seseorang.
Air sebagai sumber rahmat sekalian alam,
dimana air diberikan kepada tujuh petala langit (tujuh lapis langit).
Melalui tujuh lapis langit, air kemudian diturunkan ke Bumi dengan kadar
tertentu. Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu
Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar
berkuasa menghilangkannya (Al-Mu'Minun, 23:18) Prihal air sudah dibahas
pada artikel terdahulu "Asal Mula Air Di Bumi Berasal Dari Hidrogen Luar
Angkasa" dan "Air Adalah Sumber Segala Ilmu Dari Singgasana Allah".
Akal Pikir manusia memiliki derajat tinggi yang digunakan untuk
membangun prihal duniawi yaitu akal pikir filsafat dan teknologi.
Kemudian akal pikir manusia juga bisa digunakan untuk membangun ukhrawi
yaitu alam akal pikir ahli tasawuf dan tarikat.
Alam Malaikat,
dimana makhluknya senantiasa menjaga Arasy Allah, sebagai malaikat
Muqarrabin, malaikat Saksi, malaikat Rahim, malaikat Zabaniyah, dan
termasuk didalamnya sepuluh malaikat yang wajib dipercaya umat muslim.
Tujuh Petala Langit dijadikan Allah untuk membuat manusia berjalan
kepada Allah (ma'rifatullah) yang wajib bagi setiap umat rasulullah,
dimana rasul pernah melakukan perjalanan menembus tujuh lapis langit
untuk bertemu dengan sang Pencipta.
Secara metafisik alam
tujuh petala langit berbatasan dari jalur orbit Bumi yang diisi dengan
tujuh peredaran benda langit dalam sistem tata surya Bima Sakti. Dimulai
dari planet Mars, batuan Minor, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan
Pluto.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas
kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan Kami tidaklah lengah
terhadap ciptaan (Kami) (Al-Mu'minun, 23:17)
Dari poin diatas,
maka benar-benar Maha Sempurna sifat Allah yang terwujud kedalam tujuh
penciptaan. Manusia sering tidak menyadari dari mana mereka berasal,
dari mana akal pikiran yang menciptakan berbagai teknologi dan
pengetahuan lainnya, semata-mata karena sifat Kamalat yang ada pada diri
manusia itu sendiri. Karena semua itu adalah ALLAHU, dimana LAH artinya
Bagi Dia (yang memiliki sekalian alam), Pada Dia (yang merajai sekalian
alam), Karena Dia (adanya sekalian alam), dan HU artinya serba Dia
(pada zat, sifat, asma', af'al, semata-mata Dia).
Manusia dan
seluruh alam semesta tercipta dari fitrah atau zat Allah sendiri.
Mengapa Allah menciptakan manusia dari fitrah-Nya sendiri? Karena tidak
adanya elemen lain selain milik-Nya. Maha Esa fitrah-Nya menerbitkan
Sifat (kelakuan), dari zahir melahirkan Asma'-Nya, dan Asma' (nama)
melahirkan Af'al (perbuatan). Af'al tunduk kepada Asma', Asma' tunduk
kepada Sifat, dan Sifat tunduk kepada fitrah-Nya. Begitulah siklus hukum
yang terjadi dalam nama dan sifat-Nya, sifat Kamalat yang menjadi sifat
Kesempurnaan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar