Laman

Minggu, 20 Juli 2014

Pengertian antara Zikir, Wirid, Tafakkur, dan Tazakkur.

Pengertian antara Zikir, Wirid, Tafakkur, dan Tazakkur.
1. DZIKIR
lebih bersifat generik segala upaya yang dilakukan seorang hamba untuk mendekatkan diri kpda Tuhan. Pendekatan itu dilakukan melalui penyebutan nama-nama atau kalimat2 mulia, seperti membaca nama-nama mulia Tuhan (al-asma al-husna), dan trmasuk membaca Al-Quran. Trmasuk dlm pengertian zikir ialah merenung sambil menghayati keagungan dan kebesaran Allah SWT.
2. WIRID
Pengertian Wirid dengan Zikir hampir sama. Perbedaanya :
Wirid ada pengaturan tata cara, jumlah, dan waktu pembacaan zikir. Misalnya seorang Syekh, mursyid, atau kiai memberikan wirid-wirid tertentu kepada muridnya yang biasanya melalui proses penyerahan khusus (ijazah). Pengamalan Wirid diatur tatacaranya, misalnya berapa kali harus dibaca, apakakah dibaca di pagi hari atau di sore hari atau dalam keadaan tertentu.
»● Kurang atau lebih dari jumlah yang ditentukan, biasanya tidak lagi dianggap wirid, tetapi hanya sebagai zikir. Wirid juga sering dihubungkan dengan khasiat-khasiat tertentu datang dari Tuhan bagi yg mengamalkannya secara konsisten.
Ada Wirid yg dianggap mempunyai khasiat untuk memudahkan rezeki, enteng jodoh, tolak bala, ketenangan batin, kemudahan urusan, dsb.
»● Di samping Zikir dan Wirid, ada Tafakkur dan Tadzakkur. Jika Zikir dan Wirid umumnya berupa pembacaan atau penyebutan lafaz-lafaz tertentu, maka Tafakkur dan Tadzakkur, tidak ada lagi kata-kata, bacaan-bacaan, atau hitungan-hitungan. Yang ada hanyalah sebuah kefakuman dari seorang hamba. Sang hamba berusaha untuk fokus dan pasrah hanya kpda Allah SWT.
3. TAFAKUR
Tafakur biasanya merupakan kelanjutan dari Zikir atau Wirid.
Tafakkur disebut juga dengan Zikir Qalby, artinya, bukan lagi anggota badan atau fisik serta logika yang aktif, melainkan jiwa atau kalbu.
TAFAKUR dan TADZAKUR :
sepintas lalu sama tetapi kalangan ahli tasawuf membedakan antara keduanya. Tadzakkur lebih tinggi dari pada Tafakkur. Didalam Tafakkur sang hamba masih lebih aktif mencari channel dengan Tuhan dan Tuhan sendiri seolah pasif menunggu hambanya untuk mendekatkan dan menemukan diri-Nya.
»● Tafakkur masih ada ruang logika untuk mengontrol pola pendekatan dirinya dengan Allah SWT.
4. Tadzakkur
betul-betul sang hamba pasif, penuh penyerahan diri kepada Allah SWT, tidak ada lagi logika yang aktif di dalamnya. Tafakkur seolah hamba yang pasif dan Allah SWT yang proaktif mendekati hamba-Nya. Mungkin pada diri orang yang sedang mengalami Tadzakkur diadreskan sebuah Hadis:
Barangsiapa yang mendekati-Ku sejengkal maka Aku akan mendekatinya sesiku, barangsiapa mendekati-Ku sesiku maka Aku akan mendekatinya sedepa. Barang siapa yang berusaha datang kepadaku dengan berjalan maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari. Wallahua a'laam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar