AJARAN 25
Wahai orang-orang yang miskin harta benda, mereka yang dijauhkan dari
dunia dan wahai orang-orang yang tidak terkenal, yang lapar dan dahaga,
yang tidak berpakaian, yang remuk hatinya, yang berkelana dari satu
mesjid ke mesjid lainnya dan tempat-tempat sunyi, yang dibenci oleh
orang-orang lain dan yang jauh dari cita-citanya, janganlah kamu
menyangka bahwa Allah telah menjadikan
kamu miskin papa, mencabut dunia dari kamu, memurkai kamu, memusuhi kamu
dan menghinakan kamu, padahal saudara-saudara kamu dilebihkan oleh
Allah dengan kesenangan dan kekayaan dunia ini. Janganlah kamu mengira
bahwa Tuhan itu menganiaya kamu. Sebab, kamu, keluargamu dan
sudara-saudaramu adalah orang-orang Islam dan beriman juga serta
keturunanmu dan keturunannya adalah keturunan Adam dan Hawa pula.
Allah menjadikan kamu seperti itu, karena kamu adalah orang yang suci
dan rahmat Allah yang berupa kesabaran, tawakal, keridhaan, keimanan dan
ilmu senantiasa meliputimu dengan tiada henti-hentinya. Cahaya Iman dan
Tauhid akan menyelimuti hati kamu. Sehingga timbullah pokok-pokok
keimanan di dalam dirimu dengan suburnya dan penuh dengan buah-buah yang
ranum serta lezat dengan cita rasanya. Pokok keimanan itu semakin
bertambah besar dan tinggi serta daunnya rindang tanpa diberi pupuk
lagi. Apa yang telah ditentukan untuk kamu, pasti akan kamu terima, baik
kamu sukai maupun tidak. Oleh karena itu, janganlah kamu tamak dan
terburu nafsu dan jangan pula kamu merasa sedih lantaran kamu tidak
mendapati apa yang telah didapati oleh orang lain.
Apa yang
tidak kamu miliki itu mempunyai dua kemungkinan; pertama, ia adalah
milik kamu, maupun kedua, ia adalah milik orang lain. Apa yang telah
ditetapkan untuk kamu, pasti akan datang kepada kamu dan kamu akan
dibawa untuk mendapatkannya dengan segera. Dan apa yang bukan milikmu,
akan dijauhkan dari kamu, kamu akan dijauhkan darinya dan kamu pasti
tidak akan mendapatinya. Oleh karena itu, berpuas hatilah kamu dengan
apa yang ada pada kamu, patuhlah kepada Allah dan janganlah kamu melihat
selain Allah.
Firman Allah, “Dan janganlah kamu tujukan kedua
matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada sebagian dari mereka
sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan
karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.”
Oleh
karena itu, Allah tidak menyukai kamu menjadi tamak dan menginginkan
kepunyaan orang lain. Tapi, hendaknya kamu berpuas hati dan rela dengan
apa yang telah ada pada kamu, dan hendaklah kamu berserah diri kepada
Allah. Apa yang tidak kamu punyai itu adalah ujian bagi orang lain yang
mempunyai. Apa yang kamu punyai itu adalah lebih baik dan lebih bersih
daripada apa yang tidak kamu punyai. Jadikanlah ini sebagai jalan
hidupmu dan perilakumu, agar kamu selamat dan diberi kebahagiaan di
dunia dan di akhirat.
Firman Allah, “Tidak ada seorangpun yang
mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam
ni’mat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa
yang telah mereka kerjakan.”
Oleh karena itu, tidak usah kamu
melebihi lima cara penyembahan dan mengelakkan segala dosa yang
disebutkan itu serta tidak ada yang lebih besar, lebih mulia, lebih
disukai dan lebih diridhai oleh Allah daripada apa yang telah kami
sebutkan itu. Semoga Allah memberikan daya dan upaya kepada kita semua
untuk melakukan apa yang disukai dan diridhai-Nya dengan karunia-Nya
juga.
AJARAN 26
Hijab atau tabir yang menghalangi kamu
itu tidak akan terbuka, sekiranya kamu tidak keluar dari mahluk dan
membebaskan hati dari mahluk dalam semua keadaan dan kedudukan hidup.
Hijab itu juga tidak akan terbuka, sekiranya hawa nafsu kamu tidak
hancur lebur, begitu juga tujuan dan kerinduan kamu kepada mahluk serta
kepada dunia dan akhirat. Hendaklah kamu menjadi seperti bak yang bocor
yang tidak berisikan air. Hendaklah kamu mengosongkan hatimu dari apa
saja selain Allah dan hendaklah hanya kamu penuhi dengan Allah
semata-mata. Sehingga kamu akan menjadi penjaga pintu hatimu dan kamu
akan diberi pedang Tauhid, kekuatan dan kekuasaan. Apa saja selain Allah
yang hendak merasuk ke dalam hatimu, hendaknya kamu penggal dengan
pedang Tauhid, agar tidak ada lagi diri kamu, nafsu kamu dan kerinduan
kamu kepada dunia dan akhirat. Hendaklah Allah saja yang bersemayam di
dalam hatimu itu. Jadilah kamu hamba Allah yang sejati dan janganlah
kamu menjadi hamba manusia, atau hamba pendapat mereka, atau hamba
perintah mereka dan atau hamba apa saja selain Allah.
Apabila
semua ini telah melekat di dalam dirimu dalam hidup ini, maka tabir
kehormatan akan digantungkan di sekeliling hatimu, parit kemuliaan akan
digali di sekelilingnya, kawasan keagungan akan mengelilinginya dan
hatimu akan dikawal oleh tentara haq dan tauhid, di samping itu,
pengawal-pengawal yang haq akan ditempatkan di dekatnya. Dengan
demikian, setan, hawa nafsu kebinatangan, pengaruh manusia yang
meruntuhkan, angan-angan kosong dan apa saja yang merusakmu tidak akan
dapat menawan dan menerobos masuk ke dalam hatimu yang terkawal rapat
itu.
Jika telah ditakdirkan manusia datang dengan tiada
henti-hentinya kepada kamu, karena mereka hendak mengunjungi kamu yang
telah diberi kemuliaan oleh Allah, agar mereka juga diberi cahaya,
tanda-tanda yang terang dan ilmu yang mendalam dan agar mereka melihat
kekeramatan dan perkara luar biasa dari kamu yang semua itu dapat
menunjang usaha mereka untuk mendekatkan diri dan patuh kepada Allah,
maka semua itu tidak akan dapat menggoncangkan dan mempengaruhimu untuk
merasa sombong dan bangga, ‘ujub dan riya’ serta menuruti nafsu yang
merusakkan dan lain sebagainya, tetapi kamu akan tetap bersama Allah dan
merendahkan diri kepada-Nya.
Sekiranya kamu dikarunia Allah
seorang istri yang cantik jelita, istrimu itupun tidak akan mampu
menggoncangkan iman kamu dan kamu akan diselamatkan dari kejahatannya
serta akan diselamatkan dari memikul bebannya atau saudara-saudaranya.
Istri adalah karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu dan Allah akan
memelihara istrimu itu dari kerusakan akhlak, tidak dapat dipercaya,
berbuat kejahatan dan menyeleweng dari jalan yang lurus. Dia akan takluk
kepada kamu, Dia dan saudara-saudaranya akan membebaskan kamu dari
beban nafkahnya dan menjauhkan kamu dari segala kesusahan karenanya.
Sekiranya dia melahirkan anakmu, maka anak itu akan menjadi anak yang
saleh, bersih dan menyenangkan pandanganmu. Firman Allah, “Maka Kami
memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami
jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah
orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan)
perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap
dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (QS
21:90)
Allah SWT berfirman, “Dan orang-oran yang berkata, “Ya
Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan
kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa.” (QS 25:74)
Allah juga berfirman,
“…yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’qub; dan
jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.” (QS 19:6)
Semua permintaan atau doa yang tersebut dalam ayat-ayat di atas akan
kamu terima dan berlaku bagi kamu, baik permintaan itu kamu tujukan
kepada Allah maupun tidak. Karena doa-doa itu khusus untuk orang-orang
yang layak menerima karunia-Nya dan dekat kepada-Nya.
Sekiranya
hal-hal keduniaan datang kepadamu, kamu tidak akan dapat
dibahayakannya. Apa yang telah ditentukan untukmu, dengan kehendak dan
ketentuan Allah, akan kamu rasakan dengan keadaan bersih. Tetapi
hendaklah kamu patuh kepada-Nya, seperti dengan melakukan shalat lima
waktu dan berpuasa pada bulan Ramadhan. Kamu diperintahkan untuk
membagikan apa yang bukan bagian kamu yang terdapat dalam rizkimu itu
kepada sahabatmu, tetanggamu, orang-orang yang meminta sedekah dan
orang-orang yang patut menerima zakat sesuai dengan keadaan. Keadaan
yang sebenarnya akan diberitahukan kepadamu, sehingga kamu dapat
membedakan antara orang-orang yang patut diberi dengan orang-orang yang
tidak patut diberi. Semuanya akan tampak terang olehmu, tidak ada
keraguan dan tidak ada kesamaran lagi padamu.
Oleh karena itu,
hendaklah kamu bersabar, ikhlas dalam bertawakal kepada Allah,
perhatikan apa yang ada sekarang, hilangkan syak wasangka, diam dan
jangan banyak bicara, berlomba-lombalah menuju ridha Illahi,
bertawakallah kepada-nya, bertawadhu’-lah dan khusyu’-lah kepada-Nya
serta bersikap sederhana, sehingga takdir datang kepadamu dan kamu
dibawa maju ke depan dengan tangan kamu.
Kemudian, segala
sesuatu yang memberatkan kamu akan diringankan. Setelah itu, kamu akan
ditenggelamkan di dalam lautan ridha, rahmat dan kasih sayang Allah
serta kamu akan dihiasi dengan pakaian ‘nur’, rahasia ke-Tuhan-an yang
maha tinggi dan ilmu yang datang dari Allah. Kamu akan dibawa dekat
kepada-Nya, berkata dengan-Nya, diberi karunia oleh-Nya dan dibebaskan
dari segala keperluan. Kamu akan diberi keberanian, kemuliaan dan
ketinggian serta firman ini akan ditujukan kepada kamu : “Dan raja
berkata, “Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang
yang rapat kepadaku.” Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia,
dia berkata, “Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang
berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami.” (QS 12:54)
Kemudian, cobalah perhatikan keadaan Nabi Yusuf as ketika kata-kata
tersebut di atas ditujukan kepada beliau melalui lidah raja Mesir atau
Fir’aun di negeri itu. Pada lahirnya, memang raja itu yang berkata,
tetapi sebenarnya adalah Tuhan yang berkata itu. Allah berfirman melalui
lidah ilmu. Nabi Yusuf diberi kerajaan lahir, yaitu kerajaan Mesir dan
juga kerajaan batin, yaitu kerajaan ilmu, kerohanian, akal pikiran,
kedekatan kepada Allah, kemuliaan dan ketinggian di sisi Allah.
Allah berfirman, “Dan demikianlah kami memberi kedudukan kepada Yusuf
di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju ke mana saja ia
kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa
yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang
yang berbuat baik.” (QS 12:56)
Berkenaan dengan kerajaan
kerokhanian, Allah berfirman, “Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud
(melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud
(melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda
(dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya
kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba
Kami yang terpilih.” (QS 12:24)
Berkenaan dengan kerajaan ilmu,
Allah berfirman, “Yusuf berkata, “Tidak disampaikan kepada kamu berdua
makanan yang diberikan kepadamu, melainkan aku telah dapat menerangkan
jenis makanan itu, sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang demikian
itu adalah sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku.
Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman
kepada Allah, sedangkan mereka ingkar kepada hari kemudian.” (QS 12:37)
Apabila kata-kata seperti tersebut di atas ditujukan kepada kamu
sekalian, wahai orang-orang yang beriman, maka kamu telah diberi ilmu
yang agung dan diberkati oleh Allah serta diberi kekuatan, kebaikan,
kekuasaan, kewalian dan perintah yang melibatkan kerohanian dan bukannya
kerohanian lalu kamu diberi kekuasaan untuk menjadikan segalanya dengan
ijin Allah. Kemudian, di akhirat kelak kamu akan diberi tempat yang
kekal, kamu akan diberi kebahagiaan di surga dan kamu akan melihat wajah
Allah dan mendapatkan keridhaan-Nya. Inilah karunia yang tiada
terhingga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar