AJARAN 27
Anggaplah kebaikan dan kejahatan itu sebagai dua biji dari dua dahan
yang berbeda, tetapi berasal dari satu akar yang sama. Satu dahan
mengeluarkan buah yang pahit, sedangkan satu dahan lagi mengeluarkan
buah buah yang manis. Oleh karena itu, tinggalkanlah kampung dan pasar
tempat buah-buahan itu dijajakan dan jauhkanlah dirimu dari
orang-orangnya. Pergila ke akar itu sendiri, jadilah penjaga
akar itu dan dapatkanlah pengetahuan tentang kedua dahan dan buah
tersebut serta tentang sekitarnya, kemudian tetaplah kamu tinggal berada
dekat dahan yang mengeluarkan buah-buahan yang manis. Makanlah buah
yang manis itu dan jadikanlah ia sumber kekuatanmu. Jauhkanlah dirimu
dari dahan yang mengeluarkan buah-buahan yang pahit, karena buah-buahan
itu mungkin dapat meracuni kamu. Jika kamu bersikap demikian, maka akan
selamatlah kamu dari semua kejahatan, karena kejahatan dan bencana itu
datang dari buah-buahan yang pahit itu. Jika kamu menjauhi akar itu dan
berada di tempat-tempat yang jauh, lalu buah-buah itu dibawa ke
hadapanmu setelah dicampur adukkan antara buah-buah yang manis dengan
buah-buah yang pahit, sehingga kamu tidak lagi dapat membedakannya,
kemudian kamu terus memakannya, maka mungkin kamu akan mengambil buah
yang pahit dan terkena racun buah yang pahit itu.
Jika pada
mulanya kamu memakan buah yang manis lalu manisnya itu masuk meresap ke
dalam tubuhmu dan kamu mendapatkan manfaat darinya serta menjadi
bahagia, maka besar kemungkinan kamu tidak akan merasa puas dengannya
dan bersar kemungkinan pula kamu akan memakan buah yang pahit, sedangkan
kamu tidak yakin bahwa buah yang kamu makan itu adalah buah yang pahit,
sehingga kamu akan mengalami apa yang telah aku katakana, yakni
keracunan.
Oleh karena itu, tidaklah baik kamu menjauhkan diri
dari akar dan tidak tahu tentang buah-buah itu. Keselamatan akan kamu
dapatkan, jika kamu berada dekat akar itu. Kebaikan kejahatan adalah
ketentuan Allah Yang Maha Kuasa. Firman Allah, “Mereka berkata,
“Dirikanlah suatu bangunan untuk (membakar) Ibrahim; lalu lemparkanlah
dia ke dalam api yang menyala-nyala itu.” (QS 37:97)
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Allah telah menjadikan manusia yang menyebelih dan juga binatang yang disembelih.”
Perbuatan hamba Allah itu adalah ciptaan Allah, begitu pula hasil atau
akibat perbuatan itu. Allah berfirman, “…(yaitu) orang-orang yang
diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan
(kepada mereka), “Salamun ‘alaikum, masuklah kamu ke dalam syurga itu
disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”.” (QS 16:32)
Segala
puja dan puji adalah bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Allah memberikan perbuatan itu kepada mereka. Dan Allah mengatakan bahwa
masuknya mereka ke dalam surga itu adalah karena perbuatan mereka,
padahal sebenarnya adalah karena pertolongan, idzin dan rahmat Allah
juga.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak ada orang yang masuk
surga karena perbuatannya sendiri.” Beliau ditanya, “Apakah engkau juga
tidak, wahai Nabi Allah ?” Beliau menjawab, “Ya, walaupun aku sendiri,
kecuali jika Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku.” Ketika beliau
mengucapkan hal itu, beliau meletakkan tangannya di atas kepalanya.
Cerita ini disebutkan dalam satu hadits yang dibawa oleh Aisyah ra.
Oleh karena itu, jika kamu dapat melaksanakan perintah Allah, dapat
melakukan kebaikan dan mampu manjauhkan dirimu dari hal-hal yang haram,
maka hendaklah kamu kembali dan berserah diri kepada Allah yang telah
menjadikan kamu dapat berbuat demikian. Dia akan melindungi kamu dari
noda dan dosa serta menambahkan kebaikan kepadamu. Dia akan memelihara
kamu dari ternoda oleh dosa, baik berkenaan dengan hal agama maupun
dengan hal keduniaan. Berkenaan dengan hal keduniaan, Allah berfirman,
“Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mu’minin
dan mu’minat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan
(mengapa tidak) berkata, “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.”
(QS 24:12)
Berkenaan dengan hal keagamaan, Allah berfirman,
“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? Dan
Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS 4:147)
Apa yang dapat dilakukan oleh bencana dan malapetaka terhadap orang yang
beriman dan bersyukur, sedangkan dia lebih dekat kepada keselamatan
daripada malapetaka, bahkan dia dalam keadaan senang lantaran dia
bersyukur ? Allah berfirman, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambahkan (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengikari (ni’mat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS 14:7)
Bahkan iman kamu
itu dapat memadamkan api neraka di akhirat kelak, api yang akan
membakar orang-orang yang berdosa. Dapatkah iman itu memadamkan api
malapetaka dalam hidup di dunia ini ? Dapat, ini telah dirasakan oleh
orang-orang yang beriman kuat dan oleh orang-orang yang telah mencapai
derajat Wali dengan ijin dan pilihan Allah sendiri. Setiap orang tidak
akan lepas dari malapetaka yang menimpanya, tetapi hal ini dapat diatasi
dengan keimanan yang benar-benar. Keimanan setiap orang akan diuji
dengan malapetaka, bencana, kesusahan dan penderitaan, tetapi semua itu
hendaklah diatasi dengan keimanan yang kuat. Orang yang lulus dalam
ujian itu dapat membersihkan dirinya dan dalam dirinya akan timbul
semangat tauhid, hatinya akan dipenuhi dengan ilmu hakekat dan
rahasia-rahasia Allah yang ghaib lalu orang itupun akan bertambah dekat
kepada Tuhan semesta alam. Hati itu diibaratkan sebagai sebuah rumah dan
rumah itu tidak boleh dihuni oleh dua orang, tetapi rumah itu harus
dihuni oleh Yang Satu saja, yaitu Allah.
Allah berfirman,
“Sekali-kali Allah tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam
rongganya; dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu
sebagai ibumu, dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak
kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu
saja. Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan
(yang benar).” (QS 33:4)
Allah juga berfirman, “Dia berkata,
“Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka
membinasakannya dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan
demikian pulalah yang akan mereka perbuat.” (QS 27:34)
Mereka
menghinakan orang-orang yang mulia dan menyusahkan orang-orang yang
senang. Jika hatimu dikawal oleh setan dan oleh hawa nafsumu, maka hati
itupun akan mengawal anggota-anggota badan lalu melakukan hal-hal yang
tidak senonoh. Jika hati itu telah dibersihkan dari perkara-perkara
tadi, maka iman akan subur dan hati itupun akan diduduki oleh tauhid,
iman dan ilmu Allah.
Semua ini baru akan didapati setelah menempuh berbagai cobaan dan godaan.
Nabi Muhammad pernah bersabda, “Kami, para Nabi adalah golongan yang
paling berat diuji, sedangkan yang lainnya adalah sesuai dengan tarap
mereka.”
Nabi juga bersabda, “Aku lebih mengetahui Allah daripada kamu dan aku lebih takut kepada Allah daripada kamu.”
Orang yang dekat kepada raja harus selalu waspada dan bersopan santun.
Apabila derajat di sisinya dinaikkan, maka resikonyapun semakin besar,
karena orang itu harus berterimakasih kepadanya, mengabdikan dirinya
kepadanya dan jika sedikit saja dia menyeleweng dari perintahnya, maka
berarti dia menentangnya.
Allah berfirman, “Hai istri-istri
Nabi, barangsiapa di antara kamu mengerjakan perbuatan keji yang nyata,
niscaya akan dilipatgandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan
adalah demikian itu mudah bagi Allah.” (QS 33:30)
Allah
berfirman demikian kepada mereka, karena karunia-Nya kepada mereka telah
disempurnakan dengan membawa mereka berada di sisi Nabi. Bagaimanakah
kedudukan seseorang yang dekat kepada Tuhan: Allah Maha Tinggi dan tidak
ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya. Allah berfirman, “(Dia) Pencipta
langit dan bumi, Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
berpasang-pasangan dan dari jenis binatang ternak berpasang-pasangan
(pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada
sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.” (QS 42:11)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar