Laman

Jumat, 11 Agustus 2017

PELAJARI ADAB SEBELUM MEMPELAJARI ILMU


" Ketahuilah bahwa ulama kita para salafunas sholeh sangat perhatian sekali pada masalah adab dan akhlak. Mereka pun mengarahkan murid-muridnya mempelajari adab sebelum menggeluti suatu bidang ilmu dan menemukan berbagai macam khilaf ulama, Imam Malik rohimahulloh pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.” Kenapa sampai para ulama mendahulukan mempelajari adab?
Jawabannya :
بالأدب تفهم العلم “
Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.” Imam Malik juga pernah berkata, “Dulu ibuku menyuruhku untuk duduk bermajelis dengan Robi’ah Ibnu Abi ‘Abdirrohman -seorang faqih di kota Madinah di masanya-. Ibuku berkata,
تعلم من أدبه قبل علمه “
Pelajarilah adab darinya sebelum mengambil ilmunya.” Ibnul Mubarok berkata,
تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين “
Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.” Lihatlah do'a Nabi SAW supaya dianugerahi akhlak yang mulia,
اَللّهُمَّ اهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ
" Ya Alloh, tunjukilah padaku akhlak yang baik, tidak ada yang dapat menunjukinya kecuali Engkau. Dan palingkanlah kejelekan akhlak dariku, tidak ada yang memalinggkannya kecuali Engkau].”
(HR. Muslim no. 771).

WASIAT PARA ULAMA

١- تَيَقَّظْ فِيْ دُجَى اللَّيْلِ وَ اسْمَعْ ذِي الْوَصِيَّةِ
1. Bangunlah malam dan dengarkan nasihat ini.
٢- إِلَى الرَّحْمَنِ تُبْ مِنْ ذُنُوْبِكَ وَ الْخَطِيَّةِ
2. Bertobatlah kepada اللّـہ dari dosa2mu dan kesalahan.
٣- وَ لاَزِمْ ذِكْرَ مَـوْلاَكَ بُكْـرَةً وَ الْعَشِـيَّةَ
3. Dan selalulah ingat kepada اللّـہ di pagi dan sore hari.
٤- عَلَى الصَّلَوَاتِ وَاظِبْ عَلَيْهَا فِي الْجَمَاعَةِ
4. Jagalah selalu sholat dengan berjamaah.
٥- وَ لاَ تَغْـفُلْ عَنِ الذِّكْرِ لِلَّهِ كُلَّ سَـاعَة
5. Jangan lalai dari dzikir mengingat اللّـہ di setiap waktu.
٦- وَ صُرَّ الْبَطْنَ وَ اصْبِرْ عَلَى طُوْلِ الْمَجَاعَةِ
6. Jagalah perut, sabarlah ketika haus dan lamanya lapar.
٧- تَغَـانَمْ سَـاعَةَ الْعُمْرِ مِنْ قَبْلِ الْمَـنِيَّةِ
7. Ambilah kesempatan umur (untuk ibadah) sebelum meninggal.
۸- وَ بَعْدَ الْمَغْرِبِ ارْكَعْ أَوِ اقْرَأْ بِالتَّدَبُّرِ
8. Rukuklah (sholatlah sunnat) setelah Maghrib atau bacalah al-Qur'an dengan tadabbur.
٩- أَوِ اذْكُرْ وَ إِنْ صَفَا الْقَلْبُ فَاسْبَحْ فِي التَّفَكُّرِ
9. Atau berdzikirlah, dan jika hati jernih, maka perbanyaklah tafakkur.
١٠- إِلَى وَقْتِ الْعِشَا اِحْذَرْ تَنَامُ أَصْلاً وَ تُهْمَرُ
10. Hingga waktu Isya', hindari (jangan) tidur sama sekali.
١١- عَسَى تُحْمَى وَ تَحْـظَى بِأَلْطَـافٍ خَفِيَّة
11. Semoga engkau mendapat bagian dari kelembutan pemberian اللّـہ yang penuh rahasia.
١٢- وَ لاَ تَسْمُرْ فَتُقْمَرْ عَنِ الطَّاعَاتِ وَ الدِّيْنِ
12. Janganlah jaga malam (begadang) untuk ngobrol (yang sia2), maka engkau tidak bisa (terjauhkan) melakukan ketaatan dan pemahaman agama.
١٣- تَجَنَّبْ جَمْ جِـدًّا مِنَ السُّفَهَا الشَّيَاطِيْنِ
13. Jauhilah sejauh-jauhnya teman bodoh yang berkelakuan seperti syetan.
١٤- تَبَعَّدْ لاَ تُجَالِسْ سِوَى الضُّعَفَا الْمَسَاكِيْنِ
14. Menjauhlah, jangan duduk kecuali dengan orang yang lemah (dlu'afa) dan miskin (agar kau faham bersyukur).
١٥- وَ تُبْ بَعَْدَ الطَّـهَارَةِ وَ نَمْ صَافِي الطَّـوِيَّةِ
15. Dan taubatlah setelah sesuci (wudlu’) dan tidurlah dalam keadaan suci (hati bersih) tanpa dendam.
١٦- وَ قُمْ فِيْ آخِرِ اللَّيْلِ صَلِّ وَ اقْرَأْ وَ هَلَّلْ
16. Bangunlah di (sepertiga) akhir malam, sholatlah dan bacalah (al-Qur'an) dan (bacalah) tahlil.
١٧- تَفَـهَّمْ سِـرَّ مَعْـنَى كَلاَمِ اللَّهِ وَ رَتَّـلْ
17. Pahamilah rahasia makna Kalam اللّـہ al-Qur'an dan bacalah dengan tartil.
١۸- وَ بِاسْتِغْفَارِ مَوْلاَكَ قَبْلَ الْفَجْرِ كَمِّلْ
18. Dan sempurnakanlah beristghfar kepada (اللّـہ ) Tuhanmu sebelum waktu Subuh.
١٩- وَ صَلِّ الصُّـبْحَ تَكْفِي مِنَ اللَّهِ كُلَّ أَذِيَّةِ
19. Kemudian sholatlah Subuh, maka engkau tercegah oleh اللّـہ dari segala gangguan.
٢٠- وَ بَعْدَ الصُّبْحِ فَاذْكُرْ إِلَى أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ
20. Dan setelah Subuh berdzikirlah hingga terbit matahari.
٢١- وَ كُنْ فِي الْيَوْمِ أَحْسَنَ فِي الطَّاعَاتِ مِنْ أَمْسِ
21. Jadikanlah hari ini lebih baik dalam ketaatan dari hari kemarin.
٢٢- وَ لاَ تَكْسَلْ مِنَ الْخَيْرِ وَ اذْكُرْ فَصَّةَ الرَّمْسِ
22. Jangan malas dari kebaikan dan ingatlah ketika kau kelak diantar ke kuburan.
٢٣- وَ قُمْ صَلِّ الضُّـحَى بَعْدَ اِشْـرَاقِ الْمَضِيَّةِ
23. Bangkitlah untuk sholat Dluha setelah matahari keluar nampak terang.
٢٤- وَلاَ تَهْتَمْ أَصْلاً بِرِزْقِكَ فَهُوَ مَضْمُوْنُ
ضَمِنَ بِهِ بَارِئُ الْكَوْنِ بِسِرِّ الْكَافِ وَ النُّوْنِ
24. Dan janganlah sama sekali bingung dengan masalah rizkimu karena itu sudah ditanggung
(Oleh اللّـہ ) yang menciptakan seluruh alam semua makhluk dengan rahasia “kaf” dan “nun” (yaitu maksudnya kata “kun” jadilah maka terjadilah).
اللّهمّ صلّ على النّبيّ الهاشميّ محمّد وعلى اله وسلّم تسليما

QODHO' SHOLAT


Mengqodho' sholat 5 waktu (Mengganti sholat 5 waktu yang pernah ditinggalkan), Ulama 4 mazhab Ahlussunnah Wal Jama'ah sepakat hukumnya adalah wajib.
Ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم ;
من نسي صلاة فليصل إذا ذكر
"Barang siapa tidak melaksanakan sholat karena lupa maka segeralah dia sholat kalau sudah ingat." [Muttafaq alaih]
Nabi صلى الله عليه وسلم juga pernah Mengqodho' empat waktu Sholat yaitu Dzhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya ketika berkecamuk perang Khandaq di tahun kelima hijriyah.
عَنْ نَاِفع عَنْ أَبِي عُبَيْدَة بنِ عَبْدِ الله قَالَ : قاَلَ عَبْدُ الله : إِنَّ الْمُشْرِكِينَ شَغَلُوا رَسُولَ اللَّهِ عَنْ أَرْبَعِ صَلَوَاتٍ يَوْمَ الْخَنْدَقِ حَتَّى ذَهَبَ مِنَ اللَّيْلِ مَا شَاءَ اللَّهُ فَأَمَرَ بِلاَلاً فَأَذَّنَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى الظُّهْرَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى الْعَصْرَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى الْمَغْرِبَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى الْعِشَاءَ
Dari Nafi’ dari Abi Ubaidah bin Abdillah, telah berkata Abdulloh, ”Sesungguhnya orang-orang musyrik telah menyibukkan Rosululloh صلى الله عليه وسلم sehingga tidak bisa mengerjakan empat sholat ketika perang Khandaq hingga malam hari telah sangat gelap. Kemudian beliau صلى الله عليه وسلم memerintahkan Bilal untuk melantunkan adzan diteruskan iqamah. Maka Rosululloh صلى الله عليه وسلم mengerjakan sholat Dzuhur. Kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Ashar. Kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Maghrib. Dan kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Isya.” [HR. At-Tirmizy dan AnNasa’i]
Selain itu juga apa yang dilakukan oleh Rosululloh صلى الله عليه وسلم ketika tertidur dan habis waktu Subuh saat terjaga saat pulang dari perang Khaibar di tahun ketujuh hijriyah.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ : سِرْنَا مَعَ النَّبِيِّ لَيْلَةً فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ لَوْ عَرَّسْتَ بِنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَخَافُ أَنْ تَنَامُوا عَنْ الصَّلاةِ . قَالَ بِلالٌ أَنَا أُوقِظُكُمْ فَاضْطَجَعُوا وَأَسْنَدَ بِلالٌ ظَهْرَهُ إِلَى رَاحِلَتِهِ فَغَلَبَتْهُ عَيْنَاهُ فَنَامَ فَاسْتَيْقَظَ النَّبِيُّ وَقَدْ طَلَعَ حَاجِبُ الشَّمْسِ فَقَالَ يَا بِلالُ أَيْنَ مَا قُلْتَ قَالَ مَا أُلْقِيَتْ عَلَيَّ نَوْمَةٌ مِثْلُهَا قَطُّ قَالَ إِنَّ اللَّهَ قَبَضَ أَرْوَاحَكُمْ حِينَ شَاءَ وَرَدَّهَا عَلَيْكُمْ حِينَ شَاءَ يَا بِلالُ قُمْ فَأَذِّنْ بِالنَّاسِ بِالصَّلاةِ فَتَوَضَّأَ فَلَمَّا ارْتَفَعَتْ الشَّمْسُ وَابْيَاضَّتْ قَامَ فَصَلَّى
Dari Abdulloh bin Abi Qatadah dari ayahnya berkata,”Kami pernah berjalan bersama Nabi صلى الله عليه وسلم pada suatu malam. Sebagian kaum lalu berkata, “Wahai Rosululloh, sekiranya anda mau istirahat sebentar bersama kami?” Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab: “Aku khawatir kalian tertidur sehingga terlewatkan sholat.” Bilal berkata, “Aku akan membangunkan kalian.” Maka mereka pun berbaring, sedangkan Bilal bersandar pada hewan tunggangannya. Namun ternyata rasa kantuk mengalahkannya dan akhirnya Bilal pun tertidur. Ketika Nabi صلى الله عليه وسلم terbangun ternyata matahari sudah terbit, maka beliau pun bersabda: “Wahai Bilal, mana bukti yang kau ucapkan!” Bilal menjawab: “Aku belum pernah sekalipun merasakan kantuk seperti ini sebelumnya.” Beliau lalu bersabda: “Sesungguhnya ALLOH Azza Wa Jalla memegang ruh-ruh kalian sesuai kehendak-NYA dan mengembalikannya kepada kalian sekehendak-NYA pula. Wahai Bilal, berdiri dan adzanlah (umumkan) kepada orang-orang untuk sholat!” kemudian beliau صلى الله عليه وسلم berwudhu, ketika matahari meninggi dan tampak sinar putihnya, beliau pun berdiri melaksanakan sholat.” [HR. Al-Bukhari]
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
IJMA' ULAMA ATAS WAJIBNYA QODHO' SHOLAT 5 WAKTU
Seluruh ulama dari semua mazhab fiqih yang ada telah berijjma' atas wajibnya qodho' sholat. Para ulama 4 mazhab telah bersepakat bahwa hukum mengqodho' sholat 5 waktu yang terlewat baik karena lupa ataupun karena disengaja adalah wajib.
1. MAZHAB HANAFI
Al-Marghinani (w. 593 H) salah satu ulama mazhab Al-Hanafiyah menuliskan sebagai berikut :
ومن فاتته صلاة قضاها إذا ذكرها وقدمها على فرض الوقت
"Orang yang terlewat dari mengerjakan sholat, maka dia wajib mengqodho'nya begitu dia ingat. Dan harus didahulukan pengerjaanya dari sholat fardhu pada waktunya." [Al-Hidayah fi Syarhi Bidayati Al-Mubtadi, jilid 1 hal. 73]
Ibnu Najim (w. 970 H) salah satu ulama mazhab Al-Hanafiyah menuliskan sebagai berikut :
أن كل صلاة فاتت عن الوقت بعد ثبوت وجوبها فيه فإنه يلزم قضاؤها سواء تركها عمدا أو سهوا أو بسبب نوم وسواء كانت الفوائت كثيرة أو قليلة
"Bahwa tiap sholat yang terlewat dari waktunya setelah pasti kewajibannya, maka wajib untuk diqodho', baik meninggalkannya dengan sengaja, terlupa atau tertidur. Baik jumlah sholat yang ditinggalkan itu banyak atau sedikit." [Al-Bahru Ar-Raiq Syarah Kanzu Ad-Daqaiq, jilid 2 hal. 86]
2. MAZHAB MALIKI
Ibnu Abdil Barr (w. 463 H) salah satu diantara ulama mazhab Al-Malikiyah menuliskan sebagai berikut :
ومن نسي صلاة مكتوبة أو نام عنها فليصلها إذا ذكرها فذلك وقتها
"Orang yang lupa mengerjakan sholat wajib atau tertidur, maka wajib atasnya untuk mengerjakan sholat begitu dia ingat, dan itulah waktunya bagi dia." [Al-Kafi fi Fiqhi Ahlil Madinah, jilid 1 hal. 223]
Al-Qarafi (w. 684 H) salah satu tokoh ulama besar dalam mazhab Al-Malikiyah menuliskan sebagai berikut :
الْفَصْلُ الْأَوَّلُ فِي الْقَضَاءِ وَهُوَ وَاجِبٌ فِي كُلِّ مَفْرُوضَةٍ لَمْ تفعل
"Pasal pertama tentang qodho'. Mengqodho' hukumnya wajib atas sholat yang belum dikerjakan." [Adz-Dzakhirah, jilid 2 hal. 380]
Ibnu Juzai Al-Kalbi (w. 741) salah satu ulama mazhab Al-Malikiyah menuliskan di dalam kitabnya :
الْقَضَاء إِيقَاع الصَّلَاة بعد وَقتهَا وَهُوَ وَاجِب على النَّائِم وَالنَّاسِي إِجْمَاعًا وعَلى الْمُعْتَمد
"Qodho' adalah mengerjakan sholat setelah lewat waktunya dan hukumnya wajib, baik bagi orang yang tertidur, terlupa atau sengaja." [Al-Qawanin Al-Fiqhiyah, jilid 1 hal. 50]
3. MAZHAB SYAFI'I
Asy-Syairazi (w. 476 H) salah satu ulama rujukan dalam mazhab Asy-Syafi'iyah menuliskan di dalam kitabnya :
ومن وجبت عليه الصلاة فلم يصل حتى فات الوقت لزمه قضاؤها
"Orang yang wajib mengerjakan sholat namun belum mengerjakannya hingga terlewat waktunya, maka wajiblah atasnya untuk mengqodho'nya." [Al-Muhadzdzab, jilid 1 hal. 106]
Imam An-Nawawi (w. 676 H) salah satu muhaqqiq terbesar dalam mazhab Asy-Syafi'iyah menuliskan di dalam kitabnya :
من لزمه صلاة ففاتته لزمه قضاؤها سواء فاتت بعذر أو بغيره فإن كان فواتها بعذر كان قضاؤها على التراخي ويستحب أن يقضيها على الفور
"Orang yang wajib atasnya sholat namun melewatkannya, maka wajib atasnya untuk mengqodho'nya, baik terlewat karena udzur atau tanpa udzur. Bila terlewatnya karena udzur boleh mengqadha'nya dengan ditunda namun bila dipercepat hukumnya mustahab." [Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, jilid 3 hal. 68]
4. MAZHAB HANBALI
Ibnu Qudamah (w. 620 H) salah satu ulama rujukan di dalam mazhab Al-Hanabilah menuliskan di dalam kitabnya :
إذا كثرت الفوائت عليه يتشاغل بالقضاء ما لم يلحقه مشقة في بدنه أو ماله
"Bila sholat yang ditinggalkan terlalu banyak maka wajib menyibukkan diri untuk menqodho'nya, selama tidak menjadi masyaqqah pada tubuh atau hartanya." [Al-Mughni, jilid 1 hal. 435]
Al-Mardawi (w. 885 H) salah satu ulama mazhab Al-Hanabilah menuliskan di dalam kitabnya :
وَمَنْ فَاتَتْهُ صَلَوَاتٌ لَزِمَهُ قَضَاؤُهَا عَلَى الْفَوْرِ
"Orang yang terlewat dari mengerjakan sholat maka wajib atasnya untuk mengqodho' saat itu juga." [Al-Inshaf, jilid 1 hal. 442]
------------------------
Pendapat berbeda datang dari ahli fikih dari mazhab dhahiri yaitu Abu Muhammad Ali bin Hazm (w. 456 H). menuliskan di dalam kitabnya :
وأما من تعمد ترك الصلاة حتى خرج وقتها فهذا لا يقدر على قضائها أبدا فليكثر من فعل الخير وصلاة التطوع ليثقل ميزانه يوم القيامة وليتب وليستغفر الله عز وجل
"Orang yang sengaja meninggalkan shalat hingga keluar dari waktunya, maka tidak dihitung qodho'nya selamanya. Maka dia memperbanyak amal kebaikan dan shalat sunnah untuk meringankan timbangan amal buruknya di hari kiamat, lalu dia bertaubat dan meminta ampun kepada Alloh SWT." [Al-Muhalla bil Atsar , jilid 2 hal. 9]
Disamping pendapat diatas, ada juga pendapat dari Syekh Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnul Qayyim yang tidak mewajibkan qodho' sholat yang dikarenakan disengaja, dan cukup diganti dengan sholat sunnah saja.
Pendapat diatas bertentangan dengan ijma' Ulama 4 mazhab dan juga bertentangan berdasarkan dalil-dalil yang ada, sehingga tidak boleh untuk diikuti.
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
HUKUM QODHO' SHOLAT YANG SENGAJA DITINGGAL BERTAHUN-TAHUN
Tidak ada satupun ulama yang mengatakan bahwa bila sholat yang terlewat itu terlalu banyak jumlahnya, lantas kewajiban qodho'nya menjadi gugur. Bahkan Ibnu Hazm yang selama ini berbeda dengan semua ulama yang ada, juga tidak memandang gugurnya kewajiban qodho' apabila alasannya hanya karena jumlahnya terlalu banyak. Oleh karena itulah maka umumnya para ulama sepakat bahwa mau banyak atau sedikit sholat yang ditinggalkan, tetap saja wajib untuk diganti.
Bahkan Ulama yang pendapatnya sering diambil oleh kalangan Salafy, Syekh Ibnu Taimiyah, beliau juga tetap mewajibkan qodho' sholat meskipun yang ditinggalkan terlalu banyak. Dalam fatwanya beliau tegas menyebutkan :
فإن كثرت عليه الفوائت وجب عليه أن يقضيها بحيث لا يشق عليه في نفسه أو أهله أو ماله
"Bila sholat yang terlewat itu banyak jumlahnya maka wajib atasnya untuk mengqodho'nya, selama tidak memberatkannya baik bagi dirinya, keluarganya atau hartanya. [Syarah Umdatu Al-Fiqhi, jilid 1 hal. 240]
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
TATA CARA SHOLAT QODHO'
Cara mengerjakan sholat qodho' itu sama seperti dengan sholat wajib yang ditinggalkan, dalam semua hal, mulai dari syarat sah sampai rukun-rukunnya. Sedikit perbedaannya terletak pada niatnya.
Waktunya bisa kapan saja, boleh pagi, siang atau malam. Bahkan menurut jumhur Ulama boleh dilakukan pada waktu yang terlarang untuk melakukan sholat, sedang di kalangan mazhab Hanafi tidak diperbolehkan.
