AJARAN 37
Wahai orang-orang yang beriman, mengapa aku melihat ada di antara kamu
yang merasa dengki dan iri hati kepada tetangga-tetangga kamu, karena
mereka mendapatkan kelebihan karunia Allah yang berupa makanan, minuman,
tempat tinggal, pakaian dan sebagainya ? Tidakkah kamu mengetahui bahwa
perasaan dengki itu akan mengubah keimananmu, menjauhkan diri kamu dari
sisi Allah dan menyebabkan kamu
dimurkai Allah ? Tidakkah kamu pernah mendengar bahwa Nabi SAW bersabda
yang Allah berfirman, “Orang yang dengki itu adalah musuh kasih sayang
kami.” ?
Mengapa kamu dengki kepada orang lain, hai manusia ?
Dengkikah kamu kepada apa yang telah ditentukan Allah kepadanya ? Apa
yang ada padanya itu, sebenarnya adalah karunia Allah juga. Maka,
mengapa kamu merasa dengki ? Allah berfirman, “Apakah mereka yang
membagi-bagi rahmat Tuhanmu ? Kami telah menentukan antara mereka
penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan
sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian
mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih
baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS 43:32)
Jika kamu
dengki kepada orang lain, maka sesungguhnya kamu adalah orang yang
dholim. Kamu dholim terhadap orang yang telah diberi karunia oleh Allah.
Padahal, karunia itu telah dikhususkan baginya dan bukan bagi orang
lain. Jika kamu masih juga dengki kepada orang yang diberi karunia oleh
Allah itu, maka hal itu menunjukkan bahwa kamu itu orang dholim, jahil
dan jahat. Jika kamu mendengki orang lain, karena kamu mengira bahwa
yang dimilikinya itu adalah bagian kamu, maka kamu adalah orang jail.
Sebab, apa yang telah ditentukan untuk kamu itu tidak akan lepas ke
tangan orang lain, melainkan pasti akan kamu dapati. Allah tidak dholim,
sebagaimana firman Allah yang maksudnya kurang lebih, “Ayat yang datang
dari Kami tidak boleh diubah-ubah, dan Kami tidak dholim kepada
haba-hamba Kami.”
Allah tidak dholim. Dia tidak akan mengambil
dari kamu apa yang telah ditentukan untukmu lalu diberikan-Nya kepada
orang lain. Tidak. Apa yang telah ditentukan untuk kamu, pasti akan kamu
dapatkan. Dan apa yang telah ditentukan untuk orang lain, pasti akan ia
dapatkan. Oleh karena itu, janganlah kamu dengki kepada orang lain.
Lebih baik kamu mendengki bumi yang menjadi toko harta benda dunia
seperti mas, perak dan intan berlian sebagai simpanan raja-raja dahulu
kala seperti ‘Ad, Tsamud dan raja Persia dan Romawi. Kamu lebih baik
mendengki semua ini daripada mendengki saudara-saudara kamu.
Ibarat orang yang melihat seorang raja yang agung dan mempunyai tentara
yang banyak sekali, mengontrol daratan dan lautan luas serta memungut
pajak untuk keperluannya sendiri dan kerakusannya sendiri. Melihat
keadaan ini, orang itu tidak dengki kepadanya, tetapi dia dengki melihat
seekor anjing liar yang datang pada malam hari mendekati dapur istana
raja itu untuk mencari makanan dari sisa-sisa makanan yang dibuang oleh
tukang masak dan makanan itu sudah busuk dan basi. Orang itu dengki
kepada anjing liar itu, sehingga memusuhinya dan ingin membunuhnya.
Apakah ini bukan suatu kebodohan ? Jika orang itu benar-benar dengki
kepada anjing lapar itu dan ia tidak dengki kepada raja yang tamak itu,
maka sebenarnya orang itu adalah orang yang jahil, bodoh dan tidak mau
menimbang rasa.
Ketahuilah wahai insan, apakah yang akan
dihadapi oleh tetanggamu itu di hari perhitungan kelak, sekiranya ia
telah diberi nikmat oleh Allah dan karunia yang baik di dunia ini,
tetapi ia tidak memanfaatkan karunia itu sesuai dengan aturan-aturan
yang telah ditentukan oleh Allah, bahkan sebaliknya ia ingkar dan
memusuhi Allah serta tidak patuh kepada-Nya. Ketahuilah, bahwa ia akan
ditanya dan dimintai pertanggung jawabannya tentang apa yang telah ia
perbuat dengan karunia itu. Jika karunia dan nikmat itu tidak ia
pergunakan sesuai dengan keridhaan Allah, maka ia akan menyesal. Bahkan
ia merasa bahwa lebih baik ia tidak menerima karunia itu di dunianya
dulu. Apa yang ia sesalkan ? Sudah terlambat.
Nabi SAW pernah
bersabda, “Sebenarnya ada segolongan manusia di hari perhitungan nanti
yang menginginkan daging badannya dipotong-potong dengan gunting apabila
mereka melihat balasan yang diterima oleh orang-orang yang mendapat
azab dan kesusahan.”
Mungkin tetangga kamu itu, di akhirat
kelak, ingin agar ia berada di tempat kedudukanmu dalam kehidupan dunia
ini, manakala ia merasakan masa yang sangat panjang berada dalam
perhitungan di hadapan Tuhan itu dengan merasakan kepedihan dan
kesusahan berdiri selama 50.000 tahun di bawah panas terik matahari
untuk dimintai pertanggungjawabannya tentang apa yang telah diperbuatnya
dengan kekayaan yang diberikan Allah kepadanya dahulu, sedangkan
sementara itu kamu berada dalam perlindungan Allah: makan, minum,
bersenang-senang dan bersuka ria, karena kamu telah sabar dalam menempuh
kesusahan hidup di dunia ini sambil ridha dengan ketentuan Allah,
menyesuaikan diri kamu dengan Allah dan kamu tidak mendengki orang lain
lantaran ia diberi kelebihan kehidupan dunia oleh Allah. Semoga Allah
menjadikan aku dan kamu bersabar di dalam menempuh godaan dan perjuangan
hidup di dunia ini serta bersyukur kepada-Nya karena karunia-Nya yang
tidak terhingga kepada kita sekalian. Mudah-mudahan kita bertawakal
kepada Allah, Tuhan sekalian alam.
AJARAN 38
Barangsiapa menjalankan tugas-tugasnya karena Allah dengan ikhlas dan
benar, maka ia tidak akan terpengaruh oleh apa saja selain Allah. Wahai
manusia, janganlah kamu menuntut apa yang tidak ada pada kamu.
Bertauhidlah kepada Allah dan janganlah kamu menyekutukan Dia dengan apa
saja. Jadikanlah diri kamu sasaran anak panah takdir yang akan mengena
dirimu, bukan untuk membunuh melainkan untuk mencederakan kamu.
Barangsiapa yang luluh hatinya karena Allah, maka ia akan menerima
balasan dari Allah.
AJARAN 39
Mengambil sesuatu
berdasarkan hawa nafsu kebinatangan, tanpa ada perintah dari Allah,
berarti menyeleweng dari tugas kamu terhadap Allah dan melawan
kebenaran. Sedangkan mengambil sesuatu tanpa didorng oleh hawa nafsu
kebinatangan adalah suatu kebaikan dan sejalan dengan kebenaran atau
yang haq. Dan jika berlawanan dengan kebenaran itu, maka itu adalah
perbuatan yang tidak ikhlas dan sikap munafiq.
AJARAN 40
Janganlah kamu mengira bahwa diri kamu termasuk dalam golongan
kerohanian, kecuali jika kamu telah menjadi musuh diri kamu, terpisah
dari anggota-anggota badan kamu, kaki dan tangan kamu serta memutuskan
hungunganmu dengan wujud kamu, dengan gerak dan diam kamu, dengan
pendengaran dan penglihatan kamu, dengan percakapan dan pegangan kamu,
dengan usaha dan tindak tanduk kamu dan dengan apa saja yang kamu anggap
datang dari diri kamu sendiri. Setelah semua itu lenyap, maka barulah
wujud kerohanian dihembuskan kepada kamu, karena semua itu adalah tabir
yang menghalangi kamu dengan Tuhan kamu. Apabila ruh kamu telah bersih
dan suci, maka rahasia di atas segala rahasia dan yang ghaib dari segala
yang ghaib akan terbuka bagi kamu akan dapat membedakan antara musuh
dengan sahabat dan yang haq dengan yang batil serta tauhid dengan
syirik.
Allah SWT berfirman lewat lidah Ibrahim as, “Karena
sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan
semesta alam.” (QS 26:77)
Yang dimaksud dengan musuh di sini
adalah berhala. Oleh karena itu anggaplah diri kamu dan seluruh mahluk
ini sebagai berhala, dan dengan demikian, janganlah kamu mematuhi dan
menuruti semua itu. Hanya dengan itu saja kamu akan dikaruniai
rahasia-rahasia dan ilmu-ilmu ketuhanan serta perkara-perkara yang
jarang ditemui orang. Kemudian kamu akan diberi kekuasaan untuk
menjadikan dan keramat, dan ini adalah suatu macam kekuasaan yang
diberikan Allah kepada orang-orang yang percaya kepada Allah dan perkara
ghaib.
Apabila kamu berada dalam keadaan seperti ini, maka
seakan-akan kamu bangkit kembali hidup sesudah mati di hari akhir. Jadi,
semata-mata kamu adalah manifestasi kekuasaan Allah. Kamu mendengar
melalui Allah, melihat melalui Allah, berbicara melalui Allah, memegang
melalui Allah, berjalan melalui Allah, mengetahui melalui Allah dan
susah serta sentosa melalui Allah. Sehingga kamu buta terhadap apa saja
selain Allah dan tuli terhadap apa saja selain Dia. Selagi kamu
memperhatikan batas-batas hukum dan mengikuti undang-undang Tuhan, maka
tidak ada sesuatupun yang tampak ada oleh pandanganmu, kecuali wujud
Allah. Jika ada diantara kehendak-kehendak hukum Allah yang hilang dari
dalam diri kamu, maka ketahuilah bahwa kamu sedang diuji dan
dipermainkan oleh setan. Oleh karena itu, kembalilah untuk mengikuti
hukum-hukum Allah, berpegang teguh kepada-Nya dan jauhkan diri kamu dari
nafsu kebinatanganmu. Sebab, setiap perkara yang tidak sah menurut
hukum-hukum atau undang-undang Allah adalah tidak termasuk dalam iman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar