AJARAN 22
Biasanya Allah SWT menguji hamba-hamba-Nya yang beriman sesuai dengan
derajat keimanan mereka. Sekiranya keimanan seseorang itu kuat, maka
ujian keimanannya itupun kuat pula. Oleh karena itu, ujian kepada Rasul
lebih hebat daripada ujian kepada Nabi, ujian kepada Nabi lebih hebat
daripada ujian kepada Abdal dan ujian kepada Abdal lebih hebat daripada
ujian kepada Wali. Setiap orang diuji
menurut tinggi atau rendahnya keimanannya. Nabi pernah bersabda,
“Sesungguhnya ujian bagi kami, para Nabi, lebih hebat daripada ujian
bagi orang-orang lain.”
Allah akan terus memberikan ujian ini
kepada mereka sesuai dengan tingkatan mereka, agar mereka senantiasa
berada di samping Tuhan dan tidak pernah lalai. Allah mengasihi mereka
dan Allah tidak mau orang yang dikasihi-Nya itu jauh dari-Nya.
Oleh karena itu, ujian diibaratkan sebagai pengikat hati dan penjara
mereka serta menjauhkan mereka dari kecenderungan kepada apa saja yang
bukan tujuan hidup mereka dan menjauhkan mereka dari perasaan senang dan
condong kepada apa saja selain Allah Yang Maha Pencipta. Apabila ini
telah menjadi keadaan mereka yang abadi, maka hancurlah diri dan hawa
nafsu amarah dan kebinatangan mereka. Dapatlah mereka membedakan antara
yang haq (benar) dengan yang bathil (palsu). Segala tanda-tanda
keserakahan dan kehendak mereka terhadap kemewahan dan kebahagiaan hidup
di dunia dan di akhirat hilang lenyap dari sisi mereka dan mereka
merasa tenteram berada di sisi Tuhan, ridha dengan Allah, sabar terhadap
ujian, selamat dari kejahatan mahluk-Nya dan mereka mendapat kepuasan
di sisi Allah SWT.
Dengan demikian, kekuasaan hati akan
bertambah hebat dan dapat mengontrol anggota-anggota badan. Ujian dan
bencana itu menguatkan hati dan meneguhkan iman dan kesabaran serta
melemahkan nafsu-nafsu kebinatangan yang berada dalam diri. Karena,
apabila kesusahan datang menimpa si mu’min dan ia menunjukkan kesabaran
dan keridhaannya serta berserah bulat kepada Allah, Allah ridha dan
menolong mereka serta memberi kekuatan kepada mereka. Allah SWT
berfirman, “Jika kamu bersyukur, sesungguhnya aku akan menambah lagi
karunia itu.”
Apabila diri manusia itu menggerakkan hatinya
untuk mecari sasaran pemuasan hawa nafsu dan berfoya-foya, dan hati
itupun menurutinya saja tanpa perintah dan ijin Allah, maka akibatnya
adalah lupa kepada Allah, menyekutukan-Nya dan berbuat dosa, lalu Allah
akan menimpakan bencana, kesusahan dan derita kepada mereka yang lupa
itu dan pikiran serta hati mereka akan sakit.
Jika hati mereka
tidak mengindahkan panggilan pemuasan tersebut sampai Allah
mengijinkannya melalui ilham (bagi Wali) dan wahyu (bagi Nabi dan
Rasul), lalu tindakan diambil atas dasar ilham dan wahyu tersebut, baik
berupa pemberian karunia maupun bukan, maka Allah akan memberikan
ganjaran kepada hati itu berupa rahmat, ampunan, kesentosaan, keridhaan,
cahaya dan ilmu, kedekatan kepada Allah, terlepas dari segala kebutuhan
dan selamat dari bahaya dan bencana. Oleh karena itu, ketahuilah dan
ingatlah selalu serta selamatkan dirimu dari ujian dengan
sungguh-sungguh dan waspada, tanpa tergesa-gesa menuruti panggilan
pikiran dan kehendaknya, tetapi hendaklah kamu menunggu dengan sabar
ijin Allah, agar kamu selamat di dunia dan di akhirat kelak.
AJARAN 23
Puaskanlah hatimu dengan apa yang ada pada kamu, sampai datang takdir
Allah untuk meninggikan derajatmu, di mana kamu diselamatkan dari
kesusahan hidup di dunia dan di akhirat dan dari dosa serta noda. Kamu
akan dinaikkan ke derajat yang lebih tinggi, sehingga kamu puas dan
bahagia. Apa yang telah ditetapkan untuk kamu, pasti akan kamu dapatkan
dan apa yang tidak ditetapkan untuk kamu, tidak akan kamu dapatkan.
Karenanya, senantiasalah kamu bersabar dan ridha dengan keadaan yang
telah ada pada kamu. Janganlah kamu berpura-pura pintar dan menuruti
kehendakmu sendiri, melainkan tunggulah sampai kamu mendapatkan
perintah.
Janganlah kamu bertindak sendiri dan jangan pula kamu
berdiam diri, karena hal ini akan merendahkan kedudukanmu dan
menganiaya dirimu sendiri. Tuhan tidak akan lupa kepada orang yang
berbuat aniaya (zhalim). Firman Allah, “Dan demikianlah Kami jadikan
sebagian orang-orang yang zhalim itu menjadi teman sebagian yang lain,
disebabkan apa yang mereka usahakan.”
Ketahuilah bahwa kamu
berada dalam istana Raja Yang Maha Berkuasa dan Maha Agung, yang
tentara-Nya banyak tiada terhingga, yang perintah-Nya tidak boleh
dibantah, yang kerajaan-Nya tidak boleh diganggu gugat, yang kekal dan
abadi selamanya, yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, bahkan dapat
melihat apa yang terdetik dalam hati sanubari. Kamu akan berbuat zhalim
terhadap dirimu sendiri, jika kamu digerakkan oleh hawa nafsu
kebinatangan, berbuat sesuka hatimu sendiri dan berbuat sesuatu yang
menyekutukan Allah. Firman Allah, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni
dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa
selain syirik itu bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah
tersesat sangat jauh.” (QS 4:116)
Jauhkanlah dirimu dari syirik
dan janganlah kamu mendekatinya. Segala gerak dan diammu pada siang dan
malam hari, baik kamu seorang diri maupun kamu berada di tempat yang
ramai, hendaklah dibebaskan dari syirik itu. Berhati-hatilah terhadap
dosa yang berbentuk bagaimanapun juga di dalam hati dan anggota badanmu.
Jauhkanlah dosa batin dan dosa lahir. Janganlah kamu lari dari Tuhan,
karena kamu tidak akan dapat melarikan dirimu dari-Nya. Janganlah kamu
melawan-Nya, karena kamu akan dibinasakan oleh-Nya. Janganlah kamu
menentang perintah-Nya, karena jika kamu berbuat demikian, kamu akan
dihinakan-Nya. Janganlah kamu melupakan-Nya, karena kamu akan
dilupakan-Nya pula dan dilemparkan ke dalam kesusahan. Janganlah kamu
mencoba memindahkan rumah-Nya, karena jika kamu berbuat demikian, kamu
akan dibinasakan oleh-nya. Janganlah kamu berbicara tentang agama-Nya
menurut hawa nafsumu semata, karena jika kamu berbuat demikian, kamu
akan dihancurkan-Nya, hatimu akan digelapkan-Nya, imanmu akan
dicabut-Nya, dan ilmu kerohanianmu akan dihilangkan-Nya. Kemudian, kamu
akan dikuasakan kepada setan: nafsu kebinatanganmu, keluargamu,
tetanggamu, sahabatmu, jin, binatang dan seluruh mahluk akan menguasai
dan mempengaruhi kamu. Dengan demikian, kamu akan hidup di dunia ini
berada dalam kegelapan dan adzab neraka akan kamu terima di akhirat
kelak.
AJARAN 24
Janganlah kamu ingkar kepada Allah.
Berpegang teguhlah kepada-Nya. Kembalilah kepada-Nya dengan penuh
kekhusyuan dan dengan merendahkan diri. Bertawakallah kepada-Nya dengan
sepenuh penyerahan. Janganlah kamu menuruti hawa nafsu kebinatanganmu.
Janganlah kamu hanya mencari kepentingan di dunia atau di akhirat saja
atau mencari kedudukan yang lebih tinggi atau lebih mulia. Ketahuilah
bahwa kamu itu adalah hamba-Nya. Sedangkan hamba dan segala yang
dimilikinya adalah kepunyaan tuannya. Si hamba tidak mempunyai apa-apa.
Tuannyalah yang memiliki segalanya. Hendaklah kamu bersopan santun dan
jangan pula menyalahkan tuan kamu itu. Segalanya telah ditentukan
olehnya. Apa yang telah didahulukan olehnya tidak dapat dikemudiankan
dan apa yang dikemudiankan tidak dapat didahulukan. Dia telah memberi
kamu tempat kediaman yang kekal di akhirat. Dialah Tuan kamu. Dia
memberimu karunia yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah
didengar oleh telinga dan tidak pernah dirasa oleh hati. Firman Tuhan,
“Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu
(bermacam-macam ni’mat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan
terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS 32:17).
Ini
adalah ganjaran bagi mereka dari perbuatan mereka di dunia ini, seperti
mematuhi hukum-hukum Allah, bersabar diri untuk tidak melakukan dosa dan
maksiat serta bertawakal penuh kepada Allah dan ridha dengan-Nya.
Jika Allah memberikan perkara-perkara keduniaan kepada mereka dan
menjadikannya sebagai tuannya, maka hal itu karena kedudukan iman mereka
itu seperti tanah tandus yang berpasir, tidak dapat menampung air dan
tidak dapat menghidupkan tumbuh-tumbuhan. Kemudian ia membubuhi pupuk
supaya akar tanaman itu tumbuh. Inilah gambaran dunia dan perhiasannya,
mudah-mudahan dapat menumbuhkan keimanan dan amal saleh mereka. Jika
pupuk-pupuk ini tidak dibubuhkan, maka akan matilah tumbuh-tumbuhan itu
dan negeripun akan kosong dari manusia. Tapi Allah Yang Maha Suci dan
Maha Tinggi menghendaki negeri itu bermanusia lagi dan subur dengan
tumbuh-tumbuhan.
Oleh karena itu, pangkal iman yang ada pada
orang kaya itu lemah dan tidak subur. Ketahuilah bahwa sesungguhnya iman
itu lebih berharga dari segala kekayaan dunia. Semoga Allah senantiasa
mengasihi kita dan mengarahkan kita ke jalan yang lurus dan benar. Orang
yang kaya harta tetapi miskin iman akan bisa menjadi munafik atau
kafir, jika kekayaan harta bendanya itu dicabut darinya. Jika Allah
tidak memberikan kesabaran, keimanan yang kokoh dan cahaya ilmu yang
hakiki kepada orang kaya itu, maka akan binasalah ia. Orang kaya yang
penuh iman tidak akan pernah takut atau khawatir jika kekayaan harta
bendanya dan keduniaannya itu hilang darinya, asalkan bukan kekayaannya
itu yang hilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar