Laman

Sabtu, 14 Mei 2016

MANUSIA PADA PANDANGAN HAKIKAT

MANUSIA PADA PANDANGAN HAKIKAT
Pada pandangan Hakikat manusia itu adalah :-
a. Makhluk paling sempurna diciptakan Allah.
b. Manusia itu menanggung Amanah Allah.
c. Manusia itu adalah RAHSIA ALLAH.
d. Manusia itu adalah umat / keturunan Muhammad.
e. Manusia itu adalah keterpaduan DUA MUHAMMAD menjadi satu.
f. Manusia itu adalah pentajallian akhir Allah yang paling sempurna.
PECAHAN MANUSIA
Manusia itu terdiri dari dua perkara. Ianya terdiri dari BENDA dan BUKAN BENDA ( Immaterial )
Yang dikatakan BENDA ialah TUBUH atau JASAD atau ZAHIRnya. Yg dikatakan BUKAN BENDA ialah BATINnya yaitu NYAWA atau RUHNYA.
Ilmu Hakikat mengatakan bahwa manusia itu terdiri dari DUA MUHAMMAD. Knapa pula dipanggil MUHAMMAD ?
Ada dua sebab. Pertama manusia itu dicipta oleh Allah mengikut EJAAN NAMA MUHAMMAD itu sendiri. MIM pertama ialah kepalanya, HA pula tangannya, MIM kedua pula pusatnya dan DAL merupakan kakinya. ( Dengan satu MUHAMMAD manusia itu belum boleh berdiri krena tangannya hanya ada satu ) Maka ia memerlukan satu lagi MUHAMMAD yg melengkapkannya menjadi Insan Yg Sempurna.
Kedua ialah krna Ruh Manusia itu yaitu Muhammad Awal berasal dari RUH AGUNG yaitu Sifat Allah Yg Agung NUR MUHAMMAD yaitu Nabi kita Muhammad. ( Rujuk Hadist )
MUHAMMAD ZAHIR / MUHAMMAD AKHIR
Yang pertama ialah Muhammad Zahir atau Muhammad Akhir yaitu Batang Tubuh atau Jasadnya yg zahir yg dpat dilihat dgan mata kepala. Tubuh atau Jasad ini disebut sbagai MANUSIA SEMENTARA YANG ZAHIR. Ianya jga dirujuk sebagai ADAM.
Jasad atau tubuh manusia ini terdiri dari pelbagai anggota. Anggota atau organ2 ini juga bisa dibagi dua yaitu anggota luar badan dan anggota dalam badannya. Anggota anggota itu pula terdiri dari jutaan sel sel atau molekul yg halus halus dan seni.
MUHAMMAD BATIN / MUHAMMAD AWAL
Yang kedua ialah Muhammad Batin atau Muhammad Awal yaitu Nyawanya. Yang dikatakan Nyawa atau Batin itu juga terdiri dari dua perkara,
Pertamadisebut sebagai RUH dan yg kedua ialah yg disebut sebagai DIRI RAHSIA atau DIRI SEBENAR atau DIRI HAKIKI manusia itu.
RUHANI/RUH
Yang dikatakan RUH itu terdiri dari Lapisan Lapisan Balutan Cahaya Cahaya yg terdiri dari Balutan2..
Ruhani Yang Batin itu tidak dapat dilihat tetapi terasa oleh kita akan wujudnya karena nyata pada kita akan kesan kesan kewujudannya. Hal begini dikatakan GHAIB.
Ada pelbagai nama yg digunakan didalam Ilmu Hakikat untuk merujuk apa yg dikatakan RUH itu. Ada yg memanggilnya Muhammad Mustafa Rasullullah, Ruhani, Al-Latifah Rabbaniah dan lain lain lagi.
Tugas utama Ruhani ialah menghidupkan Jasad melalui Jantung. Ruhanilah yg menyebabkan Jantung manusia itu berfungsi. Ruhani jugalah yg menyampaikan HAK ALLAH kepada Jasad yaitu Sifat Sifat MaaniNYA yang tujuh itu. Jadi Ruhani jga dirujuk sbagai RASUL . Maka sesuailah gelarannya sebagai Muhammad Mustafa Rasullullah.
DIRI HAKIKI
Begitu jga halnya berkaitan DIRI HAKIKI manusia itu. Banyak namanya. Ada yg merujuknya sebagai Diri Rahsia, Diri Yang Sebenarnya Diri, Diri Tajalli, Tiflul Maani dan lain lain. Allah pula merujuknya didalam Al-Quran sebagai Ruhku yaitu Ruh Al-Qudsi Allah.
Allah SWT juga merujuknya sebagai AKULAH RAHSIANYA didalam Hadith Qudsi yg telah dinyatakan sebelum ini. Yang pasti ianya adalah RUH ALLAH yg memilikki Sifat Sifat Allah Yang Agung. Dialah yg merupakan SUMBER MAHA HIDUP yg menghidupkan NYAWA atau Ruhani manusia itu yg seterusnya menghidupkan sel sel anggota anggota Jasad hingga ianya boleh berfungsi seperti yg dikehendakki oleh Penciptanya.
BALUTAN-BALUTAN CAHAYA
Kekuatan Rahsia Allah ini hanya Allah saja yg mengetahui sepenuhnya. Oleh karena itu RUHKU ini telah dibalut oleh Allah dgan pelbagai balutan agar ianya tidak membakar Jasad dan agar kekuatan dan Keagungannya dibataskan sesuai dengan cara kehidupan manusia itu sendiri. Dari segi ilmunya balutan balutan ini dikatakan sebagai BALUTAN CAHAYA mengikut kedudukan alamnya.
Butirannya adalah sbgai brikut :-
a. Lapisan Balutan pertama dirujuk sebagai BALUTAN CAHAYA LAHUT dan ia dikenali sebagai RUH AL- QUDSI
b. Lapisan Kedua ialah BALUTAN CAHAYA JABARUT dan ia dikenali sebagai RUH SULTANI
c. Lapisan Balutan Ketiga ialah BALUTAN CAHAYA MALAKUT dan ia dikenali sebagai RUH RUHANI
d. Manakala Lapisan Keempat dan terakhir ialah BALUTAN CAHAYA MULKI dan ia dikenali sebagai RUH JASMANI.
Seperti anggota anggota Jasad juga BALUTAN BALUTAN CAHAYA ini merupakan Zat Serba Zat yang seni seni yang hanya diketahui Allah. Ia merupakan SUMBER HIDUP manusia itu sendiri.
TEMPAT RUH DI DALAM BADAN
Menurut Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani tempat tempat Ruh Ruh diatas didalam Jasad manusia adalah seperti berikut :-
a. Ruh Jasmani Letaknya antara kulit dan daging
b. Ruh Ruhani Didalam jantung manusia itu
c. Ruh Sultani Di Baitillah Mukmin yaitu satu bahagian khusus
di-jantung manusia itu
d. Ruh Al-Qudsi Didalam RASA
RUH RUH yg merupakan Balutan Balutannya itulah yg dirujuk sebagai DIRI BATIN MANUSIA itu dan RUH AL-QUDSI itu pula dirujuk sebagai DIRI SEBENAR atau DIRI HAKIKI MANUSIA itu yg oleh Allah dirujuknya sebagai RAHSIA dan RAHSIAnya adalah ALLAH sendiri.
Maka inilah yg dirujuk oleh Allah didalam Al-Quran :-
Jika mereka bertanya tentang AKU Ya Muhammad maka katakanlah Aku DEKAT dan menyahut seruan orang yang memanggil Aku.
DIRI inilah yg diperintah oleh Allah untuk dikenali oleh manusia itu melalui Hadist :-
Man Arafa Nafsahu Faqad Arafa Rabbahu
Yang demikian jika manusia itu dapat mengenal DIRI ini maka kenal ia akan Tuhannya Allah SWT. Maka sudahlah ianya menunaikan Perintah Allah.

MERAIH DERAJAT IHSAN


Bismillahirrahmannirahim,
DERAJAT IHSAN merupakan tingkatan tertinggi keislaman seorang hamba. Tidak semua orang bisa meraih derajat yang mulia ini. Hanya hamba-hamba الله yang khusus saja yang bisa mencapai derajat m
ulia ini. Oleh karena itu, merupakan keutamaan tersendiri bagi hamba yang mampu meraihnya. Semoga الله ‘Azza wa Jalla menjadikan kita termasuk di dalamnya.
ANTARA ISLAM, IMAN DAN IHSAN
Suatu ketika Malaikat Jibril عليه السلام datang di majelis Rasulullah صلی الله علیﻪ و سلم dan para sahabatnya dalam rupa manusia, kemudian menanyakan kepada Rasulullah صلی الله علیﻪ و سلم beberapa pertanyaan. Di antara pertanyaannya adalah tentang makna Islam, Iman, dan IHSAN. Kemudian Rasulullah صلی الله علیﻪ و سلم menjawabnya dan dibenarkan oleh Jibril. Berdasarkan hadist riwayat Muslim , para ulama membagi agama Islam menjadi tiga tingkatan yaitu islam, iman, dan IHSAN.
Tingkatan agama yang paling tinggi adalah IHSAN, kemudian iman, dan paling rendah adalah islam. Kaum muhsinin (orang-orang yang memiliki sifat IHSAN) merupakan hamba pilihan dari hamba-hamba الله yang shalih. Oleh sebab itu, sebagian ulama menjelaskan jika IHSAN sudah terwujud berarti iman dan islam juga sudah terwujud pada diri seorang hamba. Jadi, setiap muhsin pasti mukmin dan setiap mukmin pasti muslim. Namun tidak berlaku sebaliknya. Tidak setiap muslim itu mukmin dan tidak setiap mukmin itu mencapai derajat muhsin. Pelaku IHSAN adalah hamba pilihan dari hamba-hamba الله yang shalih. Oleh karena itu, di dalam الْقُرْآنَ disebutkan hak-hak mereka secara khusus tanpa menyebutkan hak yang lainnya.
MAKNA IHSAN
Kata IHSAN (berbuat baik) merupakan kebalikan dari kata al isaa-ah (berbuat buruk), yakni perbuatan seseorang untuk melakukan perbuatan yang ma’ruf dan menahan diri dari dosa. Dia mendermakan kebaikan kepada hamba الله yang lainnya baik melalui hartanya, kehormatannya, ilmunya, maupun raganya.
Adapun yang dimaksud IHSAN bila dinisbatkan kepada peribadatan kepada الله adalah sebagaimana yang disabdakan oleh Rasululluah صلی الله علیﻪ و سلم dalam hadist Jibril :
“’Wahai Rasulullah, apakah IHSAN itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Kamu menyembah الله seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (H.R. Muslim 102)
Dalam hadits Jibril, tingkatan Islam yang ketiga ini memiliki satu rukun. Nabi صلی الله علیﻪ و سلم menjelaskan mengenai IHSAN yaitu ‘Engkau beribadah kepada الله seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak mampu melihat-Nya, الله akan melihatmu.’ Itulah pengertian IHSAN dan rukunnya.
Syaikh ‘Abdurrahman as Sa’di menjelaskan bahwa IHSAN mencakup dua macam, yakni IHSAN dalam beribadah kepada الله dan IHSAN dalam menunaikan hak sesama makhluk. Ihsan dalam beribadah kepada الله maknanya beribadah kepada الله seolah-olah melihat-Nya atau merasa diawasi oleh-Nya. Sedangkan IHSAN dalam hak makhluk adalah dengan menunaikan hak-hak mereka. Ihsan kepada makhluk ini terbagi dua, yaitu yang wajib dan sunnah. Yang hukumnya wajib misalnya berbakti kepada orang tua dan bersikap adil dalam bermuamalah. Sedangkan yang sunnah misalnya memberikan bantuan tenaga atau harta yang melebihi batas kadar kewajiban seseorang. Salah satu bentuk IHSAN yang paling utama adalah berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek kepada kita, baik dengan ucapan atau perbuatannya.
TINGKATAN IHSAN
Syaikh Sholeh Alu Syaikh hafidzahullah memberikan penjelasan bahwa inti yang dimaksud dengan IHSAN adalah membaguskan amal. Batasan minimal seseorang dapat dikatakan telah melakukan IHSAN di dalam beribadah kepada الله yaitu apabila di dalam memperbagus amalannya niatnya ikhlas yaitu semata-mata mengharap pahala-Nya dan sesuai dengan sunnah Nabi صلی الله علیﻪ و سلم . Inilah kadar IHSAN yang wajib yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang akan membuat keislamannya menjadi sah. Adapun kadar IHSAN yang mustahab (dianjurkan) di dalam beribadah kepada الله memiliki dua tingkatan, yaitu :
PERTAMA - TINGKATAN MUROQOBAH
Yakni seseorang yang beramal senantiasa merasa diawasi dan diperhatikan oleh الله dalam setiap aktivitasnya. Ini berdasarkan sabda Nabi صلی الله علیﻪ و سلم
فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
(jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu)
Tingkatan muroqobah yaitu apabila seseorang tidak mampu memperhatikan sifat-sifat الله, dia yakin bahwa الله melihatnya. Tingkatan inilah yang dimiliki oleh kebanyakan orang. Apabila seseorang mengerjakan shalat, dia merasa الله memperhatikan apa yang dia lakukan, lalu dia memperbagus shalatnya tersebut. Hal ini sebagaimana الله firmankan dalam surat Yunus ,
وَمَاتَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَاتَتْلُوا مِنْهُ مِنْ قُرْءَانٍ وَلاَتَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلاَّ كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ …{61}
“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya…” (Yunus: 61)
KEDUA - TINGKATAN MUSYAHADAH
Tingkatan ini lebih tinggi dari yang pertama, yaitu seseorang senantiasa memeperhatikan sifat-sifat الله dan mengaitkan seluruh aktifitasnya dengan sifat-sifat tersebut. Inilah realisasi dari sabda Nabi صلی الله علیﻪ و سلم:
أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاه
(‘Kamu menyembah الله seakan-akan kamu melihat-Nya’)
Pada tingkatan ini seseorang beribadah kepada الله, seakan-akan dia melihat-Nya. Yang dimaksud adalah memperhatikan sifat-sifat الله, yakni dengan memperhatikan pengaruh sifat-sifat الله bagi makhluk. Apabila seorang hamba sudah memiliki ilmu dan keyakinan yang kuat terhadap sifat-sifat الله, dia akan mengembalikan semua tanda kekuasaan الله pada nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Dan inilah tingkatan tertinggi dalam derajat IHSAN.
KEUTAMAAN IHSAN
الله سبحانا وتعاﱃ berfirman,
إِنَّ اللهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ {128}
“Sesungguhnya الله beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat IHSAN.” (An Nahl: 128)
Dalam ayat ini الله menunjukkan keutamaan seorang muhsin yang bertakwa kepada الله, yang tidak meninggalkan kewajibannya dan menjauhi segala yang haram. Kebersamaan الله dalam ayat ini adalah kebersamaan yang khusus. Kebersamaan khusus yakni dalam bentuk pertolongan, dukungan, dan petunjuk jalan yang lurus sebagai tambahan dari kebersamaan الله yang umum (yakni pengilmuan الله). Makna dari firman الله وَالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ ( dan orang-orang yang berbuat IHSAN) adalah yang mentaati Rabbnya, yakni dengan mengikhlaskan niat dan tujuan dalam beribadah serta melaksankanan syariat الله dengan petunjuk yang telah dijelasakan oleh Rasulullah صلی ﷲ علیﻪ و سلم .
Dalam ayat lain الله berfirman,
وَأَنفِقُوا فِي سَبِيلِ اللهِ وَلاَ تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ {195}
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan الله, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya الله menyukai orang-orang yang berbuat IHSAN.” (Al Baqarah:195)
Ketika menafsirkan ayat ini Syaikh As Sa’di menjelaskan bahwa IHSAN pada ayat ini mecakup seluruh jenis IHSAN. Hal ini karena tidak ada pembatasan pada ayat ini. Maka termasuk di dalamnya IHSAN dengan harta, kemuliaan, pertolongan, perbuatan memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, mengajarkan ilmu yang bermanfaat, dan perbuatan IHSAN lain yng diperintahkan oleh الله. Termasuk di dalamnya juga adalah IHSAN dalam beribadah kepada الله. Hal ini sebagaimnan sabda Nabi ‘Kamu menyembah الله seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu ..’ Barangsiapa yang memiliki sifat IHSAN tersebut, maka dia tergolong orang-orang yang الله terangkan dalam firman-Nya (artinya):
“Bagi orang-orang yang berbuat IHSAN, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (melihat wajah الله سبحانا وتعاﱃ)” (QS Yunus: 26) الله akan bersamanya, memberinya petunjuk, membimbingnya, serta menolongnya dalam setiap urusannya.
الله سبحانا وتعاﱃ juga berfirman (artinya),
“Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) الله dan Rasulnya-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya الله menyediakan bagi siapa yang berbuat IHSAN (kebaikan) diantaramu pahala yang besar.” (Al Ahzab: 29)
PENERAPAN MAKNA IHSAN DALAM KEHIDUPAN
Pembaca yang dirahmati الله, sikap IHSAN ini harus berusaha kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita berbuat amalan kataatan, maka perbuatan itu selalu kita niatkan untuk الله. Sebaliknya jika terbesit niat di hati kita untuk berbuat keburukan, maka kita TIDAK mengerjakannya karena sikap IHSAN yang kita miliki. Seseorang yang sikap IHSANNYA kuat akan rajin berbuat kebaikan karena dia berusaha membuat senang الله yang selalu melihatnya. Sebaliknya dia malu berbuat kejahatan karena dia selalu yakin الله melihat perbuatannya. IHSAN adalah puncak prestasi dalam ibadah, muamalah, dan akhlak seorang hamba. Oleh karena itu, semua orang yang menyadari akan hal ini tentu akan berusaha dengan seluruh potensi diri yang dimilikinya agar sampai pada tingkat tersebut. Siapa pun kita, apa pun profesi kita, di mata الله tidak ada yang lebih mulia dari yang lain, kecuali mereka yang telah naik ke tingkat IHSAN dalam seluruh amalannya. Kalau kita cermati pembahasan di atas, untuk meraih derajat IHSAN, sangat erat kaitannya dengan benarnya pengilmuan seseorang tentang nama-nama dan sifat-sifat الله.
Semoga Allah memberi kita karunia IHSAN dan mewujudkan IHSAN dalam diri kita, sebelum الله mengambil ruh ini dari jasad kita. Semoga bermanfaat. Allahul musta’an ..
Aamiin yaa Robbal alamin .

Hakekat Muhammad/Nur Muhammad.......


Maka ini perlu diterangkan lebih lanjut agar bisa difahami oleh saudara-saudara. Apa itu Nur Muhammad, dan apa hubungannya dgn diri nabi Muhammad SAW, dan apa hubungannya dengan diri saudara-saudara.
Hakekat Muhammad itu ada dalam diri semua manusia, ada dalam diri saudara-saudara sekalian, sbgmana ada dalam diri para nabi-nabi Allah dan rasul2NYA, serta wali-wali Allah. Lalu apa hubungannya antara Hakekat Muhammad/Nur Muhammad itu dengan diri nabi Muhammad SAW??
Diri nabi Muhammad SAW itu batiniahnya telah wushul/bersambung serta lebur dalam hakekat Muhammad. Sedang pada orang2 umum, batiniahnya itu putus disebabkan terselimuti hawa nafsu. Nur Muhammad itu hanya ada satu namun ada dalam diri semua umat manusia, jika engkau pakai akalmu, bs bingung, bagaimana bs ada satu hal namun ada dalam semua org yg jumlahnya milyaran??......
Atribut atau pakaian dasar dari Nur Muhammad itu adalah "keindahan (jamal)", maksudnya adalah keindahan ahlakul karimah. dimana dgn keindahan itu selalu bersifat menata, seumpama onggokan sampah2 tak berharga, sampah masyarakat, lalu ditata, menjadi suatu keindahan bermasyarakat.
Yang sebenarnya nabi Muhammad SAW itu adalah wujud lahiriah/titisannya nur Muhammad, demikian halnya para nabi2 yg lain, maupun wali2 Allah, semuanya adalah titisan dari Nur Muhammad. maka rasulullah bersabda bahwa dirinya diutus itu untuk memuliakan akhlaknya manusia.....
Itulah sejati, diutusnya nabi Muhammad SAW, sebenar-benarnya adalah utk mengembalikan manusia pada kemurnian fitrah dasarnya, mengembalikan agar wushul dan tersambung/lebur kembali kepada Nur Muhammad. Agar saudara2 sekalian menjadi "MUHAMMAD" itu sendiri secara hakekatnya, yaitu makhluk yg terpuji, insan yang kamil/sempurna, sesuatu fitrah dasar penciptaan manusia. Itulah sesungguhnya syafaat yg sejati, itulah sebenarnya sholawat yang sejati itu. sebab hanya Nur Muhammadlah yang bisa mengenali ALLAH, itulah tujuan akhirnya yg hendak dicapai agar bisa menjadi Muhammad secara hakekatnya dan mengenali TUHANNYA.......
Salah persepsi dari orang2, yaitu malah menyandarkan diri kepada nabi dan mengharap-harap syafaat di akherat, padahal tujuannya nabi itu untuk menjadikanmu seorang Muhammad secara hakekatnya, menjadi makhluk yang terpuji dan kenal Allah, bukan untuk menyandarkan dirimu kepada nabi, dan menunggu-nunggu syafaat krn mengira syafaat itu engkau masuk neraka, trus nabi datang lalu dirimu dikeluarkan stlh dipukuli malaikat. Bukan seperti itu, saudara2, jadilah Muhammad secara hakekatnya, itulah syafaat bagimu yg asli. Agar saudara kenal Allah, itulah syafaat yg sesungguhnya

Sahih Muslim


Muslim yang Baik
1. Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a : Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw, “Orang Islam yang bagaimanakah yang paling baik?” Jawab Rasulullah saw, “Ialah orang-orang yang menjaga orang-orang Islam lainnya dari bencana lidah dan perbuatannya”. (0033)
2. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw bersabda, "Belum sempurna iman seseorang kamu sebelum ia mencintaiku melebihi daripada cintanya kepada anaknya, kepada bapanya dan kepada manusia semuanya. (0035)
3. Dari Abu Hurairah r.a dan dari Abu Syuraikh Al-Khuza’iy r.a : Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang iman dengan Allah dan hari kiamat, maka hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya. Siapa yang iman dengan Allah dan hari kiamat, hendaklah dia memuliakan tetamunya, dan siapa yang iman dengan Allah dan hari kiamat, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” (0038 & 0039)
4. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Kamu tidak dapt masuk syurga, sebelum kamu beriman, dan kamu belum dapat dikatakan mukmin sebelum kamu kasih mengasihi satu sama lain. Sukakah kamu aku tunjukkan jalan untuk berkasih-kasihan? Galakkanlah salam antara sesamamu.” (0042)
Tanda-Tanda Munafik
5. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tanda-tanda munafik itu ada tiga,
(1) Apabila berbicara, dia dusta
(2) Apabila berjanji dia mungkir
(3) Apabila dipercayai, dia khianat.” (0049)
Mengatakan Orang Muslim Kafir
6. Dari Ibnu Umar r.a : Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang berkata kepada saudaranya, ‘Hai Kafir!’ maka ucapan itu kembali kepada salah seorang antara keduanya. Jika apa yang diucapkannya benar, maka ucapan itu tertuju kepada orang yang dipanggil. Jika tidak, maka ucapan itu tertuju kepada yang mengucapkan.” (0049)
Membenci Bapa
7. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kamu membenci bapa kamu. Sesiapa yang benci pada kepada bapanya, maka dia kafir.” (0051)
8. Dari Saad bin Abu Waqqash r.a : Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang mengaku ‘Bapa’ pada orang lain, padahal dia sedar bahawa orang itu bukan bapanya, maka haram syurga baginya.” (0052)
Mencaci Orang Mukmin
9. Dari Abdullah bin Umar r.a : Rasulullah saw bersabda, “Hati-hatilah kamu! Jangan lah kamu kafir kembali sepeninggalanku, di mana sebahagian kamu membunuh sebahagian yang lain (perang saudara).” (0054)
10. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Ada dua perkara pada manusia yang keduanya dapat menyebabkan mereka kafir, (1) Mencela keturunan (2) Meratapi mayat.” (0055)
Hujan dan Bintang
11. Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani r.a :Rasulullah saw mengimami kami solat subuh di Hudaibiyah, sesudah tadi malamnya hujan turun.
Setelah selesai solat, Nabi saw menghadap kepada orang ramai, lalu bersabda, “Tahukan anda sekalian, apa yang telah difirmankan oleh Tuhan anda?” Jawab mereka, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Sabda Nabi saw, “Allah berfirman; Ketika hamba-hambaKu bangun pagi-pagi, diantaranya ada yang mukmin ada yang kafir.
Siapa yang berkata hari hujan kerana kurnia dan nikmat Allah, maka dia itu mukmin (iman) dengan-Ku, kafir dengan bintang-bintang. Siapa yang berkata hari hujan kerana bintang ini dan bintang itu, maka dia kafir dengan-Ku, iman dengan bintang-bintang.” (0058)
12. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Apabila anak Adam membaca ayat sajdah lalu dia sujud; maka syaitan jatuh sambil menangis. Katanya, ‘Celaka aku! Anak Adam disuruh sujud, lalu mendapat syurga. Aku disuruh sujud, tetapi aku menolak, maka untukku neraka’.” (0062)
Istilah Kafir bagi yang Meninggalkan Solat
13. Dari Jabir r.a : Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya tali penghubung antara seseorang dengan syirik dan kafir, ialah meninggalkan solat.” (0063)
Amal yang Paling Utama
14. Dari Abu Hurairah r.a : Seseorang bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Amal yang bagaimanakah yang paling utama?’ Jawab Nabi saw, “Iman dengan Allah.”
Tanyanya pula, ‘Kemudian apa?’ Jawab Nabi saw, “Jihad fi Sabilillah.” Tanyanya pula, ‘Kemudian apa lagi?’ Jawab Nabi saw, “Haji yang mabrur.” (0064)
15. Dari Abu Dzar r.a : Aku bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Amal yang bagaimanakah yang paling utama?’ Jawab Nabi saw, “Iman dengan Allah dan jihad di jalan-Nya.” Tanyaku, ‘Budak yang bagaimanakah yang paling utama?’ Jawab Nabi saw, “Yang disenangi majikannya dan yang paling mahal harganya.” Tanyaku, ‘Jika aku tidak sanggup?’ Jawan Nabi saw, “Menolong orang bertukang, atau menyudahkan bengkalai orang yang tak sanggup menyelesaikannya.”
Tanyaku, ‘Bagaimana pendapat Anda (Nabi saw), jika aku tidak sanggup melakukan sesuatu?’ Jawab Nabi saw, “Jagalah jangan sampai engkau berbuat jahat kepada orang lain. Maka yang demikian itu merupakan sedekah darimu untuk dirimu sendiri.” (0065)
16. Dari Abdullah bin Mas’ud r.a : katanya dia bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Amal yang bagaimanakah yang paling utama?’ Jawabnya, “Solat pada waktunya.” ‘Kemudian itu apa?’ tanyaku. Jawab Nabi saw, “Berbuat kebajikan pada ibu bapa.” ‘Kemudian itu apa?’ tanyaku lagi. Jawab beliau (Nabi saw), “Jihad fi Sabilillah!” ‘Aku sebenarnya hendak bertanya lagi, tetapi aku cukupkan sedemikian.’ (0066)
Dosa yang Paling Besar
17. Dari Abdullah r.a : katanya dia bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?” Jawab Nabi saw, “Menyekutukan Allah, padahal Dia sendiri yang menjadikanmu.” ‘Yang demikian itu sangat besar dosanya,’ kataku. ‘Kemudian apa lagi?’ Jawab Nabi saw, “Membunuh anakmu sendiri kerana takut melarat (miskin-pent).” ‘Kemudian apa lagi,’ tanyaku pula. Jawab beliau (Nabi saw), “Berzina dengan isteri tetanggamu.” (Lihat Surah Al-Furqan [25] : 68) (0067)
18. Dari Abdurrahman bin Abu Bakrah r.a , dari bapanya, katanya : ‘Kami berada di sisi Rasulullah saw, lalu beliau bersabda, “Perhatikanlah! Ku beritahukan kepada kamu sekalian tentang dosa-dosa besar yang paling besar. (Rasulullah saw mengucapkannya tiga kali) :
(1) Mempersekutukan Allah
(2) Derhaka kepada ibu bapa
(3) Sumpah palsu.” (0068)
19. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan :
(1) Mempersekutukan Allah
(2) Sihir
(3) Membunuh orang yang telah dilarang membunuhnya, kecuali kerana alas an yang dibenarkan Allah (seperti qisas)
(4) Memakan harta anak yatim
(5) Memakan riba
(6) Lari dari medan pertempuran
(7) Menuduh wanita mukminah yang baik dan tahu memelihara diri, berbuat jahat (zina).” (0069)
20. Dari Abdullah bin Amru bin Ash : Rasulullah saw bersabda, “Mencaci ibu bapa termasuk dosa besar.” Para sahabat bertanya, ‘Adakah orang yang mencaci ibu bapanya?’ Jawab Nabi saw, “Ya, ada! Dicacinya bapa orang lain, lantas orang itu mencaci bapanya pula. Dicacinya ibu orang lain, lalu orang itu mencaci ibunya pula.” (0070)
Sifat Sombong
21. Dari ‘Abdullah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tidak dapat masuk neraka seseorang yang terdapat iman di dalam hatinya walaupun hanya seberat biji bayam; dan tidak akan masuk syurga seorang yang terdapat di dalam hatinya kesombongan walaupun hanya seberat biji bayam.” [0072]
Mengacukan Senjata dan Menipu Kaum Muslimin
22. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang menodongkan (mengacukan) senjata kepada kita, mereka itu tidak termasuk golongan kita, dan siapa yang menipu kita, tidak termasuk golongan kita juga.” [0078]
Berita yang Mengacaukan
23. Dari Hudzaifah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tidak dapat masuk syurga, orang-orang yang menyiar-nyiarkan berita untuk mengacau (merusuh).” [0082]
Orang yang Tidak Dipedulikan Allah
24. Dari Abu Dzar r.a :Nabi saw bersabda, “Ada tiga golongan di mana Allah tidak akan bercakap dengan mereka pada hari kiamat. Mereka itu ialah:
(1). Orang yang suka memberi (menderma), tetapi suka menyebut-nyebut pemberiannya itu.
(2). Orang yang menawar-nawarkan dagangannya (peniaga) dengan sumpah palsu.
(3). Orang yang suka berpakaian berjela-jela kerana sangat luasnya. [0083]
Keterangan Hadis Orang Bernombor (3) :Rasulullah saw melarang berpakaian demikian kerana ada pakaian bangsa Arab yang labuh untuk menunjukkan dirinya orang kaya atau bangsawan. Dilarang kerana kesombongan.
Tambahan Blog : Sesuai dengan sebuah hadis dari Imam Malik dalam Al-Muwattho’:
Dari ‘Abdullah ibn Umar : Nabi saw bersabda, “Seseorang yang menyeret (labuh) pakaiannya kerana kesombongan tidak akan dilihat oleh Allah pada Hari Kebangkitan.” [Hadis 0009]
Bunuh Diri
25. Dari Tsabit bin Dhahhak r.a : Nabi saw bersabda, “Siapa yang bersumpah menurut cara suatu agama selain Islam, baik sumpahnya itu dusta atau sengaja, maka orang itu akan mengalami sumpahnya sendiri. Siapa yang bunuh diri dengan suatu cara, Allah akan menyiksanya di neraka jahanam dengan cara itu pula.” [0088]
Amal Sebelum Islam
27. Dari Abdullah r.a : Orang banyak bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Ya Rasulullah! Apakah kami akan disiksa kerana perbuatan kami pada masa jahiliyah?’ Jawab Nabi saw, “Siapa yang baik Islamnya, dia tidak akan disiksa kerana amalnya masa jahiliyah. Akan tetapi siapa yang buruk Islamnya (munafik), maka dia akan disiksa kerana amalnya pada masa jahiliyah dan masa Islam.” [0097]
Bisikan-Bisikan Hati
28. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak akan ambil peduli terhadap umatku, selama yang berbicara hatinya, tetapi belum diucapkannya atau belum dilaksanakannya.” [0101]
29. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Apabila hamba-Ku berniat hendak melakukan suatu kebajikan tetapi belum dilaksanakannya, Aku tulis untuknya sepuluh sampai tujuh ratus ganda kebajikan.
Apabila dia berniat hendak melakukan suatu kejahatan, tetapi belum dilaksanakannya, tidak Ku tulis apa-apa baginya. Jika dilaksanakannya, Ku tulis untuknya satu kejahatan.” [0103]
30. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Syaitan akan datang kepada anda bertanya, siapakah yang menciptakan ini dan itu? Sehingga akhirnya dia bertanya, siapa pula yang menciptakan Tuhanmu itu? Apabila sudah sampai ke situ, maka berlindunglah dengan Allah (mengucapkan A’udzubillahi minasy syaito nirrojim), dan sudahilah.” [0109]
Islam Akan Kembali Asing Seperti Mulanya
31. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Islam pada mulanya asing dan akan kembali asing seperti semula. Maka berbahagialah kiranya yang terasing.” [0118]
32. Dari Anas r.a : Rasulullah saw bersabda, “Belum akan terjadi kiamat, selama masih ada orang yang iman kepada Allah di muka bumi ini.” [0121]
Wajib Beriman Dengan Risalah Nabi Muhammad saw
33. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Setiap Nabi yang diutus Allah dibekali dengan bukti-bukti, sebagai mukjizat bagi mereka agar umat manusia beriman kepada mereka. Sedangkan aku dibekali dengan wahyu yang diwahyukan Allah kepadaku (Al-Quran). Kerana itu aku penuh harap bahawa umatkulah nanti yang terbanyak di hari kiamat.” [0124]
34. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Demi Allah, yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, setiap orang yang telah mendengar Risalahku, baik ia Yahudi atau Nasrani, kemudian dia mati tanpa iman dengan Risalahku itu, maka dia pasti masuk neraka.” [0125]
Menjelang Kiamat - Apabila Nabi Isa Turun
35. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya telah dekat masa Isa anak Maryam akan turun di tengah-tengah kamu.
Dia akan menjadi hakim yang adil, akan dihancurkannya salib, dibunuhnya babi, dihapuskannya pajak dan kekayaan akan melimpah ruah, sehingga tidak seorang pun lagi yang bersedia menerima pemberian.” [0127]
36. Dari Jabir bin Abdullah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Akan senantiasa ada hingga hari kiamat, segolongan umatku yang berjuang menegakkan kebenaran dan mereka pasti menang.”
Kata Nabi saw selanjutnya : “Sementara itu Nabi Isa a.s akan turun ke tengah-tengah umat. Lalu pemimpin-pemimpin mereka berkata kepadanya, ‘Sudilah Anda solat dan menjadi pemimpin kami.’
Jawab Nabi Isa a.s, ‘Tidak! Masing-masing kamu boleh menjadi pemimpin bagi yang lain, selaku suatu kehormatan yang dilimpahkan Allah kepada umat ini.” [0128]
37. Dari Abu hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Belum akan terjadi kiamat sehingga matahari terbit dari barat. Apabila matahari telah terbit di barat, manusia akan iman semuanya. Tetapi ketika itu imannya tiada berguna lagi apabila sebelumnya dia tiada beriman, atau tiada berbuat kebajikan dengan imannya itu.” [0129]
38. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Ada tiga perkara, apabila ketiganya terwujud, maka iman seseorang tiada berguna lagi apabila dia belum iman sebelumnya atau tiada berbuat kebajikan dengan imannya itu. Iaitu;
[1]. Apabila matahari terbit dari barat.
[2]. Dajjal keluar.
[3]. Dabbah (binatang melata) berkeliaran di muka bumi.” [0130]
39. Dari Abu Dzar r.a : Nabi saw bersabda, “Tahukah anda semua, ke manakah matahari itu pergi?” Jawab mereka, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’ Sabda Nabi saw, “Dia (matahari) berjalan sampai ke perhentiannya di bawah Arasy, lalu di sana dia sujud. Dia senantiasa sujud sampai datang perintah: Bangkitlah, dan kembali ke tempatmu semula.
Dia pun pergi dan muncul lagi di tempatnya semula. Kemudian dia berjalan sampai hingga sampai pula di tempatnya di bawah Arasy, lalu di sana dia sujud sampai datang pula perintah: Bangkitlah dan kembali ke tempatmu semula. Dia pun pergi dan terbit di tempatnya semula.
Kemudian ia berputar pula, tidak pernah membantah sedikit jua pun hingga ia sampai pula kembali di tempatnya di bawah Arasy. Tiba-tiba ia mendapat perintah: Bangkitlah, dan muncullah di tempat engkau biasa tenggelam. Maka terbitlah ia di barat.”
Sabda Rasulullah saw, “Tahukah anda semua, bilakah itu akan terjadi? Ialah (ia terjadi) pada hari di mana iman seseorang tiada berguna lagi jika sebelumnya dia tidak beriman, atau tidak berbuat suatu kebajikan dengan imannya itu.” [0131]
Perihal Melihat Allah
41. Dari Masruq r.a, katanya : Aku bertanya kepada ‘Aisyah r.a, ‘Bagaimana pendapat anda tentang firman Allah ‘Kemudian dia mendekat dan bertambah dekat. Maka jaraknya kini hanya antara dua anak panah atau lebih dekat. Lalu Dia mewahyukan kepada hamba-Nya’ (Surah An-Najm [53] : 8-10).
Jawab ‘Aisyah r.a, ‘Itu adalah Jibril ‘alaihis salam. Dia biasanya datang dalam bentuk seorang lelaki, tetapi kali ini dalam bentuknya yang asli, sehingga menutupi ufuk langit. [0145]
42. Dari Abu Dzar r.a, katanya : Aku bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Adakah anda melihat Allah?’ Jawab beliau (Nabi saw), “Dia Maha Cahaya, bagaimana aku mungkin melihat-Nya?” [0146]
43. Dari Abu Musa r.a, katanya : Pada suatu ketika Rasulullah saw mengajarkan kepada kami empat perkara;
(1). Allah ‘azza wa jalla tidak pernah tidur dan mustahil Dia tidur.
(2). Allah yang menentukan tinggi atau rendahnya nilai amal seseorang.
(3). Allah menerima amal yang diperbuat seseorang di waktu malam pada siang hari dan menerima amal siang di waktu malam.
(4). Tirai-Nya ialah cahaya. (Di dalam riwayat Abu Bakar r.a , perawi lain-disebutkan api). Jikalau tirai itu dibuka, maka terbakarlah segala yang ada, di mana penglihatan Allah sampai kepada-Nya. [0146]
44. Dari Abu Hurairah r.a : Rasululullah saw bersabda, “Sekurang-kurang (serendah-rendah) kedudukan seseorang di syurga, seperti firman Allah kepadanya : ‘Mintalah apa yang kamu inginkan!’ Maka dimintanyalah apa yang diinginkannya.
Kemudian Allah berfirman pula, ‘Adakah permintaan mu yang lain?’ ‘Ya, ada.’ Jawabnya. Maka berfirman Allah kepadanya, ‘Untukmu segala yang kamu inginkan dan Ku tambah sebanyak itu pula.’” [0150]
Maksudnya : Serendah-rendah kedudukan penghuni syurga adalah ia mendapat segala apa yang diinginnya. Bagaimana pula kurniaan kepada penghuni syurga yang tinggi kedudukannya? Sesuatu yang tidak dapat dibayangkan. Betapa Maha Pemurah, Maha Penyayang dan Maha Pengasihnya Allah kepada makhluknya.
Syafaat (Pembelaan)
45. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw bersabda, “Akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’ sedangkan dalam hatinya terdapat iman seberat biji gandum. Kemudian orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’ dan di dalam hatinya terdapat iman seberat beras. Kemudian yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’ dan di dalam hatinya terdapat iman seberat debu.” [0154]
46. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw bersabda, “Aku adalah orang yang pertama-tama menjadi pembela di syurga. Tidak seorang pun di antara para Nabi yang mempunyai pengikut sebanyak umatku. Bahkan ada Nabi yang pengikutnya hanya seorang.” [0157]
47. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Setiap Nabi mempunyai doa mustajab, kerana itu para Nabi segera memanfaatkan doanya itu. Tetapi aku, akan ku manfaatkan nanti untuk membela (memberi syafaat) umat ku di hari kiamat. Insya Allah doa ku itu akan mencapai setiap umat ku yang mati dengan tidak menyekutukan Allah.” [0159]
Mengutamakan Amal Ibadat yang Konsisten
48. Dari Aisyah r.a, katanya : Rasulullah saw pernah ditanya oleh orang, ‘Amal yang bagaimanakah yang paling disukai Allah?’ Jawab Rasulullah saw, “amal yang dikerjakan secara tetap walaupun sedikit (berterusan).” [0755]
49. Dari Aisyah r.a : (Diringkaskan).. Rasulullah saw bersabda, “Beribadatlah sesuai dengan kemampuan mu. Demi Allah! Dia tidak pernah bosan memberi pahala, sehingga kamu sendiri yang bosan mengerjakan amal ibadat mu. Dan amal yang paling disukai Allah ialah yang dikerjakan secara tetap (berterusan) oleh pelakunya.” [0757]
Keutamaan Pembaca Al-Quran
50. Dari Abu Musa r.a : Nabi saw bersabda, “Sering-seringlah (amalkanlah) membaca Al-Quran, kerana demi Allah, dia (Al-Quran itu) lebih cepat lepas daripada unta di tambatannya.” [0763]
Penjelasan : Membaca Al-Quran merupakan satu kemahiran dan apabila tidak diamalkan, kemahiran itu dengan mudah akan hilang. Sama juga kepada para penghafal Al-Quran, apabila tidak diamalkan, ingatannya pada ayat-ayat Al-Quran itu akan hilang. Wallahu’alam.
51. Dari ‘Aisyah r.ha : Rasulullah saw bersabda, “Orang (mukmin) yang mahir membaca Al-Quran maka kedudukannya di akhirat ditemani para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Al-Quran padahal dia gagap sehingga sulit baginya membacanya (kurang mahir), maka dia mendapat pahala ganda.” [0767]
Keutamaan Surah Al-Ikhlas
52. Dari Abu Darda’ r.a : Nabi saw bersabda, “Tidak sanggupkah kamu membaca sepertiga Quran dalam semalam?” Mereka balik bertanya, ‘Bagaimana cara membaca sepertiganya?’ Jawab Nabi saw, “Qul huwallahu ahad.....(Surah Al-Ikhlas) sama dengan sepertiga Al-Quran.” [0777]
Keutamaan Mu’awwidzatain
53. Dari ‘Uqbah bin ‘Amir r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tahukah kamu beberapa ayat yang diturunkan Allah tadi malam dan yang belum pernah ada bandingannya? Ayat-ayat itu ialah : (Surah Al-Falaq dan An-Naas).” [0781]
PERHATIAN : Setiap ayat Al-Quran kesemuanya adalah utama, mulia dan penuh kehebatannya. Ditulis di sini hanyalah sebahagian ayat yang mudah kita amalkan sahaja.
Mengamalkan Ajaran Al-Quran
54. Dari ‘Amir bin Watsilah r.a, katanya :Bahawasanya Nafi’ bin ‘Abdul Harits pada suatu ketika bertemu dengan Khalifah Umar r.a di Usfan.
(Diringkaskan – Hadis ini mengenai Umar r.a bertanya kepada Nafi’, mengapa diangkat Ibnu Abza (hamba yang dimerdekakan) menjadi ketua bagi penduduk Wadi. Lalu Nafi’ menerangkan, bahawa Ibnu Abza mempunyai kefahaman mengenai Al-Quran dan pakar ilmu faraid kerana itulah dia diangkat menjadi ketua di situ)
Kata Umar r.a, ‘Benar! Nabi saw pernah bersabda, “Bahawasanya Allah akan memuliakan suatu kaum dengan Kitab ini (Al-Quran) dan menghinakan yang lain.” [0783]
Penjelasan : Sesuatu kaum hanya akan dimuliakan apabila mereka berpegang kepada Al-Quran dan As-Sunnah dengan pemahaman sebenar. Berpegang kepada selain daripada itu hanyalah kehinaan.
Jumaat
55. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Adalah suatu (kewajipan) bagi setiap orang Muslim terhadap Allah, mandi (sekurang-kurangnya) sekali seminggu, iaitu mencuci kepala dan seluruh tubuhnya.” [0801]
56. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Bila engkau berkata kepada kepada sahabatmu, ‘Diam!’, padahal imam sedang berkhutbah, maka sesungguhnya percuma sajalah Jumaat kamu.” (Maksudnya : Dilarang bercakap ketika khutbah kerana boleh menyebabkan hilang pahala Jumaat itu) [0803]
57. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya pada hari Jumaat itu ada suatu saat, apabila seseorang memohon kebajikan (berdoa) kepada Allah pada saat itu, nescaya Allah akan mengabulkan permohonannya itu dan saat itu hanya sebentar.” [0804]
58. Dari Abu Burdah bin Abu Musa Al-Asy’ari r.a : Abdullah bin ‘Umar pernah bertanya kepadaku, ‘Pernahkah anda mendengar bapa anda menyampaikan hadis Rasulullah saw tentang suatu saat (yang makbul) di hari Jumaat?’
Jawabku, ‘Ya, aku pernah dengar beliau (Nabi saw) mengatakan, bahawa dia mendengar Rasulullah saw bersabda, “Saat itu ialah di antara imam duduk hingga selesai solat (Jumaat).” [805]
59. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Sebaik-baik hari ialah hari Jumaat, kerana pada hari itu Adam dijadikan. Pada hari itu dia masuk syurga, pada hari itu pula dia keluar daripadanya dan tidak terjadi kiamat melainkan pada hari Jumaat.” [806]
60. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Apabila hari Jumaat telah tiba, para malaikat berdiri di setiap pintu masjid, mencatat orang yang pertama-tama datang dan seterusnya. Apabila imam telah datang (naik mimbar), mereka (malaikat) tutup buku (catatan) mereka dan sesudah itu mereka pergi mendengarkan khutbah.
Perumpamaan orang yang datang pertama-tama, ialah (pahalanya) seperti orang yang bersedekah unta.
Kemudian orang yang datang sesudah itu seperti orang yang bersedekah lembu. Kemudian seperti orang yang bersedekah kibasy (kambing).
Kemudian seperti orang yang bersedekah ayam dan kemudian seperti orang yang bersedekah telur.” [0809]
61. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang berwudhuk dan menyempurnakan wudhuknya, sesudah itu dia pergi ke (masjid untuk solat) Jumaat dan mendengarkan khutbah dengan tenang, maka diampuni Allah dosa-dosanya hingga Jumaat yang akan datang, tambah tiga hari (lagi).
Dan siapa yang memegang-megang kerikil (memegang tasbih atau seumpamanya untuk berzikir ketika imam berkhutbah) maka percuma sajalah Jumaatnya (iaitu, hilang pahala Jumaatnya).” [0811]
Penjelasan : Apabila imam sedang berkhutbah hendaklah mendengar dengan khusyuk dan tidak boleh berbuat apa-apa walaupun dengan membaca Al-Quran atau berzikir, apalagi bercakap, makan pisang, bermain-main karpet masjid dan seumpamanya agar mendapat pahala Jumaat tersebut.

Sahih Ibnu Majah


JILID 1
Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW
1. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Apa yang aku perintahkan kepadamu, maka kerjakanlah dan apa yang aku larang bagimu, maka tinggalkanlah." (0001)
2. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa taat kepadaku, bererti dia telah taat kepada Allah SWT; dan barangsiapa menderhakaiku, bererti dia durhaka kepada Allah SWT." (0003)
3. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, "Akan senantiasa ada di kalangan umatku sekelompok (ahli hadis (mengikut terjemahan Imam Ahmad bin Hambal) orang yang tegak (dalam memperjuangkan) perintah Allah S.W.T. Tidak ada membahayakan mereka tindakan orang-orang yang menentangnya.” (0007)
4. Dari Irbadh bin Sariyah : Pada suatu hari, Rasulullah saw berdiri berkhutbah di tengah-tengah kami. Kemudian beliau saw memberikan nasihat yang sangat mengesankan, yang menggetarkan hati dan membuat air mata bercucuran.
Beliau saw ditanya, “Ya Rasulullah saw, engkau menasihati kami dengan nasihat perpisahan, maka berilah kami amanat.”
Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah SWT, dengan mendengar dan taat, meskipun yang memerintahkan kamu adalah seorang budak dari Habsyah. Kamu akan melihat perselisihan yang sangat dahsyat sesudahku, maka hendaklah kamu berpegang pada Sunnah-ku dan Sunnah-Khulafa ur rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah dengan gigi gerahammu dan jauhilah perkara-perkara baru, sesungguhnya setiap bid’ah (perkara baru dalam agama) adalah sesat.” (0040)
Iman
5. Dari Abdullah bin Umar : Suatu hari Nabi saw mendengar seorang lelaki memberi nasihat kepada saudaranya tentang sifat malu, lalu Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya malu itu cabang dari iman.” (0049)
6. Dari Abdullah : Rasulullah saw bersabda, “Mencela seorang muslim itu perbuatan fasik, dan membunuhnya adalah perbuatan kufur.” (0058)
7. Dari Mu’adz bin Jabar r.a : Rasulullah saw bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka rela bersaksi bahawa tidak ada tuhan kecuali Allah dan sesungguhnya aku adalah pesuruh Allah, menegakkan solat dan menunaikan zakat.” (MUTAWATIR (0060))
Takdir
8. Dari Ibnu Ad –Dailami dari, Zaid bin Tsabit r.a : Rasulullah saw bersabda, “Seandainya Allah berkehendak untuk menyiksa hamba-Nya yang berada di langit dan di bumi, nescaya Dia pasti akan menyiksa mereka, sedangkan Dia tidak zalim terhadap mereka.
Seandainya Allah merahmati mereka, sungguh rahmat-Nya itu lebih baik bagi mereka daripada amal-amal kebajikan mereka. Seandainya kamu mempunyai emas sebesar Gunung Uhud, kemudian kamu infakkan di jalan Allah, tidak akan diterima infakmu sehingga kamu beriman kepada takdir sepenuhnya.
Maka perlu kamu ketahui bahawa musibah yang menimpamu tidak akan meleset dari mu dan sesuatu yang mesti terlepas dari mu tidak akan menjadi musibah bagi mu. Jika kamu mati dengan (keyakinan) selain ini, pasti kamu masuk neraka.” (0062)
9. Dari Ibnu Umar : Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada penyakit yang menular (berjangkit), tidak boleh meramal sesuatu dengan burung (sesuatu kejadian dikaitkan dengan binatang), dan tidak ada hammah (kepercayaan jahiliyah).”
Tiba-tiba berdiri seorang laki-laki badwi dan berkata, ‘Wahai Rasulullah! Bagaimana pendapat mu tentang seekor unta yang kudisan (berpenyakit), kemudian menular ke seluruh unta yang ada?’
Beliau saw menjawab, “Itulah takdir. (Kerana) siapakah yang (membuat unta) pertama tadi kudisan (berpenyakit)?” (0070)
Orang yang Mempelopori Perbuatan Baik dan Perbuatan Buruk
10. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menyeru ke jalan petunjuk (kebaikan), maka baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, yang tidak terkurangi sedikitpun dari pahala-pahala amal mereka sama sekali. Barangsiapa menyeru kepada jalan yang menyesatkan, maka baginya dosa semisal (sama) dosa orang-orang yang mengikutinya, yang tidak terkurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka sama sekali.” (0172)
11. Dari Amru bin Auf : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menghidupkan sunnahku, kemudian (sunnahku tersebut) diamalkan oleh orang lain, maka baginya pahala semisal pahala orang yang mengamalkannya tanpa terkurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka. Barangsiapa berbuat bid’ah, kemudian perbuatannya tersebut diikuti oleh orang lain, maka baginya dosadan dosa-dosa orang yang melakukannya tanpa terkurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka.” (0174)
12. Dari Utsman bin Affan r.a : Rasulullah saw bersabda, “Orang yang paling utama di antara kalian adalah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya pada orang lain.” (0176)
Keutamaan Ulama dan Anjuran Mencari Ilmu
13. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa dikehendaki Allah SWT menjadi baik, maka Allah SWT akan memahamkannya dalam masalah agama.” (0181)
14. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw bersabda, “Mencari ilmu adalah fardhu bagi setiap orang Islam.” (0184)
Orang Yang Menyampaikan Ilmu
15. Dari Ibnu Umar : Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah orang yang menyaksikan di antara kalian menyampaikan kepada orang yang tidak hadir dari kalian.” (0193)
16. Dari Anas bin Malik r.a : Rasulullah saw bersabda, “Semoga Allah SWT mengelokkan rupa seseorang yang mendengar ucapanku, kemudian memeliharanya, lalu menyampaikannya dariku. Mungkin saja orang yang membawa ilmu bukanlah orang yang pandai, dan mungkin juga seseorang akan menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih berilmu darinya.” (0194)
Memanfaatkan dan Mengamalkan Ilmu
17. Dari Abu Hurairah r.a : Termasuk doa Nabi saw iaitu, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, doa yang tidak didengar, hati yang tidak khusyu’ dan nafsu yang tidak pernah kenyang (sangat tamak kepada dunia).” (0204)
18. Dari Jabir bin Abdullah : Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian belajar ilmu untuk menyombongkan diri kepada para ulama, untuk menghina orang-orang yang bodoh. Dan janganlah kalian (terlalu) berharap agar menjadi pilihan suatu majlis. Barangsiapa melakukan semua hal itu, maka neraka.. sekali lagi, neraka (adalah tempatnya).”(0208)
Larangan Menahan Buang Air
19. Dari Abu Umamah : Rasulullah saw melarang seseorang untuk mengerjakan solat jika dia sedang menahan kencing atau buang air besar. [0506]
Larangan Keluar Dari Masjid Jika Azan Sedang Dikumandangkan
20. Dari Utsman bin Affan : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa telah mendengar azan di masjid, kemudian dia keluar dan keluarnya tersebut bukan untuk suatu keperluan, (melainkan) dia tidak ingin kembali ke masjid, maka dia itu adalah orang munafik.” [0606]
21. Dari Umar bin Khathab : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa membangun masjid yang di dalamnya disebut nama Allah, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di syurga.” [0607]
Tempat yang Dilarang Mengerjakan Solat
22. Dari Abu Sa’id Al-Khudri : Rasulullah saw bersabda, “Bumi itu seluruhnya adalah masjid, kecuali perkuburan dan bilik mandi (tandas).” [0612]
Tambahan Blog : Walau cantik, bersih dan sebesar mana pun tandas itu, ia tetap dinamakan tandas dan tidak boleh mendirikan solat di situ.
Masjid yang Pertama Kali Dibina
23. Dari Abu Dzar Al-Ghifari : Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, masjid mana yang pertama kali dibangun (dibina)? Rasulullah saw menjawab, “Masjidil Haram.” Abu Dzar berkata, ‘Aku bertanya, kemudian mana lagi?’ Nabi saw menjawab, “Kemudian Masjidil Aqsa.’
Aku (Abu Dzar) bertanya, ‘Berapa jarak antara keduanya?’ Nabi saw menjawab, “Empat puluh tahun. Kemudian bumi itu sebagai tempat solat bagimu, maka solatlah di mana saja kamu mendapatkan waktu solat (apabila solat tiba).” [0616]
Larangan Mengumumkan Barang yang Hilang Dalam Masjid
24. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mendengar seorang mengumumkan sesuatu yang hilang di dalam masjid, maka katakanlah kepadanya; Semoga Allah tidak mengembalikannya kepadamu. Sesungguhnya masjid tidak dibangun untuk maksud ini.” [0628]
Doa Masuk dan Keluar Masjid
25. Dari Fathimah binti Rasulullah saw, ia berkata : Rasulullah saw ketika masuk ke dalam masjid, beliau berdoa, “Dengan nama Allah (Bismillah), semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Rasulullah (Wassaalamu ‘ala rosulillah). Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah untukku pintu rahmat-Mu (Allahumaghfirli dzunuubii, waftahli abwaaba rohmatik).
Dan apabila keluar dari masjid, beliau berdoa, Dengan nama Allah, semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah untukku pintu kemuliaan-Mu (faudhlik).” [0632]
Berjalan ke Masjid
26. Dari Anas bin Malik : Rasulullah saw bersabda, “Berilah khabar gembira kepada orang-orang yang berjalan di kegelapan untuk pergi ke masjid dengan (balasan) cahaya yang sempurna pada hari kiamat kelak.” [0640]
27. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, “Orang-orang yang jauh dan yang lebih jauh dari masjid, maka pahalanya lebih besar.” [0641]
28. Dari Anas bin Malik, ia berkata : Bani Salimah bermaksud ingin memindahkan rumah mereka dekat masjid. Rasulullah saw tidak menyukai bila pinggiran Madinah menjadi kosong (kerana ditinggalkan oleh mereka); maka Rasulullah saw bersabda, “Wahai Bani Salimah! Tidakkah kalian memperhitungkan pahala langkah kalian (untuk menuju ke masjid)?” Akhirnya mereka pun tetap tinggal di pinggiran Madinah.” [0643]
Orang yang Lebih Berhak Jadi Imam
29. Dari Malik bin Al-Huwairits, ia berkata :Aku dan seorang sahabatku mendatangi Rasulullah saw. Ketika kami ingin pulang, Nabi saw bersabda kepada kami, “Apabila telah tiba waktu solat, maka azanlah dan iqamatlah. Hendaknya yang paling tua dari kalian berdua yang menjadi imam.” [0806]
Solat Sunat Tahiyatul Masjid
30. Dari Abu Hurairah : Rasulullah saw bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian masuk masjid, maka janganlah ia duduk sampai dia melakukan solat dua rakaat.” [0834]
Meninggalkan Solat
31. Dari Jabir bin Abdullah : Rasulullah saw bersabda, “Perbezaan antara hamba Allah dan kekafiran adalah meninggalkan solat.” [0890]
32. Dari Anas bin Malik : Nabi saw bersabda, “Tidak ada perbezaan antara hamba Allah dan kesyirikan kecuali meninggalkan solat. Apabila ia meninggalkan solat, maka ia telah syirik.” [0892]
33. Dari Lubabah bin Abdul Mundzir :Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya hari Jumaat adalah tuan segala hari yang paling agung di sisi Allah dan (juga) hari yang paling agung di sisi Allah dari hari Idul Adha dan Idul Fitri.
Pada hari Jumaat terjadi lima peristiwa. Pada hari tersebut;
[1]. Allah menciptakan Adam,
[2]. Allah mendaratkan (melemparkan) Adam ke dunia serta
[3]. hari diwafatkannya Adam (pada hari Jumaat).
[4]. Terdapat sebuah waktu yang apabila seseorang hamba berdoa (meminta sesuatu), Allah akan memberikannya selama yang diminta bukan sesuatu yang diharamkan.
[5]. (Pada hari tersebut) juga akan terjadi hari kiamat serta tidaklah para malaikat yang dekat langit, bumi, angin, gunung dan lautan kecuali mereka takut kepada hari Jumaat (berlakunya kiamat itu).” (Hasan) [0895]
Hari Jumaat
34. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa berwudhu lalu memperbaiki wudhunya, kemudian mendatangi solat Jumaat, lalu berdekatan dengan imam dan diam serta mendengarkan khutbah, maka Allah mengampuni dosa-dosanya antara Jumaat tersebut dan Jumaat lainnya dan ditambahkan tiga hari. Barangsiapa bermain-main dengan batu kerikil, maka dia telah sia-sia.” [0901]
35. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Apabila tiba hari Jumaat, maka di setiap pintu masjid terdapat para malaikat yang menulis amalan manusia sesuai jarak rumah-rumah mereka. Siapa yang datang lebih awal, maka ditulis di awal. Lalu apabila imam berkhutbah, para malaikat menutup bukunya dan mereka mendengarkan khutbah.
Maka orang yang datang segera (ke masjid) untuk solat, seperti orang yang berkorban seekor unta; kemudian yang datang berikutnya seperti orang yang berkorban seekor sapi; kemudian yang datang berikutnya, ia seperti orang yang berkorban seekor kambing....” sampai Rasulullah saw menyebut seekor ayam dan sebutir telur. [0903]
36. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Apabila kamu berkata kepada teman mu, ‘Diamlah di hari Jumaat, imam sedang berkhutbah!’, maka kamu telah berbuat sia-sia.” [0918]
Penjelasan :
Maksudnya, bersuara dalam mengingatkan orang lain agar diam saat imam sedang berkhutbah pada solat Jumaat, suatu perbuatan sia-sia kerana yang mengingatkan sendiri berkata-kata. Seeloknya para khatib sebelum memulakan khutbah, mengingatkan pada para jemaah akan hal ini.
37. Dari Jabir bin Abdullah r.a : Bahawa seorang lelaki masuk masjid pada hari Jumaat, sementara Rasulullah saw sedang berkhutbah, lalu orang tersebut melangkahi orang banyak; Maka Rasulullah saw bersabda, “Duduklah! Kamu telah menyakiti (orang yang dilangkahi) dan datang terlambat.” [0923]
Penjelasan :
Sekiranya datang terlambat ke masjid hendak solat Jumaat, janganlah menyakiti orang yang berada di saf hadapan kerana berebut saf hadapan yang ganjarannya besar. Sebaliknya datanglah lebih awal ke masjid dan sekiranya terlambat, duduklah di mana tempat yang masih kosong, bukan berebut-rebut.
38. Dari Ibnu Umar r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang mendapatkan satu rakaat dari solat Jumaat atau selain solat Jumaat, maka ia telah mendapatkan solat.” [0929]
39. Dari Jabir bin Abdullah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang meninggalkan solat Jumaat tiga kali tanpa ada kepentingan (darurat) maka Allah akan menutup hatinya.” [0931]
Solat Sunat
40. Dari Ummu Habibah binti Abu Sufyan r.anha : Nabi saw bersabda, “Barangsiapa yang solat sunah dalam satu hari satu malam dua belas rakaat maka akan dibangun untuknya sebuah rumah di syurga.” [1151]
Penjelasan :
Antara solat sunat yang dituntut kita mengerjakannya adalah 2 rakaat sebelum Subuh, 2 rakaat sebelum dan selepas Zohor (terdapat juga riwayat 4 rakaat sebelum zohor dan 2 rakaat sesudahnya), 2 rakaat selepas Maghrib dan 2 rakaat selepas Isyak.
Selain itu, solat tahajjud, solat witir, tahiyatul masjid, solat hari raya semuanya juga termasuk solat sunat yang dituntut. Di antara semua solat sunat yang paling utama adalah solat sunat 2 rakaat sebelum Subuh.
Tidak perlu dibayangkan rumah yang disediakan di syurga tersebut, yang penting kita sudah ‘menempah tiket’ ke syurga.
41. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Apabila telah iqamat (untuk solat fardhu), maka tidak ada solat kecuali solat wajib (fardhu).” [0951]
42. Dari Qais bin Amr r.a, ia berkata : Nabi saw melihat seorang lelaki sedang solat dua rakaat setelah solat Subuh, lalu Rasulullah saw bertanya, “Apakah kamu solat Subuh dua kali?”
Lelaki tersebut berkata, ‘Aku belum melakukan solat dua rakaat sebelum Subuh, maka aku mengerjakannya (menggantikannya) sekarang.’
Berkata Qais bin Amr r.a, “Maka Rasulullah saw pun diam (membenarkan).” [0954]
Penjelasan :
1. Tiada solat sunat selepas Subuh, namun mereka yang tidak sempat mengerjakan solat sunat sebelum Subuh boleh menggantikannya selepas itu.
2. Boleh mengerjakan solat sunat rawatib muakkad itu di masjid atau di rumah.
43. Dari Abu Darda’ r.a : Nabi saw bersabda, “Barangsiapa yang mendatangi tempat tidurnya dan dia berniat ingin bangun serta solat malam, tiba-tiba dia dikalahkan oleh matanya sampai subuh (tidur hingga terbangun waktu subuh), maka telah dicatat niat tersebut baginya (mendapat pahala solat malam itu). Adapun tidurnya merupakan sedekah dari Rabbnya.” [1113]
Tempoh Yang Disunahkan Mengkhatam Al-Quran
44. Dari Abdullah bin Amr r.a, katanya : Aku telah hafal Al-Quran lalu aku membaca seluruhnya dalam semalam, maka Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya aku takut zaman akan melintasi kamu dan kamu bosan, maka bacalah Al-Quran (seluruhnya) dalam waktu sebulan.”
Lalu aku berkata, ‘Biarkanlah aku menikmati kekuatan masa muda ini.’ Beliau bersabda, “Bacalah dalam waktu tujuh hari.” Aku berkata (lagi), ‘Biarkanlah aku menikmati kekuatan dan masa muda ini.’ Maka Rasulullah saw menolak. [1114]
Penjelasan :
Menikmati kekuatan masa muda yang dimaksudkan adalah, ia mampu untuk membaca Al-Quran lebih dari yang dianjurkan Rasulullah saw.
45. Dari Abdullah bin Amr r.a : Rasulullah saw bersabda, “Tidak akan faham (tidak memahami) orang yang membaca Al-Quran kurang dari tiga hari.” [1115]
Penjelasan :
Orang yang kelam kabut membaca Al-Quran atau tergesa-gesa membacanya tidak akan memahami apa-apa isi Al-Quran, sedangkan Al-Quran itu sebagai cahaya petunjuk.
Bacaan Al-Quran
46. Dari Hudzaifah r.a, (katanya) : Nabi saw bersolat, dan jika beliau membaca ayat tentang rahmat, beliau memohon rahmat. Jika beliau membaca ayat tentang azab, beliau memohon agar dijauhkan. Jika beliau membaca ayat yang menerangkan tentang penyucian sifat-sifat Allah, beliau bertasbih. [1119]
Antara Doa Ketika Solat Malam
47. Dari Asim bin Humaid, ia berkata : Aku bertanya kepada Aisyah, ‘Apa yang dibaca oleh Nabi saw ketika memulai solat malam?’ Aisyah berkata, ‘Sungguh kamu telah bertanya tentang sesuatu yang tidak pernah ditanyakan seseorang pun sebelumnya.
Sesungguhnya Rasulullah saw bertakbir sepuluh kali, bertahmid sepuluh kali, bertasbih sepuluh kali dan beristighfar sepuluh kali. Lalu beliau berdoa, “Allahummaghfirli. Wahdinii, warzuqnii, wa’aafinii (Ya Allah. Ampunilah aku; dan berilah kepadaku petunjuk; berilah aku rezeki dan lindungilah aku)”.
Beliau memohon perlindungan dari kesempitan pada hari kiamat.’ HASAN SAHIH [1123]
48. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Rabb kita yang Maha Suci dan Maha Tinggi (Tabaraka wa Ta’ala) akan turun sepertiga malam yang akhir di setiap malam kemudian Dia berfirman,
‘Barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan. Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan. Barangsiapa yang yang memohon ampunan kepada-Ku maka Aku akan ampuni, sampai menjelang datangnya (terbitnya waktu) fajar.’ [1132]
49. Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian bangun malam, lalu berasa susah (kerana mengantuk) untuk membaca Al-Quran (dalam riwayat lain, ‘bersolat’) pada lisannya dan dia tidak tahu apa yang dikatakannya, maka berbaringlah (tidurlah dahulu kerana dalam keadaan mengantuk kadangkala kita tidak sedar apa yang kita ucapkan).” [1138]
Solat
50. Dari Utsman r.a : Rasulullah saw bersabda, “Bagaimana pendapat mu andaikata di halaman depan rumah salah seorang di antara kalian ada sebuah sungai mengalir? Dia mandi di situ setiap lima kali sehari, maka tidakkah akan tersisa di tubuhnya kotoran?
Dia (seseorang) berkata, ‘Tidak akan ada sedikit pun yang tersisa (kotoran di badannya).’
Kemudian, beliau (SAW) bersabda, “Sesungguhnya solat itu menghapus dosa sebagaimana air menghapus kotoran.” [1154]
51. Dari Abu Qatadah bin Rib’i r.a : Rasulullah saw bersabda, “Allah SWT berfirman, ‘Aku telah mewajibkan atas umatmu lima (kali) waktu solat dan Aku telah membuat janji di sisi-Ku bahawa barangsiapa yang memelihara lima waktu ini maka dia akan Aku masukkan ke dalam syurga dan barangsiapa yang tidak menjaganya, maka tiada ada baginya janji-Ku.” Hasan [1160]
Keutamaan Solat
52. Dari Abu Hurairah r.a : Solat di masjidku ini lebih utama dari di masjid lainnya, kecuali Masjidil Haram.” [1161]
53. Dari Al-Mughirah r.a, dia berkata :“Rasulullah saw bersolat hingga sampai kedua kaku beliau bengkak. Lalu ditanya, ‘Wahai Rasulullah, engkau telah diampuni oleh Allah atas dosa-dosamu yang terdahulu dan yang akan datang (mengapa masih begini?).
Beliau (saw) menjawab, “Apakah tidak boleh aku menjadi hamba Allah yang bersyukur (kerana hal itu)? [1174]
Menziarah Orang Sakit
54. Dari Ali r.a, dia berkata : Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang menziarahi saudaranya sesama Muslim yang sedang sakit, bererti (seolah-olah) ia berjalan di kebun syurga sampai ia duduk.
Jika ia telah duduk maka ia akan diliputi dengan rahmat, apabila ia (menziarahinya) pada waktu pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat akan mendoakannya hingga petang hari.
Jika ia (menziarahinya) pada waktu petang hari maka tujuh puluh ribu malaikat akan mendoakannya hingga pagi hari.” [1191]
55. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menziarahi orang sakit maka akan ada yang berseru kepadanya dari langit, ‘Kamu telah berbuat kebaikan dan perjalanmu (dalam menziarahi) juga baik dan kamu menempati (disediakan) sebuah rumah di syurga.” HASAN [1192]
56. Dari Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Talqinlah (bimbinglah) orang yang sedang sakaratul maut antara kalian dengan kalimat laa ‘illaha illallah’ (Tiada tuhan selain Allah).” [1193]
57. Dari Buraidah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Orang mukmin meninggal dengan mengeluarkan keringat di keningnya.” [1197]
58. Dari Syadad bin Aus r.a : Rasulullah saw bersabda, “Jika kalian mendatangi orang yang telah meninggal dunia, maka pejamkanlah matanya (kerana) sesungguhnya mata mengikuti roh (saat dicabut) dan ucapkanlah hal-hal yang baik, sesungguhnya malaikat mengamini apa yang diucapkan oleh penghuni rumah.” HASAN [1199]

Israk, Mikraj bukti kukuh kehidupan di akhirat


Firman Allah SWT,
Maksudnya : “ Maha Suci Allah Yang telah menjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari dari Masjid Al-Haram (di Makkah) ke Masjid Al-Aqsa (di Palestin), Yang Kami berkati sekelilingnya, untuk memperlihatkan kepadanya tanda-tanda (kekuasaan dan kebesaran) kami. Sesungguhnya Allah jualah Yang Maha Mendengar, lagi Maha mengetahui ”.
Surah Al-Isra’, ayat:1
Tanggal 27 Rejab setahun sebelum hijrah Rasulullah SAW ke Madinah Al-Munawwarah mencatatkan peristiwa penting dalam kerasulan baginda SAW iaitu perjalanan Israk Mikraj. Israk membawa pengertian perjalanan nabi Muhammad SAW pada malam hari dengan menuggang Burak bermula dari Masjid Al-Haram di Makkah Al-Mukarramah ke Masjid Al-Aqsa di Baitul Maqdis, Palestin.
Manakala Mikraj membawa maksud naiknya nabi Muhammad SAW ke langit dari Masjid Al-Aqsa ke Sidratul Muntaha.
Sepanjang perjalanan israk Rasulullah SAW ditemani oleh Malaikat Jibrail AS dan di antara peristiwa-peristiwa yang berlaku sepanjang perjalanan itu:
1. Kaum yang sedang bertanam dan terus menuai hasil tanaman mereka, apabila dituai, hasil (buah) yang baru keluar semula seolah-olah belum lagi dituai. Hal ini berlaku berulang-ulang.
Rasulullah SAW diberitahu oleh Jibrail: Itulah kaum yang berjihad “Fisabilillah” yang digandakan pahala kebajikan sebanyak 700 kali ganda bahkan sehingga gandaan yang lebih banyak.
2. Tempat yang berbau harum.
Rasulullah SAW diberitahu oleh Jibrail: Itulah bau kubur Masyitah (tukang sisir rambut anak Fir’aun) bersama suaminya dan anak-anaknya (termasuk bayi yang dapat bercakap untuk menguatkan iman ibunya) yang dibunuh oleh Fir’aun kerana tetap teguh beriman kepada Allah (tak mahu mengakui Fir’aun sebagai Tuhan).
3. Sekumpulan orang yang sedang memecahkan kepala mereka. Setiap kali dipecahkan, kepala mereka sembuh kembali, lalu dipecahkan pula. Demikian dilakukan berkali-kali.
Rasulullah SAW diberitahu oleh Jibrail: Itulah orang-orang yang berat kepala mereka untuk sujud (sembahyang).
4. Sekumpulan orang yang hanya menutup kemaluan mereka (qubul dan dubur) dengan secebis kain. Mereka dihalau seperti binatang ternakan. Mereka makan bara api dan batu dari neraka Jahannam.
Rasulullah SAW diberitahu oleh Jibrail: Itulah orang-orang yang tidak mengeluarkan zakat harta mereka.
5. Satu kaum, lelaki dan perempuan, yang memakan daging mentah yang busuk sedangkan daging masak ada di sisi mereka.
Rasulullah SAW diberitahu oleh Jibrail: Itulah lelaki dan perempuan yang melakukan zina sedangkan lelaki dan perempuan itu masing-masing mempunyai isteri / suami.
6. Lelaki yang berenang dalam sungai darah dan dilontarkan batu.
Rasulullah SAW diberitahu oleh Jibrail: Itulah orang yang makan riba`.
7. Lelaki yang menghimpun seberkas kayu dan dia tak terdaya memikulnya, tetapi ditambah lagi kayu yang lain.
Rasulullah SAW diberitahu oleh Jibrail: Itulah orang tak dapat menunaikan amanah tetapi masih menerima amanah yang lain.
8. Satu kaum yang sedang menggunting lidah dan bibir mereka dengan gunting besi berkali-kali. Setiap kali digunting, lidah dan bibir mereka kembali seperti biasa.
Rasulullah SAW diberitahu oleh Jibrail: Itulah orang yang membuat fitnah dan mengatakan sesuatu yang dia sendiri tidak melakukannya.
9. Kaum yang mencakar muka dan dada mereka dengan kuku tembaga mereka.
Rasulullah SAW diberitahu oleh Jibrail: Itulah orang yang memakan daging manusia (mengumpat) dan menjatuhkan maruah (mencela, menghinakan) orang.
10. Seekor lembu jantan yang besar keluar dari lubang yang sempit. Tak dapat dimasukinya semula lubang itu.
Rasulullah SAW diberitahu oleh Jibrail: Itulah orang yang bercakap besar (Takabbur). Kemudian menyesal, tetapi sudah terlambat.
11. Seorang perempuan dengan dulang yang penuh dengan pelbagai perhiasan. Rasulullah tidak memperdulikannya.
Rasulullah SAW diberitahu oleh Jibrail: Itulah dunia. Jika Rasulullah memberi perhatian kepadanya, nescaya umat Islam akan mengutamakan dunia daripada akhirat.
12. Seorang perempuan tua duduk di tengah jalan dan menyuruh Rasulullah berhenti. Rasulullah S.A.W. tidak menghiraukannya.
Rasulullah SAW diberitahu oleh Jibrail: Itulah orang yang mensia-siakan umurnya sampai ke hari tua.
13. Seorang perempuan bongkok tiga menahan Rasulullah untuk bertanyakan sesuatu.
Rasulullah SAW diberitahu oleh Jibrail: Itulah gambaran umur dunia yang sangat tua dan menanti saat hari kiamat.
Setibanya di Masjid Al-Aqsa, Rasulullah SAW turun dari Buraq. Kemudian masuk ke dalam masjid dan mengimamkan seluruh para nabi dan rasul untuk mengerjakan solat dua rakaat.
Selepas itu, Rasulullah SAW terasa dahaga, lalu dibawa Malaikat Jibrail AS dua gelas yang berisi arak dan susu. Baginda memilih susu lalu diminumnya. Rasulullah SAW diberitahu oleh Jibrail: Baginda membuat pilhan yang betul. Jika arak itu dipilih, nescaya ramai umat baginda akan menjadi sesat.
Dan sepanjang perjalanan mikraj Rasulullah SAW ditemani oleh Malaikat Jibrail AS dan di antara peristiwa-peristiwa yang berlaku sepanjang perjalanan itu:
Didatangkan Mikraj (tangga) yang indah dari syurga. baginda naik ke atas tangga pertama lalu terangkat ke pintu langit dunia (pintu Hafzhah).
1. Langit Pertama: Rasulullah SAW dan Malaikat Jibrail AS masuk ke langit pertama, lalu berjumpa dengan Nabi Adam AS. Kemudian dapat melihat orang-orang yang makan riba` dan harta anak yatim dan melihat orang berzina yang rupa dan kelakuan mereka sangat hodoh dan buruk. Penzina lelaki bergantung pada susu penzina perempuan.
2. Langit Kedua: Rasulullah SAW dan Malaikat Jibrail AS naik tangga langit yang kedua, lalu masuk dan bertemu dengan Nabi ‘Isa AS dan Nabi Yahya AS.
3. Langit Ketiga: Rasulullah SAW dan Malaikat Jibrail AS naik langit ketiga, lalu masuk dan bertemu dengan Nabi Yusuf AS.
4. Langit Keempat: Rasulullah SAW dan Malaikat Jibrail AS naik langit keempat, lalu masuk dan bertemu dengan Nabi Idris AS.
5. Langit Kelima: Rasulullah SAW dan Malaikat Jibrail AS naik langit kelima, lalu masuk dan bertemu dengan Nabi Harun AS yang dikelilingi oleh kaumnya Bani Israil.
6. Langit Keenam: Rasulullah SAW dan Malaikat Jibrail AS naik langit kelima, lalu masuk dan bertemu dengan para nabi. Seterusnya bertemu dengan Nabi Musa AS. Rasulullah mengangkat kepala (disuruh oleh Jibrail) lalu dapat melihat umat baginda sendiri yang ramai, termasuk 70,000 orang yang masuk syurga tanpa hisab.
7. Langit Ketujuh: Rasulullah SAW dan Malaikat Jibrail AS naik langit kelima, lalu masuk dan bertemu dengan Nabi Ibrahim Khalilullah AS yang sedang bersandar di Baitul-Ma’mur di hadapan beberapa kaumnya. Nabi Ibrahim AS bersabda, “Engkau akan berjumpa dengan Allah pada malam ini. Umatmu adalah umat yang terakhir dan terlalu dha’if, maka berdoalah untuk umatmu. Suruhlah umatmu menanam tanaman syurga iaitu ‘la haula wa la quwwata illa billah’” Mengikut riwayat lain, Nabi Ibrahim AS bersabda, “Sampaikan salamku kepada umatmu dan beritahu mereka, syurga itu baik tanahnya, tawar airnya dan tanamannya ialah lima kalimah, iaitu: ‘suhanallah, walhahamdulillah, wa la ilah illa allah, wallahu akbar, wa la haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil azim’. Bagi orang yang membaca setiap kalimah ini akan ditanamkan sepohon pokok dalam syurga”. Setelah melihat beberapa peristiwa lain yang ajaib. Rasulullah SAW dan Malaikat Jibrail AS masuk ke dalam Baitul-Makmur dan mengerjakan solat (Baitul-Makmur ini betul-betul di atas Baitullah di Mekah).
8. Tangga Kelapan: Di sinilah disebut “al-Kursi” pada dahan pokok Sidratul-Muntaha. Rasulullah S.A.W. menyaksikan pelbagai keajaiban pada pokok itu: Sungai air yang tak berubah, sungai susu, sungai arak dan sungai madu lebah. Buah, daun-daun, batang dan dahannya berubah-ubah warna dan bertukar menjadi permata-permata yang indah.
Unggas-unggas emas berterbangan. Semua keindahan itu tak terperi oleh manusia. Baginda Rasulullah SAW dapat menyaksikan pula sungai Al-Kautsar yang terus masuk ke syurga. Seterusnya baginda masuk ke syurga dan melihat neraka berserta dengan Malik pennjaganya.
9. Tangga Kesembilan: Di sini pada pucuk pokok Sidratul-Muntaha. Rasulullah SAW. masuk ke dalam nur dan naik ke Mustawa dan Sharirul-Aqlam. Lalu dapat melihat seorang lelaki yang ghaib di dalam nur ‘Arasy, iaitu lelaki di dunia yang lidahnya sering basah berzikir, hatinya tertumpu penuh kepada masjid dan tidak memaki ibu bapanya.
10. Tangga Kesepuluh: Baginda Rasulullah sampai di Hadhratul-Qudus dan Hadhrat Rabbul-Arbab lalu dapat menyaksikan Allah SWT.baginda, lantas sujud dan bermunajat kepada Allah SWT. Kemudian, Allah SWT memfardhukan solat 50 waktu kepada Rasulullah SAW dan umat Islam.
Dikatakan pula bahwa Muhammad telah melihat Allah yang berupa cahaya atau hanya tertutup dengan cahaya.
Untuk hal ini terdapat beda pendapat di kalangan ulama, apakah Nabi Muhammad pernah melihat Tuhannya? Jika pernah apakah dia melihat-Nya dengan mata kepala atau mata hati? Masing-masing memiliki argumennya sendiri-sendiri. Di antara yang berpendapat bahwa dia pernah melihat-Nya dengan mata hati antara lain al-Baihaqi, al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, danSyaikh al-Albani dalam tahqiqnya terhadapSyarah Aqidah ath-Thahawiyah. Salah satu argumentasi mereka adalah hadits yang telah dikutip di atas. Jadi menurut riwayat yang shahih adalah Nabi Muhammad lihat hanyalah cahaya yang menghalangi antara dirinya dengan Allah.
Selesai munajat, Rasulullah SAW di bawa menemui Nabi Ibrahim AS dan kemudian menemui Nabi Musa AS lalu menyuruh Rasulullah SAW merayu kepada Allah SWT agar diberi keringanan, mengurangkan jumlah waktu sembahyang itu. Selepas sembilan kali merayu, (setiap kali dikurangkan lima waktu), akhirnya Allah SWT perkenan memfardhukan solat lima waktu sehari semalam dengan mengekalkan nilainya sebanyak 50 waktu juga.
Setelah daripada itu, Rasulullah SAW turun ke langit dunia semula dan seterusnya turun ke Baitul-Maqdis. Lalu menunggang Buraq untuk pulang ke Makkah Al- Mukarramah pada malam yang sama. Dalam perjalanan ini baginda bertemu dengan beberapa peristiwa yang kemudiannya menjadi saksi (bukti) peristiwa Israk dan Mikraj yang amat ajaib itu (Daripada satu riwayat peristiwa itu berlaku pada malam Isnin, 27 Rejab, kira-kira 18 bulan sebelum hijrah). Wallahu’alam.
(Sumber : Kitab Jam’ul-Fawaa`id)
Kesimpulannya, peristiwa Israk dan Mikraj bukan hanya sekadar sebuah kisah sejarah yang diceritakan setiap kali 27 Rejab menjelang tiba. Apa yang lebih penting adalah kita hendaklah menghayati pengajaran di sebalik peristiwa tersebut bagi meneladani perkara yang baik dan menjauhi perkara sebaliknya. Peristiwa Israk dan Mikraj yang memperlihatkan pelbagai kejadian aneh yang penuh pengajaran seharusnya memberi keinsafan kepada kita agar sentiasa mengingati Allah SWT dan takut akan kekuasaan-Nya.
Sekiranya kita dapat menghayati dan mengambil pengajaran daripada peristiwa penting ini, kebarangkalian besar kita mampu mengelakkan diri kita daripada melakukan kemungkaran yang dilarang oleh Allah SWT dan berlumba-lumba untuk melakukan perkara-perkara kebaikan yang diperintah oleh Allah SWT. Peristiwa Israk Mikraj juga, untuk menguji umat Islam bahawa adakah percaya atau tidak akan peristiwa tersebut.
Orang kafir quraisy Makkah di zaman Nabi Muhammad SAW langsung tidak mempercayai peristiwa itu, malahan memperolok-olokkan baginda sesetelahnya bercerita kepada mereka dan ramai di kalangan umat Islam ketika itu murtad kerana tidak mempercayai peristiwa Israk Mikraj baginda SAW dalam tempoh masa yang singkat berlakunya dan tidak masuk akal. Tinggallah segelintir umat Islam yang keimanan mereka tinggi dan teguh yang membenarkan serta mempercayai peristiwa yang dialami oleh baginda SAW.
Pensyariatan kefardhuan solat lima waktu sehari semalam merupakan pensyariatan secara langsung daripada Allah SWT kepada Rasulullah SAW berbanding pensyariatan Islam yang lain dengan perantaraan Malaikat Jirail AS dan sebagainya
FIRMAN Allah yang bermaksud: “Maha suci Allah yang menjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsa (Palestin), yang Kami berkati sekelilingnya untuk memperlihatkan kepadanya tanda (kekuasaan dan kebesaran) Kami. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Surah al-Israk, ayat 1)
Israk adalah perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Jerusalem, manakala Mikraj pula perjalanan Rasulullah SAW menuju ke langit ketujuh, Sidratul Muntaha, ‘Arasy dan Singgahsana (Kursi) Allah dan menerima wahyu dari Allah Yang Maha Besar.
Peristiwa ini menunjukkan kepentingan masjid dalam kehidupan umat Islam sebagai pusat pembinaan ummah dari aspek kerohanian, mental dan fizikal sekali gus pemangkin kebangkitan umat.
Di masjid itulah, umat Islam memulakan kehidupan seharian mereka seterusnya meneruskan kelangsungan hidup dengan cemerlang seperti diasaskan Rasulullah SAW seperti firman Allah bermaksud: Hanya yang layak memakmurkan (menghidupkan) masjid Allah itu ialah orang beriman kepada Allah dan hari akhirat serta mendirikan solat dan menunaikan zakat dan tidak takut melainkan kepada Allah, (dengan adanya sifat itu) maka diharapkan mereka menjadi dari golongan yang mendapat petunjuk.” (Surah al-Taubah, ayat 18)
Peristiwa Israk dan Mikraj bukan peristiwa biasa dan bukan sekadar perjalanan melihat kehebatan alam semesta. Lebih dari itu, perjalanan Israk dan Mikraj mempunyai hikmah cukup mendalam bagi Rasulullah SAW secara peribadi dan umat Islam keseluruhannya.
Imam Fakhrurrazi dalam Tafsir al-Kabir menyatakan, apa yang dimaksudkan firman Allah dalam surah al-Isra’ memberi pengertian Allah mahu memperlihatkan apa disediakan sebagai balasan kepada hamba-Nya di akhirat, keindahan syurga dan kecelakaan neraka.
Baginda SAW diperjalankan dengan makhluk Allah bernama Buraq menjelajah bumi dan angkasa menyaksikan petala langit, diperlihatkan Kursi, Arasy, kekuasaan dan kebesaran Allah, maka ini menambahkan keimanan dan keyakinan dalam jiwa Baginda untuk terus berusaha menyampaikan risalah tauhid.
Salah satu peristiwa penting yang sewajarnya diambil perhatian ialah peristiwa pensyariatan ibadat solat lima waktu pada malam itu. Ibadat solat difardukan kepada umat Islam melalui pensyariatan secara langsung daripada Allah kepada Rasulullah di Sidratul Muntaha tanpa penurunan wahyu dan perantaraan Jibril
Pensyariatan solat secara langsung daripada Allah sekali gus mengangkat martabat dan nilai solat di sisi Allah. Solat adalah tiang agama, sesiapa mendirikan solat maka dia mendirikan agama. Sebaliknya sesiapa meninggalkan solat bermakna meruntuhkan agama.
Pendek kata, perumpamaan ibadat solat dalam kehidupan Muslim ibarat sungai mengalir di depan rumah yang kita mandi lima kali sehari bagi membersihkan diri. Ini perumpamaan dibuat Rasulullah bagi menggambarkan kelebihan solat.
Peristiwa Israk dan Mikraj sebenarnya mengukuhkan kepercayaan Muslim kepada perkara ghaib yang merakamkan waktu silam, kini dan akan datang, sekali gus mempamerkan kekuasaan serta keagungan Allah.
Begitulah penghayatan menyeluruh seharusnya difahami dan dipraktikkan oleh setiap Muslim dalam kehidupan seharian melalui peristiwa bersejarah Israk dan Mikraj. Ia bertindak sebagai pemangkin ke arah pengukuhan akidah, pengamalan ibadat secara konsisten dan perhiasan akhlak terpuji untuk meraih keredaan Ilahi serta kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.
Tanggal 27 Rejab setiap tahun, umat Islam di seluruh pelosok dunia akan menyambut peristiwa Israk dan Mikraj. Majlis memperingati peristiwa itu disambut penuh meriah dengan majlis ceramah supaya umat Islam mengambil iktibar terkandung dalam peristiwa terbabit.
Iktibar dari peristiwa Israk dan Mikraj .
ISRAK
Nabi Muhammad s.a.w diperjalankan daripada Masjidil Haram ( Mekah ) ke Masjidil Aqsa ( Palestin )
MIKRAJ
Nabi Muhammad s.a.w diperjalankan dari Masjidil Aqsa ( Palestin ) ke Sidratul Muntaha
TARIKH BERLAKU
Berlaku pada malam Isnin 27 Rejab Tahun ke 11 kerasulan. bersamaan 621M ( 52 tahun). Kira-kira ½ tahun sebelum hijrah ke Madinah
MENGAPA BERLAKU?
Mukjizat Rasul.
Menghiburkan hati yang duka. (Tahun Dukacita).
Memaparkan kekuasaan Allah.
Menerima perintah solat
PERISTIWA SEBELUM ISRAK
Menurut Imam Bukhari :
Nabi tidur bersama Hamzah dan Jaafar. Didatangi malaikat Jibril & Mikail
Mengangkat nabi ke telaga zam zam.Dibedah, dibersihkan hati dan dimasukkan ilmu, hikmah dan iman. Ditutup dan dicop kenabian pada belikatnya.
KTIBAR : Buang sifat buruk dari hati kita.
PERSINGGAHAN
1. Kota Yathrib (Madinah).
2. Madyan.
3. Bukit Tursinah.
4. Baitullaham
5. Baitul Muqaddis
Di semua tempat disuruh solat sunat oleh Jibril.
IKTIBAR:-
1. Banyakkan solat sunat bagi mencari keredhaan Ilahi.
2. Solat sunat bila masuk ke Masjid
MENGHAYATI PENGAJARAN ISRA’ DAN MIKRAJ.
PERISTIWA ISRA’ DAN MIKRAJ ADALAH PERISTIWA AGONG YANG BERLAKU DALAM SIRAH PERJUANGAN NABI MUHAMMAD S.A.W.WALUPUN PARA ULAMA’ BERBEZA PENDAPAT DALAM MENENTUKAN BULAN DAN TAHUN BERLAKUNYA ISRA’ DAN MIKRAJ,TETAPI PERISTIWA INI BENAR – BENAR BERLAKU KEPADA RASULULLAH S.A.W ,
KERANA PERISTIWA INI DINYATAKAN OLEH AL-QURAN AL-KARIM DAN DICERITAKAN OLEH RASULULLAH S.A.W. DALAM HADIS – HADIS SAHIH,YANG DIRIWAYATKAN OLEH PARA ULAMA’ SECARA SAHIH LAGI MUTAWATIR SEHINGGA TIDAK BOLEH DIPERTIKAIKAN LAGI.
MATLAMAT YANG PENTING DARIPADA PERISTIWA ISRA’ DAN MIKRAJ INI IALAH PENGAJARAN YANG BESAR APABILA RASULULLAH S.A.W. DIJEMPUT OLEH ALLAH S.W.T. MENJADI TAMUNYA PADA MALAM YANG BERSEJARAH INI.FIRMAN ALLAH S.W.T:
سُبْحَانَ الَّذِيْ أَسْرَي بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَمِ إِلَي الْمَسْجِدِ الْأَقْصَي الَّذِيْ بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا
إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعِ الْبَصِيْرِ .
Maha suci Allah yang telah menjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari dari Masjid Al-Haraam (di Makkah) ke Masjid Al-Aqsa (di Palestin), yang Kami berkati sekelilingnya, untuk memperlihatkan kepadanya tanda-tanda (kekuasaan dan kebesaran) kami. Sesungguhnya Allah jualah Yang Maha Mendengar, lagi Maha mengetahui. (Al-Israk :1)
APAKAH KEINDERAAN YANG NABI MUHAMMAD S.A.W NAIK DI WAKTU BELAKUNYA ISRAK ITU ?
NABI NAIK “BURAQ” Binatang di Syurga yang luar biasa.
IKTIBAR :
Kenderaan yang sempurna.Perjalanan ke alam akhirat Memerlukan kenderaan iaitu amal soleh. Kenderaan cepat = Membuat kerja cepat.(Tidak bertangguh-tangguh).
PERISTIWA ISRA’ DAN MIKRAJ SEBAGAI BUKTI BENARNYA KERASULAN NABI MUHAMMAD S.A.W. YANG DIPILIH OLEH ALLAH S.W.T. DAN MEMBAWA SATU AGAMA DAN PENGAJARAN YANG BERNAMA ISLAM
إِنَّ الدِّيْنَ عِنْدِ اللهِ الْإِسْلاَمُ.
SESUNGGUHNYA AGAMA DI SISI ALLAH IALAH ISLAM ( ALI IMRAN :19)
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسَلاَمِ دِيْنًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْأَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ .
DAN SESIAPA YANG MENCARI AGAMA SELAIN AGAMA ISLAM MAKA TIDAK AKAN DITERIMA DARIPADANYA, DAN PADA HARI AKHIRAT KELAK DARI ORANG YANG RUGI. (ALI IMRAN:85 )
PADA MALAM YANG BERSEJARAH ITU,
RASULULLAH S.A.W. DIHIMPUN BERSAMA DENGAN RUH PARA NABI DAN RASUL AS DI MASJID AL-AQSA. MEREKA SEMBAHYANG BERJEMAAH BERSAMA-SAMA DENGAN NABI MUHAMMAD S.A.W MENJADI IMAM KEPADA MEREKA,
INI MENANDAKAN AJARAN YANG DIBAWA OLEH NABI MUHAMMAD SAW ADALAH SALAH SATU MATA RANTAI AJARAN ISLAM YANG BERSAMBUNG SAMBUNG DARI SEORANG NABI DAN RASUL KEPADA SEORANG NABI DAN RASUL YANG LALU.
BERMULA DARI NABI ADAM SEHINGGA NABI MUHAMMAD S.A.W ADALAH NABI AKHIR ZAMAN.TIDAK ADA NABI SELEPAS NABI MUHAMMAD S.A.W.
ALLAH S.W.T. MEMILIH NABI – NABI DAN RASUL – RASUL DALAM KALANGAN MANUSIA.MEREKA TERDIRI DARIPADA MANUSIA YANG MEMILIKI AKHLAK YANG LUHUR LAGI TINGGI,BERSIFAT BENAR,AMANAH,MENYAMPAIKAN,CERDIK DAN BIJAKSANA DALAM KALANGAN KAUMNYA DAN DIPERLIHARA DARIPADA MELAKUKAN DOSA.
ADAPUN MEREKA YANG TIDAK MEMAHAMI DAN BUTA AL-QURAN TIDAK AKAN PERCAYA KEPADA PERISTIWA ISRA’ DAN MIKRAJ KERANA PADA MALAM ISRA’ DAN MIKRAJ,RASULULLAH S.A.W. DITEMUKAN DENGAN NABI – NABI DAN RASUL –RASUL KALANGAN BANI ISRAEL,NABI – NABI DAN RASUL –RASUL KALANGAN UMAT YANG LAIN, YANG CERITA MEREKA DISEBUT DALAM AL-QURAN, SEBUAH KITAB ALLAH YANG MASIH ADA SEHINGGA HARI INI. INI MENANDAKAN KEBENARAN AL-QURAN
KEBENARAN AL-QURAN BUKAN SAHAJA MENANDAKAN BETULNYA RASULULLAH S.A.W.,BAHKAN JUGA MENJADI PENGAJARAN KEPADA UMATNYA.SEMUA NABI MENGANUT AGAMA YANG SATU IAITU AGAMA ISLAM.SEMUA MEREKA BERSEMBAHYANG DALAM KEADAAN MENGHADAP ALLAH SWT DENGAN CARA – CARA SEMBAHYANG YANG DIAJAR OLEH ALLAH.
SEMUA NABI BERPEGANG DENGAN AQIDAH TAUHID
لا اله إلا الله
TIADA TUHAN YANG SEBENR MELAINKAN ALLAH. TUHAN YANG LAYAK DISEMBAH KEPADANYA,TUHAN YANG MENJADIKAN DAN MENGURUSKAN ALAM INI.
ALAM INI TUNDUK DI BAWAH UNDANG – UNDANG DAN PERATURAN ALLAH,MAKA WAJIB KEPADA MANUSIA HANYA TUNDUK KEPADA UNDANG – UNDANG DAN PERATURAN ALLAH S.W.T.ITULAH AJARAN YANG DIBAWA OLEH NABI – NABI DAN RASUL – RASUL YANG TERPAKSA BERJUANG MENGHARUNG PERJUANGAN YANG PANJANG.
DALAM PERISTIWA ITU JUGA DITUNJUKKAN KEPADA RASULULLAH S.A.W RASUL YANG DISERTAI OLEH PENGIKUT YANG RAMAI.ADA RASUL YANG DISERTAI OLEH PENGIKUT YANG SEDIKIT , ADA YANG BERJALAN SEORANG DIRI,ADA NABI YANG DIBUNUH DAN ADA YANG DIPENJARA .ITULAH NABI-NABI DAN RASUL –RASUL YANG MEMBAWA AJARAN ALLAH YANG BERDEPAN DENGAN CABARAN GOLONGAN MANUSAI YANG MENJADI BALA TENTERA IBLIS SEHINGGA KIAMAT.
Sabda Rasulullah SAW :
قَدْ كَانَ مَنْ قَبْلَكُمْ يُؤْخَذُ الرَّجُلُ فَيُحْفَرُلَهُ فِي الاَرْضِ ثُمَّ يُؤْتِي بِالْمِنْشَارِ فَيُجْعَلُ عَلَي رَأْسِهِ فِرْقَتَيْنِ مَا يُصْرِفُهُ ذَلِكَ عَنْ دِيْنِهِ
وَيُمْشَطُ بِأَمْشَاطِ الْحَدِيْدِ مَادُوْنَ عَظْمِهِ مِنْ لَحْمٍ وَعَصَبٍ مَا يَصْرِفُهُ ذَلِكَ عَنْ دِيْنِهِ
Sesungguhnya umat yang terdahulu daripada kita diuji dan dicuba oleh Allah SWT, ada di antara mereka yang ditimbus hidup-hidup,dibelah tubuhnya dengan gergaji sehingga terbelah dua, tetapi mereka tetap tidak berganjak dari agamanya, dan ada di antara mereka yang disikat tubuhnya dengan sikat besi sehingga luruh daging dan kulitnya,mereka juga tidak berganjak dari agamanya..
PERISTIWA ISRA’ DAN MIKRAJ ADALAH BAGI MENINGGIKAN SEMANGAT RASULULLAH S.A.W SUPAYA JANGAN TAKUT DAN GENTAR DALAM PERJUANGAN ISLAM KERANA ISLAM YANG DIBAWA ITU IALAH AGAMA ALLAH S.W.T.SELURUH KUASA BESAR YANG ADA DALAM DUNIA ADALAH HABUK – HABUK YANG KECIL YANG BOLEH DITIUP ANGIN,BAHKAN IA LEBIH KECIL LAGI APABILA BERDEPAN DENGAN KETUHANAN ALLAH S.W.T PADA HARI KIAMAT.
SEORANG YANG MENGANUT ISLAM HENDAKLAH BERASA MULIA ,TINGGI DAN HEBAT DENGAN ISLAM, DENGAN SYARAT MEREKA BERPEGANG DENGAN ISLAM.ALLAH MEMULIAKAN UMAT INI DENGAN ISLAM .KEHINAAN YANG MENIMPA UMAT INI ADALAH APABILA MEREKA MENINGGALKAN ISLAM.DITUNJUKKAN PADA MALAM ISRA’ DAN MIRAJ ITU.ORANG YANG BERPEGANG DENGAN ISLAM MASUK SYURGA DAN YANG MENINGGALKAN ISLAM MASUK NERAKA.
UMAR BIN ALKHATTAB BERKATA”KAMI ADALAH KAUM YANG DIMULIAKAN OLEH ALLAH DENGAN ISLAM.JIKA KITA MENCARI KEMULIAAN (AGAMA) SELAIN DARINYA MAKA ALLAH AKAN MENGHINAKAN KITA.”
SEBAGAI MENGAKHIRI CERITA INI MARILAH KITA LIHAT PENGAJARAN YANG PALING PENTING DALAM ISRA’ DAN MIKRAJ IAITU NABI DIFARDUKAN SOLAT . KERANA SOLAT ITU ADALAH MERUPAKAN SEBESAR- BESAR AMALAN DALAM ISLAM.SESIAPA MEMELIHARANYA, MAKA AKAN MEMPEROLEHI KEBAHAGIAAN DAN KEUNTUNGAN .SESIAPA YANG MENINGGALKANNYA MAKA DIA AKAN MEMPEROLEHI KECELAKAAN DAN KERUGIAN.
IA MERUPAKAN ASAS BAGI MENCAPAI KEJAYAAN DAN KEBAHAGIAAN DI DUNIA DAN AKHIRAT.SABDA RASULULLAH SAW “AMALAN PERTAMA YANG DIHISAB BAGI HAMBA PADA HARI KIAMAT ADALAH SOLAT.SEKIRANYA SOLATNYA BAIK,MAKA BAIKLAH SEGALA AMALANNYA.SEKIRANYA SOLATNYA ROSAK, MAKA ROSAKLAH SEGALA AMALANNYA YANG LAIN.” (H.RIWAYAT AL TABRANI
SABDA RASULULLAH SAW “PERJANJIAN DI ANTARA KITA (NABI) DENGAN MEREKA (ORANG ISLAM) IALAH SEMBAHYANG, SESIAPA YANG MENINGGALKANNYA SESUNGGUHNYA IA MENJADI KAFIR “.
Balasan orang yang meninggalkan sembahyang .
Di dalam kitab “Tanbihul ghafilin” menyebutkan bahawa 15 azab bagi mereka yang meninggalkan sembahyang :
6 azab di dunia:
1. Dihilangkan keberkatan umurnya
2. Terhapus tanda-tanda orang soleh
dari wajahnya
3. Segala amalannya tidak dikurniakan pahala
4. Doanya tidak dimakbulkan oleh Allah
5. Tiada doa daripada para solehin untuknya
6. Keluar roh daripada jasadnya tanpa iman
3 azab ketika hampir mati:
1. Kematiannya penuh kehinaan
2. Kematiannya di dalam kelaparan yang amat hebat
3. Kematiannya di dalam kehausan yang amat dahsyat
3 azab ketika di dalam kubur
1 Kubur menghimpitnya sehingga berselisih tulang rusuknya
2. Dinyalakan api di dalam kuburnya, lalu dia dibalik-balikkan di atas api tersebut
3 Datanglah seekor ular bernama Syujja’ul Aqra’, suaranya laksana petir, ia berkata “Hai manusia!Sesungguhnya aku diperintahkan menyiksa kamu dari Zohor hingga Asar kerana kamu meninggalkan fardhu Zohor, dari Asar hingga Maghrib kerana kamu meninggalkan fardhu Asar”, begitulah seterusnya dan azab ini berkekalan sehingga hari Qiamat.
3 azab ketika bertemu Allah s.w.t:
1. Datanglah Malaikat dengan rantai sepanjang 70 hasta lalu membelenggu lehernya dan disumbat ke dalam mulutnya kemudian disentap keluar rantai itu melalui duburnya, lalu diseret ke Neraka Saqar.
2. Tiada rahmat Allah dan tiada keampunan untuknya
3. Baginya azab yang amat pedih
PENUTUP
MARILAH KITA MENGAMBIL PENGAJARAN DAN MENGHAYATI PERISTIWA ISRA’ DAN MIKRAJ,BUKAN HANYA KITA MENDENGAR CERITA YANG BERLAKU DI DALAMNYA,TETAPI YANG LEBIH PENTING ADALAH BAGI MENAMBAH IMAN KEPADA ALLAH,NABI MUHAMMAD SAW DAN AJARAN ISLAM UNTUK SEHIDUP SEMATI DENGAN ISLAM SEBAGAIMANA YANG DIPERINTAHKAN OLEH SWT.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ .
Wahai orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar –benar taqwa, dan jangan sekali kamu mati melainkan dalam keadaan Islam . ( Ali Imran :102)