Jika sholat yang tertinggal hanya hitungan hari maka para Ulama menganjurkan melaksanakan secara tertib, mana yang waktunya lebih awal maka diqodho' terlebih dahulu, dan mana yang waktunya belakang, diqodho' belakangan.
Sedangkan jika yang tertinggal sampai bertahun-tahun, para ulama umumnya tidak mengharuskan qodho' sholat dilakukan dengan tertib sesuai urutannya, karena jumlah sholat yang diqodho' terlalu banyak. Sehingga yang mana saja yang dikerjakan terlebih dahulu, tidak menjadi masalah.
Umumnya para ulama sepakat bahwa menggqodho' sholat itu wajib segera dikerjakan, begitu seseorang telah terlepas dari udzur yang menghambatnya. Misalnya, ketika terlewat gara-gara tertidur atau terlupa, maka wajib segera mengerjakan sholat begitu bangun dari tidur atau teringat. Dan hal ini juga berlaku buat orang yang secara sengaja meninggalkan sholat tanpa udzur.
Namun khusus dalam pandangan mazhab Asy-syafi'iyah, bila seseorang punya udzur yang amat syar'i ketika meninggalkan sholat, dibolehkan untuk menunda qodho'nya dan tidak harus segera dilaksanakan saat itu juga. Dalam hal ini kewajiban qodho' sholat itu bersifat tarakhi (تراخي). Tetapi bila sebab terlewatnya tidak diterima secara syar'i, seperti karena lalai, malas, dan menunda-nunda waktu, maka diutamakan sholat qodho' untuk segera dilaksanakan secepatnya.
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa orang yang meninggalkan sholat baik dengan sengaja maupun tidak sengaja selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun sampai lupa hitungan persisnya, disamping dianjurkan untuk bertaubat tidak akan mmengulanginya lagi, maka orang tersebut tetap wajib mengqodho' sholat tersebut semampunya hingga merasa tidak ada sholat wajib yang masih tertinggal.
(والله أعلم بالصواب)

I'ROBNYA HATI MENURUT IMAM HUJJATULLOH AL-GHOZALI


" Dinukil dari kitab Minhajul 'Arifin karya Imam Al Ghozzali:
باب الأحكام و إعراب القلوب على أربعة أنواع : رفع، وفتح، وخفض، ووقف
I'robnya hati ada empat macam :
1. rofa' (terangkat)
2. fath (terbuka)
3. khofadz (turun)
4. waqf (berhenti/mati)
فرفع القلب : في ذكر الله وفتح القلب : في الرضاء عن الله تعالى، وخفض القلب : في الاشتغال بغير الله تعالى، ووقف القلب : في الغفلة عن الله تعالى
Rofa' (terangkat) nya hati adalah ketika dzikir kpd Alloh, Fath (terbuka) nya hati adalah ketika ridho kepada Alloh, Khofadz (turun) nya hati adalah ketika sibuk dgn selain Alloh, Waqof (berhenti/mati) nya hati adalah ketika lalai dari Alloh swt .
فعلامة الرفع ثلاثة أشياء : وجود الموافقة، وفقد المخالفة، ودوام الشوق
Tanda rofa' nya hati ada 3 :
1. ada kecocokan
2. hilangnya penyimpangan
3. kerinduan.
وعلامة الفتح ثلاثة أشياء : التوكل، والصدق، واليقين
Tanda fath nya hati ada 3 :
1. kepasrahan
2. kejujuran
3. keyakinan.
وعلامة الخفض ثلاثة أشياء : العجب، والرياء، والحرص وهو مرعاة الدنيا
Tanda khofadz nya hati ada 3 :
1. bangga diri
2. pamer
3. tamak yaitu selalu memperhatikan dunia.
وعلامة الوقف ثلاثة أشياء : زوال حلاوة الطاعة، وعدم مرارة المعصية، والتباس الحلال
Tanda waqof nya hati ada 3 :
1. hilangnya rasa manis dlm ketaatan
2. tiadanya rasa pahit dalam kemaksiatan
3. ketidak jelasan kehalalan.
والله أعلم
[منهاج العارفين للامام أبي حامد الغزالي]
اللهم صل على النبي الهاشمي محمد وعلى اله وسلم تسليما