Fakta Ilmiah Tentang Tulang Sulbi Menurut Al Quran


Tulang Sulbi adalah bagian paling ujung dari tulang belakang manusia, mungkin kita lebih mengenalnya dengan sebutan tulang ekor. Kita, manusia masing-masing memiliki tulang sulbi. Tahukah Anda bahwa tulang sulbi ini adalah tulang yang ajaib?
Al-Quran dan Hadits Rasulullah SAW juga pernah membahas tentang tulang sulbi ini, dalam sebuah hadits, Rasulullah menjelaskan bahwa saat manusia mati maka seluruh bagian dari tubuhnya akan hancur dan hilang di makan tanah. Namun, Rasulullah menjelaskan pula bahwa ada satu organ tubuh yang tidak akan di makan tanah, itulah tulang sulbi.
Rasulullah juga menjelaskan bahwa dari tulang sulbi itulah manusia di ciptakan oleh Allah SWT dan dari tulang sulbi pula Allah akan membangkitkan kita di hari pembalasan nanti.
"Semua bagian tubuh anak Adam akan dimakan tanah kecuali tulang sulbi yang darinya ia mulai diciptakan dan darinya dia akan dibangkitkan." [HR. Bukhari, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad]
Sedangkan di dalam Al-Quran Allah SWT berfirman:
"Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada." [QS. At-Tariq ayat 5-7]
Di dalam ayat tersebut, Allah menerangkan bahwa Dia menciptakan manusia dari 'air yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada', padahal dalam ilmu modern sudah diketahui bahwa janin akan tercipta apabila bertemunya air mani dengan sel telur wanita. Tetapi di dalam Al Quran disebutkan demikian. Apakah Al-Quran salah dalam hal ini? tidak.
Allah SWT adalah Tuhan semesta alam dan Ia adalah Dzat yang paling mulia. Allah juga sering sekali mengungapkan tentang sesuatu dengan menggunakan perumpamaan. Sehingga, ketika mengungapkan sesuatu tidak menyebutkannya secara langsung khususnya kepada sesuatu yang kurang baik untuk di katakan.
Contohnya dalam surat berikut ini:
"...maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki." [QS. Al-Baqarah ayat 222-223]
Di dalam ayat di atas, Allah memberikan perumpamaan. Karena dalam pergaulan sehari-hari, tentu kata-kata tersebut sangatlah tidak baik untuk di ucapkan secara langsung bukan? karena jika kita mengucapkan hal itu secara langsung maka kita akan di cap sebagai orang yang suka berbicara jorok.
Sama halnya dengan perumpamaan yang di katakan Allah tentang 'air yang terpancar'. Allah menggunakan kata-kata yang lebih halus dan sopan dalam mengungkapkan hal itu.
Oleh karena itu, maka Allah mengilustrasikan bahwa air yang terpancar itu adalah air 'yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada.'.
Jadi, apakah Anda menganggap bahwa air tersebut diproduksi dan keluar dari tulang sulbi? tentu saja tidak demikian. Dalam menafsirkannya, kita harus memahami bahwa:
Kata 'keluar' bukan berarti diproduksiPada kalimat 'antara tulang sulbi dan tulang dada' itu juga menegaskan bahwa air mani tidak keluar dari tulang sulbi. Tetapi di antaranya.
Sehingga tidak tepat jika Anda menafsirkan bahwa air mani itu keluar dari tulang sulbi. Demikianlah Allah menggunakan bahasa terbaik yang mudah dipahami oleh manusia untuk mengajarkan firman-Nya kepada manusia.
Ada juga yang berpendapat bahwa ayat tersebut mengisyaratkan dasar penciptaan manusia. Para dokter ilmu kandungan menemukan bahwa dasar diciptakannya manusia bersumber dari tulang sulbi, yaitu tulang belakang laki-laki dan tulang dada perempuan, yaitu tulang rusuk perempuan.
Dr. Zakir Naik menjelaskan bahwa tulang sulbi itu dijelaskan sebagai tempat dimana keluarnya pembuluh darah yang memberikan darah kepada testis dan ovari terletak antara tulang sulbi dan tulang dada, yaitu pembuluh darah vesticular artery dan ovary artery bermula dari satu tempat antara tulang sulbi dan tulang dada.
Ini dibuktikan oleh sains modern bahwa pembuluh darah ke testis dan ovari berasal dari abdominal aorta dan renal artery bukan dari pembuluh darah setempat.
Ketika sperma membuahi ovum, maka pembentukan janin dimulai. Ovum yang telah terbuahi atau disebut zigot itu terbelah menjadi dua sel, dan masing-masing sel itu membelah menjadi dua sel lagi.
Pembelahan dan perkembangan sel itu berlangsung hingga terbentuknya embryonic disk (lempengan embrio) yang memiliki dua lapisan.
Kesimpulannya, tulang sulbi itu merupakan gumpalan sederhana, dan ia bisa berkembang dengan menghasilkan tiga lapisan yang membentuk janin: ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ia juga membentuk seluruh organ tubuh.
Tulang Punggung dan Tulang Sulbi:
External Epiblast yang terdiri dari cytotrophoblasts yang menyuplai makanan embrio pada dinding uterus, dan menyalurkan nutrisi dari darah dan cairan kelenjar pada dinding uterus.
Internal Hypoblast: Dimulai sejak janin terbentuk dengan ijin Allah. Pada hari ke-15, lapisan sederhana muncul pada bagian belakang embrio dengan bagian belakang yang tirus, dan disebut primitive node (gumpalan sederhana).
Sisi unsur primitif yang muncul itu diketahui sebagai bagian belakang dari embrio. Dari unsur primitif dan gumpalan sederhana ini seluruh jaringan dan organ janin terbentuk sebagai berikut:
Ectoderm, membentuk kulit dan sistem syaraf pusat.Mesoderm, membentuk otok halus sistim digestive (pencernaan), otot skeletal (kerangka), sistem sirkulasi, jantung, tulang pada bagian kelamin, dan sistem urine (selain kandung kemih), jaringan subcutaneous, the sistem limpa, limpa, dan kulit luar.Endoderm membentuk lapisan pada sistim digestive, sistem pernafasan, organ-organ yang berhubungan dengan sistim digestive (seperti liver and pankreas), kandung kemih, kelenjar thyroid (gondok), dan saluran pendengaran.
Jadi, lapisan dan gumpalan sederhana itu merupakan tulang sulbi yang dijelaskan Nabi saw kepada kita. Cacat pada janin merupakan bukti bahwa tulang sulbi itu mengandung sel-sel induk bagi seluruh jaringan manusia.
Kesimpulannya, tulang sulbi itu merupakan gumpalan sederhana, dan ia bisa berkembang dengan menghasilkan tiga lapisan yang membentuk janin: ectoderm, mesoderm and endoderm. Ia juga membentuk seluruh organ tubuh.
MANUSIA AKAN DIBANGKITKAN DARI TULANG SULBI
Pada hari kiamat nanti, manusia akan di bangkitkan sejak manusia pertama, Adam AS hingga nanti manusia terakhir. Mereka semua akan dikumpulkan untuk di hisab amal perbuatannya oleh Allah SWT.
Orang-orang zaman dahulu tidak percaya dengan janji Allah tersebut. Mereka meyakini bahwa setelah mati, semua urusan telah selesai. Karena saat tubuh dikuburkan maka tanah akan menggerogoti seluruh bagian organ tubuh hingga hilang tak tersisa.
Dan selama ini, kita juga hanya bisa meyakini saja bahwa hari itu memang benar-benar tiba. Namun, kini semua itu sudah bisa di jelaskan secara ilmiah. Karena ilmu modern membuktikan bahwa tulang sulbi tidak akan hancur di makan tanah.
Ilmuwan tersebut bernama Hans Spemann, ia adalah ilmuwan asal Jerman. Ia menemukan bahwa pembentukan dan pengorganisasian sel-sel janin itu ditopang sepenuhnya oleh lapisan dan gumpalan sederhana, dan sebelum pembentukannya tidak ada diferensiasi sel-sel.
Setelah melakukan eksperimen-eksperimen terhadap lapisan dan gumpalan sederhana yang mengatur penciptaan janin, dan karena itu ia menyebutnya 'primary organizer', maka ia memotong bagian ini dari satu janin dan mengimplantasinya (cangkok) pada janin lain pada tahapan permulaan embrio (minggu ketiga dan keempat).
Upaya ini membawa kepada pembentukan janin skunder pada guest body (organ tamu) segera sesudah pencampuran dan pembentukan yang ditopang oleh sel-sel tamu pada implantasi itu.
Spemann melakukan eksperiman tersebut kepada ampibi dengan melakukan implantasi primary organiser pada janin kedua, yang mengakibatkan perkembangan embrio skunder.
Pada tahun 1931, ketika Spemann memotong 'primary organiser' dan mengimplantasinya, maka potongan itu tidak memengaruhi eksperiman lagi, sementara embrio skunder itu tetap berkembang.
Pada tahun 1933, Spemann dan ilmuwan lain mengadakan eksperimen yang sama, tetapi kali ini primary organiser itu dipanaskan. Embrio sekunder itu tetap berkembang meskipun primary organiser itu dipanaskan, dan itu menunjukkan bawha sel-sel tersebut tidak terpengaruh. Pada tahun 1935, Spemann dianugerahi Nobel atas penemuannya tentang Primary Organiser tersebut.
Sementara itu, Dr. Othman Al Djilani dan Syaikh Abdul Majid melakukan beberapa eksperimen terhadap tulang sulbi pada bulan Ramadhan 1423 di Rumah Sheikh Abdul Majid Azzandani, di Sanaa, Yaman.
Keduanya memanggang tulang punggung berikut tulang sulbi dengan gas selama sepuluh menit hingga benar-benar terbakar (tulang-tulang berubah merah lalu hitam). Kemudian keduanya meletakkan potongan-potongan yang telah gosong itu pada kotak steril, dan membawanya ke laboratorim analisa terkenal di Sanaa (Al Olaki Laboratory).
Dr. al Olaki, the professor bidang histologi dan pathologi di Sanaa University, menganalisa potongan-potongan tersebut dan menemukan bahwa sel-sel pada jaringan tulang coccyx tidak terpengaruh, dan ia dapat bertahan terhadap pembakaran (hanya otot, jaringan lemak, dan sel-sel sumsum tulang saja yang terbakar, sementara sel-sel tulang tidak terpengaruh).
Jadi, ini membuktikan hadits Rasulullah SAW. Beliau bersabda:
"Semua bagian tubuh anak Adam akan dimakan tanah kecuali tulang sulbi yang darinya ia mulai diciptakan dan darinya dia akan dibangkitkan." [HR. Bukhari, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad]
Jadi, masihkah kita ragu akan kuasa Allah dan janji Allah tentang hari kebangkitan nanti